commit to user 28
semua jenis senyawa. Jenis-jenis detektor antara lain: 1 Flame Ionization Detector FID, detektor jenis ini efluen gas yang keluar dan kolom dicampur
dengan gas H2 serta dibakar dengan O2, sehingga menjadi ion. Ion-ion tersebut akan menyebabkan peningkatan arus, perubahan arus selanjutnya diukur dan
dikonversikan dalam GC-MS. Dalam FID ini memiliki sifat tidak sensitif terhadap H
2
O, CO
2
dan SO
2
. Selain itu, destruktif dan respon dipengaruhi oleh jumlah atom C, FID ini memiliki sensitivitas 10
-13
gs, 2 Thermal Conductivity Detector TCD detektor jenis ini memiliki sifat nondestruktif dan tidak sensitif dengan
sensivitas 10
-8
gs, 3 Mass Spektrometri MS detektor jenis ini diset untuk mendeteksi ion fragmen tunggal yang spesifik untuk senyawa yang dianalisa.
Berdasarkan kecepatan pompa dari MS, lebih kurang 1-5 efluen GC displit ke dalam MS, selanjutnya komponen yang telah terpisah ditembaki dengan elektron
terfragmentasi menjadi ion-ion radikal. Pada MS bagian molekul paling mudah terfragmentasi adalah yang memiliki kerapatan elektron yang paling tinggi
Sastrohamidjojo, 2004. Skema alat GC-MS digambarkan dalam Gambar 12 berikut:
Gambar 12. Skema alat GC-MS
10. Metode Pengujian Aktivitas Antibakteri
Prinsip umum untuk menentukan aktivitas antibakteri adalah dengan melihat adanya hambatan pertumbuhan bakteri. Zat antibakteri dapat diperoleh
dari hasil fermentasi, sintetik dan dapat diperoleh dari hasil isolasi dari tanaman.
commit to user 29
Penapisan zat antibakteri dilakukan secara in vitro. Metode ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu metode difusi agar dan metode dilusi.
a. Metode difusi Metode ini dibagi menjadi tiga yaitu metode perforasi, metode gores
silang dan metode cakram kertas. 1 Metode perforasi
Bakteri uji yang umurnya 18-24 jam disuspensikan kedalam media agar pada suhu sekitar 45
o
C. Suspensi bakteri dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian dicampur dengan 15 mL media agar steril. Campuran tersebut
dihomogenkan dengan cara gerakan memutar. Setelah agar membeku, dibuat lubang dengan menggunakan perforator berdiameter 6 mm, tiap lubang diisi
dengan 20 µL sampel ekstrak yang sebelumnya telah dilarutkan dalam larutan DMSO dengan konsentrasi 10, kemudian cawan diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 18-24 jam. Aktivitas antibakteri dapat dilihat daerah bening yang
mengelilingi lubang perforasi. 2 Metode Gores Silang
Zat yang akan diuji diserapkan ke dalam kertas saring empat persegi panjang dengan cara meneteskan pada kertas saring kosong larutan antibakteri
sejumlah volume tertentu dengan kadar tertentu pula. Kertas saring tersebut diletakkan dipermukaan agar padat, kemudian digores dengan suspensi bakteri
melalui kertas saring dan diinkubasikan selama 18-24 jam pada suhu 37
o
C. Aktivitas antibakteri dapat dilihat dari daerah bening yang tidak ditumbuhi bakteri
dekat kertas saring. 3 Metode Cakram Kertas
Zat yang akan diuji diserapkan ke dalam cakram kertas dengan cara meneteskan pada cakram kertas kosong larutan antibakteri sejumlah volume
tertentu dengan kadar tertentu pula. Cakram kertas diletakkan di atas permukaan agar padat yang telah dituangkan bakteri sebelumnya. Cawan petri diinkubasi
pada suhu 30°C selama 2 hari sampai 4 hari. Aktivitas antibakteri dapat dilihat dari daerah hambat di sekeliling cakram kertas.
commit to user 30
b. Metode dilusi Metode dilusi dibedakan menjadi dua yaitu dilusi cair broth dilution dan
dilusi padat solid dilution. 1 Metode dilusi cair
Cara yang dilakukan adalah dengan membuat seri pengenceran agen antibakteri pada medium cair yang ditambahkan dengan bakteri uji. Larutan uji
agen antibakteri pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan bakteri uji ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan
sebagai KHM tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan bakteri uji ataupun agen antibakteri dan diinkubasi selama 18-24
jam. 2 Metode dilusi padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan media padat solid. Keuntungan metode ini adalah suatu konsentrasi agen antibakteri
yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa bakteri uji Pratiwi, 2008.
11. Konsentrasi Hambat Minimum KHM dan Uji Banding