Kadar Bunuh Minimum KBM

dibatasi. Pada tahap ini, saat akan melakukan percobaan, bakteri yang digunakan sebelumnya diencerkan terlebih dahulu hingga pengenceran kelima. Untuk membatasi jumlah bakteri yang tumbuh, suspensi bakteri dibatasi 1 ml tiap cawan petri sehingga semua perlakuan pada masing-masing cawan petri sama. Ekstrak yang digunakan juga diberlakukan hal yang sama, banyaknya ekstrak yang diambil dari masing-masing konsentrasi yaitu 1 ml. Sedangkan jumlah media NA yang digunakan sebanyak 10 ml NA pada masing-masing cawan petri.

C. Kadar Bunuh Minimum KBM

Pengujian Kadar Bunuh Minimum KBM bertujuan untuk mengetahui besarnya konsentrasi zat antibakteri yang diperlukan untuk membunuh bakteri Brooks, 2004. Pengujian KBM dilakukan dengan teknik dilusi padat. Hasil pada KHM digunakan untuk pengujian dalam KBM. Konsentrasi 10 digunakan pada uji KBM karena merupakan konsentrasi terendah dalam KHM dan tidak ditumbuhi bakteri baik pada bakteri S. aureus dan bakteri E. coli. Cutton bud steril digunakan untuk menggoreskan bakteri diatas media NA yang steril secara aseptis. Setelah diunkubasi selama 48 jam, hasil pengujian KBM dapat dilihat pada tabel 4.4. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.4. Hasil uji Kadar Bunuh Minimum KBM terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli No Bakteri Konsentrasi Ekstrak Keterangan 1 Stphylococcus aureus 10 Belum mampu membunuh bakteri. Hal ini terlihat dari media yang ditumbuhi koloni bakteri 2 Escherichia coli 10 Belum mampu membunuh bakteri. Hal ini terlihat dari media yang ditumbuhi koloni bakteri Pada konsentrasi 10 yang digunakan, pada media NA masih ditumbuhi koloni bakteri. Hal ini menunjukkan bahwa esktrak bawang lanang belum mampu membunuh bakteri S. aureus dan bakteri E. coli tetapi hanya mampu menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. 68

BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN PADA PEMBELAJARAN

DI SEKOLAH Penelitian tentang pengujian aktivitas antibakteri dari ekstrak bawang lanang terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus dan bakteri E. coli merupakan penelitian yang ingin menguji apakah dalam bawang lanang mengandung zat antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa dalam bawang lanang mengandung zat antibakteri tersebut. Hal ini menjadi salah satu poin penting bahwa bakteri rentan terhadap zat antibakteri. Atas dasar ini, dalam dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran biologi tentang bakteri, harus lebih meneliti secara lanjut bagaimana proses hingga bakteri tidak tumbuh saat adanya zat antibakteri tersebut. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi pada pengajar untuk merangkai pembelajaran secara ilmiah yang menyenangkan sehingga siswa dapat aktif dalam pembelajaran. Dalam kurikulum 2013, materi tentang bakteri dipelajari dalam bab Archaebacteria dan Eubacteria. Banyak hal yang dipelajari dalam bab tersebut terkait dengan bakteri. Jika dalam penelitian ini menggunakan zat antibakteri bawang lanang, guru bisa mencoba menggunakan bahan lainnya yang berbeda-beda sebagai sumber zat antibakteri sehingga siswa akan mendapat pengetahuan yang lebih luas lagi. Materi tentang bakteri terdapat dalam Kompetensi Dasar KD 3.4 yang berbunyi “Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan archaebacteria dan eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis”. Sebisa mungkin dalam mempelajari bab tentang bakteri ini, siswa harus dapat mengamati secara langsung struktur morfologi koloni dan sel bakteri serta mengamati perbedaan bakteri gram positif dan negatif sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas AntiBakteri Ekstrak n-Heksan Dan Etilasetat Serta Etanol Dari Talus Kappaphycus alvarezii (Doty) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

4 78 71

Pemeriksaan Cemaran Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus aureus Pada Jamu Gendong Dari Beberapa Penjual Jamu Gendong

4 120 85

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

2 59 77

Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi N-Heksana, Etilasetat Dan Etanol Rumput Laut Coklat (Sargassum Polycystum C.Agardh) Terhadap Bakteri Escherichia Coli Dan Staphylococcus Aureus

5 45 83

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Stapylococcus aureus

7 97 50

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binara Dan Ekstrak Etanol Daun Ulam-Ulam Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

8 82 96

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Senduduk (Melastoma malabathricum L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Escherichia coli

23 109 87

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DAN BLACK GARLIC TERHADAP Escherichia coli Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Dan Black Garlic Terhadap Escherichia coli Sensitif Dan Multiresisten Antibiotik.

0 0 14

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DAN BLACK GARLIC TERHADAP Escherichia coli Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Dan Black Garlic Terhadap Escherichia coli Sensitif Dan Multiresisten Antibiotik.

0 0 13

UJI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 6538 DAN Escherichia coli ATCC 11229 SECARA IN VITRO.

0 1 4