BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum, Obyek Penelitian dan Penyajian Data 4.1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1.1. PT Bursa Efek Indonesia BEI
Penggabungan PT Bursa Efek Surabaya BES ke dalam PT Bursa Efek Jakarta BEJ yang kemudian menjadi PT Bursa
Efek Indonesia BEI, telah efektif mulai tanggal 30 November 2007. Bursa hasil merger tersebut telah memulai operasional
pertamanya pada tanggal 3 Desember 2007. Bursa saat ini memfasilitasi perdagangan ekuiti, surat utang, dan perdagangan
derivative. Dengan penggabungan, kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia meningkat menjadi 2.538 triliun yang terdiri dari 1.982
triliun kapitalisasi ekuiti, Rp 79,065 triliun obligasi korporasi, dan Rp 477 triliun Surat Utang Negara SUN. Hadirnya Bursa Efek
tunggal ini diharapkan akan meningkatkan efisiensi industri Pasar Modal di Indonesia dan menambah daya tarik masyarakat untuk
berinvestasi. Sinergi merger ini diharapkan anak meningkatkan pertumbuhan Pasar Modal kita, baik dalam kapitalisasi pasar,
63
jumlah emiten, dan jumlah investor baik local maupun asing. Harapan kedepan Pasar Modal Indonesia akan menjadi salah satu
pilar utama pertumbuhan ekonomi nasional. Bursa Efek Indonesia sangat memahami peran Surabaya
sebagai salah satu basis utama penggerak perekonomian di wilayah Indonesia Timur. BEI kemudian melalui Sentra Informasi
dan Edukasi SIE di Surabaya akan semakin meningkatkan kegiatan sosialisasinya mengenai Pasar Modal sebagai alternative
investasi bagi masyarakat umum, alternative pendanaan bagi perusahaan. Harapan BEI, sosialisasi tersebut akan menyumbang
peningkatan jumlah investor dan perusahaan tercatat emiten baik dari Jawa Timur maupun dari wilayah sekitarnya. Bagi daerah
sendiri, peningkatan jumlah perusahaan tercatat akan mampu menyokong pertumbuhan perekonomian daerah, melalui
peningkatan pendapatan daerah, penciptaan lapangan kerja, peningkatan pelaksanaan good corporate governance di
perusahaan, dan sebagainya. Dengan mempertimbangkan pertumbuhan industri Pasar
Modal Indonesia beberapa tahun terakhir yang sedemikian pesat, Bursa Efek Indonesia BEI berencana melakukan pemutakhiran
system Jakarta Automated Trading System JATS yang telah
beroperasi selama 13 tahun terakhir, dengan system baru yang akan mampu menangani semua produk financial saham, obligasi,
dan derivative dalam satu platform.
4.1.1.2. Perusahaan Food Beverage yang Listing di BEI
Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah Perusahaan Food Beverage yang listing di Bursa Efek
Indonesia. Adapun gambaran umum mengenai 7 perusahaan yang menjadi sampel tersebut, secara ringkas dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Aqua Golden Mississippi Tbk
PT Aqua Golden Mississippi Tbk “Perusahaan” didirikan berdasarkan akta notaris Tan Thong Kie, SH No. 24
tanggal 23 Pebruari 1973. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No.
Y.A.521322 tanggal 19 Juni 1973 serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No. 84 tanggal 19 Oktober 1973.
Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan akta notaries Lindasari Bachroem,
SH No. 25 tanggal 12 Mei 1997 dalam rangka penyesuaian
dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan Undang – Undang Pasar Modal No. 8 tahun
1995. Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No.C2-4579.HT.01.04.TH.97 tanggal
3 Juni 1997 serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No. 84 tanggal 21 Oktober 1997. Perusahaan bergerak dalam
industri pengolahan dan pembotolan air minum dalam kemasan. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya
pada tahun 1974. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Jalan Pulo Lentut No. 3, Kawasan Industri
Pulogadung, Jakarta. Pabrik Perusahaan berlokasi di Bekasi, Citeureup dan Mekarsari, Jawa Barat. Induk Perusahaan
adalah PT Tirta Investama dan induk utama Perusahaan adalah Groupe Danone, sebuah Perusahaan yang berdiri dan
berkedudukan di Perancis.
