3. Deskripsi Data Penelitian
Kategorisasi data penelitian pada variabel bebas dapat dilakukan berdasarkan asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi secara normal.
Azwar 2010 menyatakan bahwa pengkategorisasian 3 jenjang merupakan pengkategorisasian minimal yang digunakan peneliti guna menghindari resiko
kesalahan. Kriteria dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 kategori, yaitu rendah, sedang dan tinggi, didasarkan pada
mean dan standar deviasi hipotetik yang dapat dihitung dengan rumus dalam tabel 17 dan 18 berikut ini
Tabel 17. Kategorisasi Skor Skala Kecerdasan emosional Variabel
Rentang Kategorisasi
Rentang Nilai
Kategori Jumlah
P
Kecerdasan Emosional
X µ - 1,0 σ
X 48 rendah
7 10
µ- 1,0 σ≤ X
µ+ 1,0 σ
48 ≤ X 64 sedang
46 65,7
µ +1,0 σ ≤ X
64 ≤ X tinggi
17 24,3
Pengkategorisasian skor kecerdasan emosional dalam penelitian ini didasarkan pada
mean dan standar deviasi hipotetik. Nilai skor lebih kecil daripada 48 termasuk dalam kategori rendah, nilai skor diantara 48 sampai 64
termasuk dalam kategori sedang, sedangkan nilai skor lebih besar dari 64 termasuk dalam kategori tinggi. Dari perhitungan yang didapatkan, siswa dengan
kecerdasan emosional tinggi sebanyak 17 orang 24,3, siswa dengan kecerdasan emosional sedang sebanyak 46 orang 65,7, dan siswa dengan
kecerdasan emosional rendah sebanyak 7 orang 10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 18. Kategorisasi Skor Skala Sikap Siswa dalam Pembelajaran Bermuatan Multikultural
Variabel Rentang
Kategorisasi Rentang
Nilai Kategori
Jumlah P
Sikap siswa dalam
pembelajaran bermuatan
multikultural X
Zα2S
e
X 103 negatif
Zα2S
e
≤ X Zα2S
e
103 ≤ X 131 Tidak
terkategori 1
1,4
Zα2S
e
≤ X 131
≤ X positif
69 98,6
Kriteria kategorisasi pada variabel sikap dalam penelitian ini didasarkan pada
mean dan standar deviasi hipoetik. Nilai skor lebih kecil daripada 103 termasuk dalam kategori sikap negatif, nilai skor diantara 103 sampai 131
termasuk dalam sikap tidak terkategori, sedangkan nilai skor lebih besar dari 131 termasuk dalam kategori sikap positif. Dari perhitungan yang didapatkan, siswa
yang bersikap positif pada pembelajaran bermuatan multikultural sebanyak 69 orang 98,6, siswa yang bersikap negatif pada pembelajaran bermuatan
multikultural sebanyak tidak ada orang, dan siswa yang sikapnya tidak terkategori dalam pembelajaran bermuatan multikultural sebanyak 1 orang 1,4.
Kategorisasi data penelitian berdasarkan mean hipotetik dan mean
empiris. Mean hipotek untuk melihat posisi relatif individu berdasarkan norma skor ideal skala, sedangkan
mean empirik untuk melihat posisi relatif individu berdasarkan norma dari subjek penelitian.
Mean empirik pada skala kecerdasan emosional adalah 58,54 dengan standar deviasi empirik 7,029. Sedangkan
mean
Universitas Sumatera Utara
hipotetiknya 48 dengan standar deviasi hipotetik yakni 10,67. Mean empirik pada
penelitian ini lebih besar dari mean hipotetik yakni 58,54 48 µe µh. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa skor kecerdasan emosional dan
skala sikap siswa dalam pembelajran bermuatan multikultural pada siswa SMK di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda lebih tinggi daripada skor kecerdasan
emosional yang diharapkan bisa dicapai oleh subjek penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 19 dan tabel 20.
