C. Uji Kualitatif EPMS dalam Ekstrak Kencur
Uji kualitatif dilakukan di bagian LPPT UGM. Uji ini dilakukan dengan tujuan memastikan adanya kandungan EPMS sebagai senyawa yang dikehendaki
dalam ekstrak yang sudah diperoleh, dan hasilnya adalah ekstrak positif mengandung EPMS.
Gambar 4. Analisis spot hasil uji kualitatif EPMS
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 4, spot yang lebih kecil merupakan spot EPMS pembanding, dan spot yang lebih besar merupakan spot
EPMS dalam sampel ekstrak kencur yang diuji. Sampel yang duji di bagian LPPT UGM merupakan ekstrak kencur yang
sudah diekstraksi dengan etanol 95. Sampel tersebut diuji menggunakan TLC dengan fase diam silika gel 60 F
254
yang bersifat polar dan dengan fase gerak heksan
– etil asetat 4:1 yang bersifat non polar karena heksan yang bersifat non
P S
polar lebih besar perbandingannya dengan etil asetat yang bersifat polar. Fase gerak digunakan untuk mengikat senyawa non polar yang utama yaitu EPMS.
Untuk dapat mempertegas warna digunakan pereaksi semprot, dan vanillin asam sulfat dipilih karena ingin mendeteksi EPMS yang termasuk senyawa atsiri.
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 4, terdapat spot EPMS dari sampel yang memiliki warna dan nilai Rf yang sama dengan pembanding, yaitu berwarna biru
violet pada Rf 0,72, menunjukkan secara kualitatif terdapat senyawa EPMS dalam sampel ekstrak kencur yang diuji. Senyawa EPMS bisa terdeteksi pada panjang
gelombang 254 nm dan visibel dengan warna biru violet, tetapi pada panjang gelombang 365 nm tidak terdeteksi karena senyawanya tidak berpendar pada sinar
dengan panjang gelombang tersebut.
D. Penentuan Nilai SPF
EPMS termasuk dalam jenis sunscreen yang bersifat sebagai penghalang kimiawi yang bekerja dengan cara mengabsorpsi radiasi sinar UV. EPMS
memiliki kromofor dan auksokrom yang diperkirakan memiliki daya proteksi terhadap radiasi sinar UV pada kulit. Dengan adanya gugus kromofor dan
auksokrom inilah terjadi mekanisme chemical sunscreen yaitu mampu mengabsorpsi radiasi sinar UV.
SPF merupakan parameter efektivitas suatu sediaan sunscreen. Semakin besar SPF, semakin besar pula perlindungan yang diberikan. Nilai SPF suatu
produk menyatakan perbandingan antara waktu yang dibutuhkan radiasi UV-B dan UV-A untuk menimbulkan eritema pada kulit yang terlindungi dengan waktu
yang dibutuhkan oleh kulit yang tidak terlindungi untuk menyebabkan eritema dengan tingkatan yang sama Stanfield, 2003.
Untuk penentuan nilai SPF senyawa sunscreen adalah panjang gelombang 250-400 nm karena merupakan panjang gelombang daerah serapan
sinar UV-A dan UV-B. Pengukuran tidak dilakukan pada panjang gelombang sinar UV-C karena seluruh radiasi UV-C telah diabsorbsi oleh gas di atmosfer
sehingga tidak sampai ke bumi. Penentuan nilai SPF untuk ekstrak etanol rimpang kencur ini dilakukan
dengan scanning absorbansi pada panjang gelombang 290-330 nm, karena EPMS hanya menyerap pada panjang gelombang sinar UV-B. SPF ekstrak dalam
konsentrasi 10 ppm yaitu 4,3772 replikasi I; 2,6642 replikasi II; dan 2,4977 replikasi III. Berdasarkan perhitungan seperti tercantum dalam lampiran 3,
diperoleh rata-rata nilai SPF sebesar 3,1797, yang menunjukkan terdapat potensi sunscreen
dalam ekstrak, dan termasuk dalam perlindungan matahari kategori „minimal‟.
E. Pembuatan Emulgel Ekstrak Kencur