64
4.3.2 UrutanSequence Pergerakan di Koridor Jalan Ahmad Yani pada Malam Hari
Berikut merupakan gambaran urutanpergerakan yang dilakukan peneliti sebagai pengamat di sepanjang koridor Jalan Ahmad Yani pada sejumlah titik
pengamatan yang telah ditentukan sebelumnya gambar 4.19. Gambar berikut dilakukan pada malam hari sekitar pukul 19.00 WIB dimana terlihat aktivitas malam
pada koridor Jalan Ahmad Yani gambar 4.21.
Gambar 4.21 Urutan Sequence Pergerakan di Koridor Jalan Ahmad Yani pada Malam Hari
Universitas Sumatera Utara
65
UrutanSequence pergerakan di koridor Jalan Ahmad Yani Binjai pada malam hari dapat dijelaskan sebagai berikut.
A. Pada gambar A banyak terlihat pedagang kaki lima yang berjualan Chinese food dikarenakan mayoritas pedagang pada daerah ini merupakan etnis
Tionghoa. B. Pada gambar B banyak terlihat pedagang kaki lima yang menjual berbagai
makanan berat seperti mie rebus, nasi padang, nasi goreng, dan lain sebagainya.
C. Pada gambar C banyak terlihat pedagang kaki lima yang menjual jajanan ringan seperti martabak, kue putu bambu, sate kacangpadang, dan lain
sebagainya. D. Pada gambar D banyak terlihat pedagang kaki lima yang berjualan minuman,
seperti jus buah, kopi, dan TST Teh Susu Telur. E.
Pada gambar E banyak terlihat pedagang yang menjual nasi goreng dan minuman.
F. Pada gambar F terlihat pedagang kaki lima semakin berkurang karena tidak ada PKL yang boleh berjualan di pagar kuil. Adapun pedagang kaki lima
yang terlihat mayoritas menjual minuman seperti pada gambar D.
Terlihat pada gambar titik A gambar 4.21, ketika memulai pergerakan pada koridor Jalan Ahmad Yani, hal yang pertama terlihat adalah stand-stand pedagang
kaki lima di mana banyak terdapat pedagang-pedagang etnis Tionghoa yang berjualan
Universitas Sumatera Utara
66
makanan khas Cina yaitu seafood yang menandakan tempat tersebut banyak menjual Chinese Food. Ketika berjalan terus sambil mengamati, mulai terlihat pedagang-
pedagang lain yang menjual berbagai makanan berat seperti mie rebus, nasi padang, nasi goreng, dan lain sebagainya gambar titik B. Semakin mendekati skycross,
gambar titik C, makanan yang dijual semakin ringan, yaitu jajanan berupa martabak, kue putu bambu, sate kacangpadang, dan lain sebagainya. Setelah
melewati skycross gambar titik D, tetap saja yang pertama kali terlihat adalah stand pedagang kaki lima dengan perbedaan, dagangan yang dijual kebanyakan berupa
minuman dan juga beberapa makanan umum seperti nasi goreng. Banyak terlihat anak-anak muda di daerah ini karena tersedianya beragam minuman seperti jus buah,
kopi, dan TST Teh Susu Telur yang mendorong tempat tersebut dijadikan sebagai tempat nongkrong gambar 4.21.
Ketika memasuki titik E, dagangannya tidak jauh berbeda dengan titik D, hanya saja, stand-stand pedagang kaki lima pada daerah ini tidak sepadat stand-stand
di titik A, B, C, dan D. Hal ini disebabkan stand tersebut merupakan lokasi pedagang baru baru mulai berdagang dalam jangka waktu satu atau dua tahun. Pada titik F,
akan melewati Kuil Sri Mariaman dan persimpangan Pekong Keling sebagai tanda titik akhir pengamatan atau akan meninggalkan Koridor Jalan Ahmad Yani yang
diteliti. Masih terlihat pedagang-pedagang kaki lima yang menjual minuman walaupun jumlahnya paling sedikit apabila dibandingkan dengan titik lokasi
pengamatan lainnya. Maka dengan merangkum semua pergerakan tersebut, hal yang
Universitas Sumatera Utara
67
selalu terlihat di sepanjang koridor Jalan Ahmad Yani pada malam hari adalah jejeran pedagang kaki lima yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman.
