diteliti, serta hubungan antara variabel tersebut. Maka batasan masalah dalam penelitian ini, adalah:
Strategi pemenangan Partai Golongan Karya Pada Pemilu Legislatif 2009 di Kabupaten Mandailing Studi kasus: Masyarakat Kecamatan Lembah Sorik Marapi, dengan
melihat bagaimana pola pemenangan yang dilakukan partai Golkar dalam PEMILU 2009, dengan memperhatikan unsur budaya yang melekat di dalam masyarakat, hingga menemukan
strategi apa akan dilakukan dalam memenangkan PEMILU, dan bagaimana konsep ini menemukan relevansi dengan konteks politik Indonesia.
1.4 Tujuan penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1.
Untuk memahami bagaimana proses pemenangan politik terjadi, dengan segala instrument yang ada di dalamnya oleh suatu institusi yang bernama partai politik
2. Untuk melihat bagaimana respon masyarakat, dalam memandang suatu fenomena
politik seperti pemilihan Umum termasuk partisipasi politik 3.
Untuk memahami bagaimana keterikan nilai yang ada di dalam masyarakat, dan korelasinya dengan pilihan politik masyarakat
1.5 Manfaat penelitian
Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi, terlebih untuk perkembangan ilmu pengetahuan, yang mana manfaat tersebut bisa bersifat teoritis, dan
praktis. Adapaun manfaat penelitian yang bisa disimpulkan penulis, adalah: 1
Manfaatnya bagi penulis, dalam untuk menambah pemahaman dalam ilmu politik, dan meningkatkan kreativitas penulis dalam membuat suatu karya ilmiah
khususnya di bidang ilmu politik 2
Manfaat akademis, diharapkan penelitian ini memberikan sumbangsih pemikiran, dan referensi terhadap perkembangan pemahaman, tentang strategi politik, dengan
segala instrument yang ada di dalamnya, hingga memperkaya khanazah ke
Universitas Sumatera Utara
ilmuwan di bidang Ilmu Sosial dan Ilmu politik, khususnya bagi Mahasiswa Departemen Ilmu politik.
1.6 Kerangka teori
Bagian ini adalah unsur yang paling penting dalam penelitian, karena pada bagian ini peneliti mencoba menjelaskan objek kajian yang sedang diamatinya, dengan
menggunakan teori-teori yang relevan dalam penelitiannya, teori dapat diartikan sebagai serangkaian asumsi, konsep, definisi,untuk menerangkan suatu fenomena yang tengah
diteliti.
2
Adapun beberapa pendekatan teoritis yang di masukkan adalah:
1.6.1 Partai Politik
Partai politik secara definisi dapat diartikan oleh Carl Frederich, adalah kelompok yang terorganisir dengan tujuan untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan dalam
pemerintahan. Sementara Soltou menjelaskan bahwa partai politik merupakan kelompok yang terorganisir , yang bertindak sebagai kesatuan politik , serta memanfaatkan kekuasaan
untuk kebijakan umum yang mereka buat
3
Maka dapat dipahami partai politik merupakan suatu kelompok yang terorganisir secara rapi, stabil dan dipersatukan serta dimotivasi dengan ideologi tertentu, berusaha
mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan melalui pemilihan umum guna melaksanakan kebikakan umum yang mereka susun. Alternatif kebijakan umum yang di
susun ini merupakan hasil pemaduan berbagai kepentingan yang hidup dalam masyarakat, sedangkan cara mencari dan memanfaatkan kekuasaan guna melaksanakan kebijakan umum
dapat melalui pemilihan umum
4
2
Ibid hal 283
3
Carl J.Frederich .1967. Constitusional Government and Democracy: Theory and Pratice on Europe and America. Waltham: Blaisdell Publishing Company. Hal 419
4
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik ,Jakarta , PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010. Hal 148-149
Universitas Sumatera Utara
Roy Macridis, mengungkapkan sejarah dan fungsi-fungsi partai politik, dalam perkembangan sejarah ada 5 tahapan yaitu: 1. Awal abad ke-19, 2. pertengahan abad ke-
19,3. Akhir abad -19, 4 kemunculan partai-partai komunis sebelum Perang Dunia ke II, 5.Perkembangan Partai Politik di Negara-negara berkembang setelah selesai Perang Dunia
ke II. Dimana perkembangan ini berkaitan dengan tingkat kesadaran masyarakat, peluang yang diberikan sistem politik, kepentingan ideologis yang terpola dalam masyarakat, dan
perkembangan spesialisasi-diferensiasi Macridis juga menguraikan fungsi partai politik yakni, Representatif
perwakilan; konvensi dan agregasi; Integritas partisipasi,mobilisasi,sosialisasi; Persuasi; Rekrutmen; Pemilihan pemimpin; Pertimbangan-pertimbangan; Perumusan kebijakan;serta
kontrol terhadap pemerintah. Dalam hal ini Macridis juga menjelaskan tipologi politik yakni, Otoritas dan
Demokrasi: Integratif dan Representatif; ideologis dan Pragmatis; Agamais dan Sekuler; demokratis dan Revolusioner; massa dan elite; demokrasi dan elite; demokrasi dan oligarki
5
Secara prinsip ada 3 dasar dari partai politik: a
Partai sebagai koalisi, yakni kekuatan yang membangun koalisi dengan berbagai kepentingan untuk membentuk kekuatan mayoritas.
b Partai sebagai organisasi, dimana partai untuk menjadi institusi yang eksis,
dinamis, dan berkelanjutan, selanjutnya partai politik kemudian dibina dan dibesarkan, sehingga mampu menjadi wadah perjuangan, sekaligus representasi
dari sejumlah orang atau kelompok c
Partai sebagai pembuat kebijakan policy making, dimana partai politik memiliki perbedaan dengan kelompok sosial lainnya, dalam pengambilan kebijakan. Partai
politik mendukung secara kongkret para calon yang mereka ajukan untuk menduduki jabatan publik. Dari posisi ini mereka memiliki kekuasaan untuk
mempengaruhi dan menempatkan kadernya dalam lingkup kekuasaan,dan
5
Al Chaidar , Pertarungan Ideologis Partai-partai Islam versus Partai-partai Sekuler, Jakarta Penerbit Buku Islam Kaffah, 2006. Hal 29-31
Universitas Sumatera Utara
memberikan pengaruh dalam pengambilan kebijakan di dalam kabinet pemerintah.
6
1.6.2.Fungsi Partai Politik
a Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik ialah proses proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggotanya, melalui proses inilah para anggota yang berinteraksi dalam masyarakat
memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik. b
Rekrutmen Politik Rekrutmen Politik ialah seleksi dan pemilihan yang berupa pengangkatan
seseorang ataupun sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya ,dan pemerintah pada khususnya.
c Partisipasi Politik
Partisipasi politik adalah, kegiatan warga Negara dalam mempegaruhi proses kebijakan umum dan ikut menentukan pemimpin pemerintah. Kegiatan yang dimaksud,
antara lain mengajukan tuntutan, kebebasan berbicara dan berkumpul, memengajukan koreksi terhadap pelaksanaan kebijakan umum, menentang calon pemimpin tertentu, mengajukan
alternatif pemimpin , dan memilih wakil rakyat dalam Pemilihan Umum.Maka dalam hal ini partai politik berfungsi membuka kesempatan, mendorong, dan mengajak masyarakat untuk
menggunakan saluran partai politik sebagai wadah partisipasi politik. d
Pemandu Kepentingan Fungsi partai politik dalam hal ini adalah menampung berbagai kepentingan yang
berbeda bahkan bertentangan, yang kemudian menjadi alternatif kebijakan, kemudian diperjuangkan dalam proses pelaksanaan dan keputusan politik.
e Komunikasi Politik
6
Prof.Dr.Hafied Cangara,M.Sc, Komunikasi politik konsep Teori, dan Strategi, Jakarta, Rajawali Press, PT Grafindo Persada, 2009. Hal 208-211
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini partai politik berfungsi sebagai komunikator politik yang tidak hanya menyampaikan segala keputusan dan penjelasan pemerintah kepada masyarakat ,
selain itu juga berperan sebagai penyampai aspirasi dan kepentingan berbagai kelompok masyarakat kepada pemerintah.
f Kontrol Politik
Kontrol Politik ialah kegiatan partai politik untuk menunjukkan kesalahan, kelemahan, dalam suatu isi kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan pemerintah selanjutnya
dalam melakukan hal ini harus ada tolak ukur yang jelas sehingga kegiatan itu bersifat lebih objektif
7
1.6.3 Strategi Politik
Politik dan strategi, adalah suatu mekanisme bagaimana seseorang ataupun kelompok dengan ide politik yang di pahaminya, mampu memenangkan suatu pertarungan
politik disaat banyak orang yang berkepentingan menghendaki hal yang sama, ide politik tentu saja akan menciptakan perbedaan antar masyarakat yang menjadi pendukung ide
tersebut, dan dalam setiap keadaan pasti ada pihak yang dirugikan dan diuntungkan, karna hasil dari satu keputusan politik akan melahirkan perubahan ataupun kondisi yang sama
disaat status quo yang memenangkan pertarungan itu, oleh karena itu setiap idepemikiran pasti memiliki pendukung dan penentang.
Dalam hal ini ide politik hanya akan dapat, atau diwujudkan dalam satu pertarungan melawan penentang ide tersebut, yang akan selalu bertumpu pada bagaimana
kekuasaan dan pengaruh dapat diperoleh, tetapi yang menjadi permasalahannya tentu saja, bagaimana kekuasaan dan pengaruh itu bisa diperoleh?, disaat yang sama, banyak kelompok
yang menghendaki hal yang sama, maka untuk mampu meraih kemenangan tentunya dalam Pemilu, dibutuhkanlah suatu perencanaan yang hati-hati, maka disilah letak substansi dari
starategi politik itu
8
7
Ibid, hal 146-155
8
Peter Scholder, Strategi Politik, Jakarta, Friedrich-Naumann-Stiftung, PT Mita Alembana Grafika , 2003. Hal 6-9
Universitas Sumatera Utara
1.6.3.1 Perencanaan SWOT
Menurut SWOT perencanaan strategi yang baik dalam dua bidang. Dalam bidang yang pertama , perencanaan strategi membuat gambaran yang jelas mengenai arah
yang hendak dituju visi dan apa yang menjadi tujuan, dan alasan eksistensi organisasi tersebut, dalam gambaran ini mengembangkan tujuan yang merupakan hasil akhir dapat
diukur, serta sejauh mana organisasi itu mendekati visi dan tujuan utamanya atau malah menjauhinya.
Dalam bidang yang kedua, perencanaan strategi berusaha memperilhatkan realitas yang ada, dalam lingkup kerja suatu organisasi. Ada 2 hal yang harus diperhatikan,
yakni lingkup eksternal dimana wilayah yang pihak lain mempengaruhi atau dipengaruhi orgaisasi lain. Lingkup yang kedua adalah lingkup internal, yang terdiri dari atas sumber
daya, kekuatan, berbagai kemungkinan serta tuntutan dari organisasi tersebut. Perencanaan strategi harus mampu melihat dan menilai kemungkinan dan ancaman yang terjadi dalam
lingkup esksternal dan internalnya sehubungan dengan visi yang dimiliki, tugas serta tujuan akhir mereka
Setelah memiliki visi, dengan memiliki satu komitmen menggapai tujuan dengan terlebih dahulu melakukan analisis terhadap lingkup yang ada, suatu organisasi harus
mengembangkan pilihan strategis atau jalan alternatif guna menggapai tujannya. Dengan memperbandingkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasinya serta peluang dan
ancaman dari luar organisasinya. Ada 4 kombinasi yang dapat dilakukan
Strategi kekuatan-kemungkinan, artinya sejauh mana kekuatan dapat digunakan untuk
memperoleh keuntungan dan berbagai kemunkinan.
Strategi kekuatan-ancaman, artinya sejauh mana kekuatan dapat digunakan mengatasi ancaman, yang dapat menghalangi pencapaian tujuan
Strategi kekuatan-kemungkinan, artinya sejauh mana kelemahan dapat diatasi untuk
memperoleh keuntungan dari berbagai kemungkinan pengembangannya .
Universitas Sumatera Utara
Strategi Kelemahan-kemungkinan , artinya bagaimana kelemahan dapat diatasi, untuk
mengatasi ancaman,yang dapat menghalangi pencapaian tujuan.
9
1.6.3.2 Perencanaan Konsepsional
Metode ini secara konsepsional dipandang sebagai hal yang mampu menunjukkan logika yang diperlukan , serta fleksibilitas yang dibutuhkan oleh perencanaan
strategi untuk merespon suatu perubahan masyarakat. Di sisi lain, perencanaan kosepsional menerima faktor lingkungan sekitar sebagai besaran yang dapat diubah, karena tujuan dari
strategi politik justru mengubah lingkungan sekitar, masyarakat, dan kerangka hukum. Perencanaan kosepsional terdiri dari 10 langkah yang harus dilakukan,
langkah yang dimaksud dalam perencanaan Konsepsioanal adalah:
1.6.3.2.1 Perumusan Tugas
Perumusan Tugas menjabarkan hal apa saja yang perlu direncanakan secara starategis, secara umum mencakup tiga elemen, yakni;
1. Tujuan utama. Yakni, menjelaskan keadaan
yang ingin dicapai melaluiperencanaan strategis tersebut.
2. Alasan. Yakni menjelaskan mengapa tujuan utama itu penting untuk dicapai.
3. Kerangka waktu.Yakni kurun waktu yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan
Hal ini menunjukkan , alasan yang mendasari kenapa kekuasaan dan pengaruh itu harus diperoleh, sehingga menjadi motivasi awal dalam melakukan pertarungan politik,
dan hal yang akan mengejawantahkan hal-hal yang dilakukan dalam proses kedepannya.
1.6.3.2.2 Analisa Situasi dan Penilaian
Analisa Situasi dan Penilaian membahas, dan mengevaluasi fakta-fakta yang harus dikumpulkan, pemetaan kekuatan dan kelemahan, serta kemungkinan keberhasilan
dalam mencapai tujuan, ada 3 hal yang dilihat dalam hal ini yakni: A.
Pengumpulan Fakta
9
Ibid: hal 20-26
Universitas Sumatera Utara
Mengumpulkan fakta, ada dua hal yakni fakta-fakta internal dan fakta-fakta eksternal. Fakta-fakta internal adalah yang menyangkut organisasi sendiri, sedangkan fakta-
fakta eksternal menyangkut pesaing dan kondisi lingkungan dimana proses pemenangan itu terjadi. Kedua fakta ini harus dipisahkan, untuk menghilangkan kerancuan atas sikap ataupun
yang harus diambil di dalam melakukan strategi. B.
Pembentukan Kekuatan dan Kelemahan Fakta yang diperoleh yang telah terkumpul akan diatur secara sistematis, dan
akan dilihat dari kadar urgensinya, dengan strategi yang akan dilakukan. Apabila suatu fakta yang dijumpai mendukung, maka itu akan menjadi kekuatan, sebaliknya apabila fakta yang
dijumpai merintangi, maka itu adalah suatu kelemahan, sehingga dari fakta-fakta yang dijumpai akan berperan dalam perencanaan tindakan yang akan diambil dalam kondisi
tertentu. Disisi lain dapat dipahami juga bahwa kekuatan dari pihak lain akan menjadi
kelemahan bagi pihak sendiri, dan juga sebaliknya, kelemahan pesaing dapat menjadi kekuatan bagi pihak sendiri.
C. Analisa Kekuatan dan Kelemahan
Dalam hal ini, partai menempatkan kekuatan dan kelemahan yang diatur menjadi kadar kepentingan , sehingga selanjutnya yang harus dilakukan adalah bagaimana
suatu kelemahan yang dimiliki harus dapat diminimalkan, memperbaiki diri sendiri tentu lebih mudah daripada mempengaruhi kekuatan lawan yang menjadi rintangan bagi
organisasi. Kemampuan menyerang pihak lawan tentu kembali kepada sarana yang dimiliki, termasuk sumber daya manusia, pengaruh, dsb.
