commit to user 46
pemisahan didapatkan fraksi etil asetat yang jauh lebih besar dari fraksi heksana. Hal ini disebabkan etil asetat merupakan eluen yang kepolarannya lebih tinggi
dibandingkan dengan heksana dan lebih rendah dibandingkan dengan etanol, sehingga senyawa yang kepolarannya sedang akan larut dalam etil asetat.
3. Elusi dengan menggunakan eluen etanol Elusi terakhir menggunakan eluen etanol sebanyak 100 ml sebanyak 3
kali. Hasil elusi menghasilkan fraksi etanol berwarna hijau. Etanol merupakan senyawa paling polar diantara heksana dan etil asetat sehingga mudah melarutkan
senyawa yang kepolarannya tinggi dalam kolom. Eluat hasil KVC dievaporasi dengan rotary evaporator menghasilkan
fraksi-fraksi kental. Fraksi-fraksi tersebut kemudian diuji aktivitas antibakterinya masing-masing terhadap bakteri uji yang dapat dihambat oleh ekstrak etanol.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui fraksi yang mempunyai aktivitas antibakteri tertinggi. Hasil pemisahan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Kromatografi Vakum Cair Ekstrak Etanol Sirih Merah Piper crocatum Ruiz Pav
Pelarut Berat fraksi g
Warna Persentase
Heksana 0,102
Kuning oranye 1,02
Etil asetat 3,536
Hijau 35,36
Etanol 4,236
Hijau 42,36
Keterangan: : Dari berat ekstrak etanol yang dipisahkan
F. Pengujian Aktivitas Antibakteri Fraksi-Fraksi Hasil Pemisahan
Fraksi-fraksi kental yang diperoleh kemudian diuji aktivitas antibakterinya menggunakan 4 macam bakteri uji yang menunjukkan hambatan pada ekstrak
etanol yaitu Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Eschericia coli dan Pseudomonas aeruginosa. Metode yang digunakan sama seperti yang digunakan
pada uji aktivitas antibakteri pada ekstrak etanol yaitu metode perforasi dengan diameter lubang 6 mm. Konsentrasi masing-masing fraksi pada uji aktivitas
antibakteri ini adalah 25 yang dilarutkan dalam DMSO. Penentuan konsentrasi yang sama bertujuan untuk mendapatkan fraksi teraktif yang dapat menghambat
commit to user 47
pertumbuhan keempat bakteri uji. Hasil pengujian antibakteri dapat dilihat pada Tabel 5 dimana juga ditunjukkan hasil pengujian ekstrak etanol dengan
konsentrasi yang sama sebagai perbandingan, sedangkan pengujian selengkapnya dapat terdapat pada lampiran 6.
Tabel 5. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi-Fraksi Hasil Kromatografi Vakum Cair terhadap 4 Bakteri Uji
Fraksi konsentrasi 25
Diameter Hambat Rata-Rata mm B. cereus
S. aureus E.coli
P. aeruginosa Ekstrak etanol
7,90±0,04 8,15±0,10
8,80±0,24 7,62±0,11
Heksana 7,75±0,17
7,55±0,17 7,38±0,04
7,77±0,10
Etil asetat 7,22±0,26
7,06±0,06 7,20±0,08
7,11±0,23 Etanol
7,30±0,07 7,31±0,09
7,24±0,04 6,47±0,15
Keterangan: diameter lubang = 6 mm dengan 3 kali pengulangan Hasil pengujian aktivitas antibakteri pada Tabel 5 menunjukkan bahwa
fraksi heksana mempunyai aktivitas tertinggi terhadap keempat bakteri uji dibandingkan dengan fraksi-fraksi lain hasil pemisahan dengan kromatografi
vakum cair. Berdasarkan hasil pengujian aktivitas antibakteri terhadap fraksi-fraksi
daun sirih merah selanjutnya dilakukan dilakukan análisis data secara statistik untuk mengetahui secara pasti apakah terdapat perbedaan aktivitas antibakteri
yang nyata diantara masing-masing fraksi hasil kromatografi vakum cair. Uji statistik dilakukan dengan menggunakan metode One Way Anova. Hasilnya
ditunjukkan pada Lampiran 7. Berdasarkan hasil análisa secara statistik, dapat disimpulkan bahwa untuk
semua fraksi yaitu fraksi heksana, fraksi etil asetat dan fraksi etanol terdapat perbedaan aktivitas antibakteri yang nyata terhadap keempat bakteri uji.
Kemudian pengujian lebih lanjut dilakukan untuk mengetahui secara pasti perbedaan aktivitas antibakteri antar fraksi. Pengujian dilakukan menggunakan
LSD. Hasil análisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara fraksi heksana dengan kedua fraksi yang lain dalam menghambat semua
commit to user 48
pertumbuhan keempat bakteri uji. Berdasarkan análisis tersebut dapat disimpulkan bahwa fraksi heksana mempunyai aktivitas antibakteri tertinggi dan nyata
terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Eschericia coli dan Pseudomonas aeruginosa. Selanjutnya, dilakukan penetapan konsentrasi hambat
mínimum terhadap fraksi yang memiliki aktivitas antibakteri tertinggi terhadap keempat bakteri uji yaitu fraksi heksana.
G. Penetapan Konsentrasi Hambat Minimum KHM dan Nilai Banding