Dengan melakukan analisis laporan keuangan, maka informasi yang diperoleh dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam.
C. Rasio Keuangan
1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan
dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnyan yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan berarti. Rasio keuangan sangat
penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan Harahap, 2007: 297.
Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur dalam
menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan Hery, 2015: 161. Rasio keuangan merupakan alat analisis yang dinyatakan dalam artian
relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan keuangan
financial statement Arifin, 2004: 7. Maka, dapat disimpulkan bahwa pengertian rasio keuangan merupakan
hasil perhitungan atau perbandingan dari pos-pos laporan keuangan yang dapat digunakan untuk menilai kondisi keuangan perusahaan.
2. Macam-macam Rasio Keuangan Adapun rasio keuangan yang sering digunakan adalah:
1 Rasio Likuiditas : rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Rasio likuiditas
dapat dihitung berdasarkan informasi modal kerja dari pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar Arifin, 2004: 8. Beberapa jenis rasio
likuiditas yaitu: a. Current Ratio: digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang dimiliki. Rumus untuk
menghitung current ratio adalah sebagai berikut:
= Aktiva lancar
Kewajiban lancar
b. Cash Ratio atau Ratio of Immediate Solvency: digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedia dan efek surat berharga yang dapat segera
dicairkan. Rumus untuk menghitung cash ratio adalah sebagai berikut:
= Kas + efek
Kewajiban lancar
c. Quick Ratio atau Acid Test Ratio: digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid liquid asset. Rumus untuk menghitung
quick ratio adalah sebagai berikut:
= Kas + efek + piutang
Kewajiban lancar
d. Working Capital to Total Assets Ratio: digunakan untuk mengukur likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja
neto. Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:
= Aktiva lancar − Kewajiban lancar
Jumlah aktiva
2 Rasio solvabilitas: rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-
kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan
utang jangka panjang Harahap, 2007: 303. a.
Rasio Utang atas Modal: rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang
kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga rasio leverage. Untuk keamanan
pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah utang atau miminal sama.
Rasio Utang atas Modal = Total utang
Modal Equity
b. Debt Service Ratio Rasio Pelunasan Utang: rasio ini menggambarkan sejauh mana laba setelah dikurangi bunga
dan penyusutan serta biaya nonkas dapat menutupi kewajiban bunga dan pinjaman. Semakin besar rasio ini
semakin besar kemampuan perusahaan menutupi utang- utangnya. Perusahaan yang sehat mestinya laba yang
diperoleh jauh melebihi kewajiban pembayaranpelunasan utang.
= Laba ber sih + bunga + penyusutan + Biaya nonkas
Pembayaran Bunga dan Pinjaman
c. Rasio Utang atas Aktiva: rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva. Lebih besar
rasionya, lebih aman solvable.
= Total Utang
Total Aktiva
3 Rasio Aktivitas: digunakan mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki Arifin, 2004: 11. Rasio
aktivitas diantaranya sebagai berikut: a. Total Assets Turnover: digunakan untuk mengukur
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode atau kemampuan modal
yang diinvestasikan untuk menghasilkan “revenue”.
Rumus untuk menghitung Total Assets Turnover adalah sebagai berikut:
= Penjualan neto
Total aktiva
b. Receivable Turnover:
digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang
tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode tertentu. Rumus untuk menghitung Receivable Turnover
adalah sebagai berikut:
= Penjualan kredit
Piutang rata − rata
c. Average Collection Period: digunakan untuk mengukur periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan
piutang dalam satuan hari. Jika menghasilkan angka yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
semakin kecil menunjukkan hasil yang semakin baik. Rumus untuk menghitung Average Collection Period
adalah sebagai berikut:
= Piutang rata − rata x 360
Penjualan kredit
d. Inventory Turnover:
digunakan untuk
mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan yang
berputar pada suatu periode tertentu. Atau, likuiditas dari persediaan dan tendensi adanya “overstock”. Rumus untuk
menghitungnya adalah sebagai berikut:
= Harga pokok penjualan
Persediaan rata − rata
e. Average Day’s Inventory: digunakan untuk mengukur periode hari rata-rata persediaan barang dagangan berada
di gudang perusahaan. Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:
= Persediaan rata − rata x360
Harga pokok penjualan
f. Working Capital Turnover: digunakan untuk mengukur
kemampuan modal kerja neto yang berputar pada suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
periode siklus kas cash cycle yang terdapat di perusahaan, dihitung dengan rumus sebagai berikut:
= Penjualan Neto
Aktiva lancar − kewajiban lancar
4 Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas, menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber
yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya Harahap, 2007: 304.
a. Margin Laba Profit margin: angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh
dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, semakin baik karena
dianggap kemampuan
perusahaan dalam
mendapatkan laba cukup tinggi.
= Pendapatan bersih
Penjualan
b. Asset Turnover
Return On
Asset: rasio
ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume
penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih
laba. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
= Penjualan bersih
Total Aktiva
c. Retained Earning to Total Asset Ratio Return On EquityROE: rasio ini
menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik.
Semakin besar semakin bagus.
= Laba bersih
Rata − rata Modal Equity
d. Return On Total Asset ROA: rasio ini menunjukkan
berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
= Laba bersih
Rata − rata Total Aset
e. Basic Earning Power: rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan
total aktiva. Semakin besar ratio semakin baik.
= EBIT
Total Aktiva
f. Earning per Share: rasio ini menunjukkan berapa besar
kemampuan per lembar saham menghasilkan laba. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
= Laba bagian saham bersangkutan
Jumlah saham
g. Contribution Margin: rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan melahirkan laba yang akan menutupi biaya- biaya tetap atau biaya operasi lainnya. Dengan
pengetahuan atas rasio ini kita dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga
perusahaan dapat menikmati laba.
= Laba kotor
Penjualan
5 Rasio Penilaian Pasar Market Based Ratio, rasio ini merupakan rasio yang lazim dan yang khusus dipergunakan di pasar modal yang
menggambarkan situasikeadaan prestasi perusahaan di pasar modal Harahap, 2007: 310.
a. Price Earning Ratio PER: rasio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga
perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. PER yang tinggi menunjukkan ekspektasi
investor tentang prestasi perusahaan di masa yang akan datang cukup tinggi.
= Harga Pasar Saham
Laba Bersih
b. Market to Book Value Ratio: rasio ini menunjukkan perbandingan harga saham dipasar dengan nilai buku
saham tersebut yang digambarkan di neraca.
= Nilai Pasar Saham
Nilai Buku
D. Kebangkrutan