dengan  pengamatan  morfologi  koloni,  pengamatan  morfologi  sel  dan pengecatan gram.
C. Batasan Penelitian
Batasan dalam penelitian ini ialah: 1.
Pelarut  etanol  yang  digunakan  dalam  membuat  ekstrak  bawang  lanang merupakan etanol absolut konsentrasi 99.9
2. Konsentrasi  ekstrak  bawang  lanang  yang  digunakan  konsentrasi  ekstrak
15, 30, 45, 60, 75, dan 90
D. Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini ialah variasi populasi bakteri S. aureus dan E. coli yang mewakili bakteri gram positif dan gram negatif serta variasi
konsentrasi ekstrak bawang lanang 15, 30, 45, 60, 75 dan 90.
E. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian  ini  dilakukan  pada  bulan  Desember  2015  hingga Februari  2016  di  Laboratorium  Biologi,  Program  Studi  Pendidikan  Biologi,
Jurusan  Pendidikan  Matematika  dan  Ilmu  pengetahuan  Alam,  Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
F. Alat dan Bahan
1. Alat
Keseluruhan  alat  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  ialah: blender, erlenmeyer, timbangan, autoklaf, inkubaktor, cawan petri, batang
bengkok, gelas ukur, magnetik stirer, hot plate, stopwacth, bunsen, tabung reaksi, rak tabung, mikroskop, pipet tetes, kaca benda, pinset, vortex, pipet
volume,  jarum  ose,  timbangan  digital,  corong,  saringan,  wadah,  tabung ukur dan jangka sorong.
2. Bahan
Keseluruhan  bahan  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  ialah: bakteri  S. aureus,  E. coli, etanol  absolut  99.9,  agar NA,  akuades  steril,
paper  disk,  kristal  violet,  iodium,  alkohol  96,  safranin,  tinta  cina, aluminium foil, minyak emersi, tusuk gigi dan kloramfenikol.
G. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian  ini  terdiri  dari  beberapan  tahapan  penelitian  yang meliputi,  tahap  persiapan,  tahap  pelaksanaan  yang  terdiri  dari  pembuatan
ekstrak  bawang  lanang  A.  sativum  L.,  pembuatan  media  uji  Nutrient  Agar NA,  sterilisasi  alat  dan  media,  penyiapan  mikroorganisme  uji,  uji
kemurniaan  mikroorganisme  uji  dan  tahap  perlakuan  yang  terdiri  dari  uji aktivitas  antibakteri,  uji  Kadar  Hambat  Minimum  KHM  dan  uji  Kadar
Bunuh  Minimum  KBM.  Berikut  ini  tahapan  yang  dilakukan  dalam penelitian:
1. Tahap Persiapan
Pada  tahap  ini  peneliti  mendata  alat  dan  bahan  yang  digunakan dalam  penelitian.  Sampel  bawang  lanang  dibeli  di  Pasar  Beringharjo
Yogyakarta  sesuai  dengan  kebutuhan  dalam  penelitian.  Populasi mikroorganisme  uji  yang  didapatkan  dari  Laboratorium  Mikrobiologi
Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada dilakukan kultur ulang terlebih dahulu untuk memperbanyak populasi mikroorganisme uji. Langkah kerja
yang  dilakukan  ialah  dengan  menyiapkan  terlebih  dahulu  media  NA miring
di tabung
reaksi lalu
menggoreskan secara
zig-zag mikroorganisme uji lalu dinkubasi selama 24 jam.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pembuatan Ekstrak Bawang Lanang A. sativum L.
Bawang  lanang  yang  telah  dibeli  dari  Pasar  Beringharjo terlebih dahulu dikupas bagian kulitnya lalu dicuci bersih di bawah air
mengalir  hingga  benar-benar  bersih.  Bawang  yang  baik  ialah  dilihat dari  warnanya  yang  putih  bersih  mengkilat  tanpa  adanya  noda-noda
hitam pada bawang. Selanjutnya bawang tersebut ditimbang sebanyak 100 gram. Bawang yang telah ditimbang selanjutnya disterilkan secara
kimia.  Sterilisasi  dilakukan  dengan  melarutkan  10  ml  Natrium hipoklorit dalam 3 liter akuades. Bawang tersebut direndam selama 15
menit lalu dibilas dengan menggunakan akuades steril. Ekstrak  diperoleh  dengan  cara  mengambil  bawang  yang  telah
disterilisasi tadi, lalu dimasukkan dalam blender serta menambah 100 ml pelarut etanol konsentrasi 99.9. Proses blender harus cukup lama
agar bawang tersebut benar-benar hancur secara sempurna. Kemudian, bubur bawang disaring sebanyak 3 kali penyaringan. Pertama, disaring
menggunakan  alat  saring  biasa  dengan  tujuan  untuk  mengeluarkan ampas-ampas  bubur  bawang.  Kedua,  hasil  saringan  pertama  disaring
menggunakan  kain  saring  agar  bubur  halus  yang  masih  bercampur dengan  ekstrak  bawang  keluar.  Ketiga,  disaring  menggunakan  kertas
saring  hingga  didapatkan  ekstrak  bawang  lanang  A.  sativum  L. 100.
