38
mendistribusikan pendapatannya kepada para pemegang saham, melalui kembali saham mereka. Jika sebagian saham yang beredar dibeli
kembali oleh perusahaan sebagai treasury stock, maka jumlah saham yang beredar menjadi semakin sedikit, sehingga akan bisa
meningkatkan pendapatan per lembar saham EPS dan juga harga pasar saham. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya capital gain yang
bisa menggantikan adanya dividen. Dengan stock repurchase maka pemegang saham mempunyai pilihan untuk menjual sahamnya atau
tidak.
2.2.11. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Perusahaan dalam menetapkan kebijakan dividennya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan pembayaran
dividen banyak dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Riyanto 2001: 56. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen suatu perusahaan adalah : 1.
Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk
memperoleh keuntungan atas kegiatan usaha perusahaan selama satu tahun. Ukuran yang digunakan yaitu rasio laba operasi atau EBIT
Earning Before Interest and Tax. 2.
Posisi Likuiditas Perusahaan
39
Posisi likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum perusahaan mengambil keputusan
untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Jika posisi likuiditas perusahaan kuat maka
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen adalah besar, mengingat bahwa dividen adalah merupakan arus kas keluar cash
outflow bagi perusahaan. 3.
Kebutuhan Dana Untuk Membayar Utang Jika perusahaan memutuskan untuk membayar hutangnya dengan dana
dari Pos laba ditahan, maka akan tersedia dana yang semakin kecil untuk pembayaran dividen.
4. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Dimana semakin tinggi tingkat pertumbuhan suatu perusahaan maka akan semakin besar kebutuhan dana yang diperlukan oleh perusahaan.
Pada kondisi ini, perusahaan cenderung untuk menahan sebagian besar laba daripada membagikan laba tersebut kepada para pemegang saham.
Sehingga perusahaan cenderung menetapkan dividen dalam jumlah yang relatif kecil.
5. Pengawasan Terhadap Perusahaan
Dimana sebagian besar perusahaan cenderung membiayai kebutuhan dana untuk ekspansinya dengan dana dari sumber intern perusahaan
40
dengan maksud untuk mempertahankan kontrol pemegang saham yang dianggap sebagai kelompok dominan dalam perusahaan tersebut.
Sartono 2000:67 memberikan pendapat tentang pertimbangan dalam menetapkan besarnya dividen sebagai berikut :
1. Kebutuhan dana perusahaan
Kebutuhan dan perusahaan berkaitan dengan aliran kas perusahaan yang diharapkan, pengeluaran modal di masa datang yang diharapkan,
kebutuhan tambahan piutang dan persediaan, skedul pelunasan hutang, dan faktor lain yang mempengaruhi posisi kas perusahaan.
2. Likuiditas
Oleh karena dividen bagi perusahaan adalah arus kas keluar, maka semakin kuat posisi likuiditas perusahaan akan semakin besar
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen bagi para pemegang saham.
3. Kemampuan meminjam
Posisi likuiditas perusahaan dapat diatasi dengan kemampuan perusahaan untuk meminjam dalam jangka pendek. Kemampuan
meminjam dalam jangka pendek tersebut akan menngkatkan fleksibilitas likuiditas perusahaan. Selain itu, fleksibilitas perusahaan
juga dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk bergerak di pasar modal dengan mengeluarkan obligasi. Perusahaan yang besar dan
41
mantap akan memiliki akses yang lebih baik di pasar modal. Kemampuan meminjam dan fleksibilitas yang lebih besar akan
memperbesar kemampuan perusahaan dan membayar dividen. 4.
Keadaan pemegang saham Jika kepemilikan saham di perusahaan relatif tertutup, manajemen
dapat dengan mudah mengetahui harapan para pemegang saham dan bertindak dengan tepat. Apakah sebagian besar pemegang
menginginkan dividen ataukah capital gain. Tetapi bagi perusahaan yang jumlah pemegang sahamnya besar dan bervariasi maka
manajemen hanya dapat mengetahui harapan para pemegang saham tersebut dari reaksi pasar atas dividen yang dibayarkan oleh
perusahaan. 5.
Stabilitas dividen Saham dengan dividen yang stabil selama periode tertentu akan
mempunyai harga yang lebih tinggi daripada saham yang membayarkan dividennya dalam prosentase yang tetap terhadap
labanya.
Sedang Weston Copeland 1992: 98, menyebutkan faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen yang akan diterapkan oleh
perusahaan adalah :
42
1. Undang-undang
Undang-undang menentukan bahwa dividen harus dibayar dari laba, baik laba tahun berjalan maupun laba tahun lalu yang ada dalam pos
laba ditahan. 2.
Posisi Likuiditas 3.
Kebutuhan pelunasan hutang Apabila perusahaan menggunakan hutang untuk pembiayaan
ekspandsi, maka pembayaran hutang pada saat jatuh tempo dapat dilakukan dengan mengganti hutang tersebut dengan surat berharga
atau membayar hutang dengan tunai. Keputusan pembayaran hutang dengan uang tunai memerlukan tambahan dana dari laba ditahan, dan
hal itu akan mempengaruhi pembayaran dividen. 4.
Pembatasan dalam perjanjian hutang Perjanjian hutang jangka panjang seringkali membatasi kemampuan
perusahaan untuk membayarkan dividen. Perjanjian ini bertujuan untuk melindungi kedudukan pemberi pinjaman, dimana dividen masa
yang akan datang hanya dapat dibayarkan dari laba yang diperoleh sesudah penandatanganan perjanjian hutang, dividen tidak dapat
dibayarkan apabila modal kerja bersih berada dibawah batas minimum yang telah ditetapkan, dan dividen saham preferen harus
dibayarkan terlebih dahulu.
43
5. Tingkat ekspansi aktiva
Dimana jika kebutuhan dana semakin besar maka perusahaan cenderung untuk menahan laba daripada membayarkan dividen dari
laba tersebut. 6.
Tingkat laba Hasil pengembalian yang diharapkan akan menentukan pilihan relatif
untuk membayarkan laba tersebut dalam bentuk dividen kepada pemegang saham.
7. Peluang ke pasar modal
Perusahaan besar yang telah berjalan dengan baik dan mempunyai profitabilitas dan stabilitas laba yang mantap, akan mempunyai
peluang lebih besar untuk masuk ke pasar modal dan bentuk pembiayaan eksternal lainnya. Dan perusahaan ini cenderung untuk
memberikan tingkat pembayaran dividen yang lebih tinggi dari perusahaan-perusahaan kecil dan baru.
8. Kendali perusahaan
Pada umumnya perusahaan memilih untuk membiayai ekspansi dengan menggunakan sumber dana internal dengan maksud untuk
mempertahankan kendali perusahaan. Sehingga perusahaan membuat kebijakan untuk memperkecil jumlah dividen yang dibayarkan.
44
9. Posisi pemegang saham sebagai pembayar pajak
Jika mayoritas pemegang saham adalah subyek pajak yang dikenai pajak pribadi tinggi maka mereka cenderung menginginkan pembagian
dividen yang rendah. 10.
Pajak atas laba yang diakumulasikan secara salah Untuk mencegah agar pemegangan saham tidak menggunakan
perusahaan sebagai sarana menghindari tarif pajak pribadi yang tinggi, maka ditentukan suatu pajak tambahan khusus terhadap penghasilan
yang diakumulasikan secara tidak benar. Kondisi ini akan mempengaruhi pembayaran dividen, karena akumulasi modal ke
dalam perusahaan melalui laba ditahan haruslah didasarkan pada pertimbangan kebutuhan modal di masa mendatang.
2.2.12. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap