Gambaran Umum, Obyek Penelitian dan Penyajian Data 1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum, Obyek Penelitian dan Penyajian Data 4.1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1.1. PT Bursa Efek Indonesia BEI

Penggabungan PT Bursa Efek Surabaya BES ke dalam PT Bursa Efek Jakarta BEJ yang kemudian menjadi PT Bursa Efek Indonesia BEI, telah efektif mulai tanggal 30 November 2007. Bursa hasil merger tersebut telah memulai operasional pertamanya pada tanggal 3 Desember 2007. Bursa saat ini memfasilitasi perdagangan ekuiti, surat utang, dan perdagangan derivative. Dengan penggabungan, kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia meningkat menjadi 2.538 triliun yang terdiri dari 1.982 triliun kapitalisasi ekuiti, Rp 79,065 triliun obligasi korporasi, dan Rp 477 triliun Surat Utang Negara SUN. Hadirnya Bursa Efek tunggal ini diharapkan akan meningkatkan efisiensi industri Pasar Modal di Indonesia dan menambah daya tarik masyarakat untuk berinvestasi. Sinergi merger ini diharapkan anak meningkatkan pertumbuhan Pasar Modal kita, baik dalam kapitalisasi pasar, 63 jumlah emiten, dan jumlah investor baik local maupun asing. Harapan kedepan Pasar Modal Indonesia akan menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi nasional. Bursa Efek Indonesia sangat memahami peran Surabaya sebagai salah satu basis utama penggerak perekonomian di wilayah Indonesia Timur. BEI kemudian melalui Sentra Informasi dan Edukasi SIE di Surabaya akan semakin meningkatkan kegiatan sosialisasinya mengenai Pasar Modal sebagai alternative investasi bagi masyarakat umum, alternative pendanaan bagi perusahaan. Harapan BEI, sosialisasi tersebut akan menyumbang peningkatan jumlah investor dan perusahaan tercatat emiten baik dari Jawa Timur maupun dari wilayah sekitarnya. Bagi daerah sendiri, peningkatan jumlah perusahaan tercatat akan mampu menyokong pertumbuhan perekonomian daerah, melalui peningkatan pendapatan daerah, penciptaan lapangan kerja, peningkatan pelaksanaan good corporate governance di perusahaan, dan sebagainya. Dengan mempertimbangkan pertumbuhan industri Pasar Modal Indonesia beberapa tahun terakhir yang sedemikian pesat, Bursa Efek Indonesia BEI berencana melakukan pemutakhiran system Jakarta Automated Trading System JATS yang telah beroperasi selama 13 tahun terakhir, dengan system baru yang akan mampu menangani semua produk financial saham, obligasi, dan derivative dalam satu platform.

4.1.1.2. Perusahaan Food Beverage yang Listing di BEI

Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah Perusahaan Food Beverage yang listing di Bursa Efek Indonesia. Adapun gambaran umum mengenai 7 perusahaan yang menjadi sampel tersebut, secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Aqua Golden Mississippi Tbk

PT Aqua Golden Mississippi Tbk “Perusahaan” didirikan berdasarkan akta notaris Tan Thong Kie, SH No. 24 tanggal 23 Pebruari 1973. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. Y.A.521322 tanggal 19 Juni 1973 serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No. 84 tanggal 19 Oktober 1973. Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan akta notaries Lindasari Bachroem, SH No. 25 tanggal 12 Mei 1997 dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan Undang – Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995. Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No.C2-4579.HT.01.04.TH.97 tanggal 3 Juni 1997 serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No. 84 tanggal 21 Oktober 1997. Perusahaan bergerak dalam industri pengolahan dan pembotolan air minum dalam kemasan. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Jalan Pulo Lentut No. 3, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta. Pabrik Perusahaan berlokasi di Bekasi, Citeureup dan Mekarsari, Jawa Barat. Induk Perusahaan adalah PT Tirta Investama dan induk utama Perusahaan adalah Groupe Danone, sebuah Perusahaan yang berdiri dan berkedudukan di Perancis.