Setelah  didapatkan  ekstrak  dengan  konsentrasi  100,  ekstrak diencerkan  lagi  untuk  mendapatkan  ekstrak  dengan  konsentrasi  15,
30, 45, 60, 75 dan 90 dengan menambahkan pelarut etanol. Hasil  pengenceran  ekstrak  dapat  digunakan  dalam  uji  aktivitas
antibakteri.  Berbagai    konsentrasi  ekstrak  pada  tiap  perlakuan  dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar  3.1.Perlakuan  dengan  konsentrasi  ekstrak  bawang  lanang  Allium
sativum L. 15, 30, 45, 60, 75, dan 90 dengan masing perlakuan  terdapat  3  kali  pengulangan  pada  tiap  cawan  petri
terhadap bakteri uji yaitu bakteri gram positif S. aureus
Gambar  3.2.  Perlakuan  dengan  konsentrasi  ekstrak  bawang  lanang  Allium
sativum L. 15, 30, 45, 60, 75, dan 90 dengan masing
15     15 15
30     30 30
45     45 45
60    60 60
75    75 75
90    90 90
15     15 15
30     30 30
45     45 45
60     60 60
75     75 75
90     90 90
perlakuan  terdapat  3  kali  pengulangan  pada  tiap  cawan  petri terhadap bakteri uji yaitu bakteri gram negatif E. coli.
b. Pembuatan Media Uji Nutrient Agar NA NA sebanyak 10 gram dilarutkan ke dalam 500 ml akuades lalu
dipanaskan dan dihomogenkan dengan menggunakan alat pemanas dan magnetik  stirer.  Media  NA  harus  benar-benar  homogen  terlihat  dari
warna  kuning  bening  yang  menunjukkan  bahwa  NA  telah  bercampur secara  baik  dengan  akuades.  NA  sebanyak  50  ml  dipisahkan  untuk
membuat  agar  miring  pada  tabung  reaksi  dengan  masing-masing tabung  berisi  10  ml  NA  yang  akan  digunakan  untuk  perbanyakan
bakteri  mikroorganisme  uji.  Sisanya  dimasukkan  dalam  erlenmeyer sebagai  stok  untuk  membuat  media  NA  di  cawan  petri  yang  akan
digunakan sebagai media tumbuhnya bakteri.
c. Sterilisasi Alat dan Media
Alat  dan  bahan  yang  akan  digunakan  dalam  penelitian disterilisasi  untuk  menghindari  terjadinya  kontaminasi  dalam
praktikum.  Pertama,  alat-alat  yang  akan  digunakan  dalam  penelitian didetoks terlebih lalu dikeringkan. Selanjutnya alat yang telah didetoks
bersama  dengan  bahan  media  disterilisasi  dalam  autoklaf  dengan tekanan  121°C    selama  15  menit.  Alat-alat  yang  disterilkan  dengan
menggunakan autoklaf ialah alat yang biasanya terbuat dari kaca seperti tabung  reaksi,  cawan  petri,  erlenmeyer.  Alat  lainnya  seperti    pinset,
kaca benda cukup dengan dipijarkan di atas bunsen. Sedangkan batang bengkok  di  celupkan  kedalam  alkohol  sehingga  saat  akan  digunakan
cukup dilewatkan diatas bunsen.
d. Penyiapan Mikroorganisme Uji Mikroorganisme  uji  yang  akan  digunakan  dalam  penelitian
disiapkan dalam tabung reaksi dan cawan petri. Pertama, untuk tabung reaksi  disiapkan  mikroorganime  untuk  memperbanyak  populasi
mikroorganisme.  Diambil  kultur  murni  bakteri  S.  aureus  dan  E.  coli secara  aseptis  menggunakan  jarum  ose  lalu  digoreskan  secara  zig-zag
dalam agar miring NA lalu diinkubasi selama 24 jam. Mikroorganisme  uji  yang  akan  digunakan  dalam  uji  aktivitas
antibakteri  dilakukan  pengenceran  bertingkat  terlebih  dahulu  yang bertujuan untuk mengurangi jumlah populasi bakteri. Satu ose bakteri
diambil  dari  tabung  reaksi  yang  berisi  bakteri  lalu  kultur  murni tersebut dimasukkan dalam tabung reaksi lain yang telah berisi 10 ml
akuades  steril.  Selanjutnya,  suspensi  bakteri  tersebut  dihomogenkan dengan  menggunakan  vortex  kurang  lebih  selama  1  menit  hingga
suspensi  bakteri  tersebut  hingga  benar-benar  homogen.  Untuk pengenceran  selanjutnya  diambil  1  ml  suspensi  bakteri  dari  tabung
reaksi  awal  dan  ditambahkan  akuades  steril  9  ml  dan  demikian seterusnya  hingga  pengenceran  mencapai  hingga  pengenceran  kelima
10
-
5
.  Kemudian  diambil  0,1  ml  suspensi  bakteri  dengan menggunakan pipet volume dan diletakkan suspensi bakteri tersebut di
atas  media  agar  NA  padat  dalam  cawan  petri.  Dengan  menggunakan batang  bengkok  trigalski  disapukan  atau  diratakan  suspensi  bakteri
secara merata di atas media.