Tabel 19. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Skala Kecerdasan Emosional Variabel
Skor Empirik Skor Hipotetik
Min 46
16 Max
72 80
Mean 58,54
48 SD
7,029 10,67
Tabel 20. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Skala Sikap Siswa dalam Pembelajran bermuatan Multikultural
Variabel Skor Empirik
Skor Hipotetik
Min 116
39 Max
187 195
Mean 161,79
117 SD
13,017 26
Kategorisasi skor skala kecerdasan emosional yang diperoleh siswa berdasarkan kelas pada tabel 21 dan kategorisasi skor skala sikap siswa dalam
pembelajaran bermuatan multikultural berdasarkan kelas pada tabel 22.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 21. Kategorisasi Skor Skala Kecerdasan Emosional Berdasarkan Kelas Kelas
Kecerdasan Emosional
Tinggi Kecerdasan
Emosional Sedang
Kecerdasan Emosional
Rendah X
X-A Akuntansi 3
3 1
X-B Akuntansi 4
X Multimedia 1
4
XI
XI Akuntansi 6
16 2
XI Multimedia 11
3
XII
XII-A Akuntansi 1
6 XII-B Akuntansi
2 5
2
Jumlah 7 kelas
17 46
7
Tabel 22. Kategorisasi Skor Skala Sikap Siswa dalam Pembelajaran Bermuatan Multikultural Berdasarkan Kelas
Kelas Sikap
Positif Sikap yang
Tidak Terkategori
Sikap Negatif
X
X-A Akuntansi 7
X-B Akuntansi 4
X Multimedia 5
XI
XI Akuntansi 23
1 XI Multimedia
14
XII XII-A Akuntansi
7 XII-B Akuntansi
9
Jumlah 7 kelas
69 1
Universitas Sumatera Utara
Kategorisasi skor skala kecerdasan emosional yang diperoleh siswa berdasarkan agama pada tabel 23 dan kategorisasi skor skala sikap siswa dalam
pembelajaran bermuatan multikultural berdasarkan agama pada tabel 24.
Tabel 23. Kategorisasi Skor Skala Kecerdasan Emosional Berdasarkan Agama
Agama Kecerdasan
Emosional Tinggi Kecerdasan
Emosional Sedang
Kecerdasan Emosional Rendah
Islam 12
33 5
Kristen Protestan 4
10 1
Katolik 1
Buddha 1
Hindu 1
2 Jumlah
17 46
7
Tabel 24. Kategorisasi Skor Skala Sikap Siswa dalam Pembelajaran Bermuatan Multikultural Berdasarkan Agama
Agama Sikap
Positif Sikap
Tidak Terkategori
Sikap Negatif
Islam 49
1 Kristen Protestan
15 Katolik
1 Buddha
1 Hindu
3 Jumlah
69 1
Universitas Sumatera Utara
Kategorisasi skor skala kecerdasan emosional yang diperoleh siswa berdasarkan suku pada tabel 25 dan kategorisasi skor skala sikap siswa dalam
pembelajaran bermuatan multikultural berdasarkan suku pada tabel 26.
Tabel 25. Kategorisasi Skor Skala Kecerdasan Emosional Berdasarkan Suku Suku
Kecerdasan Emosional Tinggi
Kecerdasan Emosional
Sedang Kecerdasan
Emosional Rendah
Jawa 6
22 2
Batak 1
10 2
Melayu 2
4 2
Karo 3
2 Batak Karo
2 Tamil
2 Lain-lain
3 6
1 Jumlah
17 46
7
Tabel 26. Kategorisasi Skor Skala Sikap Siswa dalam Pembelajaran Bermuatan Multikultural Berdasarkan Suku
Suku Sikap
Positif Sikap
Tidak Terkategori
Sikap Negatif
Jawa 30
Batak 13
Melayu 7
1 Karo
5
Universitas Sumatera Utara
Batak Karo 2
Tamil 2
Lain-lain 10
Jumlah 69
1
B. Pembahasan
Multikultural di Indonesia bersifat budaya antaretnis yang kecil, yaitu budaya antar suku bangsa. Keragaman budaya datang dari dalam bangsa
Indonesia sendiri. Oleh sebab itu, hal ini sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat bagi keberhasilan pelaksanaan pendidikan multikultural di Indonesia.
Perspektif yang kuat untuk mempersatukan warga negara Indonesia yang berbeda budaya. Namun, bila nilai-nilai kebangsaan tidak terus menerus ditanamkan dan
mengingat kondisi sosial politik ekonomi Indonesia yang sangat beragam, maka keragaman budaya tersebut berpotensi menjadi modal perpecahan dan konflik
Hanum dalam Syahid, 2013. Pendidikan multikultural memiliki tujuan untuk mengembangkan
kemampuan melakukan koreksi atas distorsi-distorsi, stereotipe-stereotipe, peniadaan-peniadaan, dan informasi-informasi yang salah tentang kelompok-
kelompok etnis dan kultural yang dimuat di dalam buku dan media pembelajaran, menyediakan strategi-strategi untuk melakukan hidup di dalam pergaulan
multikultural, mengembangkan
keterampilan-keterampilan komunikasi
interpersonal, menyediakan teknik-teknik untuk melakukan evaluasi dan membentuk, menyediakan klarifikasi serta penjelasan-penjelasan tentang
Universitas Sumatera Utara