LANDASAN TEORI PENELAAH PUSTAKA

waktu pemisahan, meminimalisir penggunaan pelarut, meningkatkan pemisahan analit, dan memungkinkan sampel yang terelusi memiliki kemurnian yang tinggi Stevens dan Hill, 2009.

H. LANDASAN TEORI

Tanaman temugiring telah lama dipercaya masyarakat sebagai bahan lulur. Lulur temugiring berkhasiat membuat kulit menjadi halus dan mengobati bekas luka jerawat maupun cacar air. Temugiring memiliki kandungan minyak atsiri, amilum, lemak, dan tannin. Efek farmakologi temugiring dalam lulur ini dipercaya sebagai bahan tabir surya, antibakteri dan antioksidan. Senyawa flavonoid dan kurkumin yang terdapat pada temugiring dapat memberikan aktivitas sebagai antioksidan. Kurkuminoid memberikan warna kuning pada temu-temuan dan dikenal sebagai zat yang bertanggung jawab terhadap adanya efek terapi dari temugiring. Sedangkan kandungan minyak atsiri, senyawa terpenoid bebas dan senyawa flavonoid pada temugiring pada kadar 40 memiliki aktivitas sebagai antimikroba. Senyawa fenolik khususnya golongan flavonoid juga mempunyai potensi sebagai tabir surya karena adanya gugus kromofor ikatan rangkap tunggal terkonjugasi yang mampu menyerap sinar UV baik UV A maupun UV B sehingga mengurangi intensitasnya pada kulit. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai aktivitas UV Protection, antioksidan dan antibakteri dari masing-masing golongan dilakukan isolasi dan karakterisasi menggunakan metode DPPH, β-karoten dan disc diffusion.

I. Hipotesis

Isolat dari ekstrak etanolik temugiring memiliki aktivitas sebagai antioksidan, UV protection dan antibakteri. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksploratif.

B. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan

a. Bahan utama berupa temugiring yang berasal dari petani temugiring di daerah Godean, Sleman. b. Bahan kimia yang digunakan meliputi DPPH dan β-karoten dengan kualitas pro analitik yang berasal dari Sigma Chem. Co., USA. Etanol, heksan, kloroform, metanol, asam sulfat, barium klorida, NaCl pro analitik yang diperoleh dari Merck, Germany. Bahan kualitas teknis Brataco Chemica, yaitu: etanol 90 dan aquadest. Reagen Dragendorff, AlCl 3 , FeCl 3 , sitroborat, iod, dan vanillin sulfat. Silika gel GF254 for thin layer chromatography dan silika gel 60 0,040-0,063 mm for column chromatography dari Merck, Germany. Bakteri uji yaitu Staphylococcus aureus dan Escherichia coli berasal dari Laboratorium Balai Kesehatan Yogyakarta. Media agar yang digunakan trypticasein soy broth TSB dari Agarindo Biological Company, Agar No. 1 diperoleh dari Oxoid. Amoxicillin diperoleh dari PT. Indofarma.