dibandingkan dengan bakteri gram positif. Kandungan lipid pada bakteri gram negatif lebih tebal dari bakteri gram positif yaitu 11-22 Pelczar
dan Chan, 2005. Karena berdinding sel tipis, bakteri ini tidak mampu mempertahankan zat warna kristal violet. Zat warna ini dengan mudah
dapat dihilangkan dari dinding sel bakteri gram negatif yang sederhana pada saat dicuci sehingga zat warna safranin membuat mikroorganisme
tersebut berwarna merah Sears dkk, 2006.
E. Antibakteri
1. Pengertian Antibakteri
Antibakteri merupakan zat yang dapat menghambat atau membunuh bakteri dengan penyebab infeksi. Infeksi disebabkan oleh
bakteri atau mikroorganisme yang patogen, dimana mikroba masuk ke dalam jaringan tubuh dan berkembang biak di dalam jaringan Jawetz,
2004 Suatu zat aktif dikatakan memiliki potensi yang tinggi sebagai
antibakteri jika pada konsentrasi yang rendah memiliki daya hambat yang besar.
Zat bakteriostatik ialah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri. Agensia mikrobiostatik ialah zat atau kondisi yang menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan mikrobia. Zat antibakteri dapat bersifat bakterisidal
membunuh bakteri,
bakteriostatik menghambat
pertumbuhan bakteri, dan germisidal menghambat germinasi spora PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bakteri. Kemampuan suatu zat antimikroba dalam menghambat pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: 1
konsentrasi zat antimikrobia, 2 jenis, jumlah, umur, dan keadaan mikrobia, 3 suhu, 4 waktu dan 5 sifat-sifat kimia dan fisik makanan
termasuk kadar air, pH, jenis dan jumlah komponen didalamnya Agustrina, 2011.
Ruang lingkup bakteri yang dapat dipengaruhi oleh zat antibakteri disebut dengan spektrum antibakteri. Berdasarkan spektrum aksinya, zat
antibakteri dibagi menjadi 3, yaitu: 1 Spektrum luas, zat antibakteri dikatakan berspektrum luas apabila zat tersebut efektif melawan prokariot,
baik membunuh atau menghambat bakteri gram positif dan gram negatif dalam ruang lingkup yang luas. 2 Spektrum sempit, zat antibakteri yang
efektif melawan sebagian bakteri gram positif atau gram negatif. 3 Spektrum terbatas, zat antibakteri yang efektif melawan suatu spesies
bakteri tertentu Agustrina, 2011. Daya antibakteri dapat ditentukan berdasarkan nilai KHM dan
KBM terhadap pertumbuhan suatu bakteri. Konsentrasi minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri dikenal sebagai
konsentrasi kadar hambat minimal KHM. Antibakteri tertentu aktivitasnya dapat meningkat dari bakteriostatik menjadi bakteriosida bila
kadar antibakterinya ditingkatkan melebihi KHM. Konsentrasi minimal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang diperlukan untuk membunuh 99,9 pertumbuhan bakteri dikenal sebagai konsentrasi bunuh minimal KBM Forbes, 2007.
Nazri dkk dalam Hapsari 2015 mengungkapkan bahwa kriteria kekuatan antibakteri adalah sebagai berikut.
a. Diameter zona hambat 20 mm : daya hambat sangat kuat
b.
Diameter zona hambat 10-20 mm : daya hambat kuat
c.
Diamater zona hambat 5-10 mm : daya hambat sedang
d. Diameter zona hambat 0-5 mm : daya hambat lemah
2. Mekanisme Kerja Antibakteri
Allicin dan komponen sulfur lain yang terkandung di dalam bawang putih dipercaya sebagai bahan aktif yang berperan dalam efek
antibakteri bawang putih. Zat aktif ini memiliki aktivitas antibakteri dengan spektrum yang luas, hal ini telah dievaluasi di dalam banyak
penelitian, bahwa bawang putih memiliki aktivitas antibakteri yang cukup tinggi dalam melawan berbagai macam bakteri, baik itu bakteri gram
negatif maupun bakteri gram positif. Allicin diallyl thiosulfinate merupakan salah satu komponen biologis yang paling aktif yang
terkandung dalam bawang putih. Komponen ini, bersamaan dengan komponen sulfur lain yang terkandung dalam bawang putih berperan pula
memberikan bau yang khas pada bawang putih. Allicin tidak ada pada bawang putih yang belum dipotong atau dihancurkan Majewski, 2014.
