Partron-Client Siluluton Siriaon Status quo Tano Gordang Sambilan Tappar Marsipagodangan. The Rulling Party’s Toruk ni Roha Pendaftaran bakal Calon Legislatif Verifikasi bakal Calon Legislatif Penetapan Bakal Calon menjadi Calon Legislatif partai Golkar P

19. Mora

Adalah kelompok dari tempat pengambilan anak gadis tulang dalam perkawinan atau orang tua serta saudara-saudara dari pihak istri selain itu, sebutan Mora juga diberikan kepada saudara laki-laki satu marga bagi seorang perempuan.

20. Mudar

Mudar atau bahasa sederhana diartikan sebagai darah, adalah elemen yang ada dalam tubuh yang menyimbolkan hubungan yang memperekat dalam keluarga.

21. Naposo Nauli Bulung

Adalah organisasi kepemudaan di setiap desa baik laki-laki dan perempuan dalam masyarakat Mandailing, yang beperan dalam pelaksaanaan kegiatan ataupun hajatan yang ada di tengah masyarakat

22. One Party Authorytharyan

Adalah satu-satunya partai yang menjadi kekuatan politik tunggal, dalam pemerintahan negara yang otoriter

23. Parbagas Godang

Adalah sebutan yang diberikan kepada keluarga Raja Adat, yang menempati Bagas Godang Rumah Adat Etnis Mandailing

24. Partron-Client

Hubungan anatara atasan dan bawahan, yang memperlihatkan bahwa bawahan harus selalu mengikuti perintah atasannya. Karena seorang atasan dapat mempengaruhi kehidupan seorang bawahan. Universitas Sumatera Utara

25. Siluluton

Satu kondisi kesedihan yang ditunjukkan, karena adanya keluargayang tengah berduka akibat dari meninggalnya salah satu anggota keluarga.

26. Siriaon

Satu kondisi kebahagian yang dirasakan, karena adanya keluarga yang menikah atau adanya kelahiran baru dalam keluarga.

27. Status quo

Satu sikap untuk mempertahankan kondisi yang tengah terjadi, termasuk mempertahankan kekuasaan yang sedang dimiliki.

28. Tano Gordang Sambilan

Sebutan lain untuk wilayah Mandailing, berasal dari nama salah satu alat kesenian dari Mandailing yaitu gordang sambilan gendang yang berjumlah sambilan .

29. Tappar Marsipagodangan.

Adalah satu sikap yang ingin memperbesar ataupun menunjukkan citra yang baik, atas kedudukan anggota keluarga di mata orang lain, dan ini adalah bagian dari ekspresi kebanggan kepada keluarga.

30. The Rulling Party’s

Adalah sebutan kepada partai pemenang Pemilihan Umum, yang tentunya telah mengalahkan partai politik lainnya sebagai kompetitornya di dalam Pemilihan Umum. Universitas Sumatera Utara

31. Toruk ni Roha

Suatu sikap yang menjungjung tinggi kesabaran, dan ketidak sombongan dalam masyarakat Mandailing.

32. Underbouw

Organisasi sayap partai politik, yang didirikan sebagai basis pemilih loyal partai tersebut. Universitas Sumatera Utara ABSTRAKSI Strategi politik adalah seperangkat metode agara dapat memenangkan pertarungan antara berbagai kekuatan politik yang menghendaki kekuasaan, baik dalam kontestasi Pemilu maupun maupun dalam Pemilukada. Hal ini merupakan imbas dari proses Reformasi yang terjadi dimana proses politik menjadi lebih berdinamika, yang diwarnai oleh pertarungan antar partai yang sangat terbuka, hingga akhirnya dibutuhkan adanya strategi politik untuk memenangkan hati dan meraih simpati konstituen sebagai penentu dari suatu keputusan politik, dengan menggunakan pelbagai pendekatan termasuk di dalamnya memperhatikan isu politik yang akan dijual kepada kelompok pemilih, memperhitungkan kekuatan sendiri, dan mengamati kemampuan partai pesaing yang menjadi rival politik. Maka dalam penelitian ini akan di lihat bagaimana Partai Golkar melakukan berbagai macam hal dalam upayanya memenangkan pertarungan politik pada Pemilu 2009 di Kecamatan Lembah Sorik Marapi, sebagai lokasi penelitian penulis. Karena secara umum banyak hal yang menjadi fakta politik tersendiri yang mendasari penelitian ini. Yakni didapatinya bahwa dalam identitas masyarakat Mandailing sebagai suku yang mendiami kawasan ini, merupakan masyarakat yang begitu dekat kental dengan budaya Islam tradisional. Di samping itu, di dalam masyarakat sendiri masih ada keterikan nilai dalam kelembagaan adat yang masih bertahan hingga hari ini , dan dijalankan secara konsisten atau bisa dikatakan sebagai satu bentuk identitas primordial. Dengan melihat fenomena kondisi masyarakat seperti yang dipaparkan penulis diatas, maka penulis ingin melihat seberapa kuatkah mesin politik partai golkar, sebagai partai yang berhaluan Nasionalis dengan segala instrument yang ada di dalamnya, menjawab pertarungan politik yang terjadi di daearah ini, sehingga mampu memenangkan Pemilu, dan serta merta menjadi partai yang mengakar di dalam masyarakat. Dalam kajian penulisan ini akan menggunakan Analisis SWOT, sebagai landasan teoritis untuk mengkurur sejauh mana Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman yang dimiliki Partai Golkar. Termasuk bagaimana partai Golkar mengatasi kendala yang dihadapinya selama proses penggalangan suara dalam usaha memenangkan Partai berlambang pohon beringan ini dalam Pemilu 2009. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kajian strategi politik, merupakan suatu analisis tentang bagaimana proses yang terjadi di dalam pemenangan dalam satu pertarungan politik oleh partai politik, atau secara langsung, oleh seorang calon Legislatif atau calon pimpinan daerah, yang menghendaki kekuasaan dan pengaruh sebesar-besarnya di tengah-tengah masyarakat sebagai konstituennya. Banyak faktor yang mempengaruhi proses ini, mulai dari kekuatan-kekuatan politik yang ada institusi primordial baik yang bersifat keagamaan ataupun ke daerah, mesin-mesin politik yang ada oganisasi sosial politik kelompok kepentingan baik Partai politik, Organisasi Kepemudaan, dan Media, proses pencitraan, sosialisasi politik, dan kampanye yang dilakukan, yang pada dasarnya hal ini adalah instrument dari serangakaian usaha pemenangan, baik dalam kondisi PEMILU ataupun PEMILUKADA. Hal ini lumrah terjadi sejak bergulirnya Orde Reformasi yang membuka keran terhadap proses demokratisasi di Indonesia, dimana setiap partai politik berkompetisi dalam setiap pemilu, dan setiap partai politik memiliki peluang untuk memenangkan pertarungan politik dalam pemilu. Periode 1988 hingga sekarang atau masa transisi demokrasi Indonesia, proses demokrasitisasi Indonesia telah mengalami perubahan menuju perbaikan konsep dan pelaksanaanya. Dibuktikan dengan terciptanya Pemilu yang lebih transparan tanpa terlalu banyak intervensi ataupun tekanan, sebagai salah satu paremeter kemajuan demokratisasi. Dengan adanya lembaga penyelenggara PEMILU yang bersifat Independent yakni KPU Komisi Pemilihan Umum , yang tidak ada pada kondisi politik di zaman Orde baru, menjadi satu kemajuan tersendiri dalam Sistem Politik Indonesia , dimana sebelumnya pada era penguasa orde baru pemilu hanya menjadi ajang seremonial untuk mempertegas Legitimasi pemerintahan, dengan kemenangan GOLKAR sebagai “one party authoritharyan” di setiap Pemilu, dan menjadikannya sebagai partai yang paling berkuasa, dan sangat dominan selama Universitas Sumatera Utara periode pemerintahan itu, 1 Reformasi menjadikan proses politik menjadi lebih berdinamika, yang diwarnai oleh pertarungan antar partai yang sangat terbuka, hingga akhirnya dibutuhkan adanya strategi politik untuk memenangkan hati dan meraih simpati konstituen sebagai penentu dari suatu keputusan politik, dengan menggunakan pelbagai pendekatan termasuk di dalamnya memperhatikan isu politik yang akan dijual kepada kelompok pemilih, memperhitungkan kekuatan sendiri, dan mengamati kemampuan partai pesaing yang menjadi rival politik. sehingga substansi dari proses PEMILU sebagai refresentasi kekusaan rakyat telah di kebiri oleh pemerintah, dengan hegemoni kekuasaan yang dimilikinya di dalam seluruh aspek baik sosial, ekonomi dan politik Indonesia, dan telah memuluskan kondisi status quo Maka sudah seharusnyalah setiap partai wajib memiliki strategi untuk dapat memndulang suara yang signifikan dari konstituen, dengan konsep pemenangan yang terfokus guna memenangkan partainya, baik melalui pengorganisasian dan konsolidasi kader, menggunakan mesin kekuatan organisasi sayap yang di miliknya, penguasaan terhadap kondisi objektif yang ada dalam areal pertarungan politiknya, propaganda isu, dsb. Karena tanpa itu pegaruh dan kekuasaan mustahil diperoleh, maka pada prinsipnya kemenangan dalam Pemilu adalah harga mati bagi setiap Partai politik. Selanjutnya, dalam tulisan ini penulis akan mengangkat bagaimana Partai Golkar, sebagai suatu identitas kepartaian berproses melakukan upaya pemenangan dalam Pemilu 2009 di Kabupaten Mandailing Natal, khususnya di Kecamatan Lembah Sorik Marapi, sebagai daerah yang menjadi studi kasus penulis. Adapun yang melatarbelakangi penulis melakukan penelitian di daerah ini, karna melihat ada hal yang menarik untuk diteliti di daerah ini. Dimana ada fakta dalam identitas masyarakat mandailing sebagai suku yang mendiami kawasan ini, merupakan masyarakat yang begitu dekat kental dengan budaya Islam tradisional, dibuktikan dengan di daerah penelitian penulis ini atau kecamatan Lembah Sorik Marapi terdapat 2 pesantren yang salah satunya adalah pesantren terbesar di Kabupaten Mandailing Natal, yakni pesantren Musthafawiyah di daerah desa Purba Baru. Di samping itu, di dalam masyarakat sendiri masih ada keterikan nilai dalam kelembagaan adat yang masih bertahan hingga hari ini , dan dijalankan secara konsisten atau bisa dikatakan sebagai satu bentuk identitas primordial. 1 Sahdan Gregorius ,Jalan transisi Demokrasi Pasca Soeharto, Bantul , Pondok Edukasi, 2006, hal 56-57 Universitas Sumatera Utara Dengan melihat fenomena kondisi masyarakat seperti yang dipaparkan penulis diatas, maka penulis ingin melihat seberapa kuatkah mesin politik partai golkar, sebagai partai yang berhaluan Nasionalis dengan segala instrument yang ada di dalamnya, menjawab pertarungan politik yang terjadi di daearah ini, sehingga mampu memenangkan Pemilu, dan serta merta menjadi partai yang mengakar di dalam masyarakat, kemudian melihat sejauh mana pengaruh tokoh masyarakat baik Raja Adat ataupun kepala Desa, para kyai pemimpin podok pesantren di daerah itu mempengaruhi hasil Pemilu, tentu dengan melihat kearifan lokal yang ada dalam identitas budaya masyarakat mandailing itu sendiri. Sehingga dalam pemamaparan selanjutnya penulis akan mencoba menggambarkan, bagaimana strategi pemenangan yang dilakukan oleh Partai Golkar untuk mendulang suara yang signifikan dari konstituennya, hingga akhirnya orang-orang yang menjadi calon Legislatif dari partai Golkar menang dalam Pemilihan Umum 2009.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah bagaimana melihat variabel apa saja yang hendak diteliti, dan bagaimana hubungannya dengan variabel lainnya, agar masalah dapat terjawab secara akurat, hingga masalah yang diteliti itu perlu dirumuskan secara spesifik Maka dari uraian Latar belakang masalah di atas, adapun yang menjadi Rumusan masalah ataupun pertanyaan penelitian oleh penulis adalah: 1. Bagaimana Strategi Pemenangan Partai Golkar, untuk memenangkan Pemilihan Umum 2009 di Kabupaten Mandailing Natal Kecamatan Lembah Sorik Marapi?. 2. Apa fenomena politik yang terjadi di Kecamatan Lembah Sorik Marapi, dan Bagaimana Partai Golkar menyikapinya sebagai bagian dari upaya pemenangan Pemilihan Umum 2009?.

1.3 Batasan Masalah

Dalam melakukan penelitian diperlukan batasan masalah, agar fokus penelitian dapat dilakukan secara sistematis, dan uraian yang dibuatpun tidak melebar. Hal ini dilakukan karena tidak semua masalah yang telah diidentifikasi dapat diteliti. Untuk itu maka penelitian memberikan batasan, mulai dari dimana penelitian akan dilakukan, variabel apa yang akan Universitas Sumatera Utara diteliti, serta hubungan antara variabel tersebut. Maka batasan masalah dalam penelitian ini, adalah: Strategi pemenangan Partai Golongan Karya Pada Pemilu Legislatif 2009 di Kabupaten Mandailing Studi kasus: Masyarakat Kecamatan Lembah Sorik Marapi, dengan melihat bagaimana pola pemenangan yang dilakukan partai Golkar dalam PEMILU 2009, dengan memperhatikan unsur budaya yang melekat di dalam masyarakat, hingga menemukan strategi apa akan dilakukan dalam memenangkan PEMILU, dan bagaimana konsep ini menemukan relevansi dengan konteks politik Indonesia.

