Determinasi Tanaman Pengumpulan dan Pembuatan Serbuk Rimpang Temugiring Pembuatan Ekstrak Kental Rimpang Temugiring

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Determinasi adalah langkah awal yang perlu dilakukan pada penelitian yang menggunakan bahan alam dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti kebenaran identitas tanaman yang akan digunakan dalam penelitian tersebut, untuk menghindari terjadinya kesalahan pada pengambilan sampel yang pastinya akan berpengaruh pada hasil yang diharapkan. Determinasi rimpang temugiring dilakukan oleh bagian Biologi, Fakultas Farmasi, Universitas Gajah Mada. Dari hasil identifikasideterminasi sampel tersebut telah dinyatakan kebenarannya bahwa simplisia kering yang digunakan dalam penelitian ini adalah simplisia rimpang temugiring dengan suku Zingiberaceae. Pembuktian identifikasi ini disertai dengan adanya surat keterangan determinasi tanaman lampiran 1 yang dikeluarkan oleh Bagian Biologi Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Rimpang temugiring basah sebanyak 10 kg diperoleh dari petani temugiring yang berasal dari Godean, Sleman. Rimpang temugiring yang diperoleh harus dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel. Kemudian rimpang temugiring dipotong-potong melintang lalu dikeringkan didalam oven dengan suhu terkontrol yaitu 50ºC. Pengeringan ini dilakukan selama 5 hari pada pukul 08.00-14.00. Tujuan dari pengeringan secara

A. Determinasi Tanaman

B. Pengumpulan dan Pembuatan Serbuk Rimpang Temugiring

umum adalah untuk mengurangi kadar air, karena dengan masih banyaknya kandungan air maka besar kemungkinan dapat tumbuhnya jamur atau mikroorganisme lainnya. Tujuan pengeringan selain untuk mengurangi kadar air, juga dapat untuk menghentikan kerja enzim sehingga mutu dari simplisia dapat dipertahankan, terjamin keawetannya, selain itu juga memudahkan dalam pembuatan serbuk bahan. Simplisia kering dipotong melintang bertujuan agar diperoleh luas permukaan yang besar sehingga proses pengeringan dapat berlangsung lebih cepat. Rimpang temugiring dalam bentuk simplisia kering tersebut kemudian diserbuk dengan menggunakan blender. Tujuan dari penyerbukan simplisa kering ini adalah untuk memperkecil ukuran partikel sehingga dapat memperluas permukaan. Apabila luas permukaan patikel tersebut diperluas maka luas permukaan simplisia yang bersentuhan dengan penyari makin luas. Luas permukaan yang semakin besar akan mengoptimalkan pembasahan serbuk simplisia oleh cairan penyari sehingga hasil penyarian juga optimal Harborne, 1987. Bobot ekstrak kental temugiring yang diperoleh yaitu 56,8 gram dengan rendemen 4,82. Kemudian dilakukan maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 90. Etanol merupakan pelarut yang bersifat polar, sehingga diharapkan dapat menarik senyawa yang bersifat semi polar sampai polar, sehingga diharapkan zat aktif yang terkandung di dalam rimpang temugiring dapat tersari dengan maksimal. Metode ekstraksi dingin digunakan dalam penelitian ini karena

C. Pembuatan Ekstrak Kental Rimpang Temugiring

tidak memerlukan pemanasan sehingga zat aktif yang terkandung di dalam bahan tidak mudah rusak. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk dalam etanol 90 setinggi kurang lebih 2 cm dari tinggi serbuk. Hal ini bertujuan agar larutan penyari dapat memasuki seluruh pori-pori bahan sehingga mempermudah penyarian. Prinsip maserasi yaitu cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut dengan adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam dengan diluar sel, maka larutan terpekat akan di desak ke luar. Peristiwa tersebut berulang kali terjadi sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dan didalam sel. Dalam penelitian ini, maserasi pertama dilakukan selama 24 jam dan kemudian disaring filtrat pertama dan residu maserasi 1 di remaserasi agar didapatkan filtrat yang lebih optimal. Remaserasi dilakukan dengan cara perlakuan yang sama, konsentrasi dan jumlah pelarut yang digunakan sama, kemudian filtat hasil maserasi pertama dan kedua digabungkan. Hasil maserasi kemudian diuapkan menggunakan rotary evaporator dengan suhu terkontrol yaitu 50ºC-60ºC. Setelah didapatkan ekstrak kental kemudian disimpan di dalam gelas kaca yang tertutup rapat dan disimpan dalam lemari pendingin. Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum melakukan pemisahan yaitu dengan mencari fase gerak optimum yang akan digunakan agar senyawa-senyawa yang terkandung dalam rimpang temugiring dapat terpisah dengan sempurna dan mendapat hasil sesuai dengan yang diinginkan. Pada penelitian ini peneliti

D. Optimasi Fase Gerak Ekstrak Kental Rimpang Temugiring