nevellubang tali pusar. Langkah selanjutnya adalah jaw caliper ditempatkan pada lipatan kulit yang terbentuk, dibiarkan beberapa detik
agar caliper stabil kemudian dibaca hasilnya. 7. Pembagian hasil pengukuran antropometri dan pemeriksaan darah
Hasil pengukuran antropometri dan pemeriksaan darah diberikan kepada subyek penelitian, segera setelah mendapatkan hasil pemeriksaan
darah oleh pihak Laboratorium Klinik Pramita Yogyakarta. Peneliti mendatangi subyek penelitian dan menjelaskan secara singkat mengenai
hasil pengukuran antropometri dan pemeriksaan darah. Peneliti juga memberikan saran non farmakologis terkait hasil yang tidak normal.
8. Analisis data Data yang diperoleh dari hasil penelitian, selanjutnya diolah
dengan menyusun data sejenis dan menggolongkan data tersebut sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan. Setelah kategorisasi data sejenis
dilakukan, langkah selanjutnya adalah analisis data.
J. Analisis Data
Data diolah secara statistik dengan taraf kepercayaan 95 di CEBU yang berada di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta. Uji normalitas data dilakukan
untuk melihat distribusi normal menggunakan uji Shapiro-Wilk. Data yang dianalisis meliputi, umur, abdominal skinfold thickness, suprailiac skinfold
thickness, triceps skinfold, thickness, body fat percentage, Hb dan HbA1c. pemilihan uji Shapiro-Wilk dikarenakan jumlah data yang dihitung dalam
penelitian ini yaitu sebanyak 45 sampel. Sebaran data dikatakan terdistribusi normal apabila nilai Asymp. Sig 0,05. Distribusi data juga dapat dilihat dari
histogram yaitu jika histogram yang dihasilkan simetris tidak miring kiri maupun kanan dan tidak terlalu tinggi atau rendah. Setelah mengetahui distribusi data,
dilakukan uji hipotesis komparatif antara 3 kelompok data. Uji komparatif dimulai dengan uji normalitas pada 3 kelompok data yaitu body fat percentage
≥30,1 obese-overweight, body fat percentage 25,1 - 30,0 moderate, dan body fat
percentage 25,1 normal menggunakan uji Shapiro-Wilk masing - masing kelompok n ≤ 50. Uji komparatif yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
one way ANOVA, sebab ketiga kelompok data terdistribusi normal. Pada uji komparatif jika nilai p 0,05 maka kedua kelompok data yang dianalisis tidak
berbeda bermakna. Data BFP kemudian diuji korelasinya dengan nilai HbA1c menggunakan uji Pearson karena data BFP dan HbA1c terdistribusi normal
Dahlan, 2013.
Tabel IV. Interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p, dan arah korelasi Dahlan, 2013
Parameter Nilai
Interpretasi
Kekuatan korelasi r
0,00 – 0,199
Sangat lemah 0,20
– 0,399 Lemah
0,40 – 0,599
Sedang 0,60
– 0,799 Kuat
0,80 – 1,000
Sangat kuat Nilai p
p 0,05 Terdapat korelasi yang bermakna antara
dua variabel p 0,05
Tidak terdapat korelasi bermakna antara dua variabel
Arah korelasi + positif
Searah, semakin besar nilai satu variabel, semakin besar pula variabel lainnya
- negatif Berlawanan arah, semakin besar nilai
satu variabel, semakin kecil pula variabel lainnya
K. Keterbatasan penelitian