0,05
Wang, et al. 2010
Comparison of Body
Mass Index with Body
Fat Percentage in
the Evaluation
of Obesity
in
Chinese
Cross
sectional
4.907 subyek 2.105 pria
wanita 2.802
berusia 20
–
90 tahun
Body fat
percentage berhubungan
dengan DM tipe 2
secara signifikan lebih
tinggi pada
subyek dengan intermediet
BFP RR: 2,35, 95 CI: 1,23-
4,48 dan BFP tinggi
RR: 2,89, 95 CI:
1,43-5,81
Gomez- Ambrosi,
et al. 2011 Body Adiposity
and Type 2 Diabetes
: Increased Risk
With a
High Percentage
Even Having a Normal BMI
Cross sectional
4828 587 normal, 1320
overweight, dan 2921
obese pada rentang umur
18 - 80 tahun Body fat
percentage mengalami
kenaikan yang signifikan pada
pria P = 0,008 dan wanita P
0,0001 prediabetes atau
DM tipe 2
E. Hipotesis
Terdapat korelasi bermakna antara body fat percentage terhadap HbA1c pada wanita dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.
18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan rancangan potong lintang cross sectional. Penelitian observasional analitik digunakan untuk
mencari hubungan antar variabel, yaitu dengan melakukan suatu analisis terhadap data yang dikumpulkan. Rancangan penelitian adalah potong lintang cross
sectional yaitu penelitian yang melakukan observasi atau pengukuran variabel pada suatu saat, subjek penelitian hanya diobservasi satu kali saja dan pengukuran
variabel variabel subjek juga dilakukan pada saat itu pula, sehingga tidak diperlukan suatu pemeriksaan atau pengukuran ulang. Rancangan penelitian ini
dipilih sebab cocok untuk penelitian klinis, baik deskriptif maupun analitik Santosa, 2011; Notoatmodjo, 2012.
Pada penelitian ini dilakukan analisis mengenai korelasi antara body fat percentage terhadap HbA1c. Body fat percentage merupakan faktor risiko,
sedangkan HbA1c merupakan faktor efek. Penelitian terhadap subyek dilakukan satu kali saja tanpa tindak lanjut atau pengulangan pengukuran. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis secara statistik untuk mengetahui ada tidaknya korelasi bermakna antara body fat percentage terhadap HbA1c.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : body fat percentage BFP
2. Variabel tergantung : HbA1c
3. Variabel pengacau :
a. Terkendali : umur, jenis kelamin, dan puasa
b. Tidak terkendali : gaya hidup atau lifestyle responden, hhhhhhhhhhhhhhh
aktivitas, dan keadaan patologis
C. Definisi Operasional
1. Subyek penelitian adalah wanita dewasa sehat pada umur 40 - 60 tahun
di Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, yang bersedia ikut di dalam penelitian serta telah memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi yang telah ditetapkan.
2. Karakteristik penelitian meliputi pengukuran antropometri dan hasil
pemeriksaan laboratorium.
Pengukuran antropometri
meliputi pengukuran skinfold thickness dan hasil pemeriksaan laboratorium yaitu
HbA1c.
3. Pengukuran skinfold thickness yaitu pengukuran lipatan kulit pada bagian
triceps, suprailiac, dan abdominal dengan skinfold caliper yang
dinyatakan dalam bentuk mm.
4. Body fat percentage yaitu nilai dalam bentuk yang diperoleh dari hasil
pengukuran 3 skinfold thickness yaitu triceps, suprailiac, dan abdominal
berdasarkan formula menurut Fahey, et al. 2005.
5. HbA1c diperoleh dari hasil pemeriksaan di Laboratorium Klinik Pramita
Yogyakarta yang dinyatakan dalam .
6. Standar yang digunakan di dalam penelitian ini adalah:
a.
Klasifikasi body fat percentage berdasarkan Hoeger and Hoeger 2013.
b.
Nilai HbA1c kategori diabetes berdasarkan American Diabetes Association
2010 yaitu ≥ 6,5 D.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian yaitu penduduk wanita dewasa sehat yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah penduduk di
Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, responden berumur antara 40 – 60 tahun, bersedia menandatangani informed consent. Kriteria eksklusi yang
ditentukan antara lain, tidak hadir saat pengambilan data, serta hasil pemeriksaan responden yang tidak lengkap, menopouse, hamil, menggunakan alat kontrasepsi
kecuali IUD, pasca operasi khususnya operasi rahim, ada riwayat penyakit kardiometabolik, dalam keadaan oedem, mengkonsumsi obat-obatan terkait
kardiometabolik, dan tidak berpuasa selama 10 – 12 jam.
Jumlah subyek penelitian diperoleh dengan cara mengetahui populasi umum terlebih dahulu. Populasi umum adalah jumlah keseluruhan penduduk Desa
Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta yang diperoleh dari Kantor Desa Kepuharjo, yaitu sebanyak 2.209 orang. Langkah selanjutnya adalah menentukan
populasi target dari jumlah populasi umum yaitu sebanyak 120 orang. Populasi target adalah penduduk Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta dan
yang berumur 40 - 60 tahun. Dari populasi target tersebut dilakukan sampling
dengan target minimal sampel yang digunakan adalah 50 sampel, tetapi setelah dilihat hasil pemeriksaan HbA1c didapatkan hasil bahwa 5 responden positif
diabetes melitus. Menurut Sugiyono 2013 minimal sampel untuk metode korelasi adalah sebanyak 30 sampel untuk tiap kelompok. Skema pencarian
subyek penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah:
Gambar 5. Skema pencarian subyek penelitian
E. Tempat dan Waktu Penelitian