rentang usia 39 tahun ke atas Wakabayashi, 2014. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mihardja, Soetrisno, dan Soegondo 2013 yang
melibatkan 15.332 orang dewasa pria dan wanita pada rentang umur 18 - 55 tahun, menunjukan bahwa kejadian DM pada wanita lebih tinggi dibandingkan
pria seiring dengan bertambahnya umur.
2. Triceps skinfold thickness
Pengujian normalitas triceps skinfold thickness subyek penelitian menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk dengan taraf kepercayaan 95. Hasil
yang diperoleh adalah triceps skinfold thickness tidak terdistribusi normal p = 0,027 dan dapat dilihat dari histogram tidak simetris yang cenderung ke kiri
Gambar. 8. Ukuran pemusatan triceps skinfold thickness dinyatakan dengan median yaitu 15,30 dan ukuran penyebarannya dinyatakan dalam minimum
– maksimum yaitu 6,00
– 34,70. Triceps skinfold thickness sering dilakukan dalam skrining obesitas karena merupakan salah satu tempat utama lemak subkutan
disimpan sehingga dapat mewakili total lemak dalam tubuh dan mudah untuk diakses dan pertimbangan kenyamanan dibandingkan tempat pengukuran lainnya
Medeiros and Wildman, 2013. Triceps skinfold thickness sering digunakan juga karena terkait hasil yang lebih reproducible McTiernan, 2005. Penelitian yang
dilakukan oleh Vaccaro dan Huffman 2013 berpendapat bahwa triceps skinfold thickness efektif dalam penilaian obesitas dibandingkan dengan pengukuran berat
badan, tinggi badan dan lingkar pinggang.
Gambar 8. Grafik distribusi triceps skinfold thickness subyek penelitian 3.
Suprailiac skinfold thickness
Pengujian normalitas suprailiac skinfold thickness subyek penelitian menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk dengan taraf kepercayaan 95. Hasil
yang diperoleh adalah suprailiac skinfold thickness terdistribusi normal p = 0,225 dan dapat dilihat dari histogram yang simetris yang tidak miring ke kiri
maupun ke kanan Gambar. 9. Ukuran pemusatan suprailiac skinfold thickness dinyatakan dengan mean yaitu 19,65 dan ukuran penyebarannya dinyatakan dalam
standar deviasi yaitu 6,46. Pada penelitian yang dilakukan oleh Demura dan Sato 2007, suprailiac skinfold thickness dinilai dapat lebih akurat mencerminkan
body density. Kesalahan pengukuran pada skinfold thickness cenderung meningkat
pada keadaan obesitas tetapi pada pengukuran suprailiac skinfold thickness kesalahan pengukuran tersebut jauh lebih kecil di banding pada pengukuran
skinfold thickness di lokasi tubuh yang lain.
Gambar 9. Grafik distribusi suprailiac skinfold thickness subyek penelitian
4. Abdominal skinfold thickness