1.4 Tujuan penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk memahami bagaimana proses pemenangan politik terjadi, dengan segala instrument yang ada di dalamnya oleh suatu institusi yang bernama partai politik 2. Untuk melihat bagaimana respon masyarakat, dalam memandang suatu fenomena politik seperti pemilihan Umum termasuk partisipasi politik 3. Untuk memahami bagaimana keterikan nilai yang ada di dalam masyarakat, dan korelasinya dengan pilihan politik masyarakat

1.5 Manfaat penelitian

Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi, terlebih untuk perkembangan ilmu pengetahuan, yang mana manfaat tersebut bisa bersifat teoritis, dan praktis. Adapaun manfaat penelitian yang bisa disimpulkan penulis, adalah: 1 Manfaatnya bagi penulis, dalam untuk menambah pemahaman dalam ilmu politik, dan meningkatkan kreativitas penulis dalam membuat suatu karya ilmiah khususnya di bidang ilmu politik 2 Manfaat akademis, diharapkan penelitian ini memberikan sumbangsih pemikiran, dan referensi terhadap perkembangan pemahaman, tentang strategi politik, dengan segala instrument yang ada di dalamnya, hingga memperkaya khanazah ke Universitas Sumatera Utara ilmuwan di bidang Ilmu Sosial dan Ilmu politik, khususnya bagi Mahasiswa Departemen Ilmu politik.

1.6 Kerangka teori

Bagian ini adalah unsur yang paling penting dalam penelitian, karena pada bagian ini peneliti mencoba menjelaskan objek kajian yang sedang diamatinya, dengan menggunakan teori-teori yang relevan dalam penelitiannya, teori dapat diartikan sebagai serangkaian asumsi, konsep, definisi,untuk menerangkan suatu fenomena yang tengah diteliti. 2 Adapun beberapa pendekatan teoritis yang di masukkan adalah:

1.6.1 Partai Politik

Partai politik secara definisi dapat diartikan oleh Carl Frederich, adalah kelompok yang terorganisir dengan tujuan untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan. Sementara Soltou menjelaskan bahwa partai politik merupakan kelompok yang terorganisir , yang bertindak sebagai kesatuan politik , serta memanfaatkan kekuasaan untuk kebijakan umum yang mereka buat 3 Maka dapat dipahami partai politik merupakan suatu kelompok yang terorganisir secara rapi, stabil dan dipersatukan serta dimotivasi dengan ideologi tertentu, berusaha mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan melalui pemilihan umum guna melaksanakan kebikakan umum yang mereka susun. Alternatif kebijakan umum yang di susun ini merupakan hasil pemaduan berbagai kepentingan yang hidup dalam masyarakat, sedangkan cara mencari dan memanfaatkan kekuasaan guna melaksanakan kebijakan umum dapat melalui pemilihan umum 4 2 Ibid hal 283 3 Carl J.Frederich .1967. Constitusional Government and Democracy: Theory and Pratice on Europe and America. Waltham: Blaisdell Publishing Company. Hal 419 4 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik ,Jakarta , PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010. Hal 148-149 Universitas Sumatera Utara Roy Macridis, mengungkapkan sejarah dan fungsi-fungsi partai politik, dalam perkembangan sejarah ada 5 tahapan yaitu: 1. Awal abad ke-19, 2. pertengahan abad ke- 19,3. Akhir abad -19, 4 kemunculan partai-partai komunis sebelum Perang Dunia ke II, 5.Perkembangan Partai Politik di Negara-negara berkembang setelah selesai Perang Dunia ke II. Dimana perkembangan ini berkaitan dengan tingkat kesadaran masyarakat, peluang yang diberikan sistem politik, kepentingan ideologis yang terpola dalam masyarakat, dan perkembangan spesialisasi-diferensiasi Macridis juga menguraikan fungsi partai politik yakni, Representatif perwakilan; konvensi dan agregasi; Integritas partisipasi,mobilisasi,sosialisasi; Persuasi; Rekrutmen; Pemilihan pemimpin; Pertimbangan-pertimbangan; Perumusan kebijakan;serta kontrol terhadap pemerintah. Dalam hal ini Macridis juga menjelaskan tipologi politik yakni, Otoritas dan Demokrasi: Integratif dan Representatif; ideologis dan Pragmatis; Agamais dan Sekuler; demokratis dan Revolusioner; massa dan elite; demokrasi dan elite; demokrasi dan oligarki 5 Secara prinsip ada 3 dasar dari partai politik: a Partai sebagai koalisi, yakni kekuatan yang membangun koalisi dengan berbagai kepentingan untuk membentuk kekuatan mayoritas. b Partai sebagai organisasi, dimana partai untuk menjadi institusi yang eksis, dinamis, dan berkelanjutan, selanjutnya partai politik kemudian dibina dan dibesarkan, sehingga mampu menjadi wadah perjuangan, sekaligus representasi dari sejumlah orang atau kelompok c Partai sebagai pembuat kebijakan policy making, dimana partai politik memiliki perbedaan dengan kelompok sosial lainnya, dalam pengambilan kebijakan. Partai politik mendukung secara kongkret para calon yang mereka ajukan untuk menduduki jabatan publik. Dari posisi ini mereka memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi dan menempatkan kadernya dalam lingkup kekuasaan,dan 5 Al Chaidar , Pertarungan Ideologis Partai-partai Islam versus Partai-partai Sekuler, Jakarta Penerbit Buku Islam Kaffah, 2006. Hal 29-31 Universitas Sumatera Utara memberikan pengaruh dalam pengambilan kebijakan di dalam kabinet pemerintah. 6 1.6.2.Fungsi Partai Politik a Sosialisasi Politik Sosialisasi politik ialah proses proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggotanya, melalui proses inilah para anggota yang berinteraksi dalam masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik. b Rekrutmen Politik Rekrutmen Politik ialah seleksi dan pemilihan yang berupa pengangkatan seseorang ataupun sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya ,dan pemerintah pada khususnya. c Partisipasi Politik Partisipasi politik adalah, kegiatan warga Negara dalam mempegaruhi proses kebijakan umum dan ikut menentukan pemimpin pemerintah. Kegiatan yang dimaksud, antara lain mengajukan tuntutan, kebebasan berbicara dan berkumpul, memengajukan koreksi terhadap pelaksanaan kebijakan umum, menentang calon pemimpin tertentu, mengajukan alternatif pemimpin , dan memilih wakil rakyat dalam Pemilihan Umum.Maka dalam hal ini partai politik berfungsi membuka kesempatan, mendorong, dan mengajak masyarakat untuk menggunakan saluran partai politik sebagai wadah partisipasi politik. d Pemandu Kepentingan Fungsi partai politik dalam hal ini adalah menampung berbagai kepentingan yang berbeda bahkan bertentangan, yang kemudian menjadi alternatif kebijakan, kemudian diperjuangkan dalam proses pelaksanaan dan keputusan politik. e Komunikasi Politik 6 Prof.Dr.Hafied Cangara,M.Sc, Komunikasi politik konsep Teori, dan Strategi, Jakarta, Rajawali Press, PT Grafindo Persada, 2009. Hal 208-211 Universitas Sumatera Utara Dalam hal ini partai politik berfungsi sebagai komunikator politik yang tidak hanya menyampaikan segala keputusan dan penjelasan pemerintah kepada masyarakat , selain itu juga berperan sebagai penyampai aspirasi dan kepentingan berbagai kelompok masyarakat kepada pemerintah. f Kontrol Politik Kontrol Politik ialah kegiatan partai politik untuk menunjukkan kesalahan, kelemahan, dalam suatu isi kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan pemerintah selanjutnya dalam melakukan hal ini harus ada tolak ukur yang jelas sehingga kegiatan itu bersifat lebih objektif 7

1.6.3 Strategi Politik

Politik dan strategi, adalah suatu mekanisme bagaimana seseorang ataupun kelompok dengan ide politik yang di pahaminya, mampu memenangkan suatu pertarungan politik disaat banyak orang yang berkepentingan menghendaki hal yang sama, ide politik tentu saja akan menciptakan perbedaan antar masyarakat yang menjadi pendukung ide tersebut, dan dalam setiap keadaan pasti ada pihak yang dirugikan dan diuntungkan, karna hasil dari satu keputusan politik akan melahirkan perubahan ataupun kondisi yang sama disaat status quo yang memenangkan pertarungan itu, oleh karena itu setiap idepemikiran pasti memiliki pendukung dan penentang. Dalam hal ini ide politik hanya akan dapat, atau diwujudkan dalam satu pertarungan melawan penentang ide tersebut, yang akan selalu bertumpu pada bagaimana kekuasaan dan pengaruh dapat diperoleh, tetapi yang menjadi permasalahannya tentu saja, bagaimana kekuasaan dan pengaruh itu bisa diperoleh?, disaat yang sama, banyak kelompok yang menghendaki hal yang sama, maka untuk mampu meraih kemenangan tentunya dalam Pemilu, dibutuhkanlah suatu perencanaan yang hati-hati, maka disilah letak substansi dari starategi politik itu 8 7 Ibid, hal 146-155 8 Peter Scholder, Strategi Politik, Jakarta, Friedrich-Naumann-Stiftung, PT Mita Alembana Grafika , 2003. Hal 6-9 Universitas Sumatera Utara

1.6.3.1 Perencanaan SWOT

Menurut SWOT perencanaan strategi yang baik dalam dua bidang. Dalam bidang yang pertama , perencanaan strategi membuat gambaran yang jelas mengenai arah yang hendak dituju visi dan apa yang menjadi tujuan, dan alasan eksistensi organisasi tersebut, dalam gambaran ini mengembangkan tujuan yang merupakan hasil akhir dapat diukur, serta sejauh mana organisasi itu mendekati visi dan tujuan utamanya atau malah menjauhinya. Dalam bidang yang kedua, perencanaan strategi berusaha memperilhatkan realitas yang ada, dalam lingkup kerja suatu organisasi. Ada 2 hal yang harus diperhatikan, yakni lingkup eksternal dimana wilayah yang pihak lain mempengaruhi atau dipengaruhi orgaisasi lain. Lingkup yang kedua adalah lingkup internal, yang terdiri dari atas sumber daya, kekuatan, berbagai kemungkinan serta tuntutan dari organisasi tersebut. Perencanaan strategi harus mampu melihat dan menilai kemungkinan dan ancaman yang terjadi dalam lingkup esksternal dan internalnya sehubungan dengan visi yang dimiliki, tugas serta tujuan akhir mereka Setelah memiliki visi, dengan memiliki satu komitmen menggapai tujuan dengan terlebih dahulu melakukan analisis terhadap lingkup yang ada, suatu organisasi harus mengembangkan pilihan strategis atau jalan alternatif guna menggapai tujannya. Dengan memperbandingkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasinya serta peluang dan ancaman dari luar organisasinya. Ada 4 kombinasi yang dapat dilakukan  Strategi kekuatan-kemungkinan, artinya sejauh mana kekuatan dapat digunakan untuk memperoleh keuntungan dan berbagai kemunkinan.  Strategi kekuatan-ancaman, artinya sejauh mana kekuatan dapat digunakan mengatasi ancaman, yang dapat menghalangi pencapaian tujuan  Strategi kekuatan-kemungkinan, artinya sejauh mana kelemahan dapat diatasi untuk memperoleh keuntungan dari berbagai kemungkinan pengembangannya . Universitas Sumatera Utara  Strategi Kelemahan-kemungkinan , artinya bagaimana kelemahan dapat diatasi, untuk mengatasi ancaman,yang dapat menghalangi pencapaian tujuan. 9

1.6.3.2 Perencanaan Konsepsional

Metode ini secara konsepsional dipandang sebagai hal yang mampu menunjukkan logika yang diperlukan , serta fleksibilitas yang dibutuhkan oleh perencanaan strategi untuk merespon suatu perubahan masyarakat. Di sisi lain, perencanaan kosepsional menerima faktor lingkungan sekitar sebagai besaran yang dapat diubah, karena tujuan dari strategi politik justru mengubah lingkungan sekitar, masyarakat, dan kerangka hukum. Perencanaan kosepsional terdiri dari 10 langkah yang harus dilakukan, langkah yang dimaksud dalam perencanaan Konsepsioanal adalah:

1.6.3.2.1 Perumusan Tugas

Perumusan Tugas menjabarkan hal apa saja yang perlu direncanakan secara starategis, secara umum mencakup tiga elemen, yakni; 1. Tujuan utama. Yakni, menjelaskan keadaan yang ingin dicapai melaluiperencanaan strategis tersebut. 2. Alasan. Yakni menjelaskan mengapa tujuan utama itu penting untuk dicapai. 3. Kerangka waktu.Yakni kurun waktu yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan Hal ini menunjukkan , alasan yang mendasari kenapa kekuasaan dan pengaruh itu harus diperoleh, sehingga menjadi motivasi awal dalam melakukan pertarungan politik, dan hal yang akan mengejawantahkan hal-hal yang dilakukan dalam proses kedepannya.

