The Rule of Halves Pengukuran Tekanan Darah

Indonesia yang mengarah pada makanan cepat saji dan makanan yang diawetkan serta mengandung tinggi garam, lemak jenuh, dan rendah serat yang mulai menjamur terutama di kota-kota besar di Indonesia. Maka Indonesian Society of Hypertension melalui berbagai kesempatan selalu mempromosikan dan mengedukasi masyarakat untuk melakukan gaya hidup sehat, diet sehat dengan mengkonsumsi makanan tinggi buah, sayur, rendah lemak jenuh dan kolesterol, rendah garam serta produk susu rendah lemak, aktivitas fisik secara teratur, mempertahankan berat badan ideal, lingkar pinggang ideal dan berada di lingkungan yang bebas asap rokok. Meskipun pengendalian tekanan darah dipengaruhi oleh pengobatan, bukan hal yang tidak mungkin untuk memisahkan sampai sejauh mana perbedaan dalam pengendalian tekanan darah apakah dari perbedaan dalam pengobatan menggunakan obat anti hipertensi atau dari faktor lain. Pada faktor jenis kelamin, perempuan merupakan indikator yang kuat dari keberhasilan pengendalian hipertensi Pereira, et al., 2009.

E. The Rule of Halves

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu faktor risiko kardiovaskular yang paling sering terjadi dan dapat diobati. Menurut beberapa penelitian “Rule of Halves” berlaku di negara berkembang Panesar, et al., 2013. Secara sederhana kesadaran, terapi dan pengendalian hipertensi dapat ditunjukan melalui “Rule of Halves” yaitu setengah dari responden menderita hipertensi, setengah dari penderita hipertensi sadar, setengah dari penderita hipertensi yang sadar menerima terapi dan setengah dari penderita hipertensi yang mendapatkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terapi mengontrol tekanan darah mereka Danon-Hersch, et al ., 2009. “Rule of Halves ” untuk keadaan hipertensi adalah setengah orang-orang dengan tekanan darah tinggi tidak diketahui “rule 1”, setengah dari mereka diketahui tidak terobati “rule 2” dan setengah dari mereka yang terobati tidak mengontrolnya “rule 3” Janus, et al., 2008.

F. Pengukuran Tekanan Darah

Menurut Agency for Healthcare Research and Quality, tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan kondisi medis yang serius. Hal ini terjadi ketika kekuatan memompa darah melalui arteri terlalu kuat. Adanya kesadaran tentang pentingnya tekanan darah bagi kesehatan, maka pasti akan paham betapa pentingnya memeriksa atau mengecek tekanan darah. Pengukuran tekanan darah dapat dilakikan sendiri maupun meminta petugas kesehatan dokter, perawat, bidan untuk mengukurnya. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan alat yang disebut sphygmomanometer. Dalam pengukuran tekanan darah dapat menggunakan sphygmomanometer manual maupun digital. Penggunaan spghmomanometer hingga saat ini dianggap cara yang paling baik karena ketepatannya dalam mengukur tekanan darah. Apabila ingin mengukur tekanan darah secara mandiri di rumah, saat ini sudah beredar alat pengukur tekanan darah digital tanpa air raksa namun menggunakan baterai yang mudah dan praktis cara penggunaannya Perhimpunan Hipertensi Indonesia, 2012. Pengukuran tekanan darah menggunakan alat ukur tekanan darah yaitu spghmomanometer akan menghasilkan dua angka hasil pencatatan, yaitu tekanan darah sistole dan diastole. Angka yang ditunjukkan pertama yang lebih besar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI nilainya, menunjukkan tekanan darah sistole, dan angka kedua yang lebih kecil nilainya, menunjukkan tekanan darah diastole. Sistole adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi saat jantung kontraksi. Diastole adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah dari seluruh tubuh kembali atau pembuluh nadi mengempis kosong Yeni, Djananh, dan Solikhah, 2010.

G. Faktor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi Hipertensi

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden yang berusia 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, D.I.Y. (faktor usia dan merokok).

0 0 2

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40 – 75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY (kajian faktor umur dan Body Mass Index (BMI)).

0 1 98

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta (kajian faktor sosio-ekonomi).

0 1 96

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah pada responden berusia 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman (kajian faktor usia dan tingkat pendidikan).

1 1 95

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta (kajian faktor umur dan jenis pekerjaan).

0 0 93

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor gaya hidup sehat.

0 0 83

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan penghasilan).

1 3 107

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia, jenis kelamin, bmi, dan risiko kardiovaskular).

0 0 83

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY (kajian faktor umur dan pengaturan diet).

5 38 107

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, di Yogyakarta (kajian faktor umur dan aktivitas fisik).

0 0 101