Uji aktivitas Penangkap Radikal Bebas DPPH, Antibakteri dan UV coli . B Pada media pertumbuhan bakteri aureus Ket :

1. Uji aktivitas penangkap radikal bebas Pengujian antioksidan ekstrak rimpang temugiring ini dilakukan dengan metode penangkap radikal bebas DPPH. Pereaksi DPPH merupakan radikal sintetik yang stabil yang ditandai oleh delokalisasi cadangan elektron di sekeliling molekulnya secara keseluruhan dengan baik sehingga tidak akan membentuk dimer seperti yang terjadi pada kebanyakan radikal bebas lainnya Pisoschi, 2009. Uji ini dilakukan pada pelat KLT hasil elusi yang telah kering dan kemudian disemprot dengan pereaksi DPPH 0,2. Tabel IV. Hasil uji kualitatif penangkapan radikal DPPH ekstrak rimpang temugiring Ekstrak Fase gerak Rf Hasil Rimpang temugiring Kloroform : metanol 95:5 vv 0,38 Kuning +++ 0,76 Kuning ++ Keterangan ketebalan bercak : + = tipis ++ = sedang +++ = tebal Gambar 7. Hasil deteksi dengan UV 254 nm elusi dengan fase gerak kloroform:metanol 95:5 vv

F. Uji aktivitas Penangkap Radikal Bebas DPPH, Antibakteri dan UV

Protection pada ekstrak kental rimpang temugiring. Gambar 8. Hasil deteksi elusi fase gerak kloroform : metanol 95:5 vv dengan reagen semprot DPPH Pada uji penangkap radikal bebas digunakan reagen semprot DPPH, dan setelah beberapa saat apabila muncul spotbercak yang berwarna kuning pudar maka spot tersebut dapat dinyatakan memiliki aktivitas antioksidan. Dalam penelitian ini sampel ekstrak rimpang temugiring memiliki spot yang aktif terhadap DPPH dan berada pada Rf 0,34 dan 0,74. 2. Uji antibakteri dengan bioautografi kontak Uji ini menggunakan metode bioautografi kontak. Bioautografi sendiri adalah metode yang spesifik untuk mendeteksi bercak yang memiliki aktivitas antibakteri pada kromatogram hasil KLT. Keuntungan metode ini adalah sifatnya yang efisien untuk mendeteksi senyawa antimikroba karena letak bercak dapat ditentukan walaupun berada dalam campuran yang kompleks sehingga memungkinkan untuk mengisolasi senyawa aktif tersebut. Kerugiannya adalah metode ini tidak dapat digunakan untuk menentukan KHM dan KBM A B Gambar 9. Hasil Uji Kualitatif anti bakteri dengan metode Bioautografi A. Pada media pertumbuhan bakteri

E. coli . B Pada media pertumbuhan bakteri

S. aureus Ket :

: menunjukkan zona hambat Gambar 10. Gambar kontrol dalam uji kualitatif antibakteri ekstrak temugiring pada bakteri S. aureus A = kontrol media; B = kontrol pertumbuhan bakteri S. aureus; C = kontrol positif Gambar 11. Gambar kontrol dalam uji kualitatif antibakteri ekstrak temugiring pada bakteri E.coli A = kontrol media; B = kontrol pertumbuhan bakteri S. aureus; C = kontrol positif Sampel ekstrak temugiring ditotolkan pada pelat KLT dengan masing-masing volume 15 µL, 20 µL, 30 µL hingga didapatkan bobot uji 75 µg, 100 µg, dan 150 µg kemudian dielusi dengan fase gerak kloroform:metanol 95:5 vv dan dibiarkan mengering secara aseptis. Lempeng KLT yang telah dikering dikontakkan pada media agar yang telah di inokulasikan 100 µL bakteri uji masing-masing Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Setelah 40 menit,