2. Delta Djakarta Tbk
Pabrik “Anker Bir” didirikan pada tahun 1932 dengan nama Archipel Brouwerij. Dalam perkembangannya,
kepemilikan dari pabrik ini telah mengalami beberapa kali perubahan sehingga berbentuk PT Delta Djakarta pada tahun
1970. PT Delta Djakarta Tbk “Perusahaan” didirikan dalam
rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 11 tahun
1970 berdasarkan akta No. 35 tanggal 15 Juni 1970 dari Abdul Latief, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. J.A.5759 tanggal 26 April 1971.
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 04 tanggal 4 Mei
2006 dari P. Sutrisno A. Tampubolon, SH., M.Kn., notaries publik di Jakarta, mengenai perubahan susunan dan anggota
dewan komisaris dan direksi Perusahaan. Perusahaan dan pabriknya berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum Barat, Bekasi
Timur – Jawa Barat. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan yaitu
terutama untuk memproduksi dan menjual bir pilsener bir yang berwarna bening dan bir hitam dengan merek “Anker”,
“Carlsberg”, “San Miguel”, “Kuda Putih” dan “San Mig Light”. Perusahaan juga memproduksi dan menjual produk
minuman non-alkohol dengan merek “Sodaku” dan “Soda Ice”.
Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan diluar negeri. Perusahaan mulai beroperasi sejak tahun 1933.
Jumlah karyawan Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 30 September 2007 dan 2006 masing-masing 496
orang dan 512 orang. Berdasarkan hasil Rapat Umum Luar Biasa Para
Pemegang Saham tanggal 6 Oktober 2003 sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris No. 18 tanggal 6 Oktober
2003 dari Sri Herawati Anwar Effendi, SH, notaries publik di Bekasi, disetujui bahwa Perusahaan mengakuisisi 15 saham
PT San Miguel Indonesia Foods and Beverages SMIFB. SMIFB memproduksi minuman non-alkohol.
3. Fast Food Indonesia Tbk
PT Fast Food Indonesia “Perusahaan” didirikan berdasarkan akta No. 20 tanggal 19 Juni 1978 yang dibuat
dihadapan Sri Rahayu, SH, Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman melalui
surat keputusan No. Y.A 524512 tanggal 22 Mei 1979 dan telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta No.
4491 tanggal 1 Oktober 1979, dimuat dalam Tambahan No. 682 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 90 tanggal 9 November 1979. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa
kali perubahan, terakhir No. 17 tanggal 12 Juni 2000, dari
Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, SH, notaries di Jakarta mengenai perubahan nominal per saham Perusahaan dari Rp.
1.000 per saham menjadi Rp. 100 per saham, sehingga modal Perusahaan menjadi Rp. 60.000.000.000 terbagi atas
600.000.000 saham dan modal dasar yang telah ditempatkan dan disetor penuh menjadi 446.250.000 saham.
Perusahaan bergerak di bidang makanan dan restoran. Perusahaan memulai usaha komersialnya sejak tahun 1979.
Pada tanggal 31 Maret 1993 Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal untuk
melakukan penawaran umum kepada masyarakat sebanyak 4.462.500 saham dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp
4.462.500. sejak tanggal 11 Mei 1993, saham Perusahaan yang telah ditawarkan kepada masyarakat telah dicatat di
Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 2000 perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham Perusahaan dari Rp. 1000 per
saham menjadi Rp. 100 per saham. Dengan demikian jumlah dari saham Perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh
bertambah menjadi 446.250.000 saham. Pemegang saham utama Perusahaan PT Gelael
Pratama dan PT Megah Eraraharja.
Perusahaan mempunyai 11.668 karyawan pada tanggal 30 September 2007 2006: 9.429 dan kantor pusat terletak di
Jl. MT Haryono, Jakarta, Indonesia.
4. Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Indofood Sukses Makmur Tbk “Perusahaan” didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 14 Agustus
1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan akta notaris Benny Kristianto, S.H., No. 228. Akta pendirian
ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-2915.HT.01.01.Th’91 tanggal
12 Juli 1991, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 12 Tambahan No. 611 tanggal 11 Februari
1992. Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, perubahan terakhir berdasarkan akta
No. 75 tanggal 25 Juni 2004 dari notaris yang sama, antara lain, mengenai perubahan susunan anggota dewan komisaris
dan direksi, serta perubahan wewenang dewan direksi. Perubahan ini telah diterima dan disetujui oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia sebelumnya Menteri Kehakiman berdasarkan Surat Keputusan No. C-
16055.HT.01.04.TH.2004 tanggal 25 Juni 2004 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 98
Tambahan No. 1034 tanggal 7 Desember 2004. Berdasarkan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan terdiri dari, antara lain, produksi mie, penggilingan tepung terigu, kemasan, jasa manajemen serta penelitian dan
pengembangan. Saat ini, Perusahaan terutama bergerak di bidang pembuatan mie dan penggilingan tepung terigu. Kantor
pusat Perusahaan berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 27, Jenderal Sudirman, Kav. 76-78, Jakarta,
Indonesia, sedangkan pabriknya berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1990.
5. Mayora Indah Tbk
PT Mayora Indah Tbk perusahaan didirikan dengan akta No. 204 tanggal 17 Februari 1977 dari Poppy Savitri
Parmanto, S.H, pengganti dari Ridwan Suselo, S.H, notaries di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5514 tanggal 3 Januari 1978 serta diumumkan dalam Berita Negera
Republik Indonesia No. 39 tanggal 15 Mei 1990, Tambahan No. 1716. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami
beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta No. 448
tanggal 27 Juni 1997 dari Adam Kasdarmadji, S.H, notaris di Jakarta, mengenai perusahaan Anggaran Dasar Perusahaan
agar sesuai dengan Undang-undang Perseroan Terbatas dan Undang-undang Pasar Modal. Perubahan Anggaran Dasar
tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-620.HT.01.04. Th.
98 tanggal 6 Februari 1998 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 102 tanggal 22 Desember
2000, Tambahan No. 7817. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan,
ruang linkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang usaha industry makanan, kembang gula dan
biscuit. Perusahaan menjual produknya di pasar local dan luar negeri.
Perusahaan memulai usahanya secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat Perusahaan terletak di Gedung
Mayora, Jl. Tomang Raya No. 21-23, Jakarta, sedangkan pabrik Perusahaan terletak di Tangerang dan Bekasi.
6. Multi Bintang Indonesia Tbk
Perseroan didirikan pada tanggal 3 Juni 1929 berdasarkan akta notaries No. 8 dari Tjeerd Dijkstra, notaris di
Medan, dengan nama N.V. Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen. Perseroan berdomisili di Indonesia dengan
kantor pusat berlokasi di Ratu Plaza Building Lantai 24, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 9, Jakarta 10270, dan pabrik berlokasi
di Jl. Daan Mogot KM. 19, Tangerang 15122 dan Jl. Raya Mojosari-Pacet KM. 50, Sampang Agung, Jawa Timur,
Perseroan adalah bagian dari kelompok Heineken, dimana pemegang saham utama adalah Heineken Internasional B.V.
Tranksaksi dan saldo signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa disajikan dalam catatan 20
atas laporan keuangan konsolidasi. Pada tanggal 15 Desember 1981, 16,7 dari modal
dasar Perseroan dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Dengan surat dari PT Bursa Efek Jakarta No. S-
3728BEJ.EEM12-2000 tanggal 18 Desember 2000 dan PT Bursa Efek Surabaya No. JKT-019MKT-LISTBES12001
tanggal 29 Januari 2001, saham perseroan yang ditempatkan sejumlah 21.0700.000 dicatatkan di Bursa Efek Jakarta sejak
tanggal 12 Januari 2001 dan Bursa Efek Surabaya sejak tanggal 5 Februari 2001.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami perubahan beberapa kali. Perubahan terakhir dilakukan dengan akta
notaries Singgih Sudilo, S.H, tanggal 6 Juli 2001 No. 17. Akta ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan No. C-14392 HT.01.04.TH.2001 tanggal 28 November 2001, didaftarkan
dengan No. TDP. 090311508253 pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan No. 102RUB.09.0312002
tanggal 29 Januari 2002, dan diumumkan dalam Tambahan No. 302 pada Berita Negara No. 35 tanggal 30 April 2002.