2. Delta Djakarta Tbk

Pabrik “Anker Bir” didirikan pada tahun 1932 dengan nama Archipel Brouwerij. Dalam perkembangannya, kepemilikan dari pabrik ini telah mengalami beberapa kali perubahan sehingga berbentuk PT Delta Djakarta pada tahun 1970. PT Delta Djakarta Tbk “Perusahaan” didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 11 tahun 1970 berdasarkan akta No. 35 tanggal 15 Juni 1970 dari Abdul Latief, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. J.A.5759 tanggal 26 April 1971. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 04 tanggal 4 Mei 2006 dari P. Sutrisno A. Tampubolon, SH., M.Kn., notaries publik di Jakarta, mengenai perubahan susunan dan anggota dewan komisaris dan direksi Perusahaan. Perusahaan dan pabriknya berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum Barat, Bekasi Timur – Jawa Barat. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan yaitu terutama untuk memproduksi dan menjual bir pilsener bir yang berwarna bening dan bir hitam dengan merek “Anker”, “Carlsberg”, “San Miguel”, “Kuda Putih” dan “San Mig Light”. Perusahaan juga memproduksi dan menjual produk minuman non-alkohol dengan merek “Sodaku” dan “Soda Ice”. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan diluar negeri. Perusahaan mulai beroperasi sejak tahun 1933. Jumlah karyawan Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 30 September 2007 dan 2006 masing-masing 496 orang dan 512 orang. Berdasarkan hasil Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham tanggal 6 Oktober 2003 sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris No. 18 tanggal 6 Oktober 2003 dari Sri Herawati Anwar Effendi, SH, notaries publik di Bekasi, disetujui bahwa Perusahaan mengakuisisi 15 saham PT San Miguel Indonesia Foods and Beverages SMIFB. SMIFB memproduksi minuman non-alkohol.

3. Fast Food Indonesia Tbk

PT Fast Food Indonesia “Perusahaan” didirikan berdasarkan akta No. 20 tanggal 19 Juni 1978 yang dibuat dihadapan Sri Rahayu, SH, Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman melalui surat keputusan No. Y.A 524512 tanggal 22 Mei 1979 dan telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta No. 4491 tanggal 1 Oktober 1979, dimuat dalam Tambahan No. 682 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 90 tanggal 9 November 1979. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir No. 17 tanggal 12 Juni 2000, dari Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, SH, notaries di Jakarta mengenai perubahan nominal per saham Perusahaan dari Rp. 1.000 per saham menjadi Rp. 100 per saham, sehingga modal Perusahaan menjadi Rp. 60.000.000.000 terbagi atas 600.000.000 saham dan modal dasar yang telah ditempatkan dan disetor penuh menjadi 446.250.000 saham. Perusahaan bergerak di bidang makanan dan restoran. Perusahaan memulai usaha komersialnya sejak tahun 1979. Pada tanggal 31 Maret 1993 Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat sebanyak 4.462.500 saham dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp 4.462.500. sejak tanggal 11 Mei 1993, saham Perusahaan yang telah ditawarkan kepada masyarakat telah dicatat di Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 2000 perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham Perusahaan dari Rp. 1000 per saham menjadi Rp. 100 per saham. Dengan demikian jumlah dari saham Perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh bertambah menjadi 446.250.000 saham. Pemegang saham utama Perusahaan PT Gelael Pratama dan PT Megah Eraraharja. Perusahaan mempunyai 11.668 karyawan pada tanggal 30 September 2007 2006: 9.429 dan kantor pusat terletak di Jl. MT Haryono, Jakarta, Indonesia.

