G. Teknik Sampling
Teknik sampling pada penelitian ini adalah teknik non-random sampling dengan jenis purposive sampling. Teknik non-random sampling adalah
pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan, artinya setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang
sama untuk diambil sebagai sampel Notoatmodjo, 2012. Purposive sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan atas pertimbangan yang dibuat oleh peneliti,
berdasarkan identifikasi karakteristik populasi yaitu ciri atau sifat - sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya Notoatmodjo, 2012; Sastroasmoro dan Ismael,
2011. Pada penelitian ini pengambilan sampel didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan sebelumnya.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah skinfold caliper merek phi zhi hou du fi® untuk mengukur lipatan kulit subyek penelitian di area triceps, suprailiac, dan
abdominal yang dinyatakan dalam mm, serta Cobas c 501® dan pengukuran ini menggunakan metode Turbidimetric inhibition immunoassay untuk mengukur
kadar HbA1c di dalam darah yang dinyatakan dalam .
I. Tata Cara Penelitian
1. Observasi awal
Pada observasi awal ini dilakukan pencarian informasi mengenai jumlah penduduk total dan jumlah penduduk wanita di tiap
– tiap desa di Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, pencarian tempat
yang tepat untuk dilakukan penelitian, dan pencarian laboratorium untuk
menganalisis sampel darah subyek penelitian. Hasil dari observasi awal adalah keputusan memilih Laboratorium Klinik Pramitha, Yogyakarta
karena pertimbangan telah terpercaya dan harga yang cukup bersaing. 2.
Permohonan izin dan kerjasama Permohonan izin untuk melakukan penelitian ditujukan kepada
Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk memperoleh ethical
clearance. Hal ini bertujuan untuk memenuhi etika penelitian menggunakan sampel darah dan hasil penelitian dapat dipublikasikan.
Ethical clearance diperoleh dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
pada tanggal 18 Mei 2015 dengan nomor Ref: KEFK502EC. Permohonan izin penelitian di urus di kantor Bapeda Kabupaten
Sleman yang kemudian izin diberikan pada tanggal 28 April 2015. Izin selanjutnya di urus di Kantor Kecamatan Cangkringan yang kemudian
diperoleh izin pada tanggal 5 Mei 2015. Permohonan kerjasama untuk pengambilan dan analisis darah,
diajukan ke bagian Laboratorium Klinik Pramita Yogyakarta .
Penawaran kerjasama juga ditujukan kepada responden penelitian dengan
menggunakan informed consent. 3.
Permbuatan informed consent dan leaflet Pembuatan leaflet bertujuan membantu responden dalam
memahami gambaran mengenai penelitian ini. Konten dari leaflet ini antara lain berisi tujuan penelitian, manfaat penelitian yang diterima
responden, pengukuran antropometri meliputi pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar panggul-panggul, body fat percentage, dan body
mass index, serta pemeriksaan laboratorium yang meliputi, rasio lipid, dan HbA1c.
Informed consent ditujukan sebagai bukti kesediaan calon responden untuk dapat mengikuti penelitian ini. Pembuatan informed
consent ini sesuai dengan standar yang dikeluarkan Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta. 4.
Pencarian Responden Waktu pencarian responden dilakukan setelah mendapat izin
penelitian dari Bapeda Kabupaten Sleman. Izin tersebut diteruskan ke Kantor Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta untuk meminta informasi
mengenai desa, pedukuhan, RW, dan RT yang kemudian akan direkrut 120 subyek dengan teknik non-random sampling dengan jenis purposive
sampling. Setelah didapat subyek yang dibutuhkan, calon responden yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian akan diberikan
informed consent, yang selanjutnya diisi oleh responden sebagai bukti kesediaannya untuk mengikuti penelitian ini. Responden juga kemudian
diberi informasi mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian, dan diingatkan untuk berpuasa selama 10 - 12 jam.
5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan reliabilitas
berhubungan dengan konsistensi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah skinfold caliper merek phi zhi hou du fi
®
. Menurut Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik 2011, alat atau instrument dikatakan
reliable jika CV ≤ 5.