e. Uji Kemurnian Mikroorganisme Uji
Mikroorganisme uji yang digunakan dalam penelitian ini ialah bakteri  S.  aureus  dan  E.  coli.  Uji  kemurnian  mikroorganisme  tersebut
dengan beberapa cara yaitu: 1
Pengamatan morfologi koloni Koloni  bakteri  diamati  dari  hasil  teknik  streak  plate.  Streak
plate  ialah  cara  untuk  menginokulasi  bakteri  dengan  cara digoreskan  pada  kuadran  yang  telah  dibuat.  Kuadran  yang
digunakan  ialah  4  kuadran  dan  diharapkan  pada  kuadran  4  akan didapatkan koloni bakteri terpisah sehingga bisa diamati bentuk dan
warna dari koloni bakteri tersebut. Empat kuadran yang digunakan dalam penelitian seperti pada gambar di bawah ini:
2 Pengamatan Morfologi Sel
Mikroorganisme  uji  yang  akan  diamati  morfologi  selnya dilakukan dengan metode pengecatan negatif. Langkah kerja dalam
pengecatan  negatif  ialah  kaca  benda  terlebih  dahulu  dibersihkan dengan  menggunakan  alkohol  lalu  dikeringanginkan.  Selanjutnya
mengambil  satu  ose  koloni  bakteri  dan  diletakkan  di  atas permukaan  kaca  benda  lalu  ditetesi  dengan  tinta  cina  dan
dihomogenkan  dengan  menggunakan  tusuk  gigi.  Selanjutnya setelah  bakteri  dan  tinta  cina  telah  homogen,  diambil  kaca  benda
lainnya yang terlebih dahulu juga telah dibersihkan dengan alkohol. Kaca  benda  tersebut  diletakkan  di  ujung  kaca  benda  yang  ada
bakterinya  hingga  membentuk  sudut  45°  lalu  ditarik  hingga bakterinya  rata  dan  tipis.  Pengamatan  dilakukan  di  bawah
I                                   II
III                                  IV
mikroskop  hingga  perbesaran  100  x  10  dengan  menambahkan minyak emersi secukupnya agar sel bakteri bisa terlihat lebih jelas.
3 Pengecatan Gram
Langkah kerja dalam pengecatan gram ialah awalnya bersihkan kaca benda menggunakan alkohol lalu dikeringanginkan. Kemudian
letakkan satu ose koloni bakteri di atas permukaan kaca benda dan difiksasi  dengan  menambahkan  larutan  akuades  steril.  Fiksasi
dilakukan  di  atas  bunsen  hingga  kering.  Tujuan  fiksasi  ialah  agar koloni bakteri dapat menempel pada kaca benda sehingga pada saat
dicuci  bakteri  tidak  hanyut  bersama  air.  Setelah  kering  bakteri tersebut,  ditetesi  dengan  larutan  kristal  violet  secukupnya  hingga
menutupi bagian bakteri selama 60 detik. Setelah 60 detik, dicuci di bawah air mengalir lalu diberi iodin yang berfungsi untuk mengikat
warna dasar ungu pada bakteri selama 60 detik. Selanjutnya ditetesi alkohol yang berfungsi untuk dekolorisasi dan terakhir memberikan
safranin yang berfungsi memberi warna merah. Di antara bermacam-macam bakteri yang dicat, ada yang dapat
menahan zat warna ungu kristal violet dalam tubuhnya meskipun telah  didekolorisasi  dengan  alkohol.  Dengan  demikian  tubuh
bakteri  itu  tetap  berwarna  ungu  meskipun  disertai  dengan pengecatan  oleh  zat  warna  kontras,  warna  ungu  itu  tetap
dipertahankan.  Bakteri  yang  memberi  reaksi  semacam  ini dinamakan  bakteri  gram  positif.  Sebaliknya,  bakteri  yang  tidak
dapat menahan zat warna setelah dekolorisasi dengan alkohol akan kembali  menjadi  tidak  berwarna  dan  bila  diberikan  pengecatan
dengan  zat  warna  safranin  akan  berwarna  sesuai  warna  safranin yaitu warna merah dan disebut bakteri gram negatif Irianto, 2006.
