Secara umum Musthafawiyah selalu menjungjung tinggi netralitas dalam setiap hruk pikuk politik yang terjadi, mengingat posisi Musthafawiyah sebagai lembaga
pendidikan, yang tidak memiliki kepentingan politik . Selain itu keluarga besar Musthafawiyah berasal dari latar belakang yang berbeda, sehingga tidak mungkin
menyamaratakan pilihan politik. Dari pimpinan pondok pesantren sendiri pun, tidak pernah mengarahkan untuk memilih seseorang, dan pilihan politik pun diserahkan kepada guru
ataupun santri, untuk memilih mana yang dianggapnya baik, tampa ada intervensi dari pihak manapun.
Walaupun pada kenyataan pada setiap moment politik Musthafawiyah selalu diuji oleh orang-orang yang berkepentingan, tetapi tetap sikap pimpinan Musthafawiyah, selalu
konsisten menolak segala bentuk sumbangan yang di berikan oleh seseorang, dengan maksud untuk mendapatkan dukungan politik dari Musthafawiyah. Apabila seseorang dilihat
memiliki maksud tertentu, pimpinan Musthafawiyah selalu mengatakan sumbangan itu lebih baik diberikan, setelah beliau itu telah duduk sebagai pejabat politik.
70
3.6.4 Keberadaan Santri Mustafawiyah dalam DPT.
Mayarakat desa Purba baru sesuai,dengan data yang dimiliki penulis, berjumlah 9.966 orang tetapi menurut penulurusan penulis, data diatas menunjukkan ada 7.698 santri
yang bukan berasal dari warga desa Purba Baru atau Kecamatan Lembah Sorik Marapi, atau 79,64 dari jumlah keseluruhan penduduk. Tetapi masuk ke dalam kategori penduduk, yang
terdata ada di kecamatan Lembah Sorik Marapi. Artinya penduduk asli desa Purba baru sebenarnya hanya berjumlah sebanyak 1589 Orang 20, 36 dari total seluruh penduduk
yang tercatat Selanjutnya dari 9966 orang yang terdata sebagai penduduk Purba Baru, ada
8.509 orang 85,38 yang terdata, sebagai santri dari Pesantren Musthafawiyah. Klasifikasi dari 8.509 orang tersebut adalah:
• 132 orang santri 1,6 dari jumlah keseluruhan santri berasal dari desa Purba
Baru
70
Kesimpulan dari Tuan Syech Ardawili, dan pandangan dari Tuan Syech Royhanul jannah pimpinan pompes Royahanul Jannah Purba Baru saat disinggung, Apakah ada kedatakan secara emosional pondok pesantren dan
santrinya dengan partai Islam yang mengusung konsep Ahlul Sunnah Wal Jamaah sebagai platform partainya
Universitas Sumatera Utara
• 679 orang santri 7,9 dari jumlah keseluruhan berasal dari desakelurahan
lain dari Kecamatan Lembah Sorik Marapi, di luar desa purba baru •
7.708 orang santri 90,4 dari jumlah keseluruhan berasal dari luar desa purba Baru atau kecamatan Lembah Sorik Marapi.
71
Jadi dari data di atas hanya hanya 1.457 orang 14,62 dari total keseluruhan penduduk yang tercatat sebagai penduduk yang bukan merupakan santri dari pesantren
Musthafawiyah, walaupun banyak di antara mereka masih berhubungan dengan pesantren Musthafawiyah baik sebagai seorang guru, pegawai, tenaga administrasi, dan lain sebagainya.
Dalam Daftar Pemilih tetap sendiri yang tercatat oleh PPK Panitia Perhitungan Kecamatan, jumlah pemilih secara keseluruhan berjumlah 5.136 orang 51,53 Dari jumlah
keseluruhan Penduduk. Adapun komposisi DPT di Desa Purba Baru adalah sebagai berikut:
• Penduduk asli desa Purba Baru, di luar santri yang terdaftar di dalam DPT
sebanyak 939 orang 18,32 dari total DPT •
Penduduk asli desa Purba Baru, sebagai Santri yang terdaftar sebagai DPT sebanyak 58 orang 1, 13 dari total DPT
• Penduduk desakelurahan dari Kecamatan Lembah Sorik Marapi lainnya, yang
tercatat sebagai santri , dan Masuk ke dalam DPT sebanyak 6,35 dari total DPT
• Santri di luar desa Purba Baru atau kecamatan Lembah Sorik sebanyak 3.813
orang yang terdaftar kedalam DPT 74,24 dari total DPT •
Jadi dari data di atas penduduk asli desa purba baru yang masuk DPT, hanya 997 orang 19,42 dari total DPT .
72
71
Sumber data: Dari administras pendidikan pondok pesantren Musthafawiyah
72
Sumber data: Dari Panitia Perhitungan Kecamatan Lembah Sorik Marapi
Universitas Sumatera Utara
Keberadaan santri Musthafawiyah yang sangat banyak, banyak berasal dari daerah di luar Kabupaten Mandailing Natal, lintas provinsi, bahkan pernah terctat ada yang
dari luar negri. Daerah yang menjadi asal darai para santri, banyak yang dari Kota Padangsidimpuan, Medan, Riau, Jambi, dsb.
Keberadaan mereka para santri ini dianggap sebagai bagian dari masyarakat Mandailing, karena mereka dianggap sebagai simbolis kuatnya Islam yang sudah mengakar
di tanah Mandailing, dan menjadi bagian dari identitas budaya di tanah Mandailing. Dimana dalam jangka waktu yang relatif lama, mereka telah mendiami wilayah
pesantren Musthafawiyah setiap santri secara umum belajar selama 7 tahun di pesantren Musthafawiyah. Dengan kondisi demikian ini, tentu mereka telah menyatu dengan budaya
Mandailing, melalui interaksi dengan masyarakat selama bertahun-tahun. Bahkan tidak sedikit diantara santri pendatang itu, sudah merasa sebagai orang Mandailing, karena
kenyamanan yang ia rasakan selama tinggal di wilayah pesantren Musthafawiyah Selanjutnya dalam kebiasaannya yang ada, para guru-guru di Musthafawiyah
mendaftarkan murid-muridnya di dalam Kartu Keluarganya, dan dilaporkan kepada perangkat desa, ini diartikan oleh para guru sebagai bagian dari tanggung jawab mereka
untuk memberikan perlindungan dan pengayoman kepada para santri-santrinya, yang telah dititipkan para orang tuanya untuk belajar Agama di Pesantren Musthafawiyah.
Maka dengan sendirinya lah, bagi santri yang sudah berusia lebih dari 17 tahun merekapun dapat memberikan suaranya di Purba Baru dalam pemilu. Selain itu ada
dispensasi yang diberlakukan bagi mereka yang sudah menetap lebih dari 6 bulan di satu daerah, mereka bisa memberikan suara di tempat ia tinggal.
Kemudian hal ini pun dikoordinasikan dengan KPU setempat, sebagai lembaga penyelenggara Pemilu. Agar para santri dapat berpatisipasi dalam melakukan pemilihan
langsung di wilayah Pondok Pesantren Musthafawiyah. Selanjutnya hal ini pun disetujui oleh KPU Madina . Maka melalui pihak sekolah para santri ini di fasilitasi , dan mereka di data
untuk masuk daftar pemilih tetap dalam Pemilu di Kecamatan Lembah Sorik Marapi.
73
3.6.5 Strategi Golkar, dalam meraih suara Musthafawiyah.