1.6.3.2.2 Analisa Situasi dan Penilaian

Analisa Situasi dan Penilaian membahas, dan mengevaluasi fakta-fakta yang harus dikumpulkan, pemetaan kekuatan dan kelemahan, serta kemungkinan keberhasilan dalam mencapai tujuan, ada 3 hal yang dilihat dalam hal ini yakni: A. Pengumpulan Fakta 9 Ibid: hal 20-26 Universitas Sumatera Utara Mengumpulkan fakta, ada dua hal yakni fakta-fakta internal dan fakta-fakta eksternal. Fakta-fakta internal adalah yang menyangkut organisasi sendiri, sedangkan fakta- fakta eksternal menyangkut pesaing dan kondisi lingkungan dimana proses pemenangan itu terjadi. Kedua fakta ini harus dipisahkan, untuk menghilangkan kerancuan atas sikap ataupun yang harus diambil di dalam melakukan strategi. B. Pembentukan Kekuatan dan Kelemahan Fakta yang diperoleh yang telah terkumpul akan diatur secara sistematis, dan akan dilihat dari kadar urgensinya, dengan strategi yang akan dilakukan. Apabila suatu fakta yang dijumpai mendukung, maka itu akan menjadi kekuatan, sebaliknya apabila fakta yang dijumpai merintangi, maka itu adalah suatu kelemahan, sehingga dari fakta-fakta yang dijumpai akan berperan dalam perencanaan tindakan yang akan diambil dalam kondisi tertentu. Disisi lain dapat dipahami juga bahwa kekuatan dari pihak lain akan menjadi kelemahan bagi pihak sendiri, dan juga sebaliknya, kelemahan pesaing dapat menjadi kekuatan bagi pihak sendiri. C. Analisa Kekuatan dan Kelemahan Dalam hal ini, partai menempatkan kekuatan dan kelemahan yang diatur menjadi kadar kepentingan , sehingga selanjutnya yang harus dilakukan adalah bagaimana suatu kelemahan yang dimiliki harus dapat diminimalkan, memperbaiki diri sendiri tentu lebih mudah daripada mempengaruhi kekuatan lawan yang menjadi rintangan bagi organisasi. Kemampuan menyerang pihak lawan tentu kembali kepada sarana yang dimiliki, termasuk sumber daya manusia, pengaruh, dsb. Dalam menganalisis kekuatan yang di miliki dengan pihak lawan, dapat dilakukan berbagai hal seperti konsep yang dimiliki, segi kepemimpinan, sumber daya manusia yang dimiliki, kedisiplinan anggota partai, serta motivasi yang dimiliki. Dalam melihat siapa yang lebih memiliki peluang dalam meraih simpati masyarakat antara institusi sendiri dan lawan, maka hal yang dapat dilakukan adalah membandingkan , partai mana yang lebih dikenal ataupun disenangi oleh masyarakat sebagai konstituen sesuai dengan trend politik yang ada, serta partai mana yang lebih memiliki pendekatan dengan identitas budaya masyarakat. Universitas Sumatera Utara

1.6.3.2.3 Perumusan Strategi

Hal ini menjelaskan bagaimana partai merumuskan tentang konsep pemenangan yang akan dilakukan, atau pun ide-ide dasar partai dalam meraih simpatik masyarakat, termasuk memetakan hal-hal yang dilakukan oleh lawan politiknya. Maka langkah awalnya Partai politik harus merumuskan argument yang populis, dengan melihat wacana yang superior di tengah-tengah masyarakat yang kemudian menjadi komuditas partai dan akan di lempar kepada konstituen. Fokus terhadap suatu wacana yang polulis amat diperlukan, sehingga menjadi pusat kekuatan. Perumusan Strategi secara menyeluruh juga mencakup variasi-variasi strategi yang dilakukan partai politik, sehingga gambaran dari satu tindakan dapat diduga, bahkan bagaimana efektifitas suatau strategi dapat diukur agar mampu mengejutkan lawan.

1.6.3.2.4 Perumusan tujuan.

Tujuan adalah penggambaran hasil akhir dari suatu proses yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dimana suatu tujuan harus digapai sehingga tidak menjadi hal yang utopis. Maka makna dari perumusan tujuan adalah kuantitas, kualitas, jangka waktu dapat ditetapkan

1.6.3.2.5 Target Image Citra yang diingkan.

Hal ini memperlihatkan, bagaimana suatu partai politik mencitarakan dirinya, dengan megemas isu yang ada ditengah-tengah masyarakat konstituennya, kemudian partai mengimplementasikan dengan pembentukan bidang hubungan masyarakat dalam tim pemenangannya. Dimana target Image harus mampu mencitrakan sosok partainya sesuai dengan ide-ide populis yang dijualnya kepada konstituen, dan klimaksnya menjadi pembenaran terhadap pandangan pihak-pihak yang menjadi sasaran terhadap partainya.

1.6.3.2.6 Kelompok target.

Dalam hal ini, partai memetakan kelompok masyarakat, yang menjadi sasaran kampanye, dimana kelompok target ini adalah masyarakat pemilih yang berpotensi memberikan kemenanagan dalam Pemilihan Umum. Sehingga kelompok yang sudah dipetakan perlu diajak berkomunikasi, sehingga kelompok target meletakkan dasar bagaimana partai meletakkan dasar implementasi strategi yang komunikatif. Universitas Sumatera Utara

1.6.3.2.7 Pesan Kelompok Target

Dalam kasus ini patai politik harus memahami, informasi tetang apa yang yang dibutuhkan kelompok target dalam melihat kondisi kedepan, maka bagaimana stategi pencitraan harus sesuai dengan yang diingginkan oleh kelompok, dimana citra tersebut harus melekat dalam partai politik, disaat itu terwujud maka pemilih akan mudah dipropaganda untuk memilih partai tersebut Dengan kata lain partai harus mampu mengagregasi kepentingan kelompok target dalam setiap argumentasi yang dikeluarkannya dalam setiap kampanye politiknya, atau setiap pertemuannya dengan kelompok target. Dalam hal ini yang dikatakan oleh kelompok target adalah, kelompok-kelompok masyarakat tertentu, peyumbang dana yang potensial, ataupun individu-individu yang memiliki pengaruh dalam menentukan satu kemenangan. Informasi-informasi yang dikomunikasikan memiliki perbedaan sesuai dengan kebutuhannya, agar kelompok target ini dapat bereaksi sesuai dengan strategi, walaupun tidak boleh bertentangan, kelompok target juga bisa diklasifikasikan kepada kelompok masyarakat minoritas, yang terkadang menjadi penentu dalam pemenangan.

1.6.3.2.8 Instrumen-Instrumen pokok

Pemilihan instumen pokok menggambarkan, bagaimana partai menggunakan instrument komunikasi dan aksi yang diutamakan penggunannya. Dimana instumen dan aksi ini dikhususkan bagi satu kelompok target, misalnya bagaimana pendekatan yang terhadap pemilih pemula dan terhadap masyarakat yang lebih tua. Kedua kelompok target itu tentu menggunakan media yang berbeda, sehingga dapat didekati secara positif melalui berbagai jenis kegiatan

1.6.3.2.9 Implementasi Stategi

Suatu strategi dapat diimplementasikan setelah, tujuan taktis, rumusan citra yang diinginkan, kelompok target, pesan kelompok target telah diperoleh maka implementasi strategi dapat dilaksanakan. Dalam pengimpletasian strategi ada beberapa hal yang penting mulai dari pimpinan partai politik yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan strategi, pengaruh yang dimilikinya, serta orang yang memiliki otoritas untuk menunjuk tim pemenangan. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya seluruh elemen yang ada dala tim pemenangan, dan yang terakhir bagaiman keterpaduan tim dengan kerjasama dalam memenangkan partainya, tingkatan kualitas ,kuantitas, serta motivasi.

1.6. 3.2.10 Pengawasan Strategi.

Ada dua hal yang harus dilakukan oleh partai politik; Pertama, partai politik harus melakukan pengorganisiran informasi yang terpadu, baik dari lawan politik bersama aliansi simpatisannya dan bersama perkembangan yang ada dimasyarakat, dengan cara memberikan laporan dan dokumentasi. Hal ini tentu saja mecegah terjadinya suatu kejutan yang tak diinginkan, pengambilan keputusan yang salah, serta penilaian terhadap tim. kedua, partai politik harus melakukan prisip pengamanan dan perlindungan terhadap skenario politik yang akan dilakukannya, dan praktek-praktek penyusupan dari lawan politik yang ada, karena disaat skenario dari politik diketahui pihak lain, maka akan membahayakan perencanaan yang akan dilakukan. 10 Dari uraian Strategi Politik di atas, maka penulis akan menguraikan di bab selanjutnya bagaimana partai Golongan Karya melakukan skenario politik, sehingga mampu memenangkan Pemilihan Umum di Kabupaten Mandailing Natal, sesuai dengan instrument pemenangan yang ada

1.7 Metodologi Penelitian

Jenis Penelitian dalam penulisan skripsi ini menggunakan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, analisis data bersifat induktifkualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Filsafat postpositivisme sering juga disebut paradigma interpretasi dan konstruktif, yang memandang realita sosial sebagai sesuatu yang utuh, kompleks, dinamis, penuh makna. 10 Ibid: hal 29-40 Universitas Sumatera Utara Penelitian dilakukan pada objek yang alamiah. Objek alamiah adalah objek yang berkembang apa adanya tidak di manipulasi dan kelahiran peneliti tidak mempengaruhi objek tersebut. Kondisi alamiah di sebut juga sebagai metode etnographi karena pada awalnya metode ini banyak di gunakan pada bidang antropologi budaya. Hal terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri dimana seorang peneliti harus bisa memiliki gambaran situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna melalui observasi dan pertanyaan yang dibuat. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti maka tekhnik pengumpulan data bersifat triangulasi, yaitu menggunakan berbagai gabungan tekhnik pengumpulan data secara gabungan. Analisis data yang bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya data yang pasti merupakan suatu nilai dibalik data yang diperoleh. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif, tidak menekankan pada konsep generalisasi tetapi menekankan pada makna. 11

1.7.1 Pendekatan Etnographis Dalam Riset Kualitatif

Etnographi lebih menekankan pada penjelasan pemahaman daripada prediksi apa yang akan terjadi. Etnographi tidak menggunakan asumsi tentang apa yang penting dan apa yang akan terjadi. Pengaruh konteks kultural adalah bersifat penting dan pendekatan riset ini cenderung menggunakan pendekatan induktif yakni teori yang disusun dari observasi empiris, jadi apa yang dikembangkan adalah grounded teori yakni teori yang disusun dari riset bukan dari pengajuan hipotesa. Ini mengimplikasikan, bahwa dalam metode riset kualitatif tidak hanya memberikan informasi tentang apa yang dilakukan seseorang tetapi, juga menunjukkan mengapa orang tersebut melakukan sesuatu. 12 11 Prof.Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Kuantatif Kualitatif dan RD, Bandung , Alfabeta, 2008, hal 7-9 12 Lisa Harrison, Metodologi Penelitian Politik, Jakarta , Prenada Media Group, 2007. 89-91 Universitas Sumatera Utara

1.7.2 Wawancara Dalam Riset Politik

Wawancara adalah pertemuan antara peneliti dan responden dimana jawaban responden menjadi data mentah dalam penelitian itu. Ada empat fokus dalam proses wawancara yaitu apa yang akan ditanyakan, bagaimana menyimpan datanya, bagaimana memastikan realibilitas kepastian jawaban dan siapa yang akan bertanya. Sebuah rancangan wawancara mengacu pada pertanyaan yang kita ajukan, dalam urutan dan susunan pertanyaan. Ada tiga tipe teoritis dari rancangan wawancara yaitu: standar , semi standar, dan tidak terstandarisasi. Bisa juga disebut wawancara terstruktur, dan tidak terstruktur. Tidak tersktruktur mengimplikasikan, bahwa daftar pertanyaan muncul begitu saja tanpa ada perencanaan sehingga lebih disebut istilah Naturalistis. Dalam penelitian ini sendiri menggunakan rancangan wawancara semi standar yaitu kelompok fokus internal pengurus Partai Golkar, sebagai narasumber, yang melakukan strategi pemenangan Pemilu bersama orang-orang yang memberikan pengaruh terhadap pemenangan itu sendiri Hal ini dilakukan untuk mengetahui, bagaimana institusi politik beroperasi, bagaimana keputusan penting dibuat, dan bagaimana kekuasaan politik diraih. Kita tidak akan bertanya kepada publik umum, tetapi kepada individu yang punya akases, ke level informasi yang disebut elite politik. Elite politik adalah mereka yang berhubungan, atau memeliki posisi penting. Karena itu informasi yang diperoleh mungkin adalah penjelasan subjektif tentang suatu peristiwa atau isu. Tetapi, tujuan utama dari wawancara elite ini adalah pemahaman tentang jalan pikiran actor politik tertentu, menilai manfaat mewawancacarai kelompok elite, berdasarkan kelebihan dan kekurangaannya. Kelebihannya adalah, mereka mungkin membantu menginterpretasikan dokumen dan laporan personalitas, sedangkan disisi lain, kita memiliki keterbatasan akses , atas pengaruh keterwakilan temuan riset dan realibilitas informasi dari wawancara ini mungkin bisa dipertanyakan, karena orang yang diwawancara mungkin memberikan informasi yang tidak akurat, baik sengaja ataupun tidak, atau bahkan informasinya bisa jadi tidak reliable terhadap pemahaman yang kita miliki Wawancara elite akan amat produktif jika dilakukan ditahap akhir dari suatu riset, sehingga penelite bisa mendeskripsikan tentang apa sesungguhnya terjadi, sehingga mampu Universitas Sumatera Utara memberikan pertanyaan yang lebih konkret kepada seorang narasumber, sebagai sumber informasi 13

1.7.3 Teknik Pengumpulan data

Salah satu yang diperlukan dalam persiapan penelitian adalah mendayagunakan sumber-sumber informasi yang tersedia. Dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan data primer dan data sekunder dalam membuat penulisan skripsi ini.

1.7.3.1 Data Primer

Yang termasuk kedalam klasifikasi data primer adalah hasil wawancara dengan para pengurus partai golkar, yakni Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Mandailing Natal, Anggota Legislatif dari daerah Pemilihan Kecamatan Lembah Sorik Marapi, Ketua PK Pengurus Kecamatan Golkar Kecamatan Lembah Sorik yang dianggap penulis mampu mendeskripsikan kondisi Golkar dengan strategi pemenangannya, serta orang-orang yang dianggap penulis memberikan kontribusi besar terhadap pemenangan Partai Golkar dalam Pemilihan Umum 2009. Selain itu, ada tokoh masyarakat dan pejabat pemerintah yang dianggap penulis mampu mendeskrifsikan kondisi sosial masyarakat di daerah Kecamatan Lembah Sorik Marapi. Tokoh Masyarakat atau pejabat pemerintah yang dimaksud penulis seperti, PengurusPimpinan Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru, Pimpinan Pondok Pesantren Rayhanul Jannnah Pasar Maga, Camat Lembah Sorik Marapi, Salah satu Kepala Desa yang ada di Kecamatan Lembah Sorik Marapi, dan tokoh adat Masyarakat Lembah Sorik Marapi.

1.7.3.2 Data Sekunder

Yang termasuk dalam klasifikasi data sekunder adalah data tertulis dari partai golkar, tentang konsep pemenangannya dalam Pemilu 2009, hasil keputusan dan penetapan Anggota Legislatif terpilih dari Komisi Pemilihan Umum KPU, dan hasil Perhitungan Panitia Pehitungan Kecamatan PPK sebagai hasil sah perolehan suara PEMILU 2009, ditambah lagi data kependudukan dari Kecamatan Lembah Sorik Marapi, kemudian data yang diambil 13 Ibid.hal 103-120 Universitas Sumatera Utara dari buku, kamus, artikeltulisan, atau data yang dapat yang dapat diakses dari internet, serta literatur lain yang berhubungan dengan skripsi ini.

1.7.4 Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Tahapan dalam penelitian kualitatif, adalah tahapan memasuki lapangan sebagai areal penelitian dengan melihat kondisi sosial yang ada, menentukan fokus kajian, teknik pengumpulan data dengan pembentukan pertanyaan- pertanyan penelitian yang dibuat oleh peneliti minitour question .Selanjutnya melakukan penyeleksian pertanyaan yang digunakan sebagai pertanyaan struktural. 14

1.8 Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka teori, metodologi penelitian yang digunakan, serta sistematika penulisan

BAB II : Kondisi Geopolitik masyarakat Kecamatan Lembah Sorik Marapi

Bab ini menguraikan kondisi masyarakat Mandailing yang terdapat di Kecamatan Lembah Sorik Marapi sebagai suatu identitas masyarakat, dengan nilai-nilai primordial yang melekat di dalamnya, melihat sumber-sumber historis yang ada, keadaan geographis, keadaan demographi, potensi sarana prasarana yang ada, data monographi, dari masyarakat tersebut.

BAB III :Analis Strategi Pemenangan Partai Golkar dalam PEMILU 2009

14 Opcit: hal 287-297 Universitas Sumatera Utara Bab ini menguraikan, sejarah partai golkar, konsep strategi pemenangan, kegiatan pemenangan yang dilakukan oleh tim pemenangan partai Golkar dalam menyuseskan agenda partainya, dalam PEMILU 2009, mulai dari proyeksi, eksekusi program pemenangan, hingga perolehan suara yang diperoleh partai Golkar berdasarkan hasil rekapitulasi KPU Mandailing Natal dan Panitia Perhitungan Kecamatan Lembah Sorik Marapi

BAB IV: Penutup

Kesimpulan dan Saran BAB II Universitas Sumatera Utara Kondisi Geopolitik masyarakat Lembah Sorik Marapi

2.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Kecamatan Lembah Sorik Marapi, adalah salah satu dari 23 Kecamatan yang ada di Kabupaten Mandailing Natal. Dimana Kabupaten Mandailing Natal sendiri merupakan Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan, dimana Kabupaten ini disyakan pada tanggal 23 November 1998, dengan payung hukumnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1998 tentang pembentukan Kabupaten Mandailing Natal dengan beribukota di Panyabungan, dengan jumlah daerah administrasi pada awalnya sejumlah 8 kecamatan. 15 Selanjutnya Kecamatan Lembah Sorik Marapi atau di singkat dengan LSM, secara administrasi menjadi kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal, setelah disahkan pada tahun 2002, dimana Kecamatan Lembah Sorik Marapi merupakan Kecamatan hasil pemekaran dari Kecamatan Kota Nopan, dengan Luas wilayah 3.472,75 Ha, dibagi kedalam 9 DesaKelurahan, yakni 1 Kelurahan dan 8 Desa. Kecamatan ini terletak di lereng Gunung Sorik Marapi. Relief arealnya wilayahnya bergelombang, dengan udara yang sejuk disaat menginjakkan kaki di kawasan ini Adapun kelurahan dan Desa yang ada di kecamatan Lembah Sorik Marapi adalah sebagai berikut: Tabel 1 No DesaKelurahan Luas Ha Rasio Terhadap Total 1 Pasar Maga 326,19 9,41 15 Sumber: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat LP3M UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tentang Kajian Akademik Pemekaran Provinsi Sumatera Utara Dalam Rangka Pembentukan Provinsi Sumatera Tenggara, 2009, hal 43 Universitas Sumatera Utara 2 Purba Baru 427,19 12,30 3 Sian Tona 219,01 6,31 4 Purba Lamo 279,12 8,04 5 Bangun Purba 264,36 7,61 6 Aek Marian Maga 277,32 7,99 7 Maga Dolok 339,99 9,79 8 Maga Lombang 1.181,13 34,01 9 Pangkat 157,50 4,54 Jumlah 3.472,57 100,00 Sumber Data : Kecamatan Lembah Sorik Marapi dalam Angka

2.1.1 Batas Administrasi Kecamatan Lembah Sorik Marapi

Sebelah utara berbatas dengan Kec Panyabungan Utara, dan Kec.Panyabungan Selatan Sebelah Selatan berbatas dengan Kec. Tambangan , Kec Puncak Sorik Marapi Sebelah Barat berbatas dengan Kec.Panyabungan Selatan Sebelah Timur berbatas dengan Kec. Tambangan Sumber Data : Kecamatan Lembah Sorik Marapi dalam Angka

2.2 Keadaan Demografi

Penduduk Kecamatan Lembah Sorik Marapi berjumlah 17.748 jiwa. Untuk lebih memperjelas komposisi penduduk Kecamatan Lembah Sorik Merapi terdiri Laki-laki berjumlah 8917 jiwa dan perempuan 8831 jiwa, selanjutnya dapat dilihat berdasarkan komposisi penduduk dalam setiap desa, umur, pekerjaan, etnis , agama, dan pendidikan

2.2.1 Penduduk

Universitas Sumatera Utara Jumlah Penduduk berdasarkan rasio kepadatan penduduk dalam setiap desaKelurahan di Kecamatan Lembah Sorik Marapi. Tabel 2 No. Desa Kelurahan Luas Ha Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk 1 Pasar Maga 326,94 1500 459 2 Purba Baru 427,19 9.966 2.333 3 Sian Tona 219,01 609 278 4 Purba Lamo 279,12 346 124 5 Bangun Purba 264,36 1.459 552 6 Aek Marian Maga 277,33 1.117 403 7 Maga Dolok 339,99 556 164 8 Maga Lombang 1.181,13 1680 142 9 Pangkat 157,50 515 327 Jumlah 3.472,57 17.748 511 Sumber : Kecamatan Lembah Sorik Marapi dalam Angka. Jumlah penduduk beradasrkan rasio laki-laki dan perempuan di masing-masing desa kelurahan di Kecamatan Lembah Sorik Marapi Tabel 3 No DesaKelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Pasar Maga 728 772 1.500 2. Purba Baru 5.165 4.801 9.966 3. Sian Tona 301 308 609 4. Purba Lamo 158 188 346 5 Bangun Purba 693 766 1.459 6. Aek Marian Maga 528 589 1.117 7. Maga Dolok 273 283 556 8. Maga Lombang 810 870 1.680 9. Pangkat 261 254 515 Jumlah 8.917 8.831 17.748 Sumber Data : Kecamatan Lembah Sorik Marapi dalam Angka 2.2.2 Umur Tabel 4 No Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah Universitas Sumatera Utara 1. 0-4 589 607 1.196 2. 5-9 627 701 1.328 3. 10-14 1.633 1.497 3.130 4. 15-19 2.854 2.412 5.266 5. 20-24 859 791 1003 6. 25-29 544 548 1092 7. 30-34 464 443 907 8. 35-39 371 493 864 9. 40-44 437 368 805 10. 45-49 321 264 585 11. 50-54 217 271 488 12. 55-59 154 192 396 13. 60-64 144 118 262 14. 65-69 71 89 160 15. 70+ 53 70 123 Jumlah 8917 8831 17.748 Sumber data : Kecamatan Lembah Sorik Marapi dalam Angka 2.2.3 Pekerjaan Tabel 5 No Pekerjaan Jumlah Persentase 1. Pelajar 9.526 53,7 2. Petani 5.430 30,6 3. Pedagang 839 5,3 4 Pekerja Bangunan 234 1,4 4. Sopir 87 0,5 5. Guru 109 0,7 6. Tenaga Medis 43 0,26 7. PNS 123 0,77 8. Ahli Agama 110 0,68 Jumlah 15.980 89,96 Sumber data : Kecamatan Lembah Sorik Marapi dalam Angka Dari jenis pekerjaan yang ada di atas penulis memperoleh beberapa catatan dari pemaparan Camat Lembah Sorik Marapi, tentang komposisi pekerjaan dan aktivitas penduduk Lembah Sorik Marapi. 1. Ada selisih 1.247 jumlah masyarakat penduduk, dengan jumlah penduduk yang memiliki pekerjaan. Angka 1.247 merupakan jumlah anak-anak di bawah 5 tahun, yang tentunya tidak dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu bentuk pekerjaan Universitas Sumatera Utara 2. Adapun ahli agama yang berjumlah 110 itu terdiri dari, 10 orang Ulama, 9 orang Mubaliq, 40 orang Khatib, 45 Imam, dan 6 orang Wali Nikah. 3. Tenaga Medis yang berjumlah 43 itu terdiri dari, 2 orang Dokter, 15 orang Bidan, 10 orang Mantri, 16 orang perawat 4. Jumlah pekerja di bidang pertanian sebesar 8340 47,4 , pada dasarnya jumlah ini masih di bagi lagi ke dalam, 37 orang yang bekerja serabutan atau sejumlah 3086 orang 16

2.2.4 Etnis

Keberadaan umat beragama dan suku, adalah salah satu ciri khas kebudayaan Indonesia, dengan nilai-nilai kultural yang menjadi warna di dalamnya, pemahaman primordialisme atau disebut juga sebagai identitas politik aliran, sangat besar pengaruhnya di dalam tindakan koleftif masyarakat atau individu, khususnya bagi masyarakat pedesaan. Dimana pemahaman tentang identistas kesukuan, dan simbolis kedaerahan masih sangat mengakar dan dipertahankan, hal ini tentunya berlaku juga terhadap masyarakat Mandailing yang masih sangat dipengaruhi nilai-nilai kultural yang dipertahankan secara turun-temurun. Selanjutnya masyarakat Lembah Sorik Marapi, yang notabene tinggal dalam suasana pedesaan, pada dasarnya adalah masyarakat yang masih memiliki hubungan keluarga dekat satu dengan yang lainnya, dimana dalam etnis Mandailing nilai-nilai kekerabatan masih sangat dihormati, sehingga menjadikan tingkat solidaritas masyarakat di setiap kampung begitu menjadi begitu tinggi. Adapun kondisi Etnisitas dan Agama di Kecamatan Lembah Sorik Marapi dapat digambarkan sbb: Penduduk Lembah Sorik Marapi pada dasarnya adalah Suku Mandailing, yang mendiami keseluruhan wilyah kecamatan Sorik Marapi hampir 93, selebihnya ada 3 merupakan Etnis Jawa, 2 merupakan Etnis Melayu, dan hampir 2 adalah Etnis Minangkabau. 16 Hasil wawancara penulis dengan Camat Lembah Sorik Marapi Bapak Khairul Anwar, AP , Kantor Camat Lembah Sorik Marapi Kelurahan Pasar Maga, 25 April 2011 jam 10:00 wib, saat ditanyakan kondisi penduduk Kecamatan Lembah Sorik Marapi Universitas Sumatera Utara Masyarakat diluar Etnis Mandailing jawa,melayu, dan minang sudah sangat membaur dengan kebiasaan Adat di dalam Masyarakat Mandailing, dan sudah menggunakan bahasa daerah Mandailing dalam kehidupan sehari-hari nya. Adapun orang-orang di luar suku Mandailing yang mendiami wilayah Kecamatan Lembah Sorik Marapi adalah perantauan, atau mereka para santri yang sedang belajat di dua pesantren yang ada di wilayah Kecamatan Lembah Sorik Marapi, yakni Pondok Pesantren Musthafawiyah di Desa Purba Baru, dan Pondok Pesantren Royhanul Jannah di Kelurahan Pasar Maga 17