Sesuai dengan Anggaran Dasar, Perseroan beroperasi dalam indusri bir dan minuman lainnya. Untuk mencapai tujuan
usahanya, Perseroan dapat melakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut :
a. Produksi bir dan minuman lainnya dan produk-produk lain
yang relevan b.
Pemasaran produk-produk tersebut di atas, pada pasar local dan internasional
c. Impor atas bahan-bahan promosi yang relevan dengan
produk-produk di atas.
7. Tunas Baru Lampung Tbk
Tunas Baru Lampung Tbk. “Perusahaan” didirikan di Indonesia berdasarkan Akta Notaris Soetrono
Prawiroatmodjo, S.H., No. 25 tanggal 16 November 1959. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A. 5414 tanggal 13 Januari 1960, serta diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 30 Tambahan No. 78 tanggal 12 April 1960. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami
beberapa kali perubahan terakhir dengan Akta Notaris Ny. S.P. Henny Singgih, S.H., No. 69 tanggal 27 Agustus 2004
mengenai penambahan modal ditempatkan dan disetor Perusahaan.
Perubahan Anggaran Dasar ini telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia sesuai dalam
Surat Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan No. C-25225 H.T.01.04.TH.2004 tanggal 11
Oktober 2004. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama
bergerak dalam bidang usaha pembuatan komponen, kemasan dan lembaran plastik. Perusahaan berdomisili di Jakarta
dengan kantor pusat beralamat di Menara Dynaplast lantai 9, Jalan M.H. Thamrin, Lippo Karawaci, Tangerang, sedangkan
pabriknya berlokasi di Tangerang, Bekasi dan Bogor. Perusahaan mendapatkan status sebagai Perusahaan
Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan Surat Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 149-I-
PMDN-1991 tanggal 6 Februari 1991. Perusahaan beroperasi secara komersial pada tahun 1960.
4.1.1.3. Penyajian Data
Dalam rangka menganalisis data penelitian, maka terlebih dahulu data keuangan yang terkumpul diolah menjadi rasio-rasio
keuangan sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti. Adapun hasil perhitungan rasio-rasio keuangan tersebut dapat dilihat pada Tabel
4.1 yang menyajikan hasil perhitungan rasio-rasio keuangan dari variabel - variabel penelitian per tahun selama periode penelitian.
Berikut ini akan dibahas perkembangan variabel-variabel penelitian.
Perkembangan Rerata Variabel Penelitian Tabel 4.1. Rasio Profitabilitas
Tahun Rerata
No. Nama perusahaan
2003 2004
2005 2006
2007 5 tahun
1 Aqua
Golden Mississippi 0.085
0.100 0.058
0.048 0.054
0.069 2
Delta Djakarta
0.183 0.162
0.183 0.153
0.145 0.165
3 Fast
Food Indonesia 0.063
0.056 0.056
0.075 0.078
0.066 4
Indofood Sukses Makmur
0.058 0.048
0.023 0.056
0.062 0.049
5 Multi
Bintang Indonesia 0.234
0.181 0.151
0.125 0.103
0.159 6
Mayora Indonesia
0.111 0.091
0.040 0.072
0.081 0.079
7 Tunas
Baru Lampung 0.065
0.015 0.015
0.066 0.043
0.041 Rerata Per Tahun
0.114 0.093
0.075 0.085
0.081
Tabel 4.2. Rasio Likuiditas
Tahun Rerata
No. Nama
perusahaan 2003
2004 2005
2006 2007
5 tahun 1
Aqua Golden Mississippi
5.029 4.429
7.576 7.182
7.088 6.261
2 Delta
Djakarta 5.071
4.135 3.694
3.777 3.643
4.064 3
Fast Food Indonesia
1.267 1.288
1.136 1.071
1.198 1.192
4 Indofood
Sukses Makmur 1.939
1.47 1.467
1.189 1.517
1.516 5
Multi Bintang Indonesia
1.149 0.983
0.68 0.528
0.502 0.768
6 Mayora
Indonesia 1.481
0.16 1.231
1.413 1.352
1.127 7
Tunas Baru Lampung
1.002 1.58
1.051 1.479
1.426 1.308
Rerata Per tahun 2.419
2.006 2.405
2.377 2.389
