7. Uji terpenoid Analisis senyawa dalam uji terpenoid ini berdasarkan pada kemampuan
senyawa membentuk warna ketika bereaksi dengan H
2
SO
4
pekat. Senyawa terpenoid larut dalam kloroform dan akan menghasilkan warna merah ketika
ditambahkan dengan H
2
SO
4
pekat. Hasil dalam uji ini Gambar 13 menunjukkan adanya warna merah yang terdapat pada permukaan larutan uji
sehingga kulit batang pohon petai mengandung terpenoid.
Larutan uji ditambah kloroform
ditambah H
2
SO
4
Gambar 13. Uji Terpenoid
F. Identifikasi Bakteri
Tujuan dilakukan identifikasi bakteri adalah untuk mengetahui apakah bakteri uji yang digunakan adalah S. aureus dan E. coli. Identifikasi bakteri uji
dilakukan dengan uji gula glukosa, laktosa, maltosa, sakarosa, manitol, NA, SC Simon Citrate, SIM Sulfur Indol Motil dan pengecatan Gram. Tujuan
dilakukan pengecatan Gram adalah untuk menentukan apakah bakteri uji termasuk E. coli Gram negatif atau S. aureus Gram positif.
Menurut Kismiyati, Sri, Wahid dan Rahayu 2009, tujuan dilakukan uji gula-gula dalam penelitian adalah untuk mendeterminasi kemampuan bakteri
dalam mendegradasi gula dan menghasilkan asam organik yang berasal dari tiap jenis gula, yaitu glukosa, laktosa, manitol, maltosa, dan sakarosa. Menurut
Rostinawati 2008, hasil positif yang diperoleh pada uji gula-gula ditunjukkan dengan adanya perubahan warna media gula-gula menjadi kuning dari warna
media sebelumnya. Hasil yang diperoleh pada uji gula-gula dalam penelitian adalah media gula-gula tersebut berubah warna menjadi warna kuning setelah
diinkubasi selama 24 jam, baik pada bakteri S. aureus maupun E. coli. Menurut Rostinawati 2008, hasil positif yang diperoleh pada uji motil
dalam media dapat dilihat dengan mengamati penyebaran pertumbuhan bakteri di sekitar tusukan. Hasil yang diperoleh pada uji motil dalam penelitian adalah
adanya penyebaran bakteri di sekitar tusukan. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa koloni bakteri uji memiliki alat gerak yang menyebabkan
penyebaran bakteri pada media merata. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa bakteri tersebut bersifat fakultatif anaerob. Menurut Rostinawati 2008, hasil
positif pada uji indol ditunjukkan dengan cincin merah yang terdapat pada permukaan media. Hasil yang diperoleh pada uji indol dalam penelitian adalah
terdapat cincin merah pada permukaan media. Menurut Cappucino dan Sherman cit. Rostinawati 2008, adanya produksi indol pada bakteri bertujuan untuk
mengetahui kemampuan bakteri mendegradasi asam amino esensial triptofan.
Produk metabolit yang dihasilkan dari triptofan adalah indol, asam urat dan ammonia.
Menurut Dewi 2010 bakteri S. aureus memiliki bentuk coccus dan berwarna ungu ketika dilakukan pengecatan Gram. Hasil yang diperoleh dari uji
identifikasi bakteri uji menunjukkan bahwa S. aureus memiliki sel berbentuk bulat coccus dan koloninya menyerupai buah anggur serta berwarna ungu dapat
dilihat pada lampiran no. 6. Menurut Purwohadisantoso, Elok dan Ella, 2009, bakteri E. coli memiliki bentuk batang pendek dan menghasilkan warna merah
ketika dilakukan pengecatan Gram. Hasil yang didapat dari uji identifikasi bakteri uji menunjukkan bahwa pada bakteri E. coli memiliki warna merah
muda, selnya berbentuk batang basil dapat dilihat pada lampiran no. 7. Berdasarkan pustaka yang diacu Purwohadisantoso, Elok dan Ella, 2009,
Dewi, 2010 dan hasil yang diperoleh oleh penulis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa bakteri uji yang digunakan adalah benar bakteri S. aureus
dan E. coli.
G. Uji Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Batang Pohon Petai