Dalam menganalisis kekuatan yang di miliki dengan pihak lawan, dapat dilakukan berbagai hal seperti konsep yang dimiliki, segi kepemimpinan, sumber daya
manusia yang dimiliki, kedisiplinan anggota partai, serta motivasi yang dimiliki. Dalam melihat siapa yang lebih memiliki peluang dalam meraih simpati
masyarakat antara institusi sendiri dan lawan, maka hal yang dapat dilakukan adalah membandingkan , partai mana yang lebih dikenal ataupun disenangi oleh masyarakat sebagai
konstituen sesuai dengan trend politik yang ada, serta partai mana yang lebih memiliki pendekatan dengan identitas budaya masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
1.6.3.2.3 Perumusan Strategi
Hal ini menjelaskan bagaimana partai merumuskan tentang konsep pemenangan yang akan dilakukan, atau pun ide-ide dasar partai dalam meraih simpatik
masyarakat, termasuk memetakan hal-hal yang dilakukan oleh lawan politiknya. Maka langkah awalnya Partai politik harus merumuskan argument yang
populis, dengan melihat wacana yang superior di tengah-tengah masyarakat yang kemudian menjadi komuditas partai dan akan di lempar kepada konstituen. Fokus terhadap suatu
wacana yang polulis amat diperlukan, sehingga menjadi pusat kekuatan. Perumusan Strategi secara menyeluruh juga mencakup variasi-variasi strategi
yang dilakukan partai politik, sehingga gambaran dari satu tindakan dapat diduga, bahkan bagaimana efektifitas suatau strategi dapat diukur agar mampu mengejutkan lawan.
1.6.3.2.4 Perumusan tujuan.
Tujuan adalah penggambaran hasil akhir dari suatu proses yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dimana suatu tujuan harus digapai sehingga tidak menjadi hal
yang utopis. Maka makna dari perumusan tujuan adalah kuantitas, kualitas, jangka waktu dapat ditetapkan
1.6.3.2.5 Target Image Citra yang diingkan.
Hal ini memperlihatkan, bagaimana suatu partai politik mencitarakan dirinya, dengan megemas isu yang ada ditengah-tengah masyarakat konstituennya, kemudian partai
mengimplementasikan dengan pembentukan bidang hubungan masyarakat dalam tim pemenangannya. Dimana target Image harus mampu mencitrakan sosok partainya sesuai
dengan ide-ide populis yang dijualnya kepada konstituen, dan klimaksnya menjadi pembenaran terhadap pandangan pihak-pihak yang menjadi sasaran terhadap partainya.
1.6.3.2.6 Kelompok target.
Dalam hal ini, partai memetakan kelompok masyarakat, yang menjadi sasaran kampanye, dimana kelompok target ini adalah masyarakat pemilih yang berpotensi
memberikan kemenanagan dalam Pemilihan Umum. Sehingga kelompok yang sudah dipetakan perlu diajak berkomunikasi, sehingga kelompok target meletakkan dasar
bagaimana partai meletakkan dasar implementasi strategi yang komunikatif.
Universitas Sumatera Utara
1.6.3.2.7 Pesan Kelompok Target
Dalam kasus ini patai politik harus memahami, informasi tetang apa yang yang dibutuhkan kelompok target dalam melihat kondisi kedepan, maka bagaimana stategi
pencitraan harus sesuai dengan yang diingginkan oleh kelompok, dimana citra tersebut harus melekat dalam partai politik, disaat itu terwujud maka pemilih akan mudah dipropaganda
untuk memilih partai tersebut
Dengan kata lain partai harus mampu mengagregasi kepentingan kelompok target dalam setiap argumentasi yang dikeluarkannya dalam setiap kampanye politiknya, atau setiap
pertemuannya dengan kelompok target. Dalam hal ini yang dikatakan oleh kelompok target adalah, kelompok-kelompok
masyarakat tertentu, peyumbang dana yang potensial, ataupun individu-individu yang memiliki pengaruh dalam menentukan satu kemenangan. Informasi-informasi yang
dikomunikasikan memiliki perbedaan sesuai dengan kebutuhannya, agar kelompok target ini dapat bereaksi sesuai dengan strategi, walaupun tidak boleh bertentangan, kelompok target
juga bisa diklasifikasikan kepada kelompok masyarakat minoritas, yang terkadang menjadi penentu dalam pemenangan.
