34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini secara umum mempunyai tujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit batang pohon petai terhadap S. aureus dan E. coli.
Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam ekstrak etanol kulit batang pohon petai, mengetahui
kadar hambat bakteri dari ekstrak etanol kulit batang pohon petai terhadap S. aureus
dan E. coli.
A. Determinasi dan Pengumpulan Tanaman
Determinasi tanaman bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam penelitian dan memastikan bahwa tanaman yang digunakan adalah petai.
Tanaman petai memiliki ciri-ciri sebagai berikut tinggi pohon 5-14 meter. Batang berkayu, bulat, bercabang, warna coklat kemerahan. Daun majemuk,
anak daun dengan ujung runcing, pangkal membulat, panjang 4-20 mm, lebar 2- 3 cm, warna hijau. Bunga majemuk, jumlah benang sari 10. Pangkal mahkota
berwarna putih kekuningan, melekat pada benang sari. Kelopak bertajuk, bagian ujung berkelamin ganda. Tangkai sari panjang. Buah berbentuk polong, pipih,
warna hijau. Biji berbentuk pipih, tebal, warna hijau. Akar tunggang, warna coklat Adi, 2008.Kulit batang pohon petai diperoleh dari Kabupaten Sleman,
Yogyakarta dalam bentuk kulit batang pohon petai yang segar. Kulit batang pohon petai yang dipilih adalah kulit batang pohon yang berwarna coklat dan
memiliki permukaan yang keras. Kebenaran tanaman yang digunakan dibuktikan dengan surat keterangan dari CV Merapi Farma Herbal yang terdapat dalam
lampiran 1. Berdasarkan surat keterangan tersebut, didapatkan bahwa tanaman yang dipakai dalam penelitian ini adalah benar petai Parkia speciosa Hassk..
B. Pembuatan Serbuk Simplisia Kulit Batang Pohon Petai
Kulit batang pohon petai yang telah diperoleh, dicuci bersih dari kotoran dengan menggunakan air mengalir untuk menghilangkan pengotor yang
mungkin masih ada. Kulit batang pohon petai dipotong menjadi beberapa bagian lalu dikeringkan. Pengeringan dihentikan ketika kulit batang pohon petai mudah
remuk saat diremas lalu dilanjutkan dengan proses penyerbukan menggunakan mesin penggiling kopi. Pengeringan dilakukan untuk menurunkan kandungan air
yang terdapat dalam kulit batang pohon petai agar tidak mudah ditumbuhi kapang dan bakteri. Selain itu, apabila kandungan air dalam kulit batang pohon
petai masih tinggi, dapat mendorong enzim mengubah kandungan kimia menjadi produk lain yang tidak memiliki efek farmakologi seperti senyawa aslinya
Pramono, 2005; Ma’mun, 2006. Beberapa enzim perusak kandungan kimia antara lain : hidrolase, oksidase dan poli
merase Ma’mun, 2006. Setelah serbuk didapatkan lalu serbuk diayak menggunakan ayakan tepung hingga halus.
Penyerbukan ini berfungsi untuk meningkatkan luas permukaan kontak dengan pelarut, sehingga saat proses ekstraksi dapat diperoleh rendemen yang banyak.
Setelah itu serbuk dimasukkan dalam toples yang tertutup rapat dan disimpan dalam ruangan penyimpanan.
C. Penetapan susut pengeringan pada serbuk kulit batang pohon