2.2.5 Agama

Dalam konteks keagamaan, masyarakat Lembah Sorik Marapi 100 beragama Islam, dengan bermazhab Syafii Ahlul Sunnah Wal Jamaah. Sehingga, warna Islam tradisional begitu melekat di dalam jiwa masyarakatnya, dimana figur seorang Tuan Syech pemimpin Agama Islam menjad begitu dihormati masyarakat, sehingga apa yang menjadi fatwa dari ulama, adalah pedoman hidup bagi masyarakat. Keberadaan Islam di Lembah Sorik Marapi khususnya, dan di Mandailing Natal secara umum dimulai dari ekspansi tentara Paderi ketanah Batak, dan ini di catat didalam buku Tuaku Rao. Dimana dijelaskan bahwa ada peristiwa peperangan antara masyarakat batak dengan tentara padri adanya ekspansi pasukan paderi ke tanah Batak dimana dalam bukunya tersebut ia menuliskan ada riwayat zaman bonjol di tanah batak, dimana telah terjadinya suatu malapetaka besar sepanjang perjalanan sejarah tanah batak. Ada puluhan ribu rumah habis dibakar, ribuan orang terbunuh di ujung pedang ataupun menjadi kuli paksa. Tetapi hal yang begitu berbeda terjadi di tanah batak selatan, dimana zaman bonjol ini menghapuskan kegelapan masyarakat terhadap pemahaman keagamaan, dimana masyarakat yang dahulunya adalah masyarakat Paganisme penyembah 17 Merupakan kesimpulan Penulis dari hasil wawancara penulis denganBapak Herman Nasution, Tokoh Masyarakat Lembah Sorik Marapi, di kelurahan Pasar Maga, tgl 18 April 2011 : Jam 17.00 Serta jawaban wawancara, dengan Camat Lembah Sorik Marapi saat ditayakan, Bagaimana Kultur Masyarakat Mandailing, dan orientasi politik masyarakatnya, serta Bagaimana konsep kekerabatan dalam masyarakat Mandailing, Universitas Sumatera Utara berhala dengan penguasaan tetara padri di zaman bonjol ini, mampu menanamkan agama Islam di daerah tapanuli bagian selatan sekarang. Sedangkan di tanah batak utara, zaman bonjol hanyalah di ingat sebagai pembawa malapetaka besar karena gagal menanamkan agama islam. Peristiwa ekspansi tentara padri di tanah batak selatan terjadi antara 1816-1833 dan di tanah toba berkisar antara tahun 1818- 1820. 18 Perubahanpun banyak terjadi pasca masuknya Islam di tengah masyarakat dimana sebelumnya ajaran Animisme dan Dinamisme, yang ada dalam masyarakat seperti ritual menangisi mayat sampai satu minggu, bahkan sampai seseorang di bayar untuk menangisi mayat tersebut, begitu datangnya Islam maka tradisi ini di ubah sesuai dengan ajaran Islam, yaitu dengan menyegerakan mayat untuk dikuburkan, selain itu masyarakat pun datang untuk mendoakan si mayit dan berbondong-bondong ke pemakaman Selanjutnya Islam dalam penyebarannya di tengah masyarakat Lembah Sorik Marapi khususnya , ataupun masyarakat Mandailing secara umum dimotori oleh para tuan guru di masing-masing Kampung, seperti Tuan Syech Musthafa Husyen pendiri pondok Pesantren Musthafawiyah, atau Tuan Syech Junaid Tolaq, pendiri pondok pesantren di Kampung Lamo, dan beberapa guru besar Islam lainnya di tanah Mandailing yang memberikan pemahaman Tauhid kepada Masyarakat. Dalam perkembangannya selanjutnya, pesantren Musthafawiyah memainkan peran yang begitu besar dalam proses pembelajaran, dan pemahaman agama terhadap masyarakat Mandailing sebagai pesantren pertama yang berdiri di tanah Mandailing ataupun biasa juga di sebut sebagai “tano gordang sambilan” sejak tahun 1912 oleh Syech Musthafa Husyen. Pada awalnya Syech Mushafa Husyein, adalah seorang guru agama yang memberikan padangan tetang Nilai-nilai ketauhidan di tengah-tengah masyarakat, beliau adalah seorang tokoh yang memiliki andil besar di dalam meretas kepercayaan “Anisme dan Dinamisme” masyarakat Mandailing, selanjutnya mendirikan Pondok Pesantren Musthafawiyah di desa Purba Baru. 18 Mangaraja Onggang Parlindungan, Tuanku Rao, Jakarta, Tanjung Pengharapan, 1962, 71-75 Universitas Sumatera Utara Secara harfiah, kata Musthafawiyah nama pondok pesantren yang didirikan oleh Tuan Syech Musthafa Husein, bisa diartikan sebagai “Pengikut Mustafa“, yang mana pada proses selanjutnya Mustafawiyah menjadi media sosialisasi perkembangan Islam, dan sarana pendidikan kepada masyarakat Mandailing, hingga sekarang ini para lulusannya telah menjadi ustad ataupun pemuka agama di setiap kampung di Mandailing Natal. Hingga sekarang ini, di era pimpinan Ustad Bakrie, jumlah santri pondok pesantren Musthafawiyah adalah 7200, yang bukan hanya berasal dari daerah Mandailing Natal, melainkan dari Sumatera-jawa. Jumlah Santri Mustafawiyah pernah yang menyetuh angka 12.000 orang, tetapi mengalami penurunan saat ini, dikarenakan memang sudah berkembangnya pesatnya pendirian pondok pesantren di setiap kecamatan bahkan kampung-kampung di Mandailing Natal. Seperti Pesantren Royhanul Jannah di Pasar Maga yang berjarak 6 km dari Mustafawiyah. Selanjutnya pendidikan pondok pesantren di Mandailing Natal menjadi salah satu pilihan pendidikan bagi masyarakat, khususnya di Kecamatan Lembah Sorik Marapi. Hal ini muncul karena dukungan luas dari masyarakat Mandailing Natal, yang dikenal religius dalam setiap tindakan berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya, dan banyaknya orang tua murid, yang menitipkan anaknya bersekolah di pesantren, dengan harapan, mendapatkan anak yang sholeh, selamat dunia akhirat disamping ada faktor biaya pendidikan yang dirasa lebih murah, apabila bersekolah di pondok pesantren. 19 Kebiasaan masyarakat Mandailing dalam konteks ke Islam dapat dilihat dari nilai-nilai keislaman ini tercermin dalam norma-norma sosial masyarakat Mandailing yang disebut dengan “Siriaon” Kebahagiaan ataupun sering di identikkan dengan pesta pernikahan, dan Siluluton kemalangan yang di identikkan dengan kematiaan seseorang. Dimana dalam kebiasaan, masyarakat berkumpul bersama dan mengatur segala kebutuhan acara sejak dari awal hingga selesainya, acara itu dengan menjunjung tinggi kebersamaan dan bermusyawarah Martahi, sehingga nilai-nilai kekeluargaan terasa begitu kental, tanpa memperhitungkan nilai materi dan disinilah terlihat pembagiaan kerja dalam 19 Merupakan Kesimpulan hasil wawancara penulis , dengan pengasuh pondok pesantren Mushatafawiyah Ustad Ardawili Nasution, Saat ditayakan Bagaimana pandanganya tentang nilai ke islaman, yang tertanam di dadalam pemahaman masyarakat Mandailing, serta Bagaimana proses pendidikan pesantren di tengah masyarakat, serta kesimpulan hasil wawancara penulis, dengan pimpinan pesantren Royhanul Jannah, Tuan Royhan di Kelurahan Pasar Maga, Kecamatan Lembah Sorik Marapi, tanggal 21 April 2011. Jam 13.00. Saat ditanyakan tentang Bagaimana Sejarah Islam di tengah Masyarakat Mandailing, dan Bagaimana peran pesantren dalam memberikan bimbingan kepada masyarakat. Universitas Sumatera Utara konteks Dalihan Natolu. Artinya adat istiadat berbaur dalam nilai keagamaan dalam konteks sosial kemasyarakatan.

2.2.6 Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah suatu indikator, untuk melihat apakah dari suatu daerah itu memiliki potensi SDM yang tinggi ataukah sebaliknya memiliki sumber daya manusia yang sangat rendah. Karena keberhasilan pembangunan di suatu daerah dapat dilihat dari SDM, selain itu tingkat rasionalitas sseseorang dalam memberikan pilihan politik, juga ditentukan dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya. Apabila dilihat dari tingkat pendidikan masyarakatnya maka data-data tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Tabel 6 No Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase 1 Belum Sekolah usia 0- 5 tahun 1351 I455 2806 15,8 2 Tidak tamat SD 67 98 165 0,9 3 Sekolah SD 1182 985 2167 12,2 4 Tidak pernah Sekolah 17 21 38 0,2 5 Tamat SD 48 29 77 0,4 6 Sekolah SMPSederajat 2123 1944 4067 23 7 Tidak tamat SMP 434 481 915 5,18 8 Tamatan SMPSederajat 568 1117 1585 9 9 Sekolah SMASederajat 963 855 1818 10,2 10 Tidak tamat SMA 327 329 656 3,7 11 Tamatan SMA 1133 957 2090 11,8 12 Mahasiswa 275 246 521 2,9 13 Tamatan D-3 142 215 357 2 14 Sarjanatamatan perguruan tinggi 287 199 486 2,7 Jumlah 8917 8831 17748 100 Sumber Data : Kecamatan Lembah Sorik Marapi dalam Angka

2.3 Sarana dan Prasarana

Universitas Sumatera Utara Sarana dan prasarana di satu daerah dapat dikategorikan sebagai tolak ukur kemajuan suatu daerah, karena dengan sarana dan prasarana yang memadai maka perkembangan masyarakat dapat terjadi, baik pola pikir, pemahaman keagamaan, perekonomian, serta nilai-nilai sosial budaya.

2.3.1 Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan menjadi salah satu perasyarat mutlak bagi kemajuan masyarakat di setiap daerah. Pola pikir dan kemampuan masyarakat dalam beraktualisasi dengan lingkungan sekitarnya, serta kemapuan dalam menghadapi tantangan zaman tentunya sangat di pengaruhi oleh adanya lembaga pendidikan yang baik, ditengah masyarakat. Adapun sarana pendidikan yang ada di setiap desakelurahan Kecamatan Lembah Sorik Marapi adalah sebagai berikut : Tabel 7 No DesaKelurahan SD SMP SMA Sederajat Pondok Pesantrten 1 Pasar Maga 1 1 - Royhanul Jannbah 2 Purba Baru 1 - - Mustafawiyah 3 Sian Tona 2 - - - 4 Purba Lamo 1 - - - 5 Bagun Purba 1 - - - 6 Aek Marian Maga 2 - SMK Pertanian - 7 Maga Dolok 1 - - - 8 Maga Lombang 2 - - - 9 Pangkat 1 - - - Jumlah 11 1 1 2 Sumber Data :Cabdis Pendidikan Kecamatan Lembah Sorik Marapi

2.3.2 Sarana Peribadahan

Universitas Sumatera Utara Sarana Peribadahan, menjadi alat mendekatkan mayarakat kepada nilai-nilai luhur keagamaan, yang mengajarkan kebaikan sehingga memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. Adapun Sarana Peribadahan yang terdapat di Kecamatan Lembah Sorik Marapi adalah: Tabel 8 No. DesaKelurahan Sarana Ibadah Jumlah Mesjid Surau Gereja Kuil Vihara 1. Pasar Maga 2 8 - - - 10 2. Purba Baru 2 12 - - - 14 3. Sian Tona 1 3 - - - 4 4. Purba Lamo 1 4 - - - 5 5. Bangun Purba 2 5 - - - 7 6. Aek Marian MG 2 5 - - - 7 7. Maga Dolok 1 5 - - - 6 8. Maga Lombang 2 10 - - - 12 9. Pangkat 1 3 - - - 4 Jumlah 14 55 - - - 69 Sarana dan prasarana lainnya 1. PUSKESMAS terdapat di kelurahan Pasar Maga 2. POSYANDU terdapat di setiap desa dan kelurahan 3. Pemancar Televisi TVRI, di kelurahan Pasar Maga 4. Irigasi - Aek Roburan di desa Maga Lombang - Paya Bulan di kelurahan Pasar Maga Sumber data : Kecamatan Lembah Sork Marapi dalam Angka

