commit to user 35
D. Prosedur Penelitian
1. Persiapan sampel sirih merah
Sampel daun sirih merah diperoleh dari daerah Magelang. Daun sirih merah sebelumnya diidentifikasi oleh Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.
Daun sirih merah dibersihkan, dicuci, kemudian dikeringkan pada suhu kamar atau diangin-anginkan kurang lebih 1 hari dan dioven pada 40°C. Selanjutnya
daun sirih merah diblender sampai berbentuk serbuk. Bahan kering simplisia disimpan dalam wadah tertutup.
2. Ekstraksi Maserasi Sampel Daun Sirih Merah
Daun sirih merah dimaserasi dengan pelarut etanol selama 2x24 jam. Selanjutnya ekstrak etanol diekstraksi partisi menggunakan pelarut heksana
dengan corong pisah untuk mendapatkan ekstrak polarnya. Ekstrak etanol hasil partisi kemudian diuapkan pelarutnya dengan penguap vakum putar dengan suhu
50°C hingga diperoleh ekstrak etanol kental.
3. Pengujian Golongan Senyawa Ekstrak Etanol
Skrining fitokimia dilakukan terhadap ekstrak etanol awal. Hal ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa yang telah terisolasi. Penapisan
fitokimia dilakukan dengan metode uji Kromatografi Lapis Tipis KLT. a. Uji Flavonoid
Ekstrak sampel ditotolkan pada lempeng plat Silika Gel F
254.
Elusi dilakukan dengan fase gerak etil asetat : asam formiat : asam asetat : air 100 : 11 :
11 : 27 dalam 2 ml. Kemudian plat diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm, dan UV 365 nm. Flavonoid akan memberikan warna fluorosens biru tua pada UV 254
nm dan pada UV 365 nm akan memberikan warna kuning, biru dan hijau. b. Uji Antrakuinon
Uji Antrakuinon menggunakan fase diam Silika Gel F
254.
Elusi dilakukan dengan fase gerak eril asetat : metanol : air 100 : 13,5 : 10 dalam 2 ml. Plat
dikeringkan kemudian disemprot dengan pereaksi KOH etanolik 5. Kemudian plat diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm, dan UV 365 nm. Antrakuinon akan
commit to user 36
memberikan warna kuning pada cahaya tampak dan fluorosens kuning jika diamati pada UV 365 nm.
c. Uji Kumarin Uji Kumarin menggunakan penyemprot KOH 5 etanolik sebagai deteksi
dengan laruta pengembang dietil eter : toluen 1 : 1 dalam 2 ml yang dijenuhkan dengan asam asetat 10. Kumarin akan menunjukkan warna biru muda jika
diamati pada cahaya tampak. d. Uji Senyawa Fenolik
Uji senyawa fenolik menggunakan penyemprot FeCl3 1 dan elusi dilakukan dengan fase gerak etil asetat : metanol : air 100 : 13,5 : 10 dalam 2 ml.
Kemudian plat diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm, dan UV 365 nm. Fenol akan memberikan warna hijau atau biru kehitaman jika diamati pada cahaya
tampak. e. Uji Saponin
Uji KLT untuk saponin dilakukan dengan fase gerak kloroform : metanol : air 64 : 50 : 10 dalam 2 ml. Plat dikeringkan kemudian disemprot dengan
pereaksi SbCl3 20. Plat kemudian diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm dan UV 365 nm. Saponin akan memberikan warna merah atau ungu jika diamati pada
cahaya tampak. f. Uji Alkaloid
Fase gerak yang digunakan adalah toluena : etil asetat : dietil amin 7 : 2 : 1 dalam 2 ml. Plat KLT dideteksi semprot dengan menggunakan pereaksi
Dragendorff. Plat kemudian diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm dan UV 365 nm. Alkaloid akan memberikan warna coklat dibawah sinar tampak dan pada
UV 365 nm akan memberikan warna fluorosens kuning atau biru. g. Uji Asam Lemak
Uji KLT asam lemak menggunakan penyemrot rhodamin B dalam etanol dan fase gerak benzena : dietil eter 95 : 5 dalam 2 ml larutan. Semua jenis
asam lemak dapat dideteksi dengan rhodamin B. Plat kemudian diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm, dan UV 365 nm. Plat akan menunjukkan warna ungu
jika sampel mengandung asam lemak pada UV 254 dan 365 nm.
commit to user 37
h. Uji Terpenoid dan Steroid Fase pengembang yang digunakan untuk analisa steroid dan terpenoid
adalah heksana : etil asetat 95 : 5 dalam 2 ml. Reagen penyemprot untuk steroid adalah SbCl
3
dalam kloroform, sedangkan untuk terpenoid adalah larutan Lieberman Buchard. Steroid dan terpenoid akan memberikan warna ungu jika
diamati pada cahaya tampak dan dibawah sinar UV 254 nm.
4. Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol