Uji Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Batang Pohon Petai

Produk metabolit yang dihasilkan dari triptofan adalah indol, asam urat dan ammonia. Menurut Dewi 2010 bakteri S. aureus memiliki bentuk coccus dan berwarna ungu ketika dilakukan pengecatan Gram. Hasil yang diperoleh dari uji identifikasi bakteri uji menunjukkan bahwa S. aureus memiliki sel berbentuk bulat coccus dan koloninya menyerupai buah anggur serta berwarna ungu dapat dilihat pada lampiran no. 6. Menurut Purwohadisantoso, Elok dan Ella, 2009, bakteri E. coli memiliki bentuk batang pendek dan menghasilkan warna merah ketika dilakukan pengecatan Gram. Hasil yang didapat dari uji identifikasi bakteri uji menunjukkan bahwa pada bakteri E. coli memiliki warna merah muda, selnya berbentuk batang basil dapat dilihat pada lampiran no. 7. Berdasarkan pustaka yang diacu Purwohadisantoso, Elok dan Ella, 2009, Dewi, 2010 dan hasil yang diperoleh oleh penulis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa bakteri uji yang digunakan adalah benar bakteri S. aureus dan E. coli.

G. Uji Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Batang Pohon Petai

Terhadap S. aureus dan E. coli dengan Metode Difusi Sumuran Uji ini merupakan uji pendahuluan yang bertujuan untuk memastikan adanya aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit batang pohon petai terhadap pertumbuhan S. aureus dan E. coli. Pengujian potensi antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi sumuran. Prinsip metode difusi yaitu senyawa uji ditempatkan dalam media padat yang sebelumnya sudah diinokulasikan bakteri uji. Senyawa uji akan berdifusi ke dalam media dan akan menghambat pertumbuhan bakteri. Ekstrak etanol kulit batang pohon petai disiapkan terlebih dahulu lalu dilarutkan menggunakan DMSO karena DMSO dapat melarutkan ekstrak etanol kulit batang pohon petai dan aman digunakan untuk uji aktivitas antibakteri sebab tidak menunjukkan adanya zona hambat ketika diujikan pada bakteri S. aureus dan E. coli. Menurut Alfath, Vera, dan Sunnati 2013 DMSO juga digunakan sebagai pelarut karena DMSO dapat berfungsi sebagai pelarut yang cepat menyerap ke dalam ekstrak tanpa merusak ekstrak. Pembuatan variasi konsentrasi 3,125; 6,25; 12,5; 25; 50 dengan melarutkan ekstrak etanol kulit batang pohon petai sebesar 2,5 gram dalam 5 mL DMSO 5 konsentrasi 50. Konsentrasi 50 merupakan konsentrasi paling besar. Konsentrasi paling besar ini akan menentukan empat konsentrasi di bawahnya. Empat konsentrasi tersebut ditentukan dengan pengenceran sebesar setengah dari konsentrasi sebelumnya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Efendi dan Triana 2013 menggunakan DMSO 5 sebagai kontrol negatif untuk menguji aktivitas antimikroba ekstrak etanol sarang semut terhadap Candida albicans, Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus. Hermawan, Hana, dan Wiwiek 2007 menggunakan DMSO 10 sebagai kontrol negatif dalam penelitian tentang pengaruh ekstrak daun sirih terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan metode difusi disk. Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan Nauman dan Muhammad 2003 dalam penelitiannya terkait skrinning ekstrak metanol air terhadap aktivitas antibakteri dengan kontrol negatif adalah DMSO 100 dengan bakteri uji Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Corynebacterium bovis, Pasturella multocida dan Escherichia coli. Hasil yang diperoleh dari penelitian di atas dengan kontrol negatif adalah DMSO 5, 10, dan 100 adalah DMSO tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji. Oleh sebab itu, peneliti melakukan orientasi menggunakan DMSO dengan konsentrasi terkecil yaitu 1 , 2, dan 5 untuk melarutkan ekstrak etanol kulit batang pohon petai dan digunakan sebagai kontrol pelarut. Hasil yang diperoleh adalah DMSO 1 dan 2 belum bisa melarutkan ekstrak etanol kulit batang pohon petai sebaik mungkin, sedangkan DMSO 5 dapat melarutkan ekstrak etanol kulit buah petai dengan baik dan tidak menghambat pertumbuhan bakteri. DMSO dengan konsentrasi 5 sudah dapat melarutkan ekstrak etanol kulit batang pohon petai maka pada konsentrasi DMSO di atas 5 sudah pasti dapat melarutkan ekstrak etanol kulit batang pohon petai. Pembuatan variasi konsentrasi dilakukan untuk mengetahui konsentrasi minimum dari ekstrak etanol kulit batang pohon petai dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli. Hasil yang diperoleh Kurniawati 2014 menyatakan bahwa ekstrak etanol kulit petai tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. aureus dan E. coli. Data diameter zona hambat yang diperoleh oleh peneliti disajikan dalam tabel III. Tabel III menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit batang pohon petai hanya mampu menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus sedangkan tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri E. coli. Ekstrak etanol kulit batang pohon petai mampu menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus karena adanya perbedaan struktur dinding sel bakteri Gram positif dan Gram negatif yang mengakibatkan perbedaan kemampuan penetrasi ekstrak uji ke dalam bakteri tersebut. Tabel III. Diameter zona hambat yang dihasilkan seri konsentrasi ekstrak etanol kulit batang pohon petai, kontrol positif dan kontrol negatif terhadap S. aureus Kelompok perlakuan Diameter zona hambat mm Rerata ± SD Konsentrasi ekstrak etanol kulit batang pohon petai 50 18.9 ± 2.4 Konsentrasi ekstrak etanol kulit batang pohon petai 25 17.1 ± 1.0 Konsentrasi ekstrak etanol kulit batang pohon petai 12,5 15.1 ± 1.6 Konsentrasi ekstrak etanol kulit batang pohon petai 6,25 11.3 ± 0.6 Konsentrasi ekstrak etanol kulit batang pohon petai 3,125 9.1 ± 0.5 Kontrol positif 35.1 ± 0.8 Kontrol negatif NB: diameter zona hambat sudah dikurangi diameter sumuran 6 mm, n = 3 S. aureus bakteri Gram positif mempunyai struktur dinding sel dengan banyak lapisan peptidoglikan dan memiliki sedikit lipid sedangkan bakteri E. coli bakteri Gram negatif memiliki struktur dinding sel yang lebih kompleks dimana adanya membran luar yang melindungi peptidoglikan yaitu fosfolipid lapisan dalam dan lipopolisakarida lapisan luar Pratiwi, 2008. Oleh karena dinding sel bakteri E. coli lebih kompleks mengakibatkan ekstrak etanol sulit menembus dan merusak integritas dinding sel E. coli. Kriteria kekuatan aktivitas antibakteri menurut Davis dan Stout 1971 ditunjukkan pada tabel IV dan hasil penelitian ditunjukkan pada tabel V. Berdasarkan tabel V, konsentrasi 6,25, 12,5, 25 dan 50 merupakan konsentrasi efektif untuk menghambat bakteri S. aureus karena konsentrasi tersebut menunjukkan aktivitas antibakteri termasuk kuat sehingga dapat menghasilkan zona hambat yang besar. Tabel IV. Kriteria kekuatan aktivitas antibakteri Menurut Davis dan Stout 1971 Diameter zona hambat Kekuatan aktivitas antibakteri ≤ 5 mm Lemah 5 – 10 mm Sedang 10 – 20 mm Kuat 20 mm Sangat kuat Tabel V. Kriteria kekuatan aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit batang pohon petai terhadap

S. aureus

Dokumen yang terkait

Pola Kromatografi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Dan Fraksi Kulit Buah Petai (Parkia Speciosa Hassk.) Sebagai Antidiare

16 131 112

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

2 59 77

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Manggis terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa secara In vitro

0 53 68

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binara Dan Ekstrak Etanol Daun Ulam-Ulam Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

8 82 96

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Petai (Parkia speciosa Hassk.) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

5 26 64

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah Petai (Parkia speciosa Hassk.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

3 29 145

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol Bunga Petai (Parkia speciosa) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922.

2 24 145

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol Daun Petai (Parkia speciosa Hassk.) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922.

2 18 141

Pola Kromatografi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Dan Fraksi Kulit Buah Petai (Parkia Speciosa Hassk.) Sebagai Antidiare

0 0 34

Pola Kromatografi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Dan Fraksi Kulit Buah Petai (Parkia Speciosa Hassk.) Sebagai Antidiare

0 0 28