4. Indofood Sukses Makmur Tbk

PT Indofood Sukses Makmur Tbk “Perusahaan” didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan akta notaris Benny Kristianto, S.H., No. 228. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-2915.HT.01.01.Th’91 tanggal 12 Juli 1991, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 12 Tambahan No. 611 tanggal 11 Februari 1992. Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, perubahan terakhir berdasarkan akta No. 75 tanggal 25 Juni 2004 dari notaris yang sama, antara lain, mengenai perubahan susunan anggota dewan komisaris dan direksi, serta perubahan wewenang dewan direksi. Perubahan ini telah diterima dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia sebelumnya Menteri Kehakiman berdasarkan Surat Keputusan No. C- 16055.HT.01.04.TH.2004 tanggal 25 Juni 2004 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 98 Tambahan No. 1034 tanggal 7 Desember 2004. Berdasarkan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terdiri dari, antara lain, produksi mie, penggilingan tepung terigu, kemasan, jasa manajemen serta penelitian dan pengembangan. Saat ini, Perusahaan terutama bergerak di bidang pembuatan mie dan penggilingan tepung terigu. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 27, Jenderal Sudirman, Kav. 76-78, Jakarta, Indonesia, sedangkan pabriknya berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1990.

5. Mayora Indah Tbk

PT Mayora Indah Tbk perusahaan didirikan dengan akta No. 204 tanggal 17 Februari 1977 dari Poppy Savitri Parmanto, S.H, pengganti dari Ridwan Suselo, S.H, notaries di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5514 tanggal 3 Januari 1978 serta diumumkan dalam Berita Negera Republik Indonesia No. 39 tanggal 15 Mei 1990, Tambahan No. 1716. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta No. 448 tanggal 27 Juni 1997 dari Adam Kasdarmadji, S.H, notaris di Jakarta, mengenai perusahaan Anggaran Dasar Perusahaan agar sesuai dengan Undang-undang Perseroan Terbatas dan Undang-undang Pasar Modal. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-620.HT.01.04. Th. 98 tanggal 6 Februari 1998 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 102 tanggal 22 Desember 2000, Tambahan No. 7817. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang linkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang usaha industry makanan, kembang gula dan biscuit. Perusahaan menjual produknya di pasar local dan luar negeri. Perusahaan memulai usahanya secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat Perusahaan terletak di Gedung Mayora, Jl. Tomang Raya No. 21-23, Jakarta, sedangkan pabrik Perusahaan terletak di Tangerang dan Bekasi.

6. Multi Bintang Indonesia Tbk

Perseroan didirikan pada tanggal 3 Juni 1929 berdasarkan akta notaries No. 8 dari Tjeerd Dijkstra, notaris di Medan, dengan nama N.V. Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen. Perseroan berdomisili di Indonesia dengan kantor pusat berlokasi di Ratu Plaza Building Lantai 24, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 9, Jakarta 10270, dan pabrik berlokasi di Jl. Daan Mogot KM. 19, Tangerang 15122 dan Jl. Raya Mojosari-Pacet KM. 50, Sampang Agung, Jawa Timur, Perseroan adalah bagian dari kelompok Heineken, dimana pemegang saham utama adalah Heineken Internasional B.V. Tranksaksi dan saldo signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa disajikan dalam catatan 20 atas laporan keuangan konsolidasi. Pada tanggal 15 Desember 1981, 16,7 dari modal dasar Perseroan dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Dengan surat dari PT Bursa Efek Jakarta No. S- 3728BEJ.EEM12-2000 tanggal 18 Desember 2000 dan PT Bursa Efek Surabaya No. JKT-019MKT-LISTBES12001 tanggal 29 Januari 2001, saham perseroan yang ditempatkan sejumlah 21.0700.000 dicatatkan di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 12 Januari 2001 dan Bursa Efek Surabaya sejak tanggal 5 Februari 2001. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami perubahan beberapa kali. Perubahan terakhir dilakukan dengan akta notaries Singgih Sudilo, S.H, tanggal 6 Juli 2001 No. 17. Akta ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan No. C-14392 HT.01.04.TH.2001 tanggal 28 November 2001, didaftarkan dengan No. TDP. 090311508253 pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan No. 102RUB.09.0312002 tanggal 29 Januari 2002, dan diumumkan dalam Tambahan No. 302 pada Berita Negara No. 35 tanggal 30 April 2002. Sesuai dengan Anggaran Dasar, Perseroan beroperasi dalam indusri bir dan minuman lainnya. Untuk mencapai tujuan usahanya, Perseroan dapat melakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut : a. Produksi bir dan minuman lainnya dan produk-produk lain yang relevan b. Pemasaran produk-produk tersebut di atas, pada pasar local dan internasional c. Impor atas bahan-bahan promosi yang relevan dengan produk-produk di atas.