2.4. Organisasi Sosial Masyarakat

Keberadaan organisasi sosial masyarakat, memberikan gambaran bagaimana masyarakat berintraksi dalam sebuah wadah organisasi sosial masyarakat, yang didalamnya Universitas Sumatera Utara terdapat ruang dialog yang terbuka antar masyarakat, yang menjadi wadah dalam membicarakan hal-hal yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Adapun organisasi sosial yang terdapat dikecamatan Lembah Sorik Marapi adalah : 1. Badan Permusyawaratan Desa yang terdapat di setiap desakelurahan di kecamatan Lembah Sorik Marapi. Dimana anggota BPD ini berjumlah 45 orang yang bertujuan untuk menggalang aspirasi masyarakat di tingkat desa hingga kecamatan. Keanggotaan BPD ini langsung dipilih melalui permusyawaratan desa. 2. Koperasi Unit Desa KUD, dimana KUD ini berfungsi sebagai penyalur benih padi dan pupuk bagi petani yang menjadi mayoritas pekerjaan masyarakat di kecamatan Lembah Sorik Marapi. KUD ini dipimpin oleh seorang ketua, satu orang sekretaris dan tiga orang anggota. KUD di kecamatan Lembah Sorik Marapi ada dibeberapa desa dan kelurahan yakni desa Purba Lamo, Sian Tona dan kelurahan Pasar Maga. 3. Serikat Tolong-Menolong STM, sebagai organisasi yang membantu apabila terjadi kemalangan di tengah-tengah masyarakat. Adapun STM di kecamatan Lembah Sorik Marapi, berjumlah 12. Pada dasarnya di setiap desa terdapat satu STM kecuali kelurahan Pasar Maga yang terdapat dua STM dan di desa Maga Lombang juga terdapat dua STM. 4. Majelis Taklim pengajian mingguan bagi kaum bapak dan ibu di setiap desa dan kelurahan di kecamatan Lembah Sorik Marapi, ada Sembilan Majlis Taklim, sesuai dengan jumlah desa dan kelurahan yang ada di kecamatan Lembah Sorik Marapi. 5. Organisasi Naposo Nauli Bulung NNB yakni organisasi kepemudaan di setiap desa dan kelurahan, dimana organisasi ini berperan aktif dalam setiap hajatan yang terjadi di setiap desa dan kelurahan seperti pemasangan gapura pada perayaan HUT RI, menjadi pelaksanaan di setiap perayaan hari-hari besar keagamaan, berperan dalam membantu suksesnya acara pernikahan, serta membantu prosesi pemakaman menggali kubur. Ini adalah bentuk nilai kekeluargaan yang masih terdapat di masyarakat Lembah Sorik Marapi. 20 20 Hasil wawancara penulis dengan camat Lembah Sorik Marapi, saat ditanyakan Bagaimana organisasi sosial yang ada di masyarakat, dan pelaksanannya di tengah masyarakat Universitas Sumatera Utara

2.5 Organisasi politik

Organisasi politik di tingkat kecamatan tentu saja berperan sebagai sarana pendidikan politik bagi masyarakat desa. Ini juga menunjukan proses komunikasi politik, pengkaderan, sosialisasi politik suatu partai politik sampai di tingkat masyarakat akar rumput grass roots. Ini menunjukkan bagaimana pola pemenangan setiap partai politik dalam membangun mesin politik, dengan demikian terbukalah keran bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya. Adapun kepengurusan partai di kecamatan Lembah Sorik Marapi adalah : 1. Pengurus partai Golongan Karya kecamatan Lembah Sorik Marapi. Pengurus desa partai Golkar ada di setiap desakelurahan yang di sebut dengan Pengurus Desa PD. 2. Pengurus Partai Persatuan Pembangunan PPP. Pengurus PPP di tingkat kecamatan di sebut DPC Nama-nama LurahKepala desa di Kecamatan Lembah Sorik Marapi. Tabel 9 No. DesaKelurahan LurahKepala Desa 1. Pasar Maga Mhd. Nasir Nasution 2. Purba Baru Abdul Hakim Lbs 3. Sian Tona Kaslim 4. Purba Lamo Masir Batubara 5. Bangun Purba Abd. Wahid Batubara 6. Aek Marian MG M. Ali Rofi’i 7. Maga Dolok Mhd. Nurdin 8. Maga Lombang Topotan Nasution 9. Pangkat Salimun Sumber: Kecamatan Lembah Sorik Marapi dalam Angka. Universitas Sumatera Utara Silsilah Nama Camat yang memimpin Kecamatan Lembah Sorik Marapi, dan periodeisasinya Tabel 10 No. Nama Periode 1. Drs. Lis Mulyadi Nst 2002-2004 2. Zulfan Hsb, SH 2004-2004 3. H.M. Yunan Batubara, S.Sos 2004-2006 4. Faizal 2006-2008 5. Drs. Alwinur Lubis 2008-2011 6. Khairul Anwar, A.P 2011-sekarang Sumber Data: Badan Pusat Statistik Kab. Mandailing Natal Kec. Lembah Sorik Marapi Dalam Angka 2009

2.6 Sejarah Masyarakat Mandailing

Masyarakat kecamatan Lembah Sorik Marapi, yang menjadi daerah studi kasus penulis dalam melakukan penelitiannya ,adalah bagian dari etnis Mandailing, maka dengan kondisi masyarakat seperti ini penulis ingin melihat sejarah keberadaan masyarakat Mandailing dan identitas sosial yang ada didalamnya, sebagai bentuk dari pendekatan etnografi dari penulisan skripsi ini. Mandailing adalah komunitas masyarakat yang telah ada sejak zaman dahulu ,ada berbagai fakta yang membuktikan hal itu. Dimana Empu Prapanca sejarawan Majapahit yang menulis buku Negarakertagama, dalam buku itu beliau menulis secara gamblang bahwa keberadaan mandailing sebagai bagian yang penting di Nusantara. Maka hal itu menunjukkan bahwa mandailing telah lama dikenal di Negara luar. Menurut prof. Pigeud nama-nama wilayah Pane, Mandahilin dan Lwas di dalam negarakertagama pada stanza I syair ke XIII masing-masing adalah pane, mandailing dan padang lawas. 21 Universitas Sumatera Utara Prof. Muhammad Yamin didalam bukunya naskah persiapan UUD 1945, menyebutkan bahwa seluruh wilayah yang disebutkan oleh Empu Prapanca didalam buku negarakertagama adalah wilayah nusantaraIndonesia. Kutipan-kutipan diatas telah memperlihatkan bahwa Mandailing sudah dikenal di Nusantara sejak berabad-abad lalu sebelum kurun negarakertagama ada, karena daerah-daerah lama yang penting dan sudah mapan yang mungkin dicatat oleh Empu Prapanca. Kabupaten Mandailing Natal yang di diami mayoritas etnis Mandailing adalah daerah yang menjadi penyangga antara dua komunitas yang berbeda sistem kekerabatannya, yaitu batak toba di Tapanuli Utara yang menganut sistem patrilineal garis keturunan laki- laki, dan Minangkabau yang menganut sistem matrilineal garis keturunan perempuan di Sumatera Barat. Sebagai penyangga dua kebudayaan yang ada orang Mandailing mengalami proses akulturasi budaya dari kedua komunitas ini. Melalui kontak budaya yang intensif itu mereka dapat memperkaya budi pekerti mereka, antara lain berupa kepribadian yang menonjolkan kelugasan dan ketegaran dari utara dan kecerdikan dari selatan. 22 Selanjutnya, ada satu identitas masyarakat yang tidak terlepas dari adat istiadat masyarakat Mandailing sejak zaman dulu, bernama Markoum Marsisolkot. Markoum artinya berkaum kerabat dengan orang yang berlain marga, sedangkan Marsisolkot artinya mendekatkan yang sudah dekat atau kasih mengasihi diantara satu klan atau marga.

2.7 Kebudayaan Masyarakat Mandailing

Secara harfiahnya, kebudayaan merupakan keseluruhan sistem ,tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat dengan proses pemahaman, dengan demikian dapat dipahami bahwa keseluruhan tindakan manusia adalah kebudayaan karna 21 Mhd. Arbain Lubis, Sejarah Marga-marga Asli di Mandailing. DEPDIKBUD Prov. SUMUT. Medan. 1992. Hal 11- 27 22 Basyral Hamidy Harahap. Madina yang Madani. Penerbit PEMDA kab. Madina, Panyabungan. 2004: Hal 124-151 Universitas Sumatera Utara hanya sedikit tindakan manusia yang dilakukan tanpa proses pemahaman , seperti tidakan yang berasal dari rasa naluriah, atau refleks. 23 Talcott Parsson, dalam teori tindakan theory of action, memberi pandangan bahwa kebudayaan adalah satu sistem dari ide-ide dan konsep-konsep sebagai satu tindakan dari aktivitas manusia yang berpola, maka dirumuskan kedalam 3 hal yakni: 1. Wujud Kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, serta norma-norma peraturan 2. Wujud Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat 3. Wujud Kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia. Pada tahap yang paling tinggi, kebudayaan dihayati sebagai sistem kognitif berupa suatu kerangka pengetahuan dan keyakinan yang memberikan pedoman bagi orientasi orang yang hidup dalam budaya itu. Demikian kata Ignes Kleden Kleden ,1986, yang selanjutnya mengatakan bahwa kebudayaan adalah pengetahuan kognitif, yang menentukan persepsi dan defenisi yang diberikan oleh penganut kebudayaan tersebut terhadap realitas. Selanjutnya kebudayaan merupakan sumber pertama untuk pandangan hidup, yang memungkinkan seseorang berperilaku dalam kehidupannya sesuai dengan persepsi yang dimilikinya, dan memahami kebudayaan itu sebagai suatu nilai yang beraturan dan bermakna kosmologi. Maka dalam konteks ini, masyarakat Mandailing sebagai objek kajian peneliti memiliki cara pandang yang berasal dari nilai-nilai luhur yang sudah ada dan berkembang sejak awal mula sejarah berdirinya masyarakat Mandailing, sebagai suatu identitas masyarakat yang berbudaya hingga kondisi kekinian. Budaya masyarakat Mandailing itu tercermin dari satu kesatuan nilai yang berasal dari filosofi Dalian Na Tolu, yang merupakan simbolis kebudayaan yang tercermin dalam kebiasaan adat-istiadat yang berasal dari hubungan kompleks di dalam interaksi masyarakat, dengan kedekatan hubungan kekerabatan yang di milikinya, atau disebut dengan Markoum Marsisolkot. 23 Basyarah Hamidi harahap,Hotman M. Siahaan, Orientasi Nilai-nilai Budaya Batak, Jakarta, Sanggar Willem Iskandar, 1987: hal 97 Universitas Sumatera Utara Nilai dasar Dalian Natolu, adalah keseimbangan, kepatuhan, motivasi hidup, cara pandang yang menentukan sikap dan perilaku seorang individu, serta kondisi yang menempatkan kesetaraan bagi setiap individu dalam satu komunitas masyarakat masyarakat komunal , yang tidak melihat konteks material atau ekonomi menjadi alat stratifikasi sosial. Refleksi dari konsepsi Dalian Natolu , dapat di lihat dari tekstur bangunan rumah adat Mandailing, beserta ukiran-ukiran yang ada di dalamnya. Bila diperhatikan hiasan- hiasan rumah adat dari daerah Mandailing, maka pada bagian atasnya akan terukir 13 macam lambang dalam figura segi tiga sama sisi yang disebut dengan Bindu Matogu. Semua lambang-lambang tersebut mempunyai arti dan makna tersendiri, sebagai figura yang melingkari semua lambang-lambang tersebut adalah melambangkan adat-istiadat Markoum Marsisolkot. Maksudnya terdiri dari 3 kelompok yang berlainan marga rangkul-merangkul dan harus bersatu padu menjadi satu. Ketiga komponen kelompok yang berlainan marga itu disebut sebagai, Mora, Kahanggi, dan Anak Boru, dengan nama lainnya Dalian Na Tolu. Maka konsepsi adat-istiadat Markoum Marsisolkot ini , diterjemahkan dalam konsepsi nilai Dalihan Natolu”. Dalihan artinya batu tungku sedangkan Natolu artinya yang tiga. Maksud dari pemahaman ini adalah persaudaraan itu diumpamakan seperti tungku yang memiliki tiga kaki yang saling melengkapi , dan apabila salah satu diantaranya tidak ada maka tungku itu tidak akan berdiri dengan baik atau ketiga komponen ini harus saling melengkapi. 24 Dengan memahami konsepsi ini dalam realitas kehidupan masyarakat Mandailing maka pemahaman Dalian Natolu dapat dikatakan adalah penyangga kehidupan keseluruhan tatanan kebudayaan masyarakat Mandailing. Disaat Dalian Natolu, adalah satu nilai yang diadopsi dalam pemahaman masyarakat Mandailing maka ini adalah satu sistem,maka secara fungsional nilai ini harus mampu beradaptasi, mencapai tujuan memelihara pola dan mempertahankan kesatuannya, hal ini harus dimiliki tentunya untuk mencapai satu keseimbangan. Maka keseimbangan dalam konsepsi nilai ini dapat dilihat dalam satu untaian kata yang pengaplikasian nilai Dalian na tolu, yakni “Hormat Mar Mora, Domu Mar 24 Ibid: hal 23 Universitas Sumatera Utara Kahanggi, Elek Maranak Boru”, yang diartikan hormat kepada kelompok Mora, erat bersaudara, santun kepada barisan Anak Boru. Adapun pengertian dari Mora, Kahanggi, Anak Boru adalah: 1. MORA Yang dikatakan komponen Mora adalah, dari kelompok tempat pengambilan anak gadis tulang dalam perkawinan atau orang tua serta saudara-saudara dari pihak istri selain itu, sebutan Mora juga diberikan kepada saudara laki-laki satu marga bagi seorang perempuan. 2. KAHANGGI Yang dikatakan komponen Kahanggi yaitu kita sendiri dengan saudara-saudara, kita baik yang sekandung maupun tidak, atau kelompok yang memiliki marga yang sama, ataupun disebut juga dengan Dongan Sabutuha . Kahanggi dalam adat Mandailing, adalah ahli waris selain anak bagi setiap orang Mandailing. 3. ANAK BORU Yang dikatakan komponen Anak Boru, yaitu tempat pemberian anak-anak gadis Babere bersama orang tua dan saudara-saudaranya. Anak Boru juga berlaku kepada saudara perempuan dalam satu marga. Secara lebih luas seorang Mora dianggap sebagai figur yang mengisyaratkan fungsi sebagai pengayom, bagi anak borunya, KahanggiDongan Sabutuha mengisyaratkan kebersamaan untuk menanggung susah dan senang, ringan sama di jingjing, berat sama dipikul, sedangkan Anak Boru mengisyaratkan untuk melakukan segala pengorbanan kepada Mora . 25 Perumpamaan nilai sikap ini dapat tercermin di dalam satu untai kata dalam Bahasa Mandailing yang dapat ditauladani yakni istilah , “Ditoru tangan Mangido”, yang artinya 25 Ibid : hal 53-54 Universitas Sumatera Utara dibawah tangan meminta, dan Toruk Ni Roha ,yang artinya merendah diri. Ini menjadi sikap yang menjadi norma hidup masyarakat , serta cara pandang untuk mencapai tujuan hidup sebagai bangsa yang berbudaya