3. Tahap Perlakuan
a. Uji Aktivitas Antibakteri
Penelitian  ini  menggunakan    cakram  kertas  paper  disk  untuk menghambat aktivitas dari bakteri. Cakram kertas dengan diameter 0,5
cm awalnya diambil secara aseptis menggunakan pinset lalu direndam dalam  masing-masing  konsentrasi  ekstrak  bawang  yaitu  konsentrasi
15, 30, 45, 60, 75 dan 90 yang masing-masing terdiri atas 3 kali ulangan. Digunakan pula akuades  steril sebagai  kontrol  negatif
dan kloramfenikol sebagai  kontrol  positif.  Lama perendaman selama 30 menit dimaksudkan agar esktrak bawang dapat terserap secara baik
dan benar pada cakram kertas. Ekstrak  yang  digunakan  dikatakan  efektif  apabila  terlihat
daerah  yang  dihambat  oleh  ekstrak  tersebut.  Daerah  hambat  akan terlihat  lebih  bening    daripada  daerah  sekitarnya.  Daerah  hambat
diukur  menggunakan  jangka  sorong.  Daerah  hambat  diukur  dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
meletakkan  jangka  sorong  dari  batas  luar  cakram  kertas  hingga  batas terpanjang  dan  batas  terpendek  daerah  hambat  yang  terbentuk
sehingga  diperoleh  jari-jari  daerah  hambat  terpanjang  dan  jari-jari daerah  hambat  terpendek.  Setelah  didapatkan  jari-jari  daerah  hambat
terpanjang  dan  terpendek  pada  masing-masing  kuadran,  lalu  nilainya dirata-rata  dan  dihitung  diameternya  sehingga  akan  didapatkan  nilai
diameter  zona  hambat  pada  masing-masing  konsentrasi  ekstrak bawang lanang.
b. Uji Kadar Hambat Minimal KHM
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan sebelumnya, akan  didapat  konsentrasi  minimal  antibakteri.  Konsentrasi  minimal
tersebut  digunakan  untuk  menguji  nilai  Kadar  Hambat  Minimal KHM.
Cara  mengujinya  dengan  menggunakan  suspensi  bakteri  yang telah diencerkan dengan pengenceran bertingkat lalu diambil sebanyak
1  ml  dituang  ke  dalam  cawan  petri  steril  dan  ditambahkan  ekstrak sampel  yang  digunakan  lalu  dituang  media  NA  yang  masih  panas
sekitar suhu 45°C ke dalam cawan petri tersebut dan diinkubasi selama 24  jam.  Penentuan  nilai  KHM  dilihat  dari  konsentrasi  terendah  yang
tidak ditumbuhi bakteri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Uji Kadar Bunuh Minimal KBM
Setelah  dilakukan  pengujian  pada  KHM,  selanjutnya  menguji Kadar Bunuh Minimal  KBM dengan  cara menggoreskan hasil  yang
ditetapkan  sebagai  KHM  dengan  menggunakan  cutton  bud  steril  lalu diinkubasi  selama  24  jam  pada  suhu  35°C  dan  media  yang  tetap
terlihat  jernih  setelah  diinkubasi  ditetapkan  sebagai  Kadar  Bunuh Minimal KBM.
H. Analisis Data
Analisis  data  yang  digunakan  ialah  ANOVA  untuk  One  Factor Between Subject Design. Data dianalisis menggunakan SPSS versi 16.
I. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ialah: Variabel bebas
:  konsentrasi ekstrak bawang lanang Variabel terikat
: daya hambat KHM dan daya bunuh KBM Variabel terkendali
:  suhu  inkubasi,  waktu  inkubasi,  media,  volume media serta
lama perendaman
kertas cakram.
50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Aktivitas Antibakteri
Uji  aktivitas  antibakteri  dari  ekstrak  bawang  lanang  terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli dilakukan dengan berbagai konsentrasi
yaitu:  konsentrasi  15,  30,  45,  60,  75,  90  serta  kontrol  positif  dan negatif.  Bakteri  yang  digunakan  ialah  bakteri  S.  aureus  yang  merupakan  bakteri
gram positif serta E. coli bakteri gram negatif. Kedua bakteri ini didapatkan dari laboratorium  Mikrobiologi  Fakultas  Biologi  Universitas  Gadjah  Mada
Yogyakarta.  Dalam  proses  pengujian,  bakteri  yang  akan  digunakan  terlebih dahulu  diencerkan  dengan  pengenceran  bertingkat  hingga  pengenceran  10
-5
dengan  tujuan  untuk  mengurangi  jumlah  populasi  bakteri.  Ekstrak  yang digunakan  juga  terlebih  dahulu  disterilkan  agar  pada  ekstrak  tersebut  hanya
mengandung  zat  dalam  bawang  lanang  untuk  menghambat  pertumbuhan  bakteri dan  bukan  sebaliknya  agar  tidak  terjadi  kontaminasi.  Zona  hambat  diukur
menggunakan jangka sorong dengan ketelitian ukurannya milimeter mm. Hasil pengukuran  zona  hambat  ekstrak  bawang  lanang  terhadap  bakteri  S.  aureus  dan
bakteri E. coli dapat dilihat pada tabel berikut ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.1. Diameter zona hambat aktivitas antibakteri ekstrak bawang lanang
terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