7. Tunas Baru Lampung Tbk

Tunas Baru Lampung Tbk. “Perusahaan” didirikan di Indonesia berdasarkan Akta Notaris Soetrono Prawiroatmodjo, S.H., No. 25 tanggal 16 November 1959. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A. 5414 tanggal 13 Januari 1960, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 30 Tambahan No. 78 tanggal 12 April 1960. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan terakhir dengan Akta Notaris Ny. S.P. Henny Singgih, S.H., No. 69 tanggal 27 Agustus 2004 mengenai penambahan modal ditempatkan dan disetor Perusahaan. Perubahan Anggaran Dasar ini telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia sesuai dalam Surat Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan No. C-25225 H.T.01.04.TH.2004 tanggal 11 Oktober 2004. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang usaha pembuatan komponen, kemasan dan lembaran plastik. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat beralamat di Menara Dynaplast lantai 9, Jalan M.H. Thamrin, Lippo Karawaci, Tangerang, sedangkan pabriknya berlokasi di Tangerang, Bekasi dan Bogor. Perusahaan mendapatkan status sebagai Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan Surat Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 149-I- PMDN-1991 tanggal 6 Februari 1991. Perusahaan beroperasi secara komersial pada tahun 1960.

4.1.1.3. Penyajian Data

Dalam rangka menganalisis data penelitian, maka terlebih dahulu data keuangan yang terkumpul diolah menjadi rasio-rasio keuangan sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti. Adapun hasil perhitungan rasio-rasio keuangan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1 yang menyajikan hasil perhitungan rasio-rasio keuangan dari variabel - variabel penelitian per tahun selama periode penelitian. Berikut ini akan dibahas perkembangan variabel-variabel penelitian. Perkembangan Rerata Variabel Penelitian Tabel 4.1. Rasio Profitabilitas Tahun Rerata No. Nama perusahaan 2003 2004 2005 2006 2007 5 tahun 1 Aqua Golden Mississippi 0.085 0.100 0.058 0.048 0.054 0.069 2 Delta Djakarta 0.183 0.162 0.183 0.153 0.145 0.165 3 Fast Food Indonesia 0.063 0.056 0.056 0.075 0.078 0.066 4 Indofood Sukses Makmur 0.058 0.048 0.023 0.056 0.062 0.049 5 Multi Bintang Indonesia 0.234 0.181 0.151 0.125 0.103 0.159 6 Mayora Indonesia 0.111 0.091 0.040 0.072 0.081 0.079 7 Tunas Baru Lampung 0.065 0.015 0.015 0.066 0.043 0.041 Rerata Per Tahun 0.114 0.093 0.075 0.085 0.081 Tabel 4.2. Rasio Likuiditas Tahun Rerata No. Nama perusahaan 2003 2004 2005 2006 2007 5 tahun 1 Aqua Golden Mississippi 5.029 4.429 7.576 7.182 7.088 6.261 2 Delta Djakarta 5.071 4.135 3.694 3.777 3.643 4.064 3 Fast Food Indonesia 1.267 1.288 1.136 1.071 1.198 1.192 4 Indofood Sukses Makmur 1.939 1.47 1.467 1.189 1.517 1.516 5 Multi Bintang Indonesia 1.149 0.983 0.68 0.528 0.502 0.768 6 Mayora Indonesia 1.481 0.16 1.231 1.413 1.352 1.127 7 Tunas Baru Lampung 1.002 1.58 1.051 1.479 1.426 1.308 Rerata Per tahun 2.419 2.006 2.405 2.377 2.389 Tabel 4.3. Rasio Solvabilitas Tahun Rerata No. Nama perusahaan 2003 2004 2005 2006 2007 5 tahun 1 Aqua Golden Mississippi 2.123 2.169 2.309 2.319 2.332 2.250 2 Delta Djakarta 5.636 4.503 4.108 4.186 4.143 4.515 3 Fast Food Indonesia 2.446 2.520 2.524 2.475 2.671 2.527 4 Indofood Sukses Makmur 1.451 1.471 1.472 1.531 1.740 1.533 5 Multi Bintang Indonesia 2.250 1.899 1.656 1.482 1.413 1.740 6 Mayora Indonesia 2.797 3.216 2.661 2.757 2.552 2.796 7 Tunas Baru Lampung 1.782 1.609 1.547 1.732 1.800 1.694 Rerata Per tahun 2.640 2.483 2.325 2.354 2.378 Tabel 4.4. Kebijakan Deviden Tahun Rerata No. Nama perusahaan 2003 2004 2005 2006 2007 5 tahun 1 Aqua Golden Mississippi 16.96 16.95 16.98 10.178 2 Delta Djakarta 14.69 14.48 19.87 48.09 19.426 3 Fast Food Indonesia 19.68 22.4 21.61 19.42 16.622 4 Indofood Sukses Makmur 43.81 43.72 38.08 88.56 41.42 51.118 5 Multi Bintang Indonesia 78.05 23.03 118.41 75.6 62.12 71.442 6 Mayora Indonesia 22.82 22.52 41.91 28.67 23.184 7 Tunas Baru Lampung 31.94 29.45 20.52 29.97 26.55 27.686 Rerata Per tahun 32.564 24.65 40 41.473 18.584 Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2003-2007 data diolah.

