commit to user 32
Isolasi ekstrak daun sirih merah dilakukan dengan menggunakan maserasi dengan pelarut etanol karena etanol dapat melarutkan sebagian besar senyawa
organik. Ekstrak etanol yang diperoleh kemudian diekstraksi partisi menggunakan pelarut heksana dengan corong pisah untuk mendapatkan ekstrak polar dari daun
sirih merah yang telah terpisah dari ekstrak non polar. Ekstrak polar tersebut dilakukan pemisahan dengan KVC untuk mendapatkan fraksi heksana, fraksi etil
asetat dan fraksi etanol. Metode pengujian aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan metode lubang terhadap ekstrak etanol dan fraksi-fraksi hasil KVC untuk
mengetahui aktivitas antibakterinya. Komponen kimia ekstrak etanol daun sirih merah digunakan analisa skrining fitokimia, sedangkan fraksi hasil KVC yang
memiliki akivitas antibakteri tertinggi diidentifikasi dengan skrining fitokimia dan analisis GC-MS, dimana dari data GC-MS ini akan didapatkan informasi struktur
senyawa kimia yang terdeteksi dalamnya. Pengobatan secara medis banyak menggunakan antibiotik sintetik seperti amoksisilin untuk pengobatan penyakit
akibat infeksi bakteri. Oleh karena itu, dilakukan penentuan Konsentrasi Hambat Minimum untuk mengetahui potensi fraksi yang mempunyai aktivitas antibakteri
tertinggi terhadap keempat bakteri uji serta dilakukan uji potensi antibakteri fraksi tersebut dibandingkan dengan potensi antibakteri amoksisilin.
C. Hipotesis
1. Ekstrak etanol daun sirih merah dan fraksi-fraksi hasil pemisahan yaitu fraksi heksana, fraksi etil asetat dan fraksi etanol mempunyai aktivitas antibakteri.
2. Ekstrak etanol mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, terpenoid, saponin dan senyawa fenol, sedangkan fraksi yang mempunyai aktivitas antibakteri
tertinggi mengandung senyawa terpenoid. 3. Potensi fraksi yang mempunyai aktivitas antibakteri tertinggi dapat
dibandingkan dengan amoksisilin.
commit to user 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental di laboratorium. Tahap pertama adalah pembuatan serbuk simplisia sampel. Serbuk
simplisia sampel diekstraksi maserasi menggunakan pelarut etanol dan diekstraksi partisi menggunakan pelarut heksana. Terhadap ekstrak etanol yang diperoleh
dilakukan pengujian aktivitas antibakteri dan dilakukan uji skrinning fitokimia. Ekstrak etanol kemudian dipisahkan dengan menggunakan kolom Kromatografi
Vakum Cair KVC berdasarkan tingkat kepolaran, yaitu secara berurutan heksana, etil asetat dan etanol.
Fraksi-fraksi hasil Kromatogravi Vakum Cair kemudian dilakukan pengujian antibakteri. Terhadap fraksi aktif kemudian dilakukan skrining
fitokimia. Fraksi aktif yang memiliki aktivitas antibakteri tertinggi kemudian dilakukan uji golongan senyawa dengan Kromatografi Lapis Tipis KLT dan data
analisis Gas Cromatography-Mass Spectroscopy GC-MS. Penentuan potensi antibakteri dilakukan dengan mencari nilai Konsentrasi Hambat Minimum KHM
ekstrak dan nilai banding fraksi terhadap standar amoksisilin.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan April 2010-November 2010 di Laboratorium Kimia Dasar FMIPA Universitas Sebelas Maret dan Sub Lab
Biologi Laboratorium Pusat Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.
C. Alat dan Bahan