Keterangan: R : Jari-jari daerah zona hambat D: Diameter daerah zona hambat
Pada tabel 4.1 terlihat bahwa diameter zona hambat pada masing- masing  konsentrasi  ekstrak  bawang  lanang  15,  30,  45,  60,  75,  90
terhadap  pertumbuhan  bakteri  S.  aureus    memiliki  nilai  yang  berbeda  namun kriteria kekuatan antibakterinya sama karena termasuk dalam kategori sangat kuat
dengan zona hambat yang terbentuk  20 mm. Hal ini menunjukkan bahwa dalam esktrak bawang lanang mengandung zat antibakteri  yang sangat baik dan ampuh
dalam  menghambat  pertumbuhan  bakteri  S.  aureus.  Kemampuan  bawang  putih sebagai  antibakteri  juga  didukung  oleh  penelitian  Yamada  dan  Azama  1977
Bakteri Kosentrasi
Ekstrak D mm
Kriteria kekuatan
antibakteri
Staphylococcus aureus
15
46.83
Sangat kuat 30
37.71
Sangat kuat 45
41.15
Sangat kuat 60
46.48
Sangat kuat 75
49.93
Sangat kuat 90
50.78
Sangat kuat Kontrol +
46.14
Sangat kuat Kontrol -
Tidak ada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang  menyatakan  bahwa  selain  bersifat  antibakteri,  bawang  putih  juga  bersifat antijamur. Kemampuan bawang putih ini berasal dari zat kimia yang terkandung
dalam  umbi.  Komponen  kimia  tersebut  adalah  allicin.  Allicin  berfungsi  sebagai penghambat  atau  penghancur  berbagai  pertumbuhan  jamur  dan  bakteri.
Kandungan  allicin  tersebut  bila  bergabung  dengan  enzim  allinase  akan  bereaksi sebagai  antibakteri  Anonymous,  2004  dalam  Lingga,  dkk  2005.  Pada  tabel  4.1
diatas,  terlihat  bahwa  konsentrasi  yang  memiliki  nilai  diameter  zona  hambat paling  besar  yaitu  pada  konsentrasi  ekstrak  90  dengan  diameter  zona  hambat
mencapai hingga 50.78 mm sedangkan rerata diameter zona hambat  yang paling kecil yaitu sekitar 37.71 mm pada konsentrasi ekstrak 30.
Sesuai  dengan  hipotesis  bahwa  semakin  besar  tinggi  konsentrasi suatu  ekstrak,  maka  akan  semakin  besar  pula  zona  hambat  yang  akan  terbentuk.
Namun,  jika  diperhatikan  pada  konsentrasi  terendah  15  memiliki zona hambat yang  besar  yaitu  46.83  mm.  Hal  ini  tentunya  tidak  sesuai  dengan  hipotesis
tersebut.  Diameter  zona  hambat  yang  terbentuk  ini,  dapat  dikarenakan  saat melakukan proses uji aktivitas antibakteri, suspensi bakteri  yang akan digunakan
hanya divorteks tidak begitu lama sehingga suspensi bakteri masih berkumpul di bagian  dasar  tabung  reaksi.  Oleh  karena  itu,  dengan  suspensi  bakteri  yang
mengandung  jumlah  bakteri  yang  sedikit,  apabila  di  sapukan  pada  permukaan media  NA  secara  spread  plate,  bakteri  yang  terbentuk  tumbuh  sedikit  sehingga
saat  diberikan  kertas  cakram  yang  mengandung  ekstrak,  dapat  menghambat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pertumbuhan  bakteri  dengan  zona  hambat  yang  cukup  besar.  Sedangkan  untuk konsentrasi  30,  45,  60,  75,  90,  diameter  zona  hambat  yang  terbentuk
sesuai dengan teori bahwa semakin besar konsentrasi yang digunakan maka zona hambat yang terbentuk juga akan semakin besar. Perbandingan zona hambat yang
dihasilkan  oleh  masing-masing  konsentrasi  ekstrak  pada  pertumbuhan  bakteri  S. aureus dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1.Perbandingan zona hambat yang dihasilkan oleh masing-masing
konsentrasi ekstrak pada pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Dalam  penelitian  ini,  data  yang  didapat  dianalisis  secara  statistik.
Pengujian  yang  dilakukan  ialah  uji  One  Way  Annova  dikarenakan  hanya  satu variabel penguji yang diuji yaitu konsentrasi ekstrak bawang lanang. Syarat dalam
uji One Way Annova  ialah data yang digunakan harus berdistribusi normal serta data  memiliki  varian  yang  sama.  Oleh  sebab  itu  dilakukan  terlebih  dahulu  uji
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00
15 30
45 60
75 90
D ia
m e
te r
H a
m b
a t
m m
Konsentrasi Ekstrak
Normalitas  Kormogorov  Smirnov  serta  uji  Homogenitas  dengan  menggunakan program SPSS versi 16. Berdasarkan hasil uji normalitas, data zona hambat yang
didapatkan  normal.  Hal  ini  terbukti  dari  nilai  sig.  0.447    0.05  sehingga  hal  ini membuktikan bahwa data normal. Selanjutnya untuk pengujian homogenitas, data
yang didapat ternyata memiliki varian  yang tidak sama dengan nilai sig. 0.028 0.05 sehingga hal ini membuktikan bahwa datanya tidak homogen. Uji  One Way
Annova  didapatkan  nilai  sig.  0.021    0.05  sehingga  hasilnya  signifikan.  Bahwa ada pengaruh penggunaan ekstrak bawang lanang terhadap pertumbuhan bakteri.