2.8 Pemerintahan Adat Mandailing

Dalam pemerintahan adat yang dipahami dalam budaya Mandailing, adalah menempatkan Raja adat, sebagai pemimpin masyarakat, seorang yang dihormati ditengah masyarakat bersama dengan keluarga dan keturunanya , yang kemudian disebut Parbagas Godang. Walaupun demikian, Raja dalam hal ini bukanlah Raja dalam pemahaman biasa, yakni seorang Raja yang hidup di dalam istana yang megah, atau dalam kekuasaan politik pada umumnya. Tetapi merupakan sesorang pemimpin bagi masyarakatnya, dengan sosok dan karakter yang berwibawa baik, layaknya sosok pengayom dengan kharisma yang dimilikinya, sehingga menjadi panutan bagi masyarakat. Dimana dalam kesehariannya Raja Adat yang diartikan sebagai simbol kebesaran dan penghormatan terhadap adat, maka oleh sebab itu Raja beserta keturunannya menjadi orang yang diutamakan di dalam setiap pesta adat, ataupun proses interaksi di dalam masyarakat Keberadaan Raja yang memiliki pengaruh besar di tengah masyarakat, dengan kekuasaan dan wewenang yang dimilikinya, sering diumpamakan di dalam gagasan budaya yang berbunyi sebagai berikut: “baris-baris ni raja di rura pangaloan, molo marsuru raja ikkon oloan, molo so nioloon tubu hamagoan, ia nioloon dapat pangomoan”. Istilah tersebut dapat diartikan bahwa perintah Raja harus ditaati, karena apabila tidak akan datang bencana, dan apabila ditaati akan memperoleh keuntungan. Kemudian seorang Raja dianggap adalah seorang pribadi yang memiliki keunggulan dibanding dengan masyarakatnya pada umumnya. Sebagaimana dapat dideskripsikan sebagai “Sahala Harajaon, Sahala Hasangapon, Habolonan, Hamoraon, Partamueon, Habisuhon, Partahi-tahi parhata-hata, Hagabeon, Hadatuon”. Di dalam pengertiannya, seorang Raja yang memiliki Sahala Raja adalah seorang yang memiliki, kehormatan, kebesaran, kekayaan, keramahan, kecerdikan, diplomasi kemampuan Universitas Sumatera Utara berbicara, kejayaan, kekuatan mistis yang mengandung kesaktian, maka dapat disimpulkan dalam pandangan ini bahwa seorang Raja adalah pribadi yang terpilih. Kondisi pemerintahan adat oleh seorang Raja, tentu saja tidak lagi seperti kondisi zaman sebelum kemerdekaan di tanah Mandailing, dimana Raja secara legitimasi mampu menentukan arah kebijakan terhadap masyarakat, tetapi sudah mengalami pergeseran nilai, walaupun jejaknya masih saja ada hingga saat ini. Penghormatan terhadap Raja pada dasarnya merupakan suatu etika dalam masyarakat adat, hal ini tentu saja masih terjadi karena pada dasarnya budaya yang berasal dari leluhur sesungguhnya tidak dapat diubah. Maka di dalam konteks ini, dapat dipahami bahwa keberadaan konsep pemerintahan adat, merupakan representasi konsep pemerintahan yang oleh Marx Webber disebut biroraksi patrimonial, yaitu kondisi birokrasi pemerintahan yang tidak didasarkan pada organisasi legal-rasional serta impersonal, melainkan suatu tradisional yang dilandasi pada unsur-unsur tradisional dan Nepotisme. Selanjutnya ikatan keturunan dalam satu Marga, yang mendiami satu wilayah atau dalam istilah Mandailing disebut “Huta”, menjadi hal yang teramat penting dalam keberlangsungan pemerintahan adat, karena konsep Huta sebagai satu wilayah kerajaan adat, merupakan bentuk pengorganisasian seluruh totalitas kehidupan bermasyarakat, yang mengatur sumber daya ekonomis, sosial dan politik, sebagai kesatuan masyarakat yang ada mendiami suatu wilayah tertentu. Walaupun secara administrasi pemerintahan saat ini, ada seorang Kepala Desa yang menjadi pemimpin legal formal masyarakat desa, tetapi kepemimpinan Kerajaan adat merupakan hal yang terpisah dari kewenangan birokrasi yang ada. Karena merupakan simbolis kekuasaan adat-istiadat 26 Dalam masyarakat Mandailing sendiri, ada tiga besar klan marga yang terbesar di tanah Mandailing yakni Nasution, Lubis dan Rangkuti. Walaupun masih ada lima marga lainnya yang berasal dari tanah Mandailing yakni Parinduri, Batubara, Matondang, Daulay dan Pulungan. 26 Ibid hal. 103-109 Universitas Sumatera Utara Dimana dalam kekuasaan adat Mandailing, terdapat dua daerah besar, yang membedakan Mandailing. Yakni Mandailing Godang yang dipimpin oleh Raja bermarga Nasution, dan Mandailing Julu, dipimpin oleh Raja bermarga Lubis. Daerah penelitian penulis sendiri masuk kedalam wilayah kerajaan Sorik Marapi, yang diambil dari nama gunung aktif yang ada di daerah itu. Dimana wilayahnya meliputi 17 Luat atau kampung, yang pada kondisi saat ini secara administrasi pemerintahan, wilayahnya meliputi di dua kecamatan, yakni Kec. Lembah Sorik Marapi, dan Kec Puncak Sorik Marapi. Secara lebih rinci daerah yang menjadi pusat kerajaan di tanah Mandailing yang memiliki bagas godang, bersama marga yang menjadi Raja di daerah tersebut adalah sebagai berikut: Onderafdeling Mandailing Kotanopan 1. Panyabungan Tonga Nasution 2. Gunung Tua Nasution 3. Pidoli Dolok Nasution 4. Panyabungan Julu Nasution 5. Huta Siantar Nasution 6. Gunung Baringin Nasution 7. Maga Nasution 8. Tambangan Lubis 9. Kota Nopan Lubis 10. Manambin Lubis 11. Tamiang Lubis 12. Ulu Pungkut Lubis 13. Pakantan Dolok Lubis 14. Pakantan Lombang Lubis 27 Kemudian dalam kesehariannya, keberadaan keturunan Raja menjadi sangat berpengaruh di tengah masyarakat hingga saat ini, juga disebabkan karena mereka adalah pemilik mayoritas lahan perkebunan, dan persawahan di setiap desa. Maka secara tidak 27 Ibid hal 128 Universitas Sumatera Utara langsung menjadikan masyarakat masih memiliki ketergantungan kepada keturunan raja. Walaupun lama-kelamaan hal ini mengalami pergeseran nilai, yang tentu saja di pengaruhi oleh budaya asing yang masuk ke dalam masyarakat mandailing. 28 Pengaruh besar yang dimiliki oleh seorang figur Raja Adat di tengah masyarakat, juga diamini oleh Camat Lembah Sorik Marapi yang bernama Khairul Anwar A.P. Beliau mengatakan bahwa nilai-nilai adat istiadat masih begitu kental ada di tengah masyarakat Lembah Sorik Marapi, dan seorang Raja Adat masih mendapatkan hati ditengah masyarakat. Sehingga peran Raja Adat serta para Hatobangon cerdik pandai sangat besar di saat melakukan pembinaan masyarakat, karena suara mereka masih didengar oleh masyarakat, dan saran dan pandangan merekalah yang digunakan , apabila terjadi permasalahan ditengah- tengah masyarakat 29 Termasuk di antaranya , mengatasi permasalahan klasik yang terjadi dalam setiap hajatan politik, baik Pemilu ataupun Pemilihan Kepala Daerah yang banyak mengundang permasalahan di tengah masyarakat, karena begitu tingginya tingkat kepentingan yang ada, tidak jarang masyarakat kecil mendapatkan imbas dari kondisi politik ini, karena banyaknya kepentingan para elit, sehingga terkadang mengkondisikan kekuatan massa untuk memperoleh apa yang diinginkannya menjadi legal untuk dilakukan. Melihat kondisi masyarakat Mandailing yang masih memegang teguh prinsip- prinsip adat istiadat, maka dalam bab selanjutnya Penulis akan melihat bagaimana Partai Golkar melakukan pendekatkan kepada masyarakat dari sisi primordial, serta sejauh mana Golkar mampu melihat fenomena ketokohan adat untuk mendulang suara dalam Pemilu 2009 sebagai bentuk dari Strategi Politiknya partai Golkar dalam Pemilu 2009 di Kabupaten Mandailing Natal, khususnya di Kecamatan Lembah Sorik Marapi. 28 Merupakan Hasil kesimpulan wawancara penulis , dengan tokoh Adat Lembah Sorik Marapi, Ali Sutan Pardomuan Nasution SE, Desa Maga Lombang 23 April 2011, Jam 20.00 , saat ditanyakan “ Sejauh mana neksistensi Raja Adat dapat bertahan serta pengaruhnya dtengah masyarakat” 29 Hasil wawancara penulis dengan Camat Lembah Sorik Marapi, saat ditanyakan bagaimana peran tokoh masyarakat baik alim ulama, maupun tokoh adat mempengaruhi pandangan masyarakat. Universitas Sumatera Utara BAB III Analisis Strategi Pemenangan Partai Golkar dalam PEMILU 2009 Sebelum memasuki pembahasan strategi pemenangan Partai Golkar di Mandailing Natal dalam Pemilu 2009, khususnya di kecamatan Lembah Sorik Marapi, penulis ingin menguaraikan sekilas sejarah berdirinya Partai Golkar sebagai partai politik, dan secara khusus bagaimana prosesnya Partai berlambang pohon beringin ini sampai di tengah masyarakat Kabupaten Mandailing Natal. Hingga menjadi partai yang mengakarnya ditengah masyarakat, dengan segala runutan sejarah yang diperoleh oleh penulis, serta berbagi proses politik yang melahirkan Partai Golkar itu sendiri, hingga pada kondisi saat ini menjadi salah satu kekuatan politik terbesar di dalam sejarah perpolitikan Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan menguraikan bagaimana Golkar melakukan skenario strategi pemenangan dalam Pemilu, bersama seluruh instrument dan mesin politik yang dimiliki partai Golkar, dalam agenda pemenangan partai Golkar dalam Pemilu 2009. Mulai dari tahapan proyeksi, eksekusi program pemenangan, sesuai dengan pendekatan kerangka teori dan metodologi penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi ini, lalu terakhir mencantumkan hasil perolehan suara yang diperoleh Partai Golkar, berdasarkan hasil rekapitulasi KPU Mandailing Natal dari Panitia Perhitungan Kecamatan Lembah Sorik Marapi. 3.1 Kelahiran partai Golkar 3.1.1 Sejarah, dan Perjalanan Partai Golkar sebagai suatu kekuatan politik Universitas Sumatera Utara Kelahiran Golkar dimulai dari proses pengorganisasian yang dilakukan secara teraratur sejak tahun 1960 yang dipelopori ABRI khususnya TNI-AD , dan secara eksplisit organisasi Golongan Karya lahir pada tanggal 20 Oktober 1964 dengan nama sekretariat Bersama Golongan Karya Sekber Golkar, dengan tujuan semula untuk mengimbangi dominasi kekusaan politik PKI, dan perlawanan terhadap rongrongan dari PKI beserta ormasnya. Selanjutnya Sekber GOLKAR beranggotakan 61 organisasi fungsional yang kemudian berkembang menjadi 291 organisasi fungsional. Perkembangan yang cukup signifikan ini terjadi karena adanya kesamaan visi di antara masing-masing anggota. Organisasi-organisasi yang terhimpun ke dalam Sekber GOLKAR ini kemudian dikelompokkan berdasarkan kekaryaannya ke dalam 7 tujuh Kelompok Induk Organisasi KINO, yaitu: 1. Koperasi Serbaguna Gotong Royong KOSGORO 2. Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia SOKSI 3. Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong MKGR 4. Organisasi Profesi 5. Ormas Pertahanan Keamanan HANKAM 6. Gerakan Karya Rakyat Indonesia GAKARI 7. Gerakan Pembangunan Maka lahirnya Sekber Golkar yang merupakan wadah bagi golongan fungsionalgolongan karya murni, yang tidak berada dibawah arus pengaruh kekuatan politik tertentu. Jumlah anggota Sekber Golkar ini bertambah dengan pesat, karena golongan fungsional lain yang menjadi anggota Sekber Golkar, dalam Front Nasional menyadari bahwa perjuangan dari organisasi fungsional serta untuk menjaga keutuhan eksistensi Negara kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Perkembangan dari Golkar sendiri sangat ditunjang oleh keberadaan ABRI, yang menyatu ke dalam tubuh Golkar, karena Golkar dipimpin ABRI aktif, dan faktanya tokoh ABRI begitu berpengaruh dalam terbentuknya Institusi ini Golongan Karya kemudian disebut juga sebagai masyarakat kekaryaan, yang terdiri dari golongan fungsional , selanjutnya ada penggolongan keanggotaan yang berasal Universitas Sumatera Utara dari warga Negara Indonesia sesuai dengan pekerjaannya dalam lapangan produksi yang ada yakni: 1. Angkatan BuruhPetani 2. Angkatan Tani,Nelayan 3. Angkatan Pengusaha Nasional 4. Angkatan bersenjata Angkatan Darat, Angkatan laut, Angkatan Laut, Kepolisian, Veteran 5. Angkatan Alim Ulama Pemuka 5 Agama yang di akui di Indonesia 6. Angkatan Proklamasi 7. Angkatan jasa Cendikiawan, guru dan pendidik, seniman ,wartawan, pemuda,wanita dan warga keturunan Dalam perjalanan selanjutnya, kegagalan G-30 S PKI dan terbitnya SUPERSEMAR Surat Perintah Sebelas Maret, kepada Jend.Soeharto untuk mengendalikan keamanan Negara, menjadikan posisi angkatan Darat yang telah mengkosolidasikan Sekber GOLKAR yang didalamnya terdapat golongan fungsional di menjadi sangat stategis. Akhir dari kelumpuhan kekuatan PKI maka dimulailah dominasi GOLKAR dalam perpolitikan tanah air Kondisi perpolitikan pada tahun 1965, yakni setahun sesudah Sekber Golkar lahir, sangat di luar dugaan momentum politik saat itu telah ikut mendorong meroketnya eksistensi Sekber Golkar sebagai wadah alternatif atau pengimbang kekuatan front Nasionalis, menyusul kegagalan G 30SPKI. Maka Sekber Golkar bersama kekuatan Pancasila lainnya merapatkan barisan dan mecanangkan upaya pembaharuan, serta pembangunan di berbagai sektor kehidupan, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Maka pada saat dimulainya pemerintahan Orde baru jadilah Golkar sebagai kekutan terbesar dalam perpolitikan Indonesia, hingga akhirnya partai ini memenangkan secara mutlak seluruh PEMILU yang diadakan pada masa pemerintahan orde baru. 30 30 Drs. P.K Poerwantana, Partai politik di Indonesia, PT Rineka Cipta, Jakarta Hal 81-85 Universitas Sumatera Utara

