Pencabutan AKDR Ketidaklangsungan Pemakaian Kontrasepsi AKDR

2.2.11 Pencabutan AKDR

Menurut Saifuddin 2003 langkah-langkah pencabutan AKDR sebagai berikut: 1. Menjelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dan mempersilahkan klien untuk bertanya. 2. Memasukkan spekulum untuk melihat serviks dan benang AKDR 3. Mengusap serviks dan vagina dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali 4. Mengatakan pada klien bahwa sekarang akan dilakukan pencabutan. Meminta klien untuk tenang dan menarik nafas panjang, dan memberitahu mungkin timbul rasa sakit. a. Pencabutan normal Jepit benang di dekat serviks dengan menggunakan klem lurus atau lengkung yang sudah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril dan tarik benang pelan- pelan, tidak boleh menarik dengan kuat. AKDR biasanya dapat dicabut dengan mudah. Untuk mencegah benangnya putus, tarik dengan kekuatan tetap dan cabut AKDR dengan pelan-pelan. Bila benang putus saat ditarik, maka jepit ujung AKDR tersebut dan tarik keluar. b. Pencabutan sulit Bila benang AKDR tidak tampak, periksa pada kanalis servikalis dengan menggunakan klem lurus atau lengkung. Bila tidak ditemukan pada kanalis servikalis, masukkan klem atau alat pencabut AKDR ke dalam kavum uteri untuk menjepit benang AKDR itu sendiri. Bila sebagian AKDR sudah ditarik Universita Sumatera Utara keluar tetapi kemudian mengalami kesulitan menarik seluruhnya dari kanalis servikalis, putar klem pelan-pelan sambil tetap menarik selama klien tidak mengeluh sakit. Bila dari pemeriksaan bimanual didapatkan sudut antara uterus dengan kanalis servikal sangat tajam, gunakan tenakulum untuk menjepit serviks dan lakukan tarikan ke bawah dan ke atas dengan pelan- pelan dan hati-hati, sambil memutar klem. Jangan menggunakan tenaga yang besar.

2.2.12 Ketidaklangsungan Pemakaian Kontrasepsi AKDR

Ketidaklangsungan adalah penghentian pemakaian dropout. Ketidak- langsungan pemakaian kontrasepsi drop out dapat digambarkan bahwa berhentinya dalam memakai alatcara KB karena beberapa alasan tertentu Cahyono, 2011. Tingkat ketidaklangsungan pemakaian drop out kontrasepsi meningkat Tingkat drop out pemakaian kontrasepsi mengalami peningkatan dari 20 persen SDKI 2002- 2003 menjadi 26 persen SDKI 2007. Terdapat beberapa alasan drop out dan alasan pertama 10 persen disebabkan karena rasa takut akibat efek samping dan masalah kesehatan lainnya. Alasan lain drop out ber-KB ini adalah karena ingin hamil 5 persen; alasan yang berhubungan dengan metode penggunaan alat KB 5 persen; alasan lain biaya, rasa tidak nyaman, perceraian, frekuensi hubungan seksual yang jarang sebesar 3 persen dan kegagalan alat KB 2 persen. Sedangkan proporsi pemakaian kontrasepsi yang ganti cara ke metode lain sebesar 13 persen. Pada tahun 2014 diharapkan terjadi penurunan drop out pemakaian kontrasepsi menjadi 20 persen Witjaksono, 2012. Universita Sumatera Utara Menurut Cahyono 2011 ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi drop out dapat digambarkan bahwa berhentinya dalam memakai alatcara KB karena beberapa alasan. Beberapa alasan berhenti memakai alatcara KB yang terdapat di publikasi SDKI 2007 adalah hamil ketika memakai hal ini dapat disebut sebagai kegagalan pada pemakaian alatcara KB; ingin hamil; suami tidak setuju; efek samping, hal ini bisa terjadi karena pemasangan dan penggunaan alatcara KB tidak sesuai dengan standar pelayanan dan aturan pemakaian sehingga terjadi efek samping; masalah kesehatan, hal ini terjadi apabila seseorang yang menggunakan alatcara KB tidak cocok dengan jenis tertentu alatcara KB, misalnya pada pil ada beberapa aturan larangan untuk menggunakan pil salah satunya adalah bagi yang mempunyai penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah tinggi dan beberapa alasan yang lain seperti aksesketersediaan, ingin cara efektif, tidak nyamanrepot, jarang kumpulsuami jauh, ongkos terlalu mahal, sulit hamilmenopausal, ceraiberpisah, dan lain-lain. Hal yang sangat diperhatikan adalah apabila terjadi ketidaklangsungan atau berhentinya memakai alatcara KB dengan alasan tertentu namun sebenarnya masih membutuhkan atau perlu memakai alatcara KB maka akan terjadi kehamilan yang tidak diinginkan atau kehamilan yang tak tercegah dan tanpa direncanakan. Menurut Suratun 2008 ketidaklangsungan akseptor AKDR biasanya dilakukan pada waktu penjadwalan pemeriksaan lanjutan pada 12 bulan pertama pemakaian. Meningkatnya angka ketidaklangsungan pemakaian alatcara KB, ganti cara KB dan kegagalan pemakaian dapat memberikan informasi untuk perbaikan pelayanan kontrasepsi. Misalnya bila ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi Universita Sumatera Utara karena banyak wanita yang mengalami efek samping menunjukkan perlunya peningkatan dan perbaikan dalam pemberian informasi tentang alat kontrasepsi dan komunikasi interpersonal antara petugas dengan peserta. Tinggi rendahnya angka tingkat ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi tingkat berarti pula dapat menunjukkan keberhasilan atau kegagalan program. Seorang pemakai akan berhenti memakai suatu cara kontrasepsi tentunya dengan berbagai alasan. Dengan mengetahui alasan-alasan wanita peserta KB berhenti menggunakan alat kontrasepsi merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan perbaikan dalam pelayanan dan pendidikan tentang alat kontrasepsi Prihyugiarto dan Mujianto, 2009.

2.3 Perilaku

Dokumen yang terkait

Pengaruh Umur, Paritas, Efek Samping dan Dukungan Suami terhadap Kelangsungan Pemakaian Alat Kontrasepsi dalam Rahim di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2013

2 67 118

Pengaruh Faktor Personal, Sosial dan Situasional terhadap Kelangsungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Marelan

2 68 119

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo

0 20 145

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepesertaan KB PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

0 0 18

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepesertaan KB PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

0 0 2

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepesertaan KB PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

0 0 10

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepesertaan KB PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

0 1 23

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepesertaan KB PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

0 1 2

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepesertaan KB PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

0 0 27

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-faktor yang Memengaruhi Lama Ketidaklangsungan Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) pada Ibu PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Patumbak Tahun 2013

0 0 14