Adanya kerusakan pada umbi bawang yang ditimbulkan dari dipotongnya atau dihancurkannya bawang putih akan mengaktifkan enzim
allinase yang akan memetabolisme alliin menjadi allicin, yang kemudian akan dimetabolisme menjadi Vinyldithiines dan Ajoene. Allicin tidak
hanya memiliki efek antibakteri, tapi juga efek antiparasit, antivirus, dan parasit.
Cara kerja Allicin dalam menghambat pertumbuhan bakteri ialah dengan cara menghambat secara total sintesis RNA bakteri. Walaupun
sintesis DNA dan protein juga mengalami penghambatan sebagian oleh Allicin, nampaknya RNA bakteri merupakan target utama Allicin. Allicin
merupakan senyawa yang bersifat tidak stabil, senyawa ini dalam waktu beberapa jam akan kembali dimetabolisme menjadi senyawa sulfur lain
seperti Vinyldithiines dan Diallyl disulfide Ajoene yang juga memiliki daya antibakteri berspektrum luas, namun dengan aktivitas yang lebih
kecil Majewski, 2014. Bawang putih juga mengandung komponen minyak atsiri, yang
juga memiliki aktivitas antibakteri yang bekerja dengan mekanisme menghambat pembentukan membran sel bakteri. Namun, potensi minyak
atsiri sebagai antijamur dikenal jauh lebih besar dibanding potensinya sebagai antibakteri. Satu lagi kandungan bawang putih yang juga diyakini
memiliki aktivitas antibakteri ialah flavonoid, yang bekerja dengan cara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mendenaturasi protein yang dimiliki bakteri. Senyawa flavonoid ini juga dikenal baik sebagai antioksidan Majewski, 2014.
Flavonoid merupakan turunan senyawa fenol yang dapat berinteraksi dengan sel bakteri dengan cara adsorpsi yang dalam
prosesnya melibatkan ikatan hidrogen. Dalam kadar yang rendah, fenol membentuk kompleks protein dengan ikatan lemah, yang akan segera
terurai dan diikuti oleh penetrasi fenol ke dalam sel, dan menyebabkan presipitasi dan denaturasi protein. Selain itu pula, fenol dapat menghambat
aktivitas enzim bakteri, yang pada akhirnya akan mengganggu metabolisme serta proses kelangsungan hidup bakteri tersebut Majewski,
2014. Menurut Farida dalam Wijaksana 2013, flavonoid bersifat
antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler yang mengganggu integritas membran sel bakteri. Rusaknya
sel bakteri dapat menyebabkan tegangan permukaan membran sel bakteri menurun sehingga dapat meningkatkan permeabilitas membran sel
bakteri. Hal ini menyebabkan kebocoran molekul dan ion sehingga dapat menyebabkan kerusakan atau kematian sel. Kebocoran intrasel bakteri
menyebabkan keluarnya komponen sel seperti nukleus, mitokondria, lisosom, ribosom, badan golgi dan lainnya. Organel sel tersebut berfungsi
untuk menjalankan kehidupan sel bakteri dan mempertahankan fungsi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
normal kehidupan bakteri, apabila terganggu maka sel bakteri tersebut akan rusak dan bakteri menjadi lisis.
Saponin adalah glikosida triperna dan sterol yang banyak terdapat di dalam tanaman. Saponin memiliki rasa pahit, berbusa, dan bersifat
hemolisis terhadap sel darah merah. Saponin menurunkan tegangan permukaan membran lipid bakteri sehingga dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Agustrina, 2011.
F. Penelitian yang Relevan