1.6.3.2.8 Instrumen-Instrumen pokok
Pemilihan instumen pokok menggambarkan, bagaimana partai menggunakan instrument komunikasi dan aksi yang diutamakan penggunannya. Dimana instumen dan aksi
ini dikhususkan bagi satu kelompok target, misalnya bagaimana pendekatan yang terhadap pemilih pemula dan terhadap masyarakat yang lebih tua. Kedua kelompok target itu tentu
menggunakan media yang berbeda, sehingga dapat didekati secara positif melalui berbagai jenis kegiatan
1.6.3.2.9 Implementasi Stategi
Suatu strategi dapat diimplementasikan setelah, tujuan taktis, rumusan citra yang diinginkan, kelompok target, pesan kelompok target telah diperoleh maka implementasi
strategi dapat dilaksanakan. Dalam pengimpletasian strategi ada beberapa hal yang penting mulai dari
pimpinan partai politik yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan strategi, pengaruh yang dimilikinya, serta orang yang memiliki otoritas untuk menunjuk tim pemenangan.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya seluruh elemen yang ada dala tim pemenangan, dan yang terakhir bagaiman keterpaduan tim dengan kerjasama dalam memenangkan partainya, tingkatan kualitas
,kuantitas, serta motivasi.
1.6. 3.2.10 Pengawasan Strategi.
Ada dua hal yang harus dilakukan oleh partai politik; Pertama, partai politik harus melakukan pengorganisiran informasi yang
terpadu, baik dari lawan politik bersama aliansi simpatisannya dan bersama perkembangan yang ada dimasyarakat, dengan cara memberikan laporan dan dokumentasi. Hal ini tentu saja
mecegah terjadinya suatu kejutan yang tak diinginkan, pengambilan keputusan yang salah, serta penilaian terhadap tim.
kedua, partai politik harus melakukan prisip pengamanan dan perlindungan terhadap skenario politik yang akan dilakukannya, dan praktek-praktek penyusupan dari
lawan politik yang ada, karena disaat skenario dari politik diketahui pihak lain, maka akan membahayakan perencanaan yang akan dilakukan.
10
Dari uraian Strategi Politik di atas, maka penulis akan menguraikan di bab selanjutnya bagaimana partai Golongan Karya melakukan skenario politik, sehingga mampu
memenangkan Pemilihan Umum di Kabupaten Mandailing Natal, sesuai dengan instrument pemenangan yang ada
1.7 Metodologi Penelitian
Jenis Penelitian dalam penulisan skripsi ini menggunakan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, analisis data bersifat induktifkualitatif lebih menekankan
makna daripada generalisasi. Filsafat postpositivisme sering juga disebut paradigma interpretasi dan konstruktif,
yang memandang realita sosial sebagai sesuatu yang utuh, kompleks, dinamis, penuh makna.
10
Ibid: hal 29-40
Universitas Sumatera Utara
Penelitian dilakukan pada objek yang alamiah. Objek alamiah adalah objek yang berkembang apa adanya tidak di manipulasi dan kelahiran peneliti tidak mempengaruhi objek tersebut.
Kondisi alamiah di sebut juga sebagai metode etnographi karena pada awalnya metode ini banyak di gunakan pada bidang antropologi budaya. Hal terpenting dalam
penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri dimana seorang peneliti harus bisa memiliki gambaran situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna melalui observasi dan
pertanyaan yang dibuat. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap situasi
sosial yang diteliti maka tekhnik pengumpulan data bersifat triangulasi, yaitu menggunakan berbagai gabungan tekhnik pengumpulan data secara gabungan. Analisis data yang bersifat
induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam suatu data
yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya data yang pasti merupakan suatu nilai dibalik data yang diperoleh. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif, tidak
menekankan pada konsep generalisasi tetapi menekankan pada makna.