Pada penelitian ini dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada skinfold caliper merek phi zhi hou du fi®. Uji reliabilitas dengan cara
mengukur lipatan kulit triceps, suprailiac, dan abdominal masing - masing sebanyak 5 kali lima kali replikasi pada partisipan wanita
dewasa sehat umur 55 tahun. Validasi dilakukan pada skinfold caliper dengan menggunakan semacam timbangan kecil yang ada pada skinfold
caliper, timbangan tersebut berfungsi untuk mengkalibrasi skinfold caliper. Kalibrasi pada skinfold caliper dilakukan saat instrumen tersebut
sudah tidak bisa kembali pada angka nol. Hasil yang diperoleh adalah nilai CV pada pengukuran lipatan kulit triceps sebesar 1,22, suprailiac
sebesar 1,47, dan abdominal sebesar 1,81. Nilai CV yang dihasilkan pada 3 pengukuran lipatan kulit masing - masing kurang dari 5,
sehingga dapat dikatakan bahwa skinfold caliper merek phi zhi hou du fi® reliable.
Alat atau instrumen merek Cobas c 501® yang digunakan untuk mengukur kadar HbA1c di dalam darah, disediakan oleh pihak
Laboratorium Klinik Pramita Yogyakarta.
6. Pengukuran antropometri dan pengambilan darah
Parameter yang diukur oleh peneliti adalah triceps skinfold thickness, suprailiac skinfold thickness dan abdominal skinfold thickness,
sedangkan pengambilan darah subyek penelitian untuk pengukuran nilai HbA1c dilakukan oleh tenaga ahli dari Laboratorium Klinik Pramita
Yogyakarta. Pengukuran triceps skinfold thickness dilakukan dengan cara, subyek penelitian dalam posisi berdiri tegak membelakangi peneliti,
posisi tangan lurus disamping pinggang, dan relax tidak kaku atau tegang. Subyek penelitian diminta kesediaannya untuk mengangkat
lengan baju agar yang terukur benar - benar adalah lipatan kulit. Peneliti kemudian mencubit dan menarik kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk
pada bagian linea mid akromiale - radiale posterior. Lipatannya vertikal dan paralel terhadap garis lengan atas. Langkah selanjutnya adalah Jaw
caliper bagian dari skinfold caliper ditempatkan pada lipatan kulit yang terbentuk, dibiarkan beberapa detik agar caliper stabil kemudian dibaca
hasilnya. Pengukuran suprailiac skinfold thickness dan abdominal skinfold thickness dilakukan dengan cara, subyek penelitian dalam posisi
berdiri tegak berhadapan dengan peneliti, posisi tangan bebas, dan relax tidak kaku atau tegang. Subyek penelitian diminta kesediaannya untuk
mengangkat baju agar yang terukur benar - benar adalah lipatan kulit. Bagian kulit yang dicubit dan ditarik untuk pengukuran suprailiac adalah
krista iliaka segaris dengan midaksila pada sisi lateral badan. Pada pengukuran abdominal lipatan diambil secara vertikal 5 cm kira - kira di
midline belly rectus abdominis dari sisi tangan omphalion titik tengah
nevellubang tali pusar. Langkah selanjutnya adalah jaw caliper ditempatkan pada lipatan kulit yang terbentuk, dibiarkan beberapa detik
agar caliper stabil kemudian dibaca hasilnya. 7. Pembagian hasil pengukuran antropometri dan pemeriksaan darah
Hasil pengukuran antropometri dan pemeriksaan darah diberikan kepada subyek penelitian, segera setelah mendapatkan hasil pemeriksaan
darah oleh pihak Laboratorium Klinik Pramita Yogyakarta. Peneliti mendatangi subyek penelitian dan menjelaskan secara singkat mengenai
hasil pengukuran antropometri dan pemeriksaan darah. Peneliti juga memberikan saran non farmakologis terkait hasil yang tidak normal.
8. Analisis data Data yang diperoleh dari hasil penelitian, selanjutnya diolah