HbA1c Korelasi body fat percentage terhadap HBA1C pada wanita dewasa sehat di Desa Kepuharjo Cangkringan Sleman Yogyakarta.

Tabel II. Kategori nilai body fat percentage untuk wanita Hoeger and Hoeger, 2013 ≥40 tahun Underweight ˂ 12,0 Normal 20,0 – 25,0 Moderate Overweight 25,1 – 30,0 30,1 - 35,0 Obese ≥ 35,1 Obesitas adalah faktor risiko terbesar diabetes melitus DM tipe 2 Porth and Matfin, 2009. Pengaruh obesitas terhadap DM tipe 2 diawali dengan penurunan sensitifitas insulin yang berujung pada resistensi insulin Dipiro, et al., 2008; American Diabetes Association, 2010. Resistensi insulin yaitu ketidakmampuan insulin untuk menghasilkan fungsi biologik secara normal menurunnya sensitivitas insulin, ditandai dengan peningkatan jumlah insulin puasa yang kemudian akan menyebabkan terjadinya peningkatan kadar glukosa darah Pateda dan Tirtamulia, 2011.

C. HbA1c

HbA1c adalah Glycolated Hemoglobin, atau Glycosylated Hemoglobin, atau dinamakan juga Glycohemoglobin. Sering disebut dengan singkatan A1c. Glukosa darah diikat pada molekul hemoglobin Hb dalam darah, dan akan bertahan dalam darah sesuai usia hemoglobin yaitu 2 – 3 bulan. Diabetes adalah salah satu penyakit yang underdiagnosed. Sekitar 30 penderita diabetes sering tidak menyadari penyakitnya dan pada saat diagnosis ditegakkan, sekitar 25 sudah menderita komplikasi mikrovaskular Bueli, Kermah, and Davidson, 2007. Rata-rata keterlambatan sejak onset hingga diagnosis ditegakkan diperkirakan sekitar 7 tahun, oleh karena itu identifikasi diabetes harus dilakukan lebih awal dengan cara yang lebih efisien. Pemeriksaan Hemoglobin A1c HbA1c dipertimbangkan sebagai pemeriksaan untuk skrining dan diagnosis diabetes Saudek, Herman, Sacks, Bergenstal, Edelman, and Davidson, 2008. Menurut American Diabetes Association 2010, seseorang dikatakan mengalami diabetes jika nilai HbA1c ≥ 6,5. Sebelum orang mengembangkan diabetes tipe 2, mereka hampir selalu memiliki prediabetes atau kadar glukosa darah yang lebih tinggi dari normal tetapi belum cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes. Dokter kadang-kadang menyebut prediabetes sebagai impaired glucose tolerance IGT atau impaired fasting glucose IFG, tergantung pada tes apa yang digunakan ketika itu terdeteksi. Kondisi ini menempatkan seseorang pada risiko tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2 American Diabetes Association, 2014. HbA1c memiliki kelebihan yaitu : sudah terstandardisasi, memiliki indeks paparan glukosa keseluruhan yang lebih baik dan dapat menilai komplikasi jangka panjang, memiliki variabilitas biologis yang rendah 2 dari hari ke hari untuk HbA1c dibandingkan dengan glukosa puasa yang memiliki variabilitas 12- 15, memiliki instabilitas preanalitik yang rendah, relatif tidak terpengaruh oleh keadaan akut misalnya stres atau penyakit yang terkait, dapat dilakukan kapan saja dan tidak membutuhkan puasa atau tes khusus, tidak atau kurang dipengaruhi oleh obat-obatan yang mempengaruhi metabolism glukosa, dan satu jenis pemeriksaan yang dapat digunakan untuk diagnosis dan penilaian kontrol glikemik Gomez-Perez, Aguilar-Salinas, Almeda-Valdes, Cuevas-Ramos, Garber, and Rull, 2010; Gillet, 2009; Lippi and Targher, 2010. Kadar HbA1c dapat meningkat dari nilai sebenarnya jika dipengaruhi oleh: anemia defisiensi besi, usia, polisitemia rubra vera, kehamilan trimester kedua, kadar ureum darah yang tinggi, HbF atau HbG, hipertrigliseridemia berat, hiperbilirubinemia, konsumsi alkohol berlebihan, splenektomi, anemia aplastik, penggunaan salisilat dosis tinggi dalam jangka panjang Gomez-Perez, et al., 2010; Nitin, 2010 Kadar HbA1c dapat turun dari nilai sebenarnya jika dipengaruhi oleh: setelah transfusi darah, kehilangan darah, sickle cell disease, haemolytic anemia, post transplant anemia, thalassemia, penyakit ginjal, hemolisis dan perdarahan gastrointestinal, penyakit hati, obat-obat yang dapat menyebabkan anemia berat atau yang mempengaruhi pergantian sel darah merah, misalnya eritropoetin, beberapa obat antivirus, penggunaan opioid jangka panjang, dan penggunaan antioksidan vitamin C,E, HbC, HbS, Dapson, kehamilan trimester ketiga, infeksi HIV Gomez-Perez, et al., 2010; Nitin, 2010

D. Landasan Teori