Sebagai  pembanding,  uji  yang  akan  dilakukan  selanjutnya  yaitu  uji  Kruskal- Wallis.  Dalam  uji  ini,  kita  akan  membandingkan  apakah  nilai  signifikan  yang
didapat  dalam  uji  Annova  sesuai  dengan  hasil  nilai  signifikan  pada  uji  Kruskal- Wallis  mengingat  data  yang  tidak  homogen.  Uji  Kruskal-Wallis  ialah  uji  non
parametrik  berbasis  peringkat  yang  bertujuan  untuk  menentukan  adakah perbedaan signifikan secara statistik antara 2 atau lebih variabel independen pada
variabel dependen Hidayat, 2014. Syarat atau asumsi dalam uji ini ialah:
1. Variabel independen berskala kategorik lebih dari 2 kategori
2. Variabel dependen berskala numerik data rasio
3. Independen artinya sampel ditiap kategori harus bebas satu sama lain, yaitu tidak
boleh ada sampel yang berada pada 2 kategori atau lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Tiap kategori memiliki variabilitas yang sama, yaitu bentuk kurva histogram atau
sebaran  data  yang  sama.  Apabila  bentuk  sebaran  data  sama,  maka  uji  Kruskal- Wallis  dapat  digunakan  untuk  menilai  perbedaan  median  antar  kategori.
Sedangkan  jika  bentuk  sebaran  tidak  sama,  maka  uji  ini  tidak  dapat  digunakan untuk  menilai  perbedaan  median,  jadi  hanya  untuk  menilai  perbedaan  peringkat
rata-rata Hidayat, 2014.
Pengujian dengan  Kruskal-Wallis  hampir mirip dengan pengujian  One  Way Annova  tetapi  bedanya  uji  dengan  menggunakan  uji  Kruskal-Wallis  tidak  harus
memenuhi syarat data harus homogen. Setelah dilakukan uji dengan Kruskal-Wallis, didapatkan  bahwa  histogram  variabilitasnya  tidak  sama  sehingga  dalam  uji  hanya
akan  menilai  perbedaan  peringkat  rata-rata  dari  masing-masing  konsentrasi  ekstrak. Nilai signifikansi yang didapatkan ialah sig. 0.028  0.05 yang berarti bahwa terdapat
perbedaan  yang  signifikan  terhadap  penggunaan  berbagai  ekstrak  bawang  lanang terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus yang berarti hipotesis alternatif Ha diterima
dan  Hipotesis  Nol  Ho  ditolak.  Berbeda  secara  signifikan,  maka  uji  tes  selanjutnya ialah dengan uji Post Hoc  yaitu uji BNT LSD untuk melihat perbedaan konsentrasi-
konsentrasi ekstrak yang satu dengan lainnya yang digunakan dalam penelitian untuk menghambat  pertumbuhan  bakteri.  Hal  ini  berarti  secara  statistik,  penggunaan
berbagai  konsentrasi  ekstrak  bawang  lanang  berbeda  secara  signifikan  dalam menghambat  pertumbuhan  bakteri.  Output  data  uji  statistik  aktivitas  antibakteri
terhadap  bakteri  S.  aureus  dengan  perhitungan  SPSS  versi  16  dapat  dilihat  pada lampiran 4.
Tabel 4.2. Diameter zona hambat aktivitas antibakteri ekstrak bawang lanang
terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli
Bakteri Kosentrasi
Ekstrak D mm
Kriteria kekuatan
antibakteri
Escherichia coli
15
9.11
Sedang 30
4.65
Lemah 45
18.96
Kuat 60
19.59
Kuat 75
30.46
Sangat kuat 90
38.24
Sangat kuat Kontrol +
47.27
Sangat kuat Kontrol -
Tidak ada Keterangan: R : Jari-jari daerah zona hambat
D: Diameter zona hambat
Hasil  pada  tabel  4.2  merupakan  diameter  zona  hambat  yang  terbentuk pada  masing-masing  konsentrasi  15, 30, 45, 60, 75, 90 serta  kontrol
positif  dan  negatif.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  ekstrak  bawang  lanang mempunyai  zat  antibakteri  yang  juga  dapat  mempengaruhi  pertumbuhan  bakteri
Escherichia  coli.  Diameter  zona  hambat  yang  terbentuk  berbeda-beda  antara konsentrasi  yang  satu  dengan  lainnya.  Nilai  diameter  zona  hambat  yang  paling
besar yaitu pada konsentrasi 90 yang memiliki diameter 38.24 mm. Namun jika dibandingkan  dengan  kontrol  positif  yang  digunakan,  diameter  zona  hambat
kontrol  positif  hingga  47.27  mm  karena  kloramfenikol  bersifat  bakteriostatik dengan  menghambat  sintesis  protein  bakteri  gram  negatif  dan  bakteri  gram
positif.  Kloramfenikol  merupakan  antibiotik  yang  mempunyai  spektrum  kerja yang  luas.  Antibiotik  ini  dapat  menghambat  pertumbuhan  bakteri  gram  positif
maupun  gram  negatif  dengan  cara  menghambat  sintesa  protein  bakteri Handayani, dkk 2009.
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, ada data yang tidak sesuai dengan hipotesis bahwa  semakin  tinggi  konsentrasi  ekstrak,  maka  zona  hambat  yang  terbentuk
akan semakin besar. Hal ini terlihat pada konsentrasi 30, diameter zona hambat yang  terbentuk  hanya  sekitar    4.65  mm.  Jika  dibandingkan  dengan  konsentrasi
yang  lebih  rendah  yaitu  15,  zona  hambat  yang  terbentuk    9.11  mm.  Hal  ini dapat  diakibatkan  kurangnya  proses  aseptis  saat  mengambil  kertas  cakram  dari
erlenmeyer serta saat meletakkan kertas cakram tersebut di atas permukaan media NA. Hal ini terlihat dengan jelas pada hasil lampiran 4 bahwa pada kuadran 2 dan
3  kertas  cakram  mengalami  kontaminasi  dengan  ditumbuhinya  bakteri  sehingga zona  hambat  hanya  terbentuk  pada  kuadran  1  yang  menyebabkan  perhitungan
zona hambat hanya bisa dilakukan pada kuadran 1 yang tidak ditumbuhi bakteri. Perbandingan  zona  hambat  yang  dihasilkan  oleh  masing-masing  konsentrasi
ekstrak pada pertumbuhan bakteri E. coli dapat dilihat pada Gambar 4.2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
.Gambar 4.2.Perbandingan zona hambat yang dihasilkan oleh masing-masing
konsentrasi ekstrak pada pertumbuhan bakteri Escherichia coli
Berdasarkan  uji  statistik,  terhadap  pengujian  normalitas  dan homogenitas  bahwa  data  yang  didapatkan  berdistribusi  normal  serta  memiliki
varian data yang sama homogen. Uji normalitas dengan program SPSS versi 16 didapatkan  nilai  sig.  0.973    0.05  sehingga  hal  ini  menunjukkan  dengan  jelas
bahwa  secara  statistik,  data  yang  didapat  ialah  data  normal.  Salah  satu  syarat dalam uji Annova selesai, dan selanjutnya ialah uji homogenitas. Hasil dalam uji
homogenitas menunjukkan nilai  sig.  0.017  0.05 sehingga hal  ini menunjukkan datanya  tidak  homogen.  Namun  pengujian  dengan  uji  One  Way  Annova  tetap
dapat  dilakukan  karena  datanya  normal.  Setelah  uji  Annova,  nilai  sig.  0.007 0.05  sehingga  hal  ini  menunjukkan  bahwa  ada  pengaruh  penggunaan  ekstrak
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
40.00 45.00
15 30
45 60
75 90
D ia
m e
te r
H a
m b
a t
m m
Konsentrasi Ekstrak
antibakteri  dari  bawang  lanang  dalam  menghambat  pertumbuhan  bakteri  E.  coli sebagai  pembanding  dari  hasil  Annova,  kita  akan  uji  dengan  uji  Kruskal-Wallis.
Uji  ini  merupakan  uji  nonparameterik  yang  tidak  mempersyaratkan  data  yang harus  homogen.  Nilai  signifikan  yang  didapat  setelah  uji  Kruskal-Wallis  ialah
nilai sig. 0.038  0.05 sehingga hal ini membuktikan bahwa benar secara statistik penggunaan  berbagai  konsentrasi  ekstrak  dalam  menghambat  pertumbuhan
bakteri  berbeda  secara  signifikan.  Hasil  yang  menunjukkan  terdapat  perbedaan secara signifikan,  harus  diuji  lebih lanjut  untuk mengetahui secara lebih  spesifik
perbedaan  diantara  masing-masing  konsentrasi  yang  digunakan.  Uji  yang dilakukan  ialah  uji  Post  Hoc  yaitu  uji  BNT  LSD  untuk  melihat  perbedaan
konsentrasi-konsentrasi  ekstrak  yang satu  dengan  lainnya  yang digunakan dalam penelitian  untuk  menghambat  pertumbuhan  bakteri.  Hal  ini  menunjukkan  secara
statistik  bahwa  terdapat  perbedaan  secara  signifikan  terhadap  masing-masing konsentrasi  ekstrak  yang  digunakan  dalam  menghambat  pertumbuhan  bakteri.
