kemampuan berdasarkan jurusan yang mereka pilih dan ketika lulus, mereka telah siap bekerja atau berwirausaha.
Pada  tahun  ajaran  20132014  SMK  Yayasan  Perguruan  Sultan  Iskandar Muda  memiliki  tujuh  kelas  dengan  dua  jurusan,  yaitu  jurusan  akuntansi  dan
jurusan multimedia. Jumlah murid kelas X sampai dengan kelas XII SMK YPSIM ialah  208  siswa.  Kelas  X  Akuntansi  A  memiliki  28  siswa,  kelas  X  Akuntansi  B
memiliki  26  siswa,  dan  kelas  X  Multimedia  memiliki  30  siswa.  Kelas  XI Akuntansi memiliki 42 orang, kelas XI Multimedia memiliki 23 siswa, dan kelas
XII Akuntansi A memiliki 30 siswa, kelas XII Akuntansi B memiliki 29 siswa. Praktek pembelajaran siswa SMK di YPSIM, siswa dibimbing dan dituntut
untuk  mengetahui  dan  mampu  menguasai  tentang  apa  yang  diajarkan  dalam  hal pelajarannya.  Siswa  diberi  tugas  dalam  bentuk  diskusi  kelompok,  untuk
membahas  soal-soal  yang  diberikan  oleh  guru.  Dalam  kegiatan  ini  siswa diarahkan untuk membentuk kelompok yang terdiri dari empat siswa dalam setiap
kelompok  yang  berasal  dari  beraneka  ragam  suku,  agama,  ras,  dan  status  sosial. Siswa  diharapkan  untuk  menyelesaikan  tugas  secara  bersama  dan  membantu
siswa  lain  yang  belum  memiliki  buku  referensi  untuk  menyelesaikan  tugas  yang diberikan. Nilai multikultural  yang dimiliki oleh siswa  adalah nilai  peduli sosial,
pluralisme, kesetaraan gender YPSIM, 2012.
F. Pengaruh  Kecerdasan  Emosional  Terhadap  Sikap  Siswa  dalam
Pembelajaran bermuatan multikultural di YPSIM
Pendidikan multikultural
merupakan ide,
gerakan pembaharuan
pendidikan dan proses pendidikan, yang tujuan utamanya adalah merubah struktur
Universitas Sumatera Utara
lembaga pendidikan agar siswa baik pria dan wanita, siswa berkebutuhan khusus, dan siswa yang merupakan anggota dari kelompok ras, etnis, dan budaya kultur
yang bermacam-macam itu akan memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai prestasi.  Kegiatan  pembelajaran  bermuatan  multikultural  yang  pasti  akan  terjadi
interaksi antara dua atau lebih individu dan hal ini akan memicu munculnya sikap seseorang.  Sikap  bisa  positif  maupun  negatif  terhadap  seseorang  atau  situasi.
Ketika  kita  memiliki  perasaan  yang  baik  pada  sesuatu  kita  cenderung memandangnya  dengan  sikap  positif,  namun  apabila  pikiran  kita  buruk  terhadap
sesuatu, kita cenderung memandangnya dengan sikap negatif pula. Jika kita terus menerus bersikap negatif pada seseorang atau situasi, emosi negatif akan menjadi
kebal. Dalam hal ini, pemikiran positif sangat diperlukan untuk menjadi kekuatan dalam  diri  agar  tidak  terus  menerus  bersikap  negatif  dan  inilah  yang  disebut
sebagai kecerdasan emosional Patton, 1997. Siswa  SMK  YPSIM  mengikuti  pembelajaran  bermuatan  multikultural
yang  sesuai  dengan  18  nilai  dalam  pembelajaran  bermuatan  multikultural  yang dipraktekkan  dalam  setiap  aspek  pembelajaran,  antara  lain:  nilai  religius,  jujur,
toleransi,  disiplin,  kerja  keras,  kreatifmandiri,  demokratis,  rasa  ingin  tahu, nasionalisme,  menghargai  prestasi,  bersahabat  komunikatif,  cinta  damai,  gemar
membaca,  peduli  lingkungan,  peduli  sosial,  tanggung  jawab,  kesetaraan  gender, dan  pluralisme.  Nilai-nilai  dan  indikator  inilah  yang  menjadi  acuan  bagi  setiap
guru  dalam  merancang  Rencana  Pelaksanaan  Pembelajaran  RPP  dan  Silabus dalam pembelajarannya YPSIM, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Dalam  sistem  pembelajaran  bermuatan  multikultural  berdasarkan  RPP yang dirancang di YPSIM, siswa SMK YPSIM pasti memiliki sikap positif pada
pembelajaran  bermuatan  multikultural,  namun  ada  juga  siswa  yang  bersikap negatif.  Salah  satu  alasan  kuat  mengapa  siswa  bersikap  negatif  terhadap
pembelajaran bermuatan multikultural  dikarenakan adanya perbedaan.  Perbedaan inilah yang menuntut siswa untuk mengenali perasaan dirinya maupun orang lain.
Kecerdasan  emosional  dibutuhkan  oleh  siswa,  sebab  siswa  selalu berhubungan  dengan  siswa  yang  berbeda  latar  belakang  budaya  dan  sifatnya.
Kecerdasan  emosional  berpengaruh  pada  sikap,  dalam  mengelola  sikap  negatif menjadi  positif,  mengendalikan  diri  sendiri,  memiliki  daya  tahan  ketika
menghadapi  rintangan,  mampu  mengatur  suasana  hati  dan  mampu  mengelola kecemasan agar tidak mengganggu kemampuan berpikir, mampu berempati serta
berharap.  Di  samping  itu  individu  juga  mampu  membina  hubungan  yang  baik dengan orang lain dan mudah mengenali emosi orang lain. Kecerdasan emosional
adalah  matematikanya  relasi  manusia.  Koreksi  atas  kesalahan  diri  sendiri  saat terjadi kesalahan, dan memperhatikan perubahan sikap orang lain, maka hubungan
antarmanusia  pun  meningkat  secara  gradual  sehingga  kehidupan  menjadi  mudah Meyer, 2011.
G. Hipotesis