Tabel 4.3. Rasio Solvabilitas
Tahun Rerata
No. Nama
perusahaan 2003
2004 2005
2006 2007
5 tahun 1
Aqua Golden Mississippi
2.123 2.169
2.309 2.319
2.332 2.250
2 Delta
Djakarta 5.636
4.503 4.108
4.186 4.143
4.515 3
Fast Food Indonesia
2.446 2.520
2.524 2.475
2.671 2.527
4 Indofood
Sukses Makmur 1.451
1.471 1.472
1.531 1.740
1.533 5
Multi Bintang Indonesia
2.250 1.899
1.656 1.482
1.413 1.740
6 Mayora
Indonesia 2.797
3.216 2.661
2.757 2.552
2.796 7
Tunas Baru Lampung
1.782 1.609
1.547 1.732
1.800 1.694
Rerata Per tahun 2.640
2.483 2.325
2.354 2.378
Tabel 4.4. Kebijakan Deviden
Tahun Rerata
No. Nama
perusahaan 2003
2004 2005
2006 2007
5 tahun 1
Aqua Golden Mississippi
16.96 16.95
16.98 10.178
2 Delta
Djakarta 14.69
14.48 19.87
48.09 19.426
3 Fast
Food Indonesia 19.68
22.4 21.61
19.42 16.622
4 Indofood
Sukses Makmur 43.81
43.72 38.08
88.56 41.42
51.118 5
Multi Bintang Indonesia
78.05 23.03
118.41 75.6
62.12 71.442
6 Mayora
Indonesia 22.82
22.52 41.91
28.67 23.184
7 Tunas
Baru Lampung 31.94
29.45 20.52
29.97 26.55
27.686 Rerata Per tahun
32.564 24.65
40 41.473
18.584
Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2003-2007 data diolah.
1. Profitabilitas
Variabel Profitabillitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio laba operasi atau EBIT dengan total sales.
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata profitabilitas masing-masing perusahaan menunjukkan jumlah yang
berbeda pada kurun waktu tahun 2003 sampai dengan 2007. Dari 7 perusahaan tersebut PT. Delta Jakarta mempunyai rata-rata
profitabilitas yang paling tinggi yaitu sebesar 0.165. Sedangkan rata- rata profitabilitas yang paling rendah adalah PT. Tunas Baru
Lampung yaitu sebesar 0.041.
2. Likuiditas
Variabel Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio aktiva lancar dengan hutang lancar. Berdasarkan
tabel 4.2. di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata likuiditas masing- masing perusahaan menunjukkan jumlah yang berbeda pada kurun
waktu tahun 2003 sampai dengan 2007. Dari 7 perusahaan tersebut PT. Aqua Golden Mississipi mempunyai rata-rata likuiditas yang
paling tinggi yaitu sebesar 6.261. Sedangkan rata-rata likuiditas yang paling rendah adalah PT. Multi Bintang Indonesia yaitu sebesar
0.768.
3. Solvabilitas
Variabel Solvabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio total asset dengan total hutang. Berdasarkan
tabel 4.3. di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata solvabilitas masing-masing perusahaan menunjukkan jumlah yang berbeda pada
kurun waktu tahun 2003 sampai dengan 2007. Dari 7 perusahaan tersebut PT. Delta Jakarta mempunyai rata-rata solvabilitas yang
paling tinggi yaitu sebesar 4.515. Sedangkan rata-rata solvabilitas yang paling rendah adalah PT. Indofood Sukses Makmur yaitu
sebesar 1.533.
4. Kebijakan
Dividen
Variabel kebijakan deviden dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio jumlah deviden kas yang dibayarkan
dengan jumlah saham yang beredar. Berdasarkan tabel 4.4. di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata kebijakan deviden masing-masing
perusahaan menunjukkan jumlah yang berbeda pada kurun waktu tahun 2003 sampai dengan 2007. Dari 7 perusahaan tersebut PT.
Multi Bintang Indonesia mempunyai rata-rata kebijakan deviden yang paling tinggi yaitu sebesar 71.442. Sedangkan rata-rata
kebijakan deviden yang paling rendah adalah PT. Aqua Golden Mississipi yaitu sebesar 10.178.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian