Aktivitas Kebiasaan Kebutuhan Keadaan Sosial dalam Membangun Citra

91

4.5 Keadaan Sosial dalam Membangun Citra

Keadaan sosial Koridor Jalan Ahmad Yani menggambarkan perbedaan sosial dari pengalaman masing-masing individu yang berada di Jalan Ahmad Yani. Maka dari itu dengan meneliti aktivitas, kebiasaan dan kebutuhannya, dapat menggambarkan identitas sosial individunya yang dapat memperkuat citra jalan.

4.5.1 Aktivitas

Aktivitas dapat dilihat pengamat pada lokasi-lokasi yang rutin dikunjungi. Pada siang hari, mulai dari pukul 08.00-17.30 WIB aktivitas rutin di Koridor Jalan A.Yani adalah transaksi jual beli antara pembeli dan penjual di pertokoan sepanjang koridor Jalan Ahmad Yani gambar 4.44. Maka dari itu, citra kawasan pertokoan pada jalan tersebut diperkuat oleh keberadaan aktivitas perdagangannya. Gambar 4.44 Aktivitas Perdagangan di Jalan Ahmad Yani pada Siang Hari Pada malam harinya, mulai dari pukul 18.00-03.00 WIB terdapat Bangkatan sebagai tempat untuk refreshingberinteraksi antar keluarga maupun teman yang rutin dikunjungi masyarakat Binjai maupun masyarakat luar kota gambar 4.45. Hal ini Universitas Sumatera Utara 92 dikarenakan citra Bangkatan sudah dikenal dengan baik sebagai tempat wisata kuliner terbesar di Kota Binjai. Gambar 4.45Aktivitas di BangkatanJalan Ahmad Yani pada Malam Hari

4.5.2 Kebiasaan

Keadaan sosial dapat digambarkan melalui pengalaman sehari-hari di jalan yang difokuskan ke dalam kebiasaan masyarakatnya. Kebiasaan yang paling tergambarkan pada Koridor Jalan Ahmad Yani adalah nongkrongmakan di Bangkatan. Kebiasaan tersebut dapat disebabkan oleh keseharian masyarakat Kota Binjai yang rata-rata sibuk berjualan dari pagi hingga sore hari sehingga tidak sempat untuk memasak. Akibat kesibukan yang monoton tersebut masyarakat Binjai suka melepas kejenuhan dengan cara nongkrong gambar 4.46. Hal ini dapat tergambarkan dari suasana Bangkatan yang selalu ramai dikunjungi setiap harinya dimana juga tersedia berbagai makanan yang ringan maupun yang berat makan malam. Dengan kondisi tersebut, maka terbentuk citra Koridor Jalan Ahmad Yani yaitu Bangkatan sebagai tempat makan. Universitas Sumatera Utara 93 Gambar 4.46 Kebiasaan Makan di Luar Tergambarkan oleh Selalu Ramainya BangkatanJalan Ahmad Yani pada Malam Hari

4.5.3 Kebutuhan

Keadaan sosial dapat juga digambarkan melalui kebutuhan masyarakatnya. Mayoritas masyarakat Binjai bekerja sebagai wiraswasta. Hal ini jelas terlihat dari keberadaan ruko yang mendominasi jalanan Kota Binjai. Dengan beradaptasi pada kondisi tersebut, koridor Jalan Ahmad Yani menjadi kawasan ruko yang paling banyak menjual kebutuhan rumah tangga seperti makanan, kainpakaian, mebel, plastik dan sebagainya. Kebutuhan untuk makan juga mempengaruhi terbentuknya ruang publik di Koridor Jalan Ahmad Yani Bangkatan. Maka dapat dikatakan kebutuhan masyarakat telah mempengaruhi terciptanya fungsi dari koridor Jalan Ahmad Yani sehingga membentuk citra sebagai kawasan perdagangan dapat diperlihatkan pada gambar 4.47 sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara 94 Gambar 4.47 Citra Koridor Ahmad Yani yang Terbentuk Berdasarkan Kebutuhan Masyarakat Citra Koridor A.Yani sebagai pertokoan yang banyak menjual Plastik dan bahan memasak Citra Koridor A.Yani sebagai pertokoan yang banyak menjual Perabotan Citra Koridor Jalan A.Yani sebagai pertokoan yang banyak menjual mainan dan pangan Keberadaan pertokoan tersebut dipengaruhi oleh kebutuhan sehari- hari warganya dan lokasinya yang strategis berada di pusat kota dan berdekatan dengan lokasi pasar tradisional yang terletak di Jalan Sudirman. Banyaknya pertokoan yang menjual mainan dan makanan dipengaruhi oleh kebutuhan mainan hiburan dan pangan anak-anak sekolah selama proses belajar- mengajar. Universitas Sumatera Utara 95 Berikut merupakan hasil kuesioner mengenai keadaan sosial di Koridor Jalan Ahmad Yani dalam membangun citra. Sebanyak 43 responden memilih berjualan, 71 responden memilih makan, 45 responden memilih belanja barang, dan 55 responden memilih nongkrong sebagai aktivitaskebiasaan rutin mereka di koridor Jalan Ahmad Yani gambar 4.48. Hal ini membuktikan kebenaran pada hasil observasi mengenai aktivitaskebiasaan yang ditemukan di kawasan penelitian. Grafik 4.48 Aktivitas dan Kebiasaan Masyarakat di Koridor Jalan Ahmad Yani 20 40 60 80 nongkrong belanja barang makan berjualan Universitas Sumatera Utara 96 Hasil kesimpulan mengenai citra koridor Jalan Ahmad Yani apabila dilihat dari kajian keadaan sosial dengan menghubungkan teori, hasil observasi, dan kuesioner, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut tabel 4.5. Tabel 4.5 Tabel Hasil Kesimpulan Kajian Keadaan Sosial dalam Membangun Citra Koridor Jalan Ahmad Yani Binjai Teori Nicholas Fyfe Observasi Hasil Kuesioner Interpretasi Citra yang Muncul Keadaan sosial bertujuan untuk memberi gambaran bagaimana suatu ruang publik dapat diakses oleh seluruh masyarakat dan membuktikan bagaimana jalan dapat menjadi aktif, dapat dilihat dari 3 aspek:  Aktivitas  Kebiasaan  Kebutuhan  Aktivitas; Aktivitas yang terlihat pada pagi hari adalah aktivitas jual beli di pertokoan dan pada malam harinya, aktivitas yang terlihat adalah aktivitas bersantaiberinte- raksi di Bangkatan. Sebanyak 44 responden yang rutin melakukan aktivitas jual beli dan 63 responden yang rutin mengun- jungi Bangkatan. Didominasi aktivitas perdagangan dan makannong- krong. Sebagai kawasan pertokoan dan tempat wisata kuliner di Kota Binjai.  Kebiasaan; Dikarenakan kesibukan akibat berjualan pada pagisiang hari, menimbulkan kebiasaan untuk praktis yaitu membeli makan dari luar. Sebanyak 71 responden yang memiliki kebiasaan makan di Bangkatan Tercipta suatu kebiasaan makan dari luar di Bangkatan akibat kesibukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Universitas Sumatera Utara 97 Teori Nicholas Fyfe Observasi Hasil Kuesioner Interpretasi Citra yang Muncul  Kebutuhan; Kebutuhan untuk memenuhi keperluan sehari- hari dan hiburan mendorong terbentuknya kawasan pertokoan dan ruang publik Bangkatan. Kebutuhan untuk memenuhi keperluan sehari-hari mendorong terbentuknya kawasan pertokoan dan Bangkatan. Sumber: Data diolah oleh peneliti 2015

4.6 Kontrol dan Pertahanan