1. Profitabilitas

Variabel Profitabillitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio laba operasi atau EBIT dengan total sales. Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata profitabilitas masing-masing perusahaan menunjukkan jumlah yang berbeda pada kurun waktu tahun 2003 sampai dengan 2007. Dari 7 perusahaan tersebut PT. Delta Jakarta mempunyai rata-rata profitabilitas yang paling tinggi yaitu sebesar 0.165. Sedangkan rata- rata profitabilitas yang paling rendah adalah PT. Tunas Baru Lampung yaitu sebesar 0.041.

2. Likuiditas

Variabel Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio aktiva lancar dengan hutang lancar. Berdasarkan tabel 4.2. di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata likuiditas masing- masing perusahaan menunjukkan jumlah yang berbeda pada kurun waktu tahun 2003 sampai dengan 2007. Dari 7 perusahaan tersebut PT. Aqua Golden Mississipi mempunyai rata-rata likuiditas yang paling tinggi yaitu sebesar 6.261. Sedangkan rata-rata likuiditas yang paling rendah adalah PT. Multi Bintang Indonesia yaitu sebesar 0.768.

3. Solvabilitas

Variabel Solvabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio total asset dengan total hutang. Berdasarkan tabel 4.3. di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata solvabilitas masing-masing perusahaan menunjukkan jumlah yang berbeda pada kurun waktu tahun 2003 sampai dengan 2007. Dari 7 perusahaan tersebut PT. Delta Jakarta mempunyai rata-rata solvabilitas yang paling tinggi yaitu sebesar 4.515. Sedangkan rata-rata solvabilitas yang paling rendah adalah PT. Indofood Sukses Makmur yaitu sebesar 1.533.

4. Kebijakan

Dividen Variabel kebijakan deviden dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio jumlah deviden kas yang dibayarkan dengan jumlah saham yang beredar. Berdasarkan tabel 4.4. di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata kebijakan deviden masing-masing perusahaan menunjukkan jumlah yang berbeda pada kurun waktu tahun 2003 sampai dengan 2007. Dari 7 perusahaan tersebut PT. Multi Bintang Indonesia mempunyai rata-rata kebijakan deviden yang paling tinggi yaitu sebesar 71.442. Sedangkan rata-rata kebijakan deviden yang paling rendah adalah PT. Aqua Golden Mississipi yaitu sebesar 10.178.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian