Tabel 2.1. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Bawang Lanang Golongan Senyawa
Kimia Ekstrak bawang
lanang menggunakan pelarut etanol
Alkaloid -
Flavonoid +
Saponin +
Kuinon -
Steroid dan Triterpenoid -
Tanin dan Polifenol -
Keterangan: + positif mengandung - negatif tidak mengandung
B. Bakteri
Bakteri  merupakan  organisme  yang  sangat  kecil  berukuran mikroskopis.  Bakteri  rata-rata  berukuran  lebar  0,5-1  mikron  dan  panjang
hingga  10  mikron  1  mikron  =  10
-3
mm.  Bakteri  termasuk  mikroorganisme yang sangat kecil. Sehingga, untuk melihat bakteri perlu diwarnai, pewarnaan
ini disebut pengecatan bakteri Irianto, 2006. Pengecatan  bakteri  sudah  dilakukan  sejak  permulaan  berkembangnya
mikrobiologi  di  pertengahan  abad  ke
–  19  oleh  Louis  Pasteur  dan    Robert Koch.  Pada  umumnya,  ada  dua  macam  zat  warna  bahan  cat  yang  sering
dipakai, yaitu sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Zat  warna  yang  bersifat  asam;  komponen  warnanya  adalah  anion,
biasanya dalam bentuk garam natrium. 2.
Zat warna yang bersifat alkalis; dengan komponen warna kation, biasanya dalam bentuk klorida.
Setelah  dilakukan  pengecatan,  dalam  tubuh  bakteri  akan  terjadi proses  pertukaran  ion-ion  zat  warna  dengan  ion-ion  protoplasma  misalnya
asam  nukleat  bakteri.  Pada  umumnya,  larutan-larutan  zat  warna  yang digunakan adalah larutan encer, jarang lebih dari 1 persen. Larutan encer yang
dibiarkan berkontak agak lama dengan bakteri bekerja lebih baik dari larutan pekat  dengan  waktu  yang  singkat  Irianto,  2006.  Untuk  mendapatkan  hasil
pengecatan  yang  lebih  baik,  tidak  jarang  dibutuhkan  bahan  penolong,  yang biasanya  disebut  pemantek  mordant.  Pemantek  ini  dapat  diartikan  sebagai
suatu  zat  yang  sanggup  bergabung  dengan  komponen  zat  warna  tertentu, sehingga  terbentuk  senyawa  yang  tidak  dapat  larut  dan  melekat  pada  tubuh
bakteri.  Pemantek  dapat  diberikan  dalam  berbagai  keadaan  yaitu  sebelum penambahan bahan cat, dimasukkan ke dalam larutan bahan cat, dan diberikan
antara  pemakaian  dua  larutan  bahan  cat  Irianto,  2006.  Terdapat  beberapa cara dalam pengecatan bakteri, antara lain:
1. Pengecatan Negatif
Tujuan  pengecatan  negatif  adalah  untuk  mengamati  morfologi organisme.  Metode  ini  bukan  untuk  mewarnai  bakteri  tetapi  mewarnai
latar  belakangnya  menjadi  hitam  gelap.  Pada  pewarnaan  ini mikroorganisme  kelihatan  transparan  tembus  pandang.  Teknik  ini
berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan  tidak  mengalami  pemanasan  atau  perlakuan  yang  keras  dengan
bahan-bahan  kimia,  maka  terjadinya  penyusutan  dan  salah  satu  bentuk agar  kurang  sehingga  penentuan  sel  dapat  diperoleh  dengan  lebih  tepat.
Metode  ini  menggunakan  cat  nigrosin  atau  tinta  cina.  Pewarnaan  negatif memerlukan  pewarna  asam  seperti  eosin  atau  negrosin.  Pewarna  asam
memiliki  muatan  negatif  kromogen,  tidak  akan  menembus  atau berpenetrasi ke dalam sel karena muatan negatif pada permukaan bakteri.
Oleh  karena  itu,  sel  tidak  berwarna  mudah  dilihat  dengan  latar  belakang berwarna Lestari, 2012.
2. Pengecatan Gram
Pengecatan  gram  ialah  pengecatan  yang  dilakukan  pada  bakteri dengan tujuan untuk mengetahui apakah suatu bakteri termasuk ke dalam
bakteri gram positif atau bakteri gram negatif. Pengecatan ini pertama kali
dikemukakan  oleh  Christian  Gram  1884.  Pengecatan  ini  film  bakteri
mula-mula  dilapisi  dengan  larutan  zat  warna  karbol  gentinviolet  karbol kristal violet, karbol metil violet dan didiamkan beberapa lama, kemudian
disiram dengan larutan iodium dan dibiarkan terendam dalam waktu yang sama. Sampai tingkat pengecatan ini selesai, semua bakteri akan terwarna
ungu. Selanjutnya, preparat  didekolorisasi  dengan alkohol atau campuran alkohol  dan  aseton  sampai  semua  zat  warna  tampak  luntur  dari  film.
Setelah  dicuci  dengan  air,  preparat  diberi  warna  kontras  counterstain seperti safranin.
Di  antara  bermacam-macam  bakteri  yang  dicat,  ada  yang  dapat menahan zat warna ungu metil violet, kristal violet, gentian violet dalam
tubuhnya  meskipun  telah  didekolorisasi  dengan  alkohol  atau  aseton. Dengan demikian tubuh bakteri itu tetap berwarna ungu meskipun disertai
dengan  pengecatan  oleh  zat  warna  kontras,  warna  ungu  itu  tetap dipertahankan.  Bakteri  yang  memberi  reaksi  semacam  ini  dinamakan
bakteri  gram  positif.  Sebaliknya  bakteri  yang  tidak  dapat  menahan  zat warna  setelah  dekolorisasi  dengan  alkohol  akan  kembali  menjadi  tidak
berwarna  dan  bila  diberikan  pengecatan  dengan  zat  warna  kontras,  akan berwarna sesuai  dengan  zat  warna kontras.  Bakteri  yang memperlihatkan
reaksi semacam ini dinamakan bakteri gram negatif  Irianto, 2006. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 2.2. Proses Pengecatan Gram Irianto, 2006
Larutan Waktu
Hasil pada bakteri Gram +
Gram -
Kristal Violet 60 detik
Sel berwarna ungu Sel berwarna
ungu
Larutan Iodium 60 detik
Sel tetap berwarna ungu
Sel tetap berwarna ungu
Alkohol 30 detik
Dinding sel mengalami dehidrasi
sehingga pori-pori mengecil dan zat
warna ungu tidak dapat keluar,
sehingga sel tetap berwarna ungu
Lipid terekstraksi dari dinding sel,
pori-pori membesar
sehingga zat warna ungu
keluar, sel menjadi tidak
berwarna
Safranin 60 detik
Sel tidak terpengaruh
sehingga tetap berwarna ungu
Sel menyerap warna safranin
sehingga sel tetap berwarna merah
Keterangan: + = Positif; -  = Negatif
Atas  dasar  pengecatan  Gram  ini  dunia  bakteri  dibagi  dalam  dua golongan  besar,  yaitu  bakteri  gram  positif  dan  bakteri  gram  negatif  Irianto,
2006. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sumber: Radji, 2011
Gambar 2.2.Diferensiasi Zat Warna pada Proses Pewarnaan Gram
C. Faktor Pertumbuhan Bakteri