Berikut merupakan hasil kuesioner mengenai imagibility koridor Jalan Ahmad Yani dari titik A ke titik F bertujuan untuk menggambarkan kemampuan suatu
objekbangunan dalam menjadi ingatan yang kuat pada masyarakat sepanjang perjalanan di Jalan Ahmad Yani.
a. Sequence A
Sequence A merupakan area yang terletak di sekitar simpang Irian. Area ini dianggap sebagai titik awal perjalanan sebagian besar pengamat ketika
memasuki koridor Jalan Ahmad Yani terutama bagi pengamat yang menggunakan kendaraan. Sebanyak 84 responden yang mengingat
bangunan toko dan 60 responden yang mengingat PKL pada sequence A gambar 4.22.
Gambar 4.22 Grafik Ingatan Masyarakat Terhadap Sequence A
50 100
Bangunan lain Pedagang kaki …
Bangunan Toko
Universitas Sumatera Utara
68
b. Sequence B
Sebanyak 71 responden yang mengingat bangunan toko dan 75 responden yang mengingat pedagang kaki lima pada sequence B gambar
4.23. Peneliti berinterpretasi bahwa tingginya persentase responden yang memilih pedagang kaki lima disebabkan karena makanan yang dijual pada
sequence tersebut mulai beragam dan merupakan lokasi yang paling ramai dikunjungi pembelipengunjung.
Gambar 4.23 Grafik Ingatan Masyarakat Terhadap Sequence B
c. Sequence C
Sebanyak 45 responden yang mengingat bangunan toko, 66 responden mengingat pedagang kaki lima, dan 71 responden mengingat skycross pada
sequence C gambar 4.24. Keberadaan skycross sangat mempengaruhi karena secara visual, dikarenakan skycross Pasar Selayang memiliki ketinggian dan
skala yang paling besar yang melebihi bangunan di sekitarnya ruko ataupun bangunan publik lainnya sehingga skycross tersebut terlihat lebih mencolok
dan menutupi bangunan lain di sekitarnya.
20 40
60 80
Bangunan lain Pedagang kaki lima
Bangunan Toko
Universitas Sumatera Utara
69
Gambar 4.24 Grafik Ingatan Masyarakat Terhadap Sequence C
d. Sequence D
Sebanyak 74 responden yang mengingat bangunan toko dan 66 responden yang mengingat pedagang kaki lima pada sequence D gambar
4.25. Persentase pada sequence D lebih besar daripada sequence C karena setelah melewati skycross, pandangan visual pengamat tidak terhalang lagi
sehingga yang terlihat di sepanjang koridor Jalan Ahmad Yani ketika berada pada sequence tersebut hanyalah bangunan ruko dan Bangkatan.
Gambar 4.25 Grafik Ingatan Masyarakat Terhadap Sequence D
20 40
60 Bangunan lain
Pedagang kaki lima Bangunan Toko
Skycross
20 40
60 80
Bangunan lain Pedagang kaki lima
Bangunan Toko
Universitas Sumatera Utara
70
e. Sequence E
Sebanyak 74 responden yang mengingat bangunan toko dan 36 responden yang mengingat pedagang kaki lima pada sequence E gambar
4.26. Persentase responden yang memilih pedagang kaki lima menurun, dikarenakan pada sequence tersebut, jumlah pedagang kaki lima semakin
sedikit dan lebih banyak pedagang yang menjual minuman daripada makanan sehingga mempengaruhi ketertarikan pembelipengunjung.
Gambar 4.26 Grafik Ingatan Masyarakat Terhadap Sequence E
f. Sequence F
Sebanyak 56 responden yang mengingat bangunan toko, 40 responden mengingat pedagang kaki lima dan 50 responden mengingat bangunan lain
pada sequence F gambar 4.27. Bangunan lain tersebut merupakan Kuil Sri Mariaman yang merupakan landmark yang dianggap sebagai petunjuk arah
oleh masyarakat.
20 40
60 80
Bangunan lain Pedagang kaki
lima Bangunan Toko
Universitas Sumatera Utara
71
Gambar 4.27 Grafik Ingatan Masyarakat Terhadap Sequence F
Pada keenam sequence tersebut, diketahui ingatan masyarakat terhadap pergerakan di sepanjang koridor Jalan Ahmad Yani tertuju pada keberadaan
bangunan toko dan pedagang kaki limanya. Hal tersebut tergambarkan dalam jumlah rata-rata di semua titik sequence sebanyak 67 responden yang memilih bangunan
toko dan 57 responden yang memilih pedagang kaki lima. Hasil kuesioner tersebut telah mendukung pengamatan peneliti pada hasil observasi.
Setelah mengamati pergerakan pada Koridor Jalan Ahmad Yani dan menyebarkan kuesioner, peneliti berinterpretasi bahwa citra Koridor Jalan Ahmad
Yani apabila dikaji dari imagibilitynya, memiliki citra yang sangat dominan pada siang maupun malam hari. Pada siang hari, hal yang selalu terlihat di sepanjang
koridor tersebut adalah ruko-ruko yang menjual kebutuhan sehari-hari sehingga membentuk imagegambaran sebagai barisan pertokoan yang menjual kebutuhan
rumah tangga. Pada malam hari, hal yang selalu terlihat di sepanjang koridor Jalan Ahmad Yani adalah jejeran pedagang kaki lima Bangkatan. Tidak ada lagi toko
yang membuka usahanya pada malam hari, dan sumber pencahayaan pada koridor
20 40
60 80
Bangunan lain Pedagang kaki lima
Bangunan Toko
Universitas Sumatera Utara
72
Jalan Ahmad Yani hanya berasal dari stand-stand pedagang sehingga pencitraan dari pertokoan tidak lagi mendominasi. Maka citra Koridor Jalan Ahmad Yani pada
malam hari merupakan jejeran pedagang kaki lima yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman. Dengan kata lain, keberadaan bangunan ruko dan Bangkatan
dari segi imagibilitynya, mampu memberi kesancitra yang kuat di sepanjang koridor Jalan Ahmad Yani Binjai.
Berikut hasil kesimpulan mengenai kualitas pencitraan pada koridor Jalan Ahmad Yani apabila dilihat dari kajian imagibilitynya dengan menghubungkan teori,
hasil observasi, dan kuesioner, yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut tabel 4.3.
Tabel 4.3 Tabel Hasil Kesimpulan Kajian Imagibility Dalam Membangun Citra Koridor
Jalan Ahmad Yani Binjai
Teori Roger
Trancik Observasi
Hasil Kuesioner
Interpretasi Citra yang
Muncul
Gambar urutan pergerakan di
sepanjang perjalanan
mampu menciptakan
persepsi suatu tempat dan citra
ruang.
Pagi hari;
Objek yang selalu terlihat
di sepanjang koridor jalan
Ahmad Yani Binjai adalah
ruko-ruko yang menjual
kebutuhan sehari-hari.
Sebanyak 67
responden yang
mengingat bangunan
toko dan 57
responden yang
mengingat Hal yang
dominan terlihat selama
pergerakan di sepanjang
jalan A.Yani adalah barisan
ruko yang menjual
kebutuhan sehari-hari
Barisan pertokoan
yang menjual
kebutuhan rumah
tangga.
Jejeran PKL yang
menjual berbagai
Universitas Sumatera Utara
73
Teori Roger
Trancik Observasi
Hasil Kuesioner
Interpretasi Citra yang
Muncul
Malam hari
; Objek yang
selalu terlihat di sepanjang
koridor Jalan Ahmad Yani
adalah jejeran pedagang kaki
lima Bangkatan.
pedagang kaki lima
dan stand- stand
pedagang kaki lima.
jenis makanan
dan minuman.
Sumber: Data diolah oleh peneliti 2015
4.4 Desain