Kadar Hambat Minimum KHM

Pelczar dan Chan, 2005. Bakteri gram positif hanya memiliki satu lapis membran peptidoglikan yang tebal. Membran peptidoglikan ini mudah larut oleh etanol Brock, et al., 1994 dalam Lingga, 2005. Hal inilah yang terjadi pada bakteri gram positif yang diuji dengan ekstrak bawang lanang dengan pelarut etanol. Dengan demikian, terjadi kerusakan peptidoglikan oleh etanol yang terdapat pada ekstrak etanol bawang lanang, sehingga zat terlarut dari bawang yang larut dalam etanol mudah memasuki membran sel bakteri Brock, et al., 1994 dalam Lingga, 2005. Sedangkan bakteri E. coli yang merupakan bakteri gram negatif yang lebih resisten terhadap antibakteri ekstrak bawang lanang yang menggunakan pelarut etanol. Hal ini berkaitan dengan kandungan lipid pada bakteri gram negatif yang tebal. Zat antibakteri akan lebih sulit dalam melarutkan lipid yang tebal sehingga tidak mudah dalam melarutkan peptidoligkan.

B. Kadar Hambat Minimum KHM

Pengujian Kadar Hambat Minimum KHM dilakukan setelah didapatkan konsentrasi terendah pada pengujian aktivitas antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Tujuan dilakukannya KHM ialah untuk mengetahui konsentrasi ekstrak paling rendah kecil yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Proses pengujian KHM menggunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI teknik penuangan media dengan cara pour plate. Suspensi bakteri yang digunakan sebelumnya diencerkan hingga pengenceran 10 -5 . Konsentrasi ekstrak yang digunakan ialah konsentrasi 14, 13, 12, 11 dan 10. Perbandingan antara penggunaan suspensi bakteri dan ekstrak ialah 1:1 dengan media NA yang digunakan sebanyak 10 ml. Setelah diinkubasi selama 72 jam, hasil pengujian KHM dapat dimati. Hasil pengujian KHM dapat dilihat dalam tabel 4.3. Tabel 4.3. Hasil uji Kadar Hambat Minimum KHM terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli No Bakteri Konsentrasi Ekstrak Keterangan 1 Staphylococcus aureus 14 Mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini dapat dilihat pada media yang bening tidak ditumbuhi bakteri 13 Mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini dapat dilihat pada media yang bening tidak ditumbuhi bakteri 12 Mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini dapat dilihat pada media yang bening tidak ditumbuhi bakteri 11 Mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini dapat dilihat pada media yang bening tidak ditumbuhi bakteri 10 Mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini dapat dilihat pada media yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI No Bakteri Konsentrasi Ekstrak Keterangan bening tidak ditumbuhi bakteri 2 Escherichia coli 14 Mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini dapat dilihat pada media yang bening tidak ditumbuhi bakteri 13 Mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini dapat dilihat pada media yang bening tidak ditumbuhi bakteri 12 Mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini dapat dilihat pada media yang bening tidak ditumbuhi bakteri 11 Mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini dapat dilihat pada media yang bening tidak ditumbuhi bakteri 10 Mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini dapat dilihat pada media yang bening tidak ditumbuhi bakteri Pada tabel 4.3 di atas, terlihat dengan jelas bahwa semua konsentrasi yang digunakan baik itu konsentrasi 14, 13, 12, 11 dan 10 mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini dapat dilihat pada media yang bening tidak ada pertumbuhan bakteri. Baik pada bakteri S. aureus dan E. coli tidak menunjukkan adanya pertumbuhan kedua bakteri tersebut pada media NA setelah diinkubasi 72 jam. Media yang bening setelah diinkubasi selama 72 jam menunjukkan bahwa ekstrak antibakteri dari bawang lanang memiliki potensi dalam menghambat pertumbuhan bakteri dengan sangat baik. Penelitian ini dilakukan selama 2 kali untuk memastikan bahwa ekstrak bawang lanang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Setelah dilakukan penelitian yang kedua didapatkan hasil yang juga sama dengan percobaan pertama yaitu dengan konsentrasi ekstrak 14, 13, 12, 11 dan 10 dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini juga dapat dilihat dari media yang bening tidak adanya bakteri yang tumbuh. Untuk menguji keakuratan hasil pada KHM ini, peneliti melakukan percobaan yaitu membiakkan bakteri dalam media NA tanpa campuran ekstrak bawang lanang. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah memang benar hasil pada KHM murni dari aktivitas ekstrak bawang lanang sehingga media tetap bening tidak ditumbuhi bakteri. Setelah bakteri diinkubasi selama 48 jam, bakteri S. aureus dan bakteri E. coli tumbuh dengan baik pada media NA. Bakteri yang digunakan merupakan bakteri yang sama digunakan pada pengujian KHM yaitu bakteri dengan pengenceran 10 -5 sehingga hal ini terbukti bahwa bakteri ada dan tumbuh dalam media tersebut. Beberapa faktor yang menyebabkan hasil pada percobaan KHM ini ialah volume suspensi bakteri, ekstrak dan media NA yang di tentukan dibatasi. Pada tahap ini, saat akan melakukan percobaan, bakteri yang digunakan sebelumnya diencerkan terlebih dahulu hingga pengenceran kelima. Untuk membatasi jumlah bakteri yang tumbuh, suspensi bakteri dibatasi 1 ml tiap cawan petri sehingga semua perlakuan pada masing-masing cawan petri sama. Ekstrak yang digunakan juga diberlakukan hal yang sama, banyaknya ekstrak yang diambil dari masing-masing konsentrasi yaitu 1 ml. Sedangkan jumlah media NA yang digunakan sebanyak 10 ml NA pada masing-masing cawan petri.

C. Kadar Bunuh Minimum KBM

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas AntiBakteri Ekstrak n-Heksan Dan Etilasetat Serta Etanol Dari Talus Kappaphycus alvarezii (Doty) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

4 78 71

Pemeriksaan Cemaran Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus aureus Pada Jamu Gendong Dari Beberapa Penjual Jamu Gendong

4 120 85

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

2 59 77

Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi N-Heksana, Etilasetat Dan Etanol Rumput Laut Coklat (Sargassum Polycystum C.Agardh) Terhadap Bakteri Escherichia Coli Dan Staphylococcus Aureus

5 45 83

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Stapylococcus aureus

7 97 50

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binara Dan Ekstrak Etanol Daun Ulam-Ulam Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

8 82 96

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Senduduk (Melastoma malabathricum L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Escherichia coli

23 109 87

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DAN BLACK GARLIC TERHADAP Escherichia coli Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Dan Black Garlic Terhadap Escherichia coli Sensitif Dan Multiresisten Antibiotik.

0 0 14

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DAN BLACK GARLIC TERHADAP Escherichia coli Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Dan Black Garlic Terhadap Escherichia coli Sensitif Dan Multiresisten Antibiotik.

0 0 13

UJI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 6538 DAN Escherichia coli ATCC 11229 SECARA IN VITRO.

0 1 4