27
dividen ataukah laba tersebut sebaiknya digunakan untuk mendanai operasi perusahaan pada tahun berikutnya dalam bentuk laba ditahan retained
earning. Horne, 2002: 100 Keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas dari
keputusan–keputusan yang diambil oleh manajer keuangan perusahaan yang ditujukan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu meningkatkan
kemakmuran pemilik perusahaan pemegang saham yang ditunjukkan oleh meningkatnya nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham
perusahaan.
2.2.5. Pengertian Dividen
Setia 2003: 30 menyatakan bahwa dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan
retained earnings yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai
keuntungan dari laba perusahaan. Cadangan yang diambil dari EAT dilakukan sampai cadangan mencapai minimum dua puluh persen dari
modal yang ditempatkan. Modal yang ditempatkan adalah modal yang disetor penuh ditambah dengan modal yang belum disetor sehubungan
dengan penerbitan saham baru seperti rights dan warran. Keputusan
28
mengenai jumlah laba yang ditahan dan dividen yang akan dibagikan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS.
Apabila perusahaan memperoleh laba bersih maka laba bersih disini sering di sebut sebagai laba setelah pajak atau Earning After Tax EAT.
Dari EAT ini, apabila pihak manajemen memutuskan untuk membagikan pada para pemegang saham, maka bagian laba yang dibagikan tersebut
disebut sebagai dividen. Jumlah dividen yang dibayar jika kita bagi dengan jumlah saham perusahaan yang beredar, maka dividen tersebut sebagai
dividen per lembar saham atau dividend per share DPS. Sedangkan proporsi dividen yang dibayarkan dari EAT disebut sebagai dividend
payout ration DPR, sedangkan dari jumlah laba bersih yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham disebut sebagai laba ditahan
retained earning. Setia, 2003: 30
2.2.6. Kebijakan Dividen
Keputusan mengenai berapa besar bagian laba yang akan dibagikan sebagai dividen dan berapa jumlah yang akan ditahan sebagai laba ditahan
disebut kebijakan dividen Dividend Policy Brigham Weston,1983: 87. Kebijakan dividen meliputi beberapa hal, yaitu penentuan berapa
besarnya DPR yang harus dibayarkan dari waktu ke waktu, apakah harus selalu meningkat, tetap atau bervariasi menurut arus kas dan kebutuhan
29
dana perusahaan, dan dalam bentuk apa dividen tersebut dibayarkan, apakah dalam bentuk kas ataukah saham.
Ada beberapa alternatif bentuk kebijakan yang bisa diterapkan, yaitu 1 Kebijakan dividen yang stabil, 2 Kebijakan dividen dengan DPR yang
konstan, 3 Kebijakan dividen dengan jumlah minimal plus ekstra, dan 4 Kebijakan dividen yang fleksibel. Riyanto, 2001: 50.
Weston Copeland 1992 menyatakan bahwa setiap perubahan dalam kebijakan dividen akan memiliki dua dampak yang berlawanan.
Apabila dividen akan dibayarkan semua, kepentingan cadangan akan terabaikan sebaliknya apabila laba akan ditahan semua, maka kepentingan
pemegang saham akan uang kas terabaikan. Untuk menjaga kedua kepentingan ini, manajer keuangan dapat menempuh kebijakan dividen
yang optimal. Kebijakan dividen akan menjadi sangat penting karena adanya dua
kepentingan yang saling bertentangan yaitu kepentingan pemegang saham disatu sisi dan kepentingan perusahaan disisi lain. Kolb 1983: 86
menyatakan bahwa kebijakan dividen penting karena dua alasan, yaitu 1 Pembayaran dividen mungkin akan mempengaruhi harga saham, dan 2
Pendapatan yang ditahan retained earning biasanya merupakan sumber tambahan modal sendiri yang terbesar dan terpenting untuk pertumbuhan
perusahaan. Kedua alasan tersebut merupakan dua sisi kepentingan yang
30
saling bertentangan. Agar kedua kepentingan itu dapat terpenuhi secara optimal, manajemen perusahaan seharusnya memutuskan secara hati-hati
dan teliti kebijakan dividen yang harus dipilih. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dividen yang optimal yang mampu memenuhi harapan
pemegang saham atau investor akan dividen dan tidak menghambat pertumbuhan perusahaan demi tercapainya peningkatan nilai perusahaan
melalui peningkatan harga saham perusahaan.
2.2.7. Kebijakan Dividen yang Optimal