Pengaruh Faktor Pendukung Efek Samping, Ganti Alat Kontrasepsi,

Menurut Setiadi dalam Syafrudin 2011 persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya aktivitas pelayanan yang diterima yang dapat dirasakan oleh suatu obyek. Mengingat bahwa persepsi setiap orang terhadap suatu obyek pelayanan berbeda-beda. Oleh karena itu persepsi memiliki sifat subjektif yang merupakan suatu rasa puas atau tidak oleh adanya pelayanan yang diterimanya tersebut. Dalam penelitian ini bahwasanya mereka beranggapan alat kontrasepsi dalam rahim AKDR menyebabkan tumor pada rahim.

5.2 Pengaruh Faktor Pendukung Efek Samping, Ganti Alat Kontrasepsi,

dan Ingin Punya Anak Lagi terhadap Lama Ketidaklangsungan Pemakaian AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Patumbak Tahun 2013 5.2.1 Pengaruh Efek Samping terhadap Lama Ketidaklangsungan Pemakaian AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Patumbak Tahun 2013 Efek samping adalah perubahan fisik atau psikis yang timbul akibat dari penggunaan alatobat kontrasepsi, tetapi tidak berpengaruh serius terhadap kesehatan klien. Menurut Hartanto 2008, dengan belum tersedianya metode kontrasepsi yang benar-benar 100 sempurna, maka ada tiga hal yang sangat penting untuk diketahui oleh calon akseptor KB yakni efektivitas, keamanan dan efek samping. Reaksi efek samping yang sering terjadi sebagai akibat penggunaan alat kontrasepsi yaitu: amenorhoe, perubahan berat badan, pusing dan sakit kepala. Menurut Saifuddin 2003, pada umumnya efek samping dari penggunaan AKDR adalah perubahan siklus haid, haid menjadi lebih lama, volume darah haid lebih meningkat, dan saat haid akan menjadi lebih sakit. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan data bahwa adanya Universita Sumatera Utara efek samping dari AKDR menyebabkan ibu tidak menggunakan AKDR sebesar 56,6. Mayoritas ibu menyatakan bahwa berhenti menggunakan AKDR karena darah haid lebih banyak dari biasanya 55,6. Menurut Glasier A Gebbie A 2005, peningkatan perdarahan menstruasi yang sering disertai nyeri merupakan masalah paling umum yang berkaitan dengan pemakaian AKDR. Hasil statistik dengan uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara efek samping dengan lama ketidaklangsungan pemakaian AKDR dengan nilai p= 0,018. Sejalan dengan penelitian Utami 2011 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara efek samping dengan kejadian drop out pada akseptor AKDR di poli KB I RSU Dr. Soetomo Surabaya. Adanya alasan ketidaklangsungan pemakaian IUD karena efek samping yaitu 1 terjadinya perubahan siklus haid yaitu darah yang keluar menjadi lebih banyak karena ketika haid terjadi peluruhan dinding rahim. Proses ini menimbulkan perlukaan di daerah rahim, sehingga apabila IUD mengenai daerah tersebut maka akan menambah volume darah yang keluar pada masa haid, 2 haid terjadi lebih lama pada saat masa haid rahim akan berkontraksi dan dinding rahim akan sedikit berdenyut dikarenakan ada benda asing di dalam tubuh anda untuk mengatasi hal ini anda dapat mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit. 3 haid terjadi lebih banyak, hal ini disebabkan terjadinya perlukaan pada dinding rahim dengan pemakaian IUD. Pada saat masa haid ini rahim akan berkontraksi dan dinding rahim akan sedikit berdenyut dikarenakan ada benda asing di dalam tubuh akseptor, 4 bercak darah spotting karena IUD ini berbahan dasar padat maka Universita Sumatera Utara pada saat dinding rahim bersentuhan dengan IUD bisa terjadi perlukaan, hal inilah yang dapat mengakibatkan keluarnya bercak darah spotting. Pada umumnya efek samping tersebut di atas terjadi pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan. Hasil penelitian Patnaik BP dan Mishra KP 2003, menyatakan bahwa alasan utama yang menyebabkan wanita berhenti menggunakan AKDR adalah peningkatan darah menstruasi. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Bradley, et al 2007 yang menyatakan bahwa pemakaian AKDR dapat menyebabkan perubahan yang cukup besar pada durasi dan intensitas menstruasi banyak wanita. Hal inilah yang menjadi masalah mendasar bagi banyak perempuan di Bangladesh sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk menghentikan pemakaian. Efek samping berpengaruh terhadap lama ketidaklangsungan pemakaian AKDR di wilayah kerja Puskesmas Patumbak dengan nilai p=0,006. Ibu PUS yang ada mengalami efek samping memiliki peluang untuk pemakaian ≤12 bulan sebesar 5,245 kali lebih besar dibanding dengan ibu PUS yang tidak mengalami efek samping. Efek samping dari kontrasepsi AKDR yang berlebihan, yang tidak dapat dicegah seminimal mungkin dengan menghindari faktor-faktor risiko yang sebagian besar sudah diketahui dan membuat akseptor tidak nyaman sehingga memutuskan untuk drop out Hacker, 2001. Bila timbul rasa nyeri perut, perdarahan dan tidak dapat haid segera dilakukan pemeriksaan untuk mencegah infeksi Suratun dkk, 2008. Universita Sumatera Utara AKDR merupakan alat kontrasepsi yang efektif akan tetapi dapat menimbulkan gangguan pada organ reproduksi karena keberadaanya di dalam rahim dimana AKDR merupakan benda asing bagi rahim sehingga banyak menimbulkan efek samping bagi akseptor, misalnya mengakibatkan bertambahnya volume dan lama haid metroragia yang disebabkan adanya faktor mekanik pada endometrium karena ketidak serasian antara besarnya AKDR dan rongga rahim serta kemungkinan disebabkan karena kehamilan intra uteri atau ektopik. Dan akseptor AKDR yang karena efek samping banyak yang memilih untuk drop out karena membuat akseptor tersebut tidak nyaman dan lebih memilih untuk berpindah ke kontrasepsi lain. Menurut Prihyugiarto dan Mujianto 2009, hasil analisis alasan ketidaklangsungan bulan ke 12 menurut jenis kontrasepsi, secara keseluruhan terlihat bahwa alasan ingin hamil 32 merupakan alasan yang paling banyak dilaporkan oleh wanita pemakai kontrasepsi, yang kemudian disusul dengan alasan efek samping dan kesehatan 29, dan sebanyak 10 pemakai yang memberikan alasan berhenti berkaitan dengan alatcara kontrasepsi, meskipun ditemui pula ada 7 berhenti dengan alasan yang dilaporkan sebagai kegagalan kontrasepsi. Keadaan ini berbeda dengan hasil SDKI 20022003 yang memberikan informasi bahwa alasan kesehatan 12 merupakan alasan yang paling banyak dilaporkan oleh wanita pemakai kontrasepsi, yang kemudian disusul dengan alasan karena wanita ingin hamil 11, dan sebanyak 6 pemakai yang memberikan alasan berhenti berkaitan dengan alatcara kontrasepsi, meskipun ditemui pula ada 4 berhenti dengan alasan yang dilaporkan sebagai kegagalan kontrasepsi. Universita Sumatera Utara 5.2.2 Pengaruh Ganti Alat Kontrasepsi terhadap Lama Ketidaklangsungan Pemakaian AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Patumbak Tahun 201 Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Patumbak diperoleh bahwa ganti alat kontrasepsi terhadap lama ketidaklangsungan pemakaian AKDR ditemukan sebagian besar responden ada sebesar 72,7 sedangkan tidak sebesar 27,3. Ganti alat kontrasepsi adalah keputusan ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi lain selain AKDR yang dianggap cocok untuk dirinya sehingga memengaruhi ketidaklangsungan ibu menggunakan AKDR alasannya karena kurang cocok dengan alat kontrasepsi dalam rahim AKDR yang digunakan dan memilih untuk menggunakan alat kontrasepsi yang lain 57,6. Hasil statistik dengan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p = 0,1860,05 yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara ganti alat kontrasepsi dengan lama ketidaklangsungan pemakaian AKDR. Beberapa ibu memilih tidak lagi menggunakan alat kontrasepsi yang selama ini digunakannya drop out karena ingin menggunakan alat kontrasepsi yang lebih cocok dari yang sebelumnya. Mereka berharap dengan menggunakan alat kontrasepsi yang baru maka mereka akan merasa lebih nyaman Suratun, 2008. 5.2.3 Pengaruh Ingin Punya Anak Lagi terhadap Lama Ketidaklangsungan Pemakaian AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Patumbak Tahun 2013 Berdasarkan hasil penelitian ditemukan ingin punya anak lagi sebesar 58,6, sedangkan yang tidak ingin punya anak lagi sebesar 41,4. Ingin punya anak lagi dalam pemakaian AKDR oleh ibu pasangan usia subur yang paling banyak menjawab ya yaitu karena ibu dan suami menginginkan punya anak lagi 51,5 dan yang Universita Sumatera Utara paling banyak menjawab tidak adalah ibu tidak menggunakan AKDR karena ibu sudah siap memiliki anak lagi 54,5. Ingin punya anak lagi dengan lama ketidaklangsungan pemakaian AKDR diperoleh data bahwa dari 41 responden yang tidak ingin punya anak lagi ditemukan ibu PUS yang pemakaian 12 bulan sebesar 80,5 dan responden yang ingin punya anak lagi ditemukan ibu PUS yang pemakaian 12 bulan sebesar 51,7 didapat nilai p=0,003, artinya ada hubungan yang signifikan antara ingin punya anak lagi dengan lama ketidaklangsungan pemakaian AKDR. Ingin punya anak lagi berpengaruh terhadap lama ketidaklangsungan pemakaian AKDR di wilayah kerja Puskesmas Patumbak dengan nilai p=0,032. Ibu PUS yang ada ingin punya anak lagi memiliki peluang untuk pemakaian ≤12 bulan sebesar 3,439 kali lebih besar dibanding dengan ibu PUS yang tidak ingin punya anak lagi. Dengan anak hanya satu orang, rumah terasa sepi dan sunyi sehingga mereka menginginkan anak agar rumah lebih ceria dan dapat membahagiakan ibu apalagi jika ibu adalah seorang ibu rumah tangga yang tidak mempunyai pekerjaan di luar rumah. Dengan alasan tersebut mereka lebih memilih untuk menghentikan penggunaan alat kontrasepsi yang telah digunakannya Pinem, 2009. Hal ini menunjukkan bahwa telah ada perubahan paradigma dalam persoalan kesehatan reproduksi wanita. Biasanya segala sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi wanita tidak terlepas dari peran kepala keluarga suami bahkan anggota keluarga lain. Dari data tersebut terlihat bahwa telah terjadi pergeseran walaupun hanya sedikit tapi telah membuktikan bahwa perubahan paradigma tentang Universita Sumatera Utara kesehatan reproduksi wanita sudah ada. Wanita telah menunjukkan bahwa dirinya mempunyai hak penuh tentang kesehatan reproduksinya, termasuk dalam menentukan pilihan alat kontrasepsi yang akan digunakannya.

5.3 Pengaruh Faktor Pendorong Dukungan Suami dan Peran Petugas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Umur, Paritas, Efek Samping dan Dukungan Suami terhadap Kelangsungan Pemakaian Alat Kontrasepsi dalam Rahim di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2013

2 67 118

Pengaruh Faktor Personal, Sosial dan Situasional terhadap Kelangsungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Marelan

2 68 119

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo

0 20 145

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepesertaan KB PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

0 0 18

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepesertaan KB PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

0 0 2

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepesertaan KB PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

0 0 10

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepesertaan KB PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

0 1 23

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepesertaan KB PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

0 1 2

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepesertaan KB PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

0 0 27

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-faktor yang Memengaruhi Lama Ketidaklangsungan Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) pada Ibu PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Patumbak Tahun 2013

0 0 14