Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya hipertensi khususnya pada laki-laki, faktor-faktor tersebut antara lain umur, riwayat keluarga dengan
hipertensi, obesitas, asupan garam yang terlalu tinggi, merokok dan kebiasaan mengkonsumsi kopi. Kejadian hipertensi meningkat seiring dengan
bertambahnya umur dan laki-laki memiliki risiko hipertensi lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal yaitu pada umur ≥40 tahun. Pada kelompok
penduduk umur 25-65 tahun dengan jenis kelamin laki-laki memiliki kebiasaan merokok yang cukup tinggi yaitu 54,5. Setiap harinya dapat menghisap lebih
dari satu pak rokok per orangnya, karena kebiasaan merokok ini menjadikan dua kali lebih rentan terhadap hipertensi daripada mereka yang tidak merokok.
Kebiasaan mengkonsumsi kopi juga merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya hipertensi pada laki-laki. Kebiasaan merokok dan konsumsi kopi
merupakan gaya hidup yang dilakukan oleh laki-laki. Kopi adalah suatu bahan minuman yang biasa dikonsumsi yang mengandung kafein. Kopi juga dapat
berakibat buruk pada jantung. Kandungan pada kopi yaitu kafein dapat menstimulasi jantung untuk bekerja lebih cepat sehingga jantung dipacu untuk
mengalirkan lebih banyak cairan setiap detiknya. Setiap satu cangkir kopi mengandung 75-200 mg kafein, sehingga apabila minum kopi lebih dari empat
cangkir sehari dapat meningkatkan tekanan darah sistolik sekitar 10 mmHg dan tekanan darah diastolik sekitar 8 mmHg Wahyuni, 2013.
H. Landasan Teori
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri Anies, 2006. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007,
prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7. Banyak orang yang meninggal dikarenakan hipertensi karena mereka tidak menyadari menderita hipertensi
sehingga terlambat untuk mencegah atau mengobati hipertensi Depkes RI, 2009. Terapi terhadap pasien hipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang
diinginkan dapat dilakukan, namun mengurangi tekanan darah tersebut tidak menjamin bahwa kerusakan organ tidak terjadi Dipiro, et al., 2005. Apabila
pengendalian hipertensi berhasil maka akan menurunkan pula kejadian stroke, peyakit jantung dan penyakit gagal ginjal Indonesian Society of Hypertension,
2014. Prevalensi hipertensi akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Hampir setengah dari orang tua yang berusia 60-64 tahun mengalami hipertensi. hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya usia maka kemungkinan akan
terjadinya hipertensi juga akan meningkat. Oleh karena itu harus dilakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan edukasi tentang kesehatan dan
pentingnya tekanan darah bagi kesehatan serta adanya intervensi untuk pengendalian dan pencegahan hipertensi dikalangan lanjut usia. Bagi penduduk
dengan usia kurang dari 50 tahun, laki-laki memiliki tingkat hipertensi lebih tinggi dibanding perempuan, tetapi pada perempuan yang mendekati atau memasuki masa
menopause pada usia 50 tahun keatas akan memiliki prevalensi hipertensi yang lebih tinggi daripada laki-laki dengan usia diatas 50 tahun, hal ini karena perempuan
kehilangan peran estradiol endogen yang berperan sebagai pelindungan dari tekanan darah tinggi Wang, et al., 2013.
Menurut penelitian The National Health and Nutrition Examination Surveys NHANES di kalangan penduduk Amerika pada tahun 2007-2008
menunjukka bahwa pengobatan, kesadaran dan kontrol hipertensi memiliki presentase sebesar 80,6, 73,7 dan 30,3. Hasil dari penelitian Wang, et al,
2013 menunjukkan bahwa kesadaran hipertensi dan pengobatan pada perempuan lebih tinggi daripada laki-laki yang sering ditemui baik di negara maju maupun
berkembang. Dibandingkan dengan perempuan, laki-laki sangat jarang mengunjungi dokter, memiliki waktu yang lebih singkat ketika sedang
berkonsultasi dengan tenaga kesehatan atau dokter dan cenderung mengunjungi dokter setelah mereka terkena suatu penyakit. Pengaruh sosial dan komprehensif
pada perempuan dan laki-laki dapat dipengaruhi oleh perkembangan dan faktor kepribadian, maka hal ini dapat memperjelas mengapa perempuan memiliki
kesadaran, pengobatan dan kontrol hipertensi yang lebih tinggi. “Rule of Halves” pada hipertensi ditunjukkan dengan setengah dari pasien
hipertensi tidak diketahui layanan kesehatannya, setengah dari mereka diketahui hipertensitidak menerima terapi dan setengah dari mereka yang menerima terapi
dan terkontrol Kutnikar, et al., 2014.
I. Hipotesis
Adanya perbedaan faktor umur dan jenis kelamin yang dapat berpengaruh terhadap proporsi prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian hipertensi di
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian