70 Mediss, Amoksisilin BERNOFARM, DMSO 5 Merck, larutan Mac Farland
0,5 1,5.10
8
CFU, aquadest steril.
2. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah spektrofotometer UV-Vis UVmini- 1240 UV-Vis Spectrophotometer Shimadzu, Microbiological Safety Cabinet,
moisture balance HG53 Halogen Moisture Analyzer, Platform Shaker Innova 2100 New Brunswick Scientific, autoclave, rotary vacuum
evaporator Buchi Labortechnik AG CH-9230, timbangan digital, waterbath
Memmert, mikropipet Socorex, Bunsen, jarum ose, flakon, kertas saring, kuvet, alat-alat gelas PYREX dari Laboratorium Mikrobiologi dan
Farmakognosi Fitokimia Fakultas Farmasi Sanata Dharma, pipet tetes, cawan petri, batang pengaduk, inkubator Heraeus, sendok, pelubang sumuran
diameter 6 mm.
D. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi kulit batang pohon petai
Determinasi dilakukan di CV. Merapi Farma Herbal, Yogyakarta. Kulit batang pohon petai dideterminasi secara makroskopis dengan
mencocokkan ciri - ciri yang ada pada tanaman.
2. Pengumpulan bahan kulit batang pohon petai
Sampel yang digunakan adalah kulit batang pohon petai yang diambil dari Kabupaten Sleman. Kulit batang pohon petai yang diambil berwarna
cokelat.
3. Pengeringan dan pembuatan serbuk bahan
Kulit batang pohon petai yang telah diperoleh, dicuci bersih dari kotoran dengan menggunakan air mengalir. Kulit batang pohon petai dipotong
menjadi beberapa bagian lalu dikeringkan. Pengeringan dihentikan ketika kulit batang pohon petai mudah remuk saat diremas lalu dilanjutkan dengan
proses penyerbukan menggunakan mesin penggiling kopi hingga halus. Setelah serbuk didapatkan lalu serbuk diayak menggunakan ayakan tepung.
Serbuk yang telah halus dimasukkan dalam toples yang tertutup rapat dan disimpan dalam lemari penyimpanan.
4. Penetapan susut pengeringan pada serbuk kering kulit batang pohon petai
Serbuk kering kulit batang pohon petai yang sudah diayak ditimbang sebanyak lebih kurang 5 gram ke dalam alat moisture balance lalu diratakan.
Bobot serbuk kering kulit batang pohon petai ditimbang sebelum pemanasan dan sesudah pemanasan. Serbuk kering kulit batang pohon petai dipanaskan
pada suhu 105 C selama 15 menit. Bobot serbuk setelah pemanasan diperoleh
lalu dihitung selisih antara bobot sebelum pemanasan dan bobot setelah
pemanasan yang merupakan hasil susut pengeringan serbuk kulit batang pohon petai. Hasil pengukuran dinyatakan dalam persen.
5. Pembuatan ekstak etanol kulit batang pohon petai
Ekstrak etanol kulit batang pohon petai dibuat dengan metode maserasi. Maserasi dilakukan dua kali dengan perbandingan 1 : 7,5 bagian
pada maserasi pertama dan maserasi kedua dengan perbandingan 1 : 2,5 bagian. Maserasi pertama dilakukan dengan menimbang 50 g serbuk kulit
batang pohon petai kemudian direndam dalam 375 ml pelarut etanol 70 selama 2 x 24 jam menggunakan shaker. Ekstrak yang didapat disaring
menggunakan corong Buchner, kertas saring dan pompa vakum. Sisa serbuk hasil maserasi pertama yang masih ada kemudian diremaserasi menggunakan
pelarut etanol sebanyak 125 mL dan diperoleh maserat II. Maserat I dan maserat II digabung kemudian dipekatkan menggunakan rotary vacuum
evaporator dengan suhu 70
C sampai terbentuk cairan kental. Penguapan dilanjutkan dengan menggunakan penangas air selama dengan suhu antara 50-
60
o
C sampai diperoleh ekstrak kental dengan bobot tetap.
6. Identifikasi kandungan senyawa kimia kulit batang pohon petai dengan uji