memanfaatkan pengerjaan KLT. Ciri khas dari prosedur bioautografi adalah didasarkan atas teknik difusi agar yaitu dengan memindahkan senyawa
antibakteri dari lapisan kromatografi ke lempeng agar perbenihan melalui proses difusi. Prinsip pengujian sebagai berikut : suspensi mikroorganisme
didispersikan pada lempeng hasil KLT. Lempeng KLT diinkubasikan pada kelembaban udara yang sesuai untuk pertumbuhan bakteri. Zona inhibisi
kemudian ditampakan oleh aktivitas dehidrogenase dari pereaksi pendeteksian seperti garam tetrazolium. Bakteri yang aktif bermetabolisme merubah garam
tetrazolium menjadi formazon berwana. Sedangkan senyawa antibakteri tampak sebagai bercak yang jernih terhadap latar belakang berwarna
Hamburger dan Cordell, 1987. Merupakan metode spesifik untuk mendeteksi bercak pada
kromatogram hasil KLT yang mempunyai aktivitas antibakteri, antifungi, dan antivirus. Keuntungan metode ini adalah sifatnya yang efisien untuk
mendeteksi senyawa antimikroba karena letak bercak dapat ditentukan walaupun berada dalam campuran yang kompleks sehingga memungkinkan
untuk mengisolasi senyawa aktif tersebut. Kerugiannya adalah metode ini tidak dapat digunakan untuk menentukan KHM dan KBM Pratiwi, 2008.
D. Ultra Violet Protection
1. Definisi
Tabir surya mengandung senyawa kimia yang melindungi kulit dari sengatan sinar matahari atau sinar UV dengan cara menghamburkan cahaya secara
efektif atau dengan mengabsorbsinya Jellineck, 1970.
Berdasarkan penggunannya, tabir surya dapat digolongkan menjadi beberapa bagian yaitu Wilkinson dan Moore, 1982 :
a. Bahan yang mencegah sengatan sinar matahari disebut tabir surya yang
mengabsorbsi 95 atau lebih radiasi UV pada panjang gelombang 290- 320 nm.
b. Bahan yang mencegah pigmentasi disebut tabir surya yang mengabsorbsi
kurang dari 85 radiasi UV pada panjang gelombang 290 nm sampai 320 mn. Bahan ini akan menghasilkan sedikit eritema tanpa rasa sakit.
c. Bahan sunblock opak, memberikan perlindungan maksimum dalam bentuk
penghalang fisik.
2. Metode uji aktivitas tabir surya dengan metode β – karoten
Beta karoten merupakan salah satu bentuk sederhana dari karotenoid, yang memiliki rumus molekul C
4
OH
56
. Beta karoten sangat tidak stabil dalam udara karena dapat teroksidasi dan juga tidak stabil terhadap cahaya dan panas sebab
dapat mengalami isomerisasi menjadi bentuk cis β-karoten yang lebih tidak stabil Tungriani, Karim, dan Seniwati, 2012.
Beta karoten larut dalam benzena, klroform, karbon disulfida; cukup larut dalam eter, petroleum eter, minyak; tidak larut pada air, asam, b
asa. Struktur β- karoten, yaitu
A
B
Gambar 2. A. Struktur α-karoten, B. β-karoten Silalahi, 2006
Prinsip metode β-karoten adalah berdasarkan perubahan warna larutan β- karoten dari warna kuning. Perubahan warna ini akan terjadi apabila tidak adanya
senyawa antioksidan. Hal tersebut dikarenakan adanya senyawa antioksidan yang mampu membantu mempertahankan ikatan konjugasi μ dari β-karoten Ueno,
Yamakura, Arastoo, Oshima, dan Kokubo, 2014. Terdapat beberapa macam jenis
-carotene bleaching test yaitu : a.
Metode inhibition of bleaching of -carotene Metode ini menggunakan reagen semprot yaitu 0,05 larutan
-karoten dalam kloroform, kemudian akan disemprotkan pada plat KLT hasil elusi yang
telah kering. Reagen ini akan bertahan 12 jam pada suhu ruang. Senyawa aktif ditunjukkan dengan bercak kuning hingga jingga pada latar putih.
b. Metode inhibition of bleaching of -carotene induced by autooxidation of
linoleic acid Metode ini menggunakan reagen semprot campuran antara linoleic acid
dalam etanol dan -karoten dalam kloroform, yang akan disemprotkan pada plat
KLT kering hasil elusi. Setelah dijemur dibawah sinar matahari, aktivitas antioksidan akan ditunjutkan dengan adanya bercak jingga pada latar putih
Marston, 2011. Metode uji β-karoten dikembangkan oleh marco 1968. Metode ini
didasarkan pada oksidasi gabungan β-karoten dan asam linoleat, dimana merupakan produk degradasi asam linoleat dan oksidasi β-karoten. Metode ini
dari karotenoid berwarna oranye diukur spektrofotometri pada 450 nm Nollet, 2009. Faktor perlindungan antioksidan langsung mengukur kemampuan ekstrak
antioksidan untuk mencegah H
2
O
2
katalis oksidasi β-karoten. Banyak metodologi antioksidan berdasarkan oksidasi pewarna indikator yang memakan waktu, karena
mereka bergantung pada kondisi yang digunakan untuk reaksi dan oxidizability reagen. Namun, metod
e uji β-karoten adalah metode yang relatif cepat untuk analisis aktivitas antioksidan. Reaksi dipercepat dengan menggunakan hidrogen
peroksida. Karena β-karoten tidak larut dalam media air, itu diperkenalkan ke dalam campuran reaksi dalam bentuk emulsi. Metode ini sensitif dan sederhana
untuk dilakukan, bagaimanapun kelemahan terdapat dalam analisis karena
kesulitan dalam menjaga ukuran partikel emulsi konstan Shetty, 2007. E.
Skrining fitokimia
Skrining fitokimia adalah pemeriksaan kimia secara kualitatif terhadap senyawa-senyawa aktif biologis yang terdapat dalam simplisia tumbuhan. Pada
penelitian tumbuhan, untuk aktivitas biologi atau senyawa yang bermanfaat dalam pengobatan, satu atau lebih konstituen yang mempunyai respon farmakologi perlu
diisolasi. Oleh karena itu pemeriksaan fitokimia, teknik skrining dapat membantu
langkah-langkah fitofarmakologi yaitu melalui seleksi awal dari pemeriksaan tumbuhan tersebut untuk membuktikan ada tidaknya senyawa kimia tertentu
dalam tumbuhan tersebut yang dapat dikaitkan dengan aktivitas biologisnya Farnsworth, 1996.
F. Ekstraksi