Pengujian aktivitas dan identifikasi golongan senyawa pada isolat

isolat 1, isolat 2 dan isolat 3 yang masing-masing berasal dari beberapa flakon hasil kromatografi kolom dengan profil KLT yang hampir sama. 3. Bagan isolasi 1. Uji kualitatif penangkap radikal bebas dengan metode DPPH Uji kualitatif penangkapan radikal DPPH pada isolat senyawa ekstrak rimpang temugiring menggunakan metode yang sama dengan metode uji kualitatif penangkapan radikal DPPH pada ekstrak rimpang temugiring yang membedakan Ekstrak rimpang temugiring rendemen 4,82 Fraksi heksan rendemen 41,87 Isolat 1 rendemen 0,50 + Antioksidan, UV protection dan antibakteri Isolat 2 rendemen 0,28 + Antioksidan, UV protection Isolat 3 rendemen 0,68 + Antioksidan, UV protection Fraksi kloroform:metanol rendemen 28,64 Dilakukan triturasi sebagai proses clean up

H. Pengujian aktivitas dan identifikasi golongan senyawa pada isolat

adalah adanya variasi bobot uji isolat yaitu 10; 20; 30 µg, variasi ini dimaksudkan untuk mengetahui massa minimum aktif penangkapan radikal DPPH secara kualitatif. Tabel IX. Hasil uji kualitatif penangkapan radikal DPPH isolat dan ekstrak rimpang temugiring Ekstrak 10 µL 10 µL 20 µL 30 µL Waktu Ket Waktu Ket waktu Ket Waktu Ket Isolat 1 7 menit 3 detik +++ 31 menit ++ 30 menit ++ 30 menit +++ Isolat 2 7 menit 3 detik +++ 1 jam 1 menit + 30 menit + 30 menit ++ Isolat 3 7 menit 3 detik +++ 7 menit + 6 menit 54 detik + 6 menit +++ Keterangan ketebalan bercak : + = tipis ++ = sedang +++ = tebal ++++ = sangat tebal A B C Gambar 17. Hasil profil KLT isolat dengan peraksi semprot DPPH. A=Isolat 1 B= Isolat 2 C= Isolat 3 dari data diatas diketahui bahwa isolat 1, 2 dan 3 memiliki aktivitas sebagai penangkap radikal bebas dengan bobot uji dimulai dari 10 µg namun didapati bahwa isolat 3 lebih baik karena bercak warna putih kekuningan muncul lebih cepat yaitu dalam hitungan menit saja. 2. Uji kualitatif aktivitas UV protection dengan pereaksi semprot beta kroten Uji kualitatif anti UV pada isolat senyawa ekstrak rimpang temugiring menggunakan metode yang sama dengan metode uji kualitatif anti UV pada ekstrak rimpang temugiring yang membedakan adalah adanya variasi bobot uji isolat yaitu 10; 20; 30 µg, variasi ini dimaksudkan untuk mengetahui massa minimum aktif UV protection secara kualitatif. Tabel X. Hasil uji kualitatif aktivitas UV protection isolat dan ekstrak rimpang temugiring No Sampel Waktu menit Warna latar plat KLT Hasil uji kualitatif aktivitas UV protection dari bobot uji 10 µg 20 µ 30 µg 1. Isolat 1 6 - - - 1 2 - - - 3 1 ++ ++ ++ 6 1 +++ +++ +++ 9 1 +++ +++ +++ 12 +++ +++ +++ 15 +++ +++ +++ Keterangan Positif kuning no: 2 Positif kuning no : 2 Positif kuning no : 2 Faktor retardasi Rf 0,8 0,8 0,8 2. Isolat 2 6 - - - 1 2 - - - 3 2 - - - 6 2 + + + 9 1 ++ ++ ++ 12 1 +++ +++ +++ 15 +++ +++ +++ Keterangan Positif kuning no = 1 Positif kuning no = 1 Positif kuning no: 1 Faktor retardasi Rf 0,96 0,96 0,96 3. Isolat 3 6 - - - 1 2 - + - 3 2 - + - 6 2 - ++ - 9 1 - ++ - 12 - +++ - 15 - +++ - Keterangan Negatif Positif kuning no: 1 Negatif Intensitas sinar UV = max 13,52 Lux, min 13,37 Lux Keterangan ketebalan bercak : + = tipis ++ = sedang +++ = tebal Berdasarkan data diatas diketahui bahwa pada isolat 1 dan 2 aktivitas sebagai UV Protection sudah muncul pada bobot uji 10 µg, sedangkan pada isolat 3 hanya muncul dengan minimal bobot uji 20 µg. Bercak paling tebal adalah bercak pada isolat 2 maka dapat disimpulkan bahwa isolat 2 memiliki aktivitas sebagai UV protection yang lebih baik. 3. Uji kualitatif antibakteri Uji kualitatif anti bakteri menggunakan metode disc diffusion. Prinsip dari metode ini yaitu pertumbuhan bakteri uji dihambat dengan terbentuk jarak dari disk dengan konsentrasi dari senyawa tersebut. Penghambatan pertumbuhan bakteri tampak sebagai zona melingkar pada media agar. Pada uji ini digunakan bakteri S. aureus karena pada penelitian dengan metode bioautografi ekstrak rimpang temugiring tidak aktif pada bakteri E. coli dan hanya memiliki aktivitas pada bakteri S. aureus. Pada penelitian ini digunakan perbedaan bobot uji untuk mengetahui bobot minimal ekstrak rimpang temugiring memberikan efek yaitu 50 µg, 100 µg dan 200 µg. Gambar 18. Hasil uji kualitatif aktivitas antibakteri isolat 1 dengan bobot uji 100 µg. Gambar 19. Hasil uji kualitatif aktivitas antibakteri isolat 1 dengan bobot uji 200 µg. Uji kualitatif disc diffusion menunjukkan bahwa isolat 1 temugiring memiliki aktivitas sebagai antibakteri dengan munculnya zona hambat dengan diameter 8 mm dengan bobot uji 100 µg dan 3 mm pada bobot uji 200 µg. Menurut Davis dan Stout 1971, kriteria kekuatan antibakteri sebagai berikut : diameter zona hambat 5 mm atau kurang dikategorikan lemah, diameter zona hambat 5-10 mm dikategorikan sedang, diameter zona hambat 10-20 mm dikategorikan kuat dan zona hambat 20 mm atau lebih dikategorikan sangat kuat. Kriteria inilah yang digunakan dalam penelitian untuk menggolongkan daya hambat kontrol dan bahan uji sampel. Maka pada hasil uji kualitatif aktivitas antibakteri isolat 1 dengan bobot uji 100 µg memiliki kekuatan antibakteri dengan intensitas sedang, sedangkan isolat 1 dengan bobot uji 200 µg memiliki kekuatan antibakteri dengan intensitas lemah. Tabel XI. Hasil deteksi secara fisik kromatografi lapis tipis isolat senyawa ekstrak rimpang temugiring Isolat Rf Visual UV 254 nm UV 365 nm 1 0,8 – 0,89 - meredam ++ - 2 0,8 -0,89 - meredam +++ Berpendar + 3 0,60 – 0,69 0,70 – 0,79 - - meredam +++ - Keterangan ketebalan bercak : + = tipis ++ = sedang +++ = tebal Gambar 20. Profil KLT isolat 1 ekstrak rimpang temugiring deteksi dengan lampu UV 254 nm

