commit to user 45
Staphylococcus aureus, Bacillus cereus dan Pseudomonas aeruginosa menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap semua bakteri uji yang lain.
Ekstrak etanol
kemudian dilakukan
pemisahan menggunakan
Kromatografi Vakum Cair dengan pelarut organik yang semakin meningkat kepolarannya. Pemisahan dilakukan untuk mendapatkan fraksi yang mempunyai
kepolaran berbeda sehingga dapat diketahui fraksi apa yang memiliki aktivitas antibakteri tertinggi.
E. Pemisahan Ekstrak Etanol
Ekstrak etanol kental dipisahkan dengan cara pemisahan menggunakan Kromatografi Vakum Cair KVC untuk mendapatkan fraksi dengan tingkat
kepolaran yang semakin meningkat. Kromatografi Vakum Cair merupakan salah satu kromatografi kolom khusus yang biasanya juga menggunakan silika gel
sebagai adsorben Kristanti, 2008. Sebanyak 10 gram ekstrak etanol kental dipisahkan dengan menggunakan
eluen atau pelarut organik secara berurutan yaitu heksana, etil asetat dan etanol, dimana nantinya berdasarkan prinsip like dissolve like maka senyawa yang kurang
polar akan larut dalam eluen yang kurang polar dan senyawa yang kepolarannya lebih tinggi akan larut dalam eluen yang lebih polar. Pemisahan ekstrak etanol
dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Elusi dengan menggunakan eluen heksana
Pemisahan ini dilakukan dengan mengelusi ekstrak etanol secara bertahap 100 ml dengan eluen heksana sebanyak 4 kali. Hasil elusi menghasilkan eluat
berwarna kuning oranye. Heksana merupakan pelarut organik yang memilki kepolaran rendah, sehingga senyawa yang kurang polar juga akan terelusi dalam
pelarut heksana. Hasil pemisahan menunjukkan bahwa fraksi heksana yang diperoleh lebih sedikit. Hal ini dimungkinkan karena senyawa yang kepolarannya
rendah telah terikat pada saat ekstraksi cair-cair dengan corong pisah. 2. Elusi dengan menggunakan eluen etil asetat
Elusi selanjutnya menggunakan eluen etil asetat sebanyak 100 ml sebanyak 3 kali. Hasil elusi menghasilkan eluat yang berwarna hijau. Hasil
commit to user 46
pemisahan didapatkan fraksi etil asetat yang jauh lebih besar dari fraksi heksana. Hal ini disebabkan etil asetat merupakan eluen yang kepolarannya lebih tinggi
dibandingkan dengan heksana dan lebih rendah dibandingkan dengan etanol, sehingga senyawa yang kepolarannya sedang akan larut dalam etil asetat.
3. Elusi dengan menggunakan eluen etanol Elusi terakhir menggunakan eluen etanol sebanyak 100 ml sebanyak 3
kali. Hasil elusi menghasilkan fraksi etanol berwarna hijau. Etanol merupakan senyawa paling polar diantara heksana dan etil asetat sehingga mudah melarutkan
senyawa yang kepolarannya tinggi dalam kolom. Eluat hasil KVC dievaporasi dengan rotary evaporator menghasilkan
fraksi-fraksi kental. Fraksi-fraksi tersebut kemudian diuji aktivitas antibakterinya masing-masing terhadap bakteri uji yang dapat dihambat oleh ekstrak etanol.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui fraksi yang mempunyai aktivitas antibakteri tertinggi. Hasil pemisahan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Kromatografi Vakum Cair Ekstrak Etanol Sirih Merah Piper crocatum Ruiz Pav
Pelarut Berat fraksi g
Warna Persentase
Heksana 0,102
Kuning oranye 1,02
Etil asetat 3,536
Hijau 35,36
Etanol 4,236
Hijau 42,36
Keterangan: : Dari berat ekstrak etanol yang dipisahkan
F. Pengujian Aktivitas Antibakteri Fraksi-Fraksi Hasil Pemisahan