Prevalensi, Kesadaran, Terapi dan Pengendalian Tekanan Darah

A. Prevalensi, Kesadaran, Terapi dan Pengendalian Tekanan Darah

Responden di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY Gambar 5 . Bagan Proporsi Responden Hipertensi Berdasarkan “Rule of Halves ” Bagan diatas menunjukkan hasil proporsi prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden di enam padukuhan di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada “Rule of Halves” yang dapat digambarkan dengan menunjukkan hasil bahwa setengah responden hipertensi tidak mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi, setengah dari mereka yang sadar terkena hipertensi menjalani terapi, dan setengah dari yang menjalani terapi melakukan pengendalian tekanan darah mereka. Prevalensi hipertensi pada penelitian ini yaitu proporsi responden dalam populasi dengan tekanan darah ≥14090 mmHg. Hasil prevalensi hipertensi pada penelitian yang dilakukan di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY yaitu sebanyak 357 responden 43,9 dari total responden penelitian sebanyak 813. Pada penelitian ini digunakan “Rule of Halves” untuk acuan, namun hasil yang didapatkan kurang sesuai karena responden hipertensi proporsinya dibawah setengah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Salah satu penyebab meningkatnya prevalensi hipertensi yaitu karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap risiko hipertensi. Kurangnya kesadaran terhadap hipertensi dapat dikarenakan hipertensi tidak menunjukkan gejala-gejala yang spesifik dan jelas, sehingga penderita hipertensi tidak mengetahuinya yang menyebabkannya tidak menyadari bahwa tekanan darahnya sedang tinggi Eksanoto, 2010. Kesadaran terhadap hipertensi yaitu responden yang sadar akan hipertensi. Berdasarkan Gambar 5 ditunjukkan bahwa responden yang sadar memiliki hipertensi lebih rendah daripada responden yang tidak sadar bahwa dirinya mengalami hipertensi. responden yang tidak sadar bahwa dirinya mengalami hipertensi sebesar 74,5. Hasil tersebut dapat menunjukkan bahwa kesadaran akan hipertensi di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY masih rendah karena responden yang sadar memiliki tekanan darah ≥14090 mmHg proporsinya tidak lebih dari setengah responden hipertensi, maka hal ini tidak sesuai dengan “Rule of Halves”. Pemberian edukasi oleh tenaga medis mengenai hipertensi, gejala terjadinya hipertensi, faktor penyebab hipertensi dan risiko hipertensi dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasien serta keluarga dalam upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dan mencegah komplikasi penyakit. Tabel X. Terapi Responden Hipertensi di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY Nama Obat Frekuensi Amlodipin 10 Kaptopril 24 Lisinopril 1 Valsartan 1 Terapi Non Farmakologi 1 LupaTidak tahu nama obat 8 Terapi adalah usaha untuk menyembuhkan suatu penyakit yang dilakukan oleh seseorang. Terapi yang dapat dilakukan adalah terapi farmakologi danatau non farmakologi. Berdasarkan Tabel X, dari 91 responden yang sadar dengan hipertensi, terdapat 46 responden 5,7 yang tidak menjalankan terapi dan 45 responden 5,5 menjalankan terapi. Proporsi hasil analisis data mendekati setengah 50 namun proporsi responden hipertensi yang menjalani terapi masih kurang dari setengah dari responden yang sadar terhadap hipertensi, maka hal tersebut kurang sesuai dengan “Rule of Halves”. Masih sedikitnya proporsi responden yang melakukan terapi hipertensi merupakan salah satu tugas bagi tenaga kesehatan untuk melakukan edukasi kepada pasien hipertensi agar lebih patuh dalam melakukan terapi hipertensi. Pengetahuan pasien mengenai hipertensi dapat mempengaruhi tingkat kemampuan untuk mengerti, memahami manfaat dan risiko terapi hipertensi, tujuan dan kepatuhan pasien hipertensi dalam menjalani pengobatan hipertensi secara teratur. Pengendalian hipertensi atau sama dengan mengontrol tekanan darah agar tetap terjaga atau bahkan berada dibawah dari nilai 14090 mmHg pada responden hipertensi yang menjalankan terapi secara rutin. Berdasarkan Tabel X, dari 45 responden yang menjalankan terapi hipertensi, terdapat 41 responden 5 yang menjalankan terapi namun tidak mengendalikan tekanan darahnya dan 4 responden 0,5 yang menjalan terapi hipertensi dapat mengendalikan tekanan darahnya, maka hal tersebut kurang sesuai dengan “Rule of Halves”. Masih sedikitnya proporsi responden hipertensi yang melakukan pengendalian tekanan darah dapat dipengaruhi oleh masih rendahnya pengertahuan pasien terhadap hipertensi dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI risiko bahaya hipertensi. pengetahuan responden mengenai hipertensi dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan dalam mengkonsumsi obat antihipertensi atau melakukan pengendalian tekanan darah. Pengetahuan secara formal dan melalui pengalaman akan memotivasi responden untuk menjalani pengobatan hipertensi dan melakukan pengendalian tekanan darah pasien hipertensi. Frekuensi kunjungan pasien hipertensi ke pusat layanan kesehatan seperti puskesmas di dekat tempat tinggal mereka secara rutin, menjadikan pasien hipertensi mendapatkan Informasi tentang penyakit hipertensi dan penatalaksaan terapi farmakologi dan non farmakologi, sehingga pengetahuan pasien tentang pengendalian tekanan darah akan meningkat. Untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam melakukan pengendalian tekanan darah pasien hipertensi untuk menjalankan program terapi dan modifikasi gaya hidup yang sehat maka perlu dilakukan edukasi kesehatan secara periodik oleh tenaga kesehatan dari puskesmas setempat dan sistematis serta menggunakan media yang sesuai, sehingga Informasi yang didapatkan oleh para pasien hipertensi bisa diperoleh secara kontinyu.

B. Perbedaan Faktor Umur dan Jenis Kelamin Terhadap Prevalensi,

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden yang berusia 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, D.I.Y. (faktor usia dan merokok).

0 0 2

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40 – 75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY (kajian faktor umur dan Body Mass Index (BMI)).

0 1 98

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta (kajian faktor sosio-ekonomi).

0 1 96

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah pada responden berusia 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman (kajian faktor usia dan tingkat pendidikan).

1 1 95

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta (kajian faktor umur dan jenis pekerjaan).

0 0 93

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor gaya hidup sehat.

0 0 83

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan penghasilan).

1 3 107

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia, jenis kelamin, bmi, dan risiko kardiovaskular).

0 0 83

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY (kajian faktor umur dan pengaturan diet).

5 38 107

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, di Yogyakarta (kajian faktor umur dan aktivitas fisik).

0 0 101