I. Identifikasi Golongan senyawa aktif isolat ekstrak rimpang temugiring

Gambar 21. Profil KLT isolat 2 ekstrak rimpang temugiring deteksi dengan lampu UV 254 nm Gambar 22. Profil KLT isolat 3 ekstrak rimpang temugiring deteksi dengan lampu UV 254 nm Profil KLT dari ketiga isolat berada pada kisaran Rf yang hampir sama, namun ternyata memiliki kekuatan aktivitas yang berbeda-beda setelah dilakukan uji kualitatif antioksidan, UV protection dan antibakteri. Tabel XII. Hasil identifikasi senyawa dari isolat senyawa ekstrak rimpang temugiring dengan reagen Isolat Rf FeCl 3 AlCl 3 Dragen dorff Vanilin sulfat Interpretasi hasil 1 0,8 - 0,89 Hijau + Kuning kehijauan + - Ungu ++ Flavonoid 2 0,8 -0,89 Hijau + Kuning kehijauan + - - Flavonoid 3 0,60 – 0,69 Hijau + Kuning kehijauan + - Ungu + Flavonoid 0,70 – 0,79 Hijau + - - Ungu + Terpenoid Keterangan ketebalan bercak : + = tipis ++ = sedang +++ = tebal Hasil identifikasi isolat ekstrak rimpang temugiring didapati bahwa ketiga isolat memiliki hasil identifikasi golongan senyawa yang sama yaitu bercak pada kisaran Rf 0,6 – 0,89 positif merupakan golongan senyawa flavonoid dan pada Rf 0,70 – 0, 79 menunjukkan merupakan golongan senyawa terpenoid. Tabel XIII. Hasil uji kualitatif aktivitas penangkapan radikal DPPH, UV protection dan antibakteri isolat ekstrak Rimpang Temugiring. No. Sampel Penangkapan radikal DPPH UV protection Antibakteri Hasil Bobot uji minimal Hasil Bobot uji minimal Hasil Bobot uji minimal 1 Isolat 1 +++ 10 µL ++ 10 µL + 100 µg 2 Isolat 2 + 10 µL + 10 µL - - 3 Isolat 3 ++ 10 µL + + 20 µL - - Hasil uji kualitatif aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH, UV protection dan antibakteri isolat ekstrak rimpang temugiring menunjukkan bahwa temugiring memiliki aktivitas antioksidan, UV protection dan antibakteri, namun tiap isolat tidak selalu memiliki ketiga aktivitas tersebut, terlihat dari isolat 2 dan 3 yang tidak memiliki aktivitas antibakteri. 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN