Body Fat Percentage Korelasi body fat percentage terhadap HBA1C pada wanita dewasa sehat di Desa Kepuharjo Cangkringan Sleman Yogyakarta.

Gambar 4. Teknik pengukuran abdominal skinfold thicknes Nilai skinfold thickness nantinya akan dikonversi menjadi nilai body fat percentage agar dapat dianalisis korelasinya.

B. Body Fat Percentage

Body fat percentage menggambarkan jumlah lemak di dalam tubuh secara langsung yang dinyatakan dalam persentase. Jumlah lemak di dalam tubuh tidak dapat ditentukan dengan pasti. Studi epidemiologis menganalisa pengaruh dari body fat percentage pada level faktor risiko metabolik yang langka. Body fat percentage adalah indikator yang lebih baik daripada lingkar pinggang dari penyakit penyerta obesitas lainnya, salah satunya adalah risiko penyakit DM Guyton and Hall, 2006; Gómez-Ambrosi, et al., 2011; Dervaux, Wubuli, Megnien, Chironi, and Simon, 2008. Menurut Fahey, et al. 2010 yang menyatakan bahwa persentase lemak tubuh esensial pada perempuan lebih besar dibandingkan pada laki-laki. Penelitian Derby, et al. 2006, perbedaan persentase lemak ini digunakan perempuan untuk kebutuhan dalam melahirkan dan fungsi hormon lain. Pria memiliki massa tubuh total dan massa mineral tulang yang lebih besar, dan massa lemak lebih rendah dibanding wanita. Pria memiliki massa otot lengan yang lebih besar, tulang yang lebih besar dan lebih kuat, lemak pada tungkai yang lebih kecil dan distribusi lemak di bagian sentral perut yang relatif lebih besar. Perempuan memiliki jumlah jaringan adiposa esensial lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Perbedaan ini dilengkapi dengan perbedaan dalam distribusi jaringan. Perempuan memiliki distribusi lemak di bagian perifer pinggul di masa dewasa awal. Pada pria, penurunan kadar testosteron dikaitkan dengan peningkatan massa lemak dan penurunan massa otot. Perbedaan ini terjadi sepanjang hidup orang dewasa. Body fat percentage sering dijadikan sebagai penanda obesitas dibandingkan BMI. BMI bukan merupakan suatu pengukuran langsung terhadap adipositas dan tidak dapat dipakai pada individu dengan BMI yang tinggi akibat besarnya massa otot Guyton and Hall, 2006. Menurut Fahey, et al 2005, formula yang digunakan untuk menghitung body fat percentage pada wanita dengan tiga titik pengukuran skinfold thickness yaitu sebagai berikut: Body Fat = 0,41563 × sum of three skinfolds – 0,00112 × [sum of three gggggggggggggg skinfolds] 2 + 0.03661 × age + llll 4,03653 = 0,41563 x [skinfolds] – 0,00112 x [skinfolds] 2 + 0,03661 x vvvvv [age] + 4,03653 Tabel II. Kategori nilai body fat percentage untuk wanita Hoeger and Hoeger, 2013 ≥40 tahun Underweight ˂ 12,0 Normal 20,0 – 25,0 Moderate Overweight 25,1 – 30,0 30,1 - 35,0 Obese ≥ 35,1 Obesitas adalah faktor risiko terbesar diabetes melitus DM tipe 2 Porth and Matfin, 2009. Pengaruh obesitas terhadap DM tipe 2 diawali dengan penurunan sensitifitas insulin yang berujung pada resistensi insulin Dipiro, et al., 2008; American Diabetes Association, 2010. Resistensi insulin yaitu ketidakmampuan insulin untuk menghasilkan fungsi biologik secara normal menurunnya sensitivitas insulin, ditandai dengan peningkatan jumlah insulin puasa yang kemudian akan menyebabkan terjadinya peningkatan kadar glukosa darah Pateda dan Tirtamulia, 2011.

C. HbA1c