Output  data  uji  statistik  aktivitas  antibakteri  terhadap  bakteri  E.  coli  dengan perhitungan SPSS versi 16 dapat dilihat pada lampiran 5.
Berdasarkan  hasil  yang  didapatkan  di  atas,  ekstrak  bawang  lanang memiliki  zat  antibakteri  yang  dapat  menghambat  pertumbuhan  bakteri  dari
golongan  bakteri  gram  positif  dan  gram  negatif.  Hal  ini  ditandai  dengan  adanya zona  hambat  pada  masing-masing  konsentrasi  yang  digunakan.  Zona  hambat
menandai  bahwa  adanya  aktivitas  antibakteri  sehingga  indikator  inilah  yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjadi  penentu  acuan  bahwa  ekstrak  bawang  lanang  berpotensi  dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Salah satu bahan kimia yang berperan sebagai
antibakteri  adalah  allicin.  Berbagai  hasil  penelitian  juga  membuktikan  bahwa ekstrak  bawang  lanang  mempunyai  aktivitas  sebagai  antibakteri,  antijamur  dan
antivirus.  Semua  konsentrasi  yang  digunakan  untuk  uji  antibakteri  memiliki potensi  untuk  membentuk  zona  hambat  dengan  kekuatan  antibakteri  yang
berbeda-beda. Menurut  hasil  penelitian  tersebut  ekstrak  bawang  lanang  yang  efektif
dalam  menghambat  pertumbuhan  bakteri  ialah  pada  konsentrasi  ekstrak  90. Semua konsentrasi ekstrak yang digunakan baik itu konsentrasi 15, 30, 45,
60,  75  dan  90  dalam  penelitian  memiliki  kemampuan  dalam  menghambat pertumbuhan  bakteri,  baik  itu  bakteri  S.  aureus   maupun  E.  coli.  Kontrol  positif
seperti  yang  telah  dijelaskan  di  atas,  digunakan  kloramfenikol.    Kloramfenikol sangat  mempengaruhi  pertumbuhan  bakteri  dengan  cara  menghambat
pertumbuhan  bakteri  tersebut  sehingga  terbentuk  zona  bening  di  sekitar  kertas cakram. Kloramfenikol yang digunakan sebanyak 250gml. Antibiotika  ini dapat
menghambat  pertumbuhan  bakteri  gram  positif  dan  gram  negatif  dengan  cara menghambat sintesa protein bakteri.  Perbandingan diameter zona hambat antara
bakteri S. aureus dan bakteri E. coli terlihat pada gambar 4.3. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.3.Perbandingan diameter zona hambat mm antara bakteri
Staphylococcus aureus Sa  dan Escherichia coli Ec
Hasil  pada  gambar  4.3  merupakan  perbandingan  antara  bakteri  S.  aureus dan  E.  coli  dilihat  dari  diameter  zona  hambat  yang  terbentuk.  Pada  gambar
tersebut,  terlihat  dengan  jelas  bahwa  bakteri  S.  aureus  yang  merupakan  bakteri gram  positif memiliki diameter zona hambat  yang lebih besar jika dibandingkan
dengan diameter zona hambat bakteri gram negatif. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri  gram  positif  lebih  rentan  terhadap  ekstrak  bawang  lanang  dengan
menggunakan pelarut etanol sehingga zat aktif dalam ekstrak dapat bekerja dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus.
Pada  bakteri  gram  positif  memiliki  kandungan  lipid  yang  rendah  yaitu hanya sebesar 1- 4  apabila dibandingkan dengan bakteri gram negatif 11-22
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00
15 30
45 60
75 90
D ia
m e
te r
Z o
n a
H a
m b
a t
m m
Konsentrasi Ekstrak
Bakteri Sa Bakteri Ec
Pelczar  dan  Chan,  2005.  Bakteri  gram  positif  hanya  memiliki  satu  lapis membran peptidoglikan yang tebal. Membran peptidoglikan ini mudah larut oleh
etanol  Brock,  et  al.,  1994  dalam  Lingga,  2005.  Hal  inilah  yang  terjadi  pada bakteri  gram  positif  yang  diuji  dengan  ekstrak  bawang  lanang  dengan  pelarut
etanol.  Dengan  demikian,  terjadi  kerusakan  peptidoglikan  oleh  etanol  yang terdapat  pada  ekstrak  etanol  bawang  lanang,  sehingga  zat  terlarut  dari  bawang
yang  larut  dalam  etanol  mudah  memasuki  membran  sel  bakteri  Brock,  et  al., 1994 dalam Lingga, 2005.
Sedangkan bakteri E. coli yang merupakan bakteri gram negatif yang lebih resisten  terhadap  antibakteri  ekstrak  bawang  lanang  yang  menggunakan  pelarut
etanol. Hal ini berkaitan dengan kandungan lipid pada bakteri gram negatif yang tebal. Zat antibakteri akan lebih sulit dalam melarutkan lipid yang tebal sehingga
tidak mudah dalam melarutkan peptidoligkan.
B. Kadar Hambat Minimum KHM