11
1.7.1 Pendekatan Etnographis Dalam Riset Kualitatif
Etnographi lebih menekankan pada penjelasan pemahaman daripada prediksi apa yang akan terjadi. Etnographi tidak menggunakan asumsi tentang apa yang penting dan apa
yang akan terjadi. Pengaruh konteks kultural adalah bersifat penting dan pendekatan riset ini cenderung menggunakan pendekatan induktif yakni teori yang disusun dari observasi
empiris, jadi apa yang dikembangkan adalah grounded teori yakni teori yang disusun dari riset bukan dari pengajuan hipotesa.
Ini mengimplikasikan, bahwa dalam metode riset kualitatif tidak hanya memberikan informasi tentang apa yang dilakukan seseorang tetapi, juga menunjukkan
mengapa orang tersebut melakukan sesuatu.
12
11
Prof.Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Kuantatif Kualitatif dan RD, Bandung , Alfabeta, 2008, hal 7-9
12
Lisa Harrison, Metodologi Penelitian Politik, Jakarta , Prenada Media Group, 2007. 89-91
Universitas Sumatera Utara
1.7.2 Wawancara Dalam Riset Politik
Wawancara adalah pertemuan antara peneliti dan responden dimana jawaban responden menjadi data mentah dalam penelitian itu. Ada empat fokus dalam proses
wawancara yaitu apa yang akan ditanyakan, bagaimana menyimpan datanya, bagaimana memastikan realibilitas kepastian jawaban dan siapa yang akan bertanya. Sebuah
rancangan wawancara mengacu pada pertanyaan yang kita ajukan, dalam urutan dan susunan pertanyaan. Ada tiga tipe teoritis dari rancangan wawancara yaitu: standar , semi standar, dan
tidak terstandarisasi. Bisa juga disebut wawancara terstruktur, dan tidak terstruktur. Tidak tersktruktur mengimplikasikan, bahwa daftar pertanyaan muncul begitu saja tanpa ada
perencanaan sehingga lebih disebut istilah Naturalistis. Dalam penelitian ini sendiri menggunakan rancangan wawancara semi standar
yaitu kelompok fokus internal pengurus Partai Golkar, sebagai narasumber, yang melakukan strategi pemenangan Pemilu bersama orang-orang yang memberikan pengaruh terhadap
pemenangan itu sendiri Hal ini dilakukan untuk mengetahui, bagaimana institusi politik beroperasi,
bagaimana keputusan penting dibuat, dan bagaimana kekuasaan politik diraih. Kita tidak akan bertanya kepada publik umum, tetapi kepada individu yang punya akases, ke level
informasi yang disebut elite politik. Elite politik adalah mereka yang berhubungan, atau memeliki posisi penting.
Karena itu informasi yang diperoleh mungkin adalah penjelasan subjektif tentang suatu peristiwa atau isu. Tetapi, tujuan utama dari wawancara elite ini adalah pemahaman tentang
jalan pikiran actor politik tertentu, menilai manfaat mewawancacarai kelompok elite, berdasarkan kelebihan dan kekurangaannya.
Kelebihannya adalah, mereka mungkin membantu menginterpretasikan dokumen dan laporan personalitas, sedangkan disisi lain, kita memiliki keterbatasan akses , atas
pengaruh keterwakilan temuan riset dan realibilitas informasi dari wawancara ini mungkin bisa dipertanyakan, karena orang yang diwawancara mungkin memberikan informasi yang
tidak akurat, baik sengaja ataupun tidak, atau bahkan informasinya bisa jadi tidak reliable terhadap pemahaman yang kita miliki
Wawancara elite akan amat produktif jika dilakukan ditahap akhir dari suatu riset, sehingga penelite bisa mendeskripsikan tentang apa sesungguhnya terjadi, sehingga mampu
Universitas Sumatera Utara
memberikan pertanyaan yang lebih konkret kepada seorang narasumber, sebagai sumber informasi
13
1.7.3 Teknik Pengumpulan data
Salah satu yang diperlukan dalam persiapan penelitian adalah mendayagunakan sumber-sumber informasi yang tersedia. Dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan
data primer dan data sekunder dalam membuat penulisan skripsi ini.
1.7.3.1 Data Primer
Yang termasuk kedalam klasifikasi data primer adalah hasil wawancara dengan para pengurus partai golkar, yakni Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Mandailing Natal,
Anggota Legislatif dari daerah Pemilihan Kecamatan Lembah Sorik Marapi, Ketua PK Pengurus Kecamatan Golkar Kecamatan Lembah Sorik yang dianggap penulis mampu
mendeskripsikan kondisi Golkar dengan strategi pemenangannya, serta orang-orang yang dianggap penulis memberikan kontribusi besar terhadap pemenangan Partai Golkar dalam
Pemilihan Umum 2009. Selain itu, ada tokoh masyarakat dan pejabat pemerintah yang dianggap penulis
mampu mendeskrifsikan kondisi sosial masyarakat di daerah Kecamatan Lembah Sorik Marapi. Tokoh Masyarakat atau pejabat pemerintah yang dimaksud penulis seperti,
PengurusPimpinan Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru, Pimpinan Pondok Pesantren Rayhanul Jannnah Pasar Maga, Camat Lembah Sorik Marapi, Salah satu Kepala
Desa yang ada di Kecamatan Lembah Sorik Marapi, dan tokoh adat Masyarakat Lembah Sorik Marapi.
1.7.3.2 Data Sekunder
Yang termasuk dalam klasifikasi data sekunder adalah data tertulis dari partai golkar, tentang konsep pemenangannya dalam Pemilu 2009, hasil keputusan dan penetapan Anggota
Legislatif terpilih dari Komisi Pemilihan Umum KPU, dan hasil Perhitungan Panitia Pehitungan Kecamatan PPK sebagai hasil sah perolehan suara PEMILU 2009, ditambah
lagi data kependudukan dari Kecamatan Lembah Sorik Marapi, kemudian data yang diambil
13
Ibid.hal 103-120
Universitas Sumatera Utara
dari buku, kamus, artikeltulisan, atau data yang dapat yang dapat diakses dari internet, serta literatur lain yang berhubungan dengan skripsi ini.
1.7.4 Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Tahapan dalam penelitian kualitatif, adalah tahapan
memasuki lapangan sebagai areal penelitian dengan melihat kondisi sosial yang ada, menentukan fokus kajian, teknik pengumpulan data dengan pembentukan pertanyaan-
pertanyan penelitian yang dibuat oleh peneliti minitour question .Selanjutnya melakukan penyeleksian pertanyaan yang digunakan sebagai pertanyaan struktural.
14
1.8 Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka teori, metodologi penelitian yang digunakan, serta sistematika penulisan
BAB II : Kondisi Geopolitik masyarakat Kecamatan Lembah Sorik Marapi
Bab ini menguraikan kondisi masyarakat Mandailing yang terdapat di Kecamatan Lembah Sorik Marapi sebagai suatu identitas masyarakat, dengan nilai-nilai
primordial yang melekat di dalamnya, melihat sumber-sumber historis yang ada, keadaan geographis, keadaan demographi, potensi sarana prasarana yang ada, data
monographi, dari masyarakat tersebut.
BAB III :Analis Strategi Pemenangan Partai Golkar dalam PEMILU 2009
14
Opcit: hal 287-297
Universitas Sumatera Utara
Bab ini menguraikan, sejarah partai golkar, konsep strategi pemenangan, kegiatan pemenangan yang dilakukan oleh tim pemenangan partai Golkar dalam
menyuseskan agenda partainya, dalam PEMILU 2009, mulai dari proyeksi, eksekusi program pemenangan, hingga perolehan suara yang diperoleh partai Golkar
berdasarkan hasil rekapitulasi KPU Mandailing Natal dan Panitia Perhitungan Kecamatan Lembah Sorik Marapi
BAB IV: Penutup
Kesimpulan dan Saran
BAB II
Universitas Sumatera Utara
Kondisi Geopolitik masyarakat Lembah Sorik Marapi
2.1 Deskripsi Lokasi Penelitian