commit to user 1
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penggunaan tanaman untuk pengobatan telah lama dikenal oleh masyarakat. Usaha pengembangan tanaman untuk pengobatan perlu dilakukan
mengingat bahwa tanaman mudah diperoleh dan murah. Tetapi penggunaan tanaman untuk pengobatan perlu ditunjang oleh data-data penelitian dari tanaman
tersebut sehingga khasiatnya secara ilmiah tidak diragukan lagi dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini tentu akan mendorong penggunaan tanaman
sebagai obat secara meluas oleh masyarakat Soemiati, 2002. Sebagian besar simplisia yang digunakan untuk obat tradisional adalah
suku Piperaceae. Pada umumnya tanaman yang termasuk suku Piperaceae mengandung senyawa golongan alkaloid, terpenoid, flavonoid, lignin dan minyak
atsiri Sumarni, 1999. Banyak spesies dari suku Piperaceae digunakan sebagai obat tradisional dan menunjukkan fungsi aktivitas antibakteri, antijamur,
insektisidal dan antitumor. Tanaman dari suku Piperaceae juga digunakan untuk pengobatan batuk, bronchitis, penyakit pernapasan dan reumatik. Sejumlah
senyawa seskuiterpen telah diisolasi dari Piper cubeba kemukus. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemukus dapat menghambat penyakit tumor,
antileukimia dan aktivitas antibiotik Bos, 2007. Secara tradisional daun sirih merah dapat digunakan untuk pengobatan berbagai macam penyakit diantaranya
obat sakit gigi dan mulut, sariawan, abses rongga mulut, luka bekas cabut gigi, penghilang bau mulut, batuk dan serak, hidung berdarah, keputihan, wasir, tetes
mata, gangguan lambung, gatal-gatal, kepala pusing dan jantung berdebar Sudewo, 2005.
Sirih merah Piper crocatum Ruiz Pav mengandung beberapa senyawa aktif, antara lain flavonoid, alkaloid, saponin, polifenolat, tanin, terpenoid dan
minyak atsiri. Senyawa-senyawa tersebut memiliki aktivitas antibakteri Juliantina, 2008. Kandungan kimia lainnya yang terdapat di daun sirih merah
adalah minyak atsiri, hidroksikavikol, kavikol, kavibetol, allilprokatekol,
commit to user 2
karvakrol, eugenol, p-cimene, sineol, kariofelen, kadimen estragol, terpenena dan fenil propana
Manoi,
2007. Banyak obat telah digunakan untuk melawan infeksi bakteri dan penelitian
masih berlangsung sampai sekarang. Beberapa penelitian uji aktivitas antibakteri ekstrak tanaman pada tumbuhan telah banyak dilakukan. Ekstrak etanol sirih
merah mempunyai kemampuan antibakteri bakteri gram positif dan bakteri gram negatif khususnya terhadap Staphylococcus aureus dengan KHM 25 dan
Eschericia coli dengan KHM 6,25 Juliantina, 2008. Ekstrak heksana dan petroleum eter buah tanaman Piper sp mempunyai aktivitas antibakteri terhadap
Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Eschericia coli dan Pseudomonas pseudomallei pada konsentrasi 25 Sumarni, 1999. Minyak atsiri daun sirih
merah mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Bacillus cereus dengan KHM 1 serta terhadap Eschericia coli dan Pseudomonas aeruginosa dengan KHM sebesar
0,75 Ngaisah, 2010. Berdasarkan informasi kandungan kimia sirih merah di atas, sirih merah
mengandung golongan senyawa yang mempunyai aktivitas antibakteri. Adapun penelitian yang dilakukan ini untuk mengisolasi dan mengidentifikasi komponen
kimia yang terdapat dalam ekstrak daun sirih merah, kemudian menguji aktivitasnya sebagai antibakteri terhadap bakteri yaitu Staphylococcus aureus,
Bacillus cereus, Eschericia coli dan Pseudomonas aeruginosa sehingga nantinya diketahui senyawa aktif antibakteri apa saja yang ada di dalam ekstrak daun sirih
merah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan tanaman berkhasiat obat yaitu tanaman sirih merah.
B. Perumusan Masalah