1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia senantiasa dihadapkan pada kemungkinan terjadinya musibah dan bencana yang dapat menyebabkan
kerugian baik materi maupun immateri. Setiap musibah yang menimpa manusia tersebut adalah merupakan qadha dan qadhar yang telah ditetapkan
Allah SWT atas setiap makhluk-Nya. Namun setiap manusia khususnya muslim wajib berikhtiar atau berusaha untuk melakukan tindakan berjaga-
jaga serta memperkecil terjadinya resiko yang akan dihadapi dari terjadinya musibah dan bencana tersebut. Kebutuhan manusia yang semakin lama
semakin banyak dan beragam, maka resiko yang kemungkinan dialami pun akan semakin banyak dan beragam pula. Untuk meminimalisir dampak dari
resiko dan ketidakpastian tersebut, manusia melakukan berbagai upaya proteksi. Upaya proteksi dan perlindungan terhadap diri ini bisa dilakukan
dengan cara berasuransi. Konsep asuransi syariah pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan
sistem proteksi yang dibuat oleh manusia pra-sejarah tersebut. Asuransi merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang dalam menghadapi
sebuah beban kerugian yang kedatangannya tidak bisa diprediksikan. Apabila kerugian itu menimpa salah seorang dari anggota kelompok tersebut, maka
2
kerugian itu akan ditanggung bersama
.
1
Begitu pula halnya dengan asuransi syariah, asuransi syariah adalah prinsip hidup saling melindungi dan saling
menolong atas dasar ukhuwah islamiyah antara sesama anggota peserta asuransi syariah dalam menghadapi malapetaka, di mana para peserta
mendonasikan sebagian atau seluruh kontribusipremi yang mereka bayar yang digunakan untuk membayar klaim atas musibah yang dialami oleh
peserta yang lain
.
2
Kehadiran asuransi syariah bisa menjadi alternatif model proteksi bagi warga masyarakat adapun dalam pengelolaan dan penangguan resiko,
asuransi syariah tidak diperbolehkan unsur perjudian maisyir, unsur ketidakjelasan gharar, dan unsur riba. Ketiga larangan ini, Gharar,
Maisir, dan Riba adalah area yang harus dihindari dalam praktik asuransi syariah, dan yang menjadi pembeda ulama dengan asuransi konvensional.
Konsep dasar asuransi syariah adalah berdasarkan takaful, yaitu perpaduan rasa tanggung jawab dengan persaudaraan di antara sesama peserta asuransi.
Karena itu, semua peserta asuransi sudah mempunyai niat dari awal dalam bentuk persetujuan untuk memberikan sumbangan keuangan sebagai derma
tabarru.
3
Di Asia sendiri, asuransi syariah pertama kali diperkenalkan oleh Malaysia pada tahun 1985 mulai sebuah perusahaan asuransi jiwa bernama
1
Muhammad Firdaus, dkk, Sistem Operasional Asuransi Syariah Jakarta: Renaisan, 2005, h. 13
2
Amrin Abdullah, Asuransi Syariah Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi Konvensional, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006, h. 4
3
Iqbal Muhaimin, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik Upaya Menghilangkan Gharar, Maisir, dan Riba, Jakarta: Gema Insani Press, 2005, cet-1, h. 2-3
3
Takaful Malaysia. Sedangkan di Indonesia sendiri, asuransi syariah baru muncul pada tahun 1994 seiring dengan diresmikannya PT Asuransi Takaful
Keluarga dan PT. Asuransi Takaful Umum pada tahun 1995. Pemilik saham dari kedua perusahaan asuransi syariah tersebut adalah PT. Asuransi Takaful
Indonesia. Sedangkan saham PT. Asuransi Takaful Indonesia sendiri, sebagai holding company, oleh PT. Abadi Bangsa, PT. Bank Muamalat Indonesia.
Ormas-ormas Islam, dan para pengusaha Muslim
.
4
Walaupun asuransi syariah belum terlalu banyak dikenal seperti halnya bank syariah, akan tetapi jumlah perusahaan asuransi syariah tidak
kalah banyak dengan bank syariah. Perbankan syariah memiliki kaitan yang cukup erat dengan asuransi syariah. Semakin besar perkembangan perbankan
syariah, maka akan berdampak positif terhadap perkembangan asuransi syariah. Saat ini, perbankan syariah masih menguasai lebih dari 90 pasar
syariah di Indonesia. Sedangkan asuransi syariah baru memiliki market share di bawah 5. Perkembangan asuransi syariah dalam lingkup nasional bisa
dikatakan cukup signifikan, dilihat dari pertambahan premi dari tahun ke tahun dan bertambahnya perusahaan asuransi konvensional yang unit layanan
syariah. Asuransi dapat menjadi investasi jangka panjang dan juga proteksi
diri akan hal-hal yang tidak diinginkan. Produk keuangan sendiri sudah menjadi kebutuhan manusia dan dewasa ini orang-orang lebih selektif untuk
menggunakan produk keuangan tersebut dengan menghindari hal-hal yang
4
Karnaen A. Pertaatmadja, Sejarah Berdirinya Asuransi Syariah. Depok: Usaha kami, 1996, h. 47-48
4
berunsur riba. Bagi masyarakat Muslim, menghindari hal-hal yang bersifat riba itu wajib sehingga hal ini juga mendorong pertumbuhan berbagai macam
produk keuangan syariah termasuk asuransi syariah. Sekarang ini perusahaan asuransi syariah sudah berkembang dengan pesat meskipun tidak terlalu
banyak dikenal seperti perbankan syariah. Indonesia merupakan suatu negara yang mayoritas penduduknya
adalah beragama Islam, yang di dalamnya terdapat ribuan institusi Islam seperti Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Yayasan. Komunitas-komunitas
seperti inilah yang menjadi sasaran sosialisasi yang optimal bagi asuransi syariah di Indonesia. Kalangan asuransi syariah menyadari bahwa masih ada
berbagai kelemahan dan tantangan yang masih harus dihadapi oleh asuransi syariah, adapun kelemahan yang ada pada asuransi syariah masih terbatas
dibandingakan pola konvensional, sedangkan tantangan bagi asuransi syariah diantaranya sarana investasi syariah yang ada sekarang belum mendukung
secara optimal untuk perkembangan asuransi syariah.
5
dan juga untuk pengembangan asuransi syariah dibutuhkan komitmen yang tinggi dari semua
pihak guna bersama-sama memajukan asuransi syariah, diantara kelemahan tersebut adalah masih terbatas dan kurangnya pengetahuan dan pemahaman
masyarakat mengenai produk dan jasa asuransi syariah. Masih banyak segmen masyarakat yang harus menjadi sasaran sosialisasi yang optimal,
termasuk segmen masyarakat yang dinilai sebagai lingkungan yang berpotensi dalam menumbuhkan dan menerapkan nilai-nilai syariah,
5
http:jenispelajaran.blogspot.comanalisis-swot-asuransi-syariah. data diakses pada 27 oktober 2014