3.1.2 Hegemoni Golkar dan kebijakan Kristalisasi Partai Politik

Pemilu 1971 menampilkan Golkar sebagai pemenang dan menyapu bersih lawan- lawan politiknya secara nasional, maka hal ini dimanfaatkan oleh Soeharto untuk memperkuat posisi Golkar di parlemen dengan lebih menyederhanakan jumlah partai-partai- partai politik, dengan dalih bahwa Sistem politik dengan menjalankan multipartai, sangat mengganggu jalannya pembangunan di era orde baru. Maka pada 4 maret 1970 terbentuklah kelompok nasionalis yang merupakan gabungan PNI, IPKI, MURBA, PARKINDO dan partai katolik. Tanggal 14 maret 1970 terbentuk kelompok spiritual yang terdiri dari NU, PARMUSI, PSII dan PERTI. Kemudian kelompok nasionalis diberi nama kelompok demokrasi pembangunan, sedangkan kelompok kedua diberi nama kelompok persatuan. Pengelompokan ini kemudian berlanjut dalam pembagian fraksi di DPR dan MPR hasil pemilu 1971, dan keadaan seperti ini tentunya tidak memberi pilihan pada partai-partai politik lainnya untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintahan otoriter Orde baru, maka pada tahun 1973 partai nasionalis yang kemudian disebut kelompok demokrasi pembangunan menjadi partai demokrasi Indonesia pada tanggal 10 januari 1973. Lalu kelompok spiritual yang kemudian menjadi kelompok persatuan, pada tanggal 19 februari 1973 menggabungkan kegiatan politiknya kedalam wadah partai persatuan pembangunan. Selanjutnya tindak lanjut dari isu peleburan partai ini, maka pada tanggal 6 desember 1974 pemerintah orde baru menyampaikan rencana UU partai politik dan Golongan Karya kepada DPR, sebagai aturan hukum peleburan partai politik secara besar- besaran, yang terjadi pertama kalinya dalam sejarah kepartaian Indonesia. Implikasi dari kebijakan itu yakni fusi partai politik, Golkar kemudian menjelma menjadi organisasi politik dengan kekuatan yang tidak bisa di saingi oleh dua kekuatan politik lainnya, sehingga dalam pemilu 1977 Golongan Karya adalah kekuatan politik yang sudah mempunyai identitas, sedangkan kedua partai lainya adalah dua partai baru yang mencoba mempertaruhkan identitasnya untuk menarik masa pendukung dalam pemilu. PPP menangkap isu agama, sebagai satu-satunya pelekat utama bagi partainya. Sasaran utamanya adalah umat Islam dan organisasi-organisasi islam pendukungnya seperti NU, PSII, Muslimin Indonesia dan PERTI. Sasaran lain adalah pemilih rasional yang Universitas Sumatera Utara mengganggap PPP sebagai alternatif pilihan politik bagi masyarakat, serta perwacanaan yang dibangun, bahwa PPP adalah satu-satunya wadah bagi umat Islam. Disisi lain Golkar sangat sadar dengan hal ini, dan dengan kekuatan yang dimilikinya menetralisir isu yang menjadi senjata PPP itu, dengan menyatakan bahwa politik itu adalah urusan duniawi, maka umat islam berhak untuk memilih partai politik sesuai dengan keyakinannya, dan tidak berarti bahwa yang berada dalam barisan Golkar adalah umat islam yang tidak mementingkan Islam. Disisi lain, PDI adalah partai politik yang sangat bersusah payah merumuskan identitas dirinya kepada massa pemilihnya sendiri. PDI yang bercirikan demokrasi Indonesia kebangsaan dan keadilan sosial, mencoba membangun citranya sebagai partai rakyat kecil, walaupun praktis tidak terlalu besar manfaatnya. Hal ini tentunya karena ketidakmampuan partai tersebut untuk merumuskan siapa dirinya, maka diapun tidak mampu menumbuhkan proses identifikasi pemilih dengan dirinya. Golkar sebagai kekuatan politik tidak mampu disaingi oleh dua partai pesaingnya, Golkar dalam Pemilu menjual jargon “politik no pembangunan yes” pada massa pemilihnya. Kemudian, Golkar mengidentifikasi dirinya sebagai golongan yang terdiri dari manusia modern, yang mengusahakan modernisasi dan pembangunan bagi masyarakat. Disamping karena kuatnya pengaruh Golkar ditengah masyarakat, dan ditopang oleh birokrasi dan ABRI yang menjadi landasan kekuatan politik orde baru, maka tak pelak lagi, Golkar menjadi pemenang mutlak dalam setiap pemilu Orde Baru dan menjadi Absolute Majority di parlemen. Kemudian dalam meraih dukungan dari pemilih di seluruh pelosok daerah, Orde baru memberlakukan kebijakan bahwa partai-partai politik hanya bisa menjangkau masyarakat di tingkat kabupaten, yang tentu saja membatasi ruang gerak partai pesaingnya. Di sisi lain karena Golkar dianggap bukan partai, maka organisasi ini mampu dengan leluasa melakukan pengorganisiran massa hingga ke tingkat grass roud akar rumput, sampai ke tingkat desa dan kelurahan. Kebijakan lain untuk strategi mendapatkan pemilih mengambang, dilakukan dengan mengasingkan para pemimpin partai PPP dan PDI dari pengikut mereka, yang memiliki akar-akar historis, dengan tokoh tersebut. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya, ada pembentukan keluarga besar Golongan Karya sebagai jaringan konstituen, yang dibina sejak awal Orde Baru melalui suatu pengaturan informal, yaitu jalur A untuk lingkungan militer, jalur B untuk lingkungan birokrasi dan jalur G untuk lingkungan sipil di luar birokrasi. Pemuka ketiga jalur terebut melakukan fungsi pengendalian terhadap Golkar melalui Dewan Pembina yang mempunyai peran sangat strategis. 31 Serangkaian peraturan pun dikeluarkan pemerintah, seperti peraturan Monoloyalitas yang mewajibkan semua pegawai negeri sipil PNS untuk menyalurkan aspirasi politiknya kepada Golongan Karya Dengan iklim politik yang seperti ini, maka selama rezim orde baru jadilah Golkar dan ABRI, sebagai tulang punggung pemerintahan, dimana semua politik Orde Baru diciptakan, dan kemudian dilaksanakan oleh pimpinan militer dan Golkar, dimana selama puluhan tahun Orde Baru berkuasa, jabatan-jabatan dalam struktur eksekutif, legislatif dan yudikatif, hampir semuanya diduduki oleh kader-kader Golkar Maka dapat dikatakan bahwa, selama periode pemerintahan orde baru dalam fakta politiknya terjadi proses demoktratisasi, tetapi dalam realitasnya hanya menjadi agenda seremonial 5 tahunan sekali, untuk melegitimasi pemerintahan orde baru. Dimana kondisinya, sebelum PEMILU itupun dilaksanakan the rulling party’s, atau partai pemenangnya telah diketahui, karena begitu kuatnya cengkeraman kekuatan politik Golkar ke dalam seluruh sendi kehidupan masyarakat, dan ditunjang oleh kondisi pemerintahan yang otoriter authoritharyan bieuratic selama rezim pemerintah Soeharto, maka tidak dipungkiri lagi dalam masa itu, Golkar menjadi kekuatan politik terbesar dengan infrastruktrur politik yang sangat mumpuni sebagai partai penguasa, 32 tahun pemerintahan orde baru. 32 1. Daftar Nama Ketua Umum DPP Golkar Djuhartono 1964-1969 2. Suprapto Sukowati 1969–1973 3. Amir Moertono 1973–1983 4. Sudharmono 1983–1988 31 Burhanuddin Napitupulu, HARAKIRI POLITIK TOKOH NASIONAL DAN ELITE GOLKAR. RMBOOKS. Jakarta.2007hal 43-48 32 Ibid hal 56-69 Universitas Sumatera Utara 5. Wahono 1988–1993 6. Harmoko 1993–1998 7. Akbar Tandjung 1998–2004 8. Jusuf Kalla 2004–2009 9. Aburizal Bakrie 2009–sekarang

3.1.3 Perkembangan Golkar di Mandailing Natal

Sejarah dan perkembangan Partai Golkar di Madina juga mengalami proses yang sama, yakni kekuatan partai Golkar yang sangat mengakar dan masuk ke dalam pelosok desa di daerah Mandailing. Fenomena politik ini, tentu saja terjadi karna akses yang dimiliki partai Golkar begitu besar hingga ke masyarakat pelosok desa, akibat dari kuatnya cengkaraman pemerintahan orde baru sebagai pemegang kekuasaan, dan tidak berdayanya partai lain pesaing partai Golkar. Sejak Mandailing Natal masih menjadi satu kesatuan dengan daerah Tapanuli Selatan Kabupaten Mandailing Natal dimekarkan tahun 1999, golkar adalah kekuatan politik yang sangat berpengaruh. Beberapa faktor yang menyebabkannya, termasuk karena banyak masyarakat yang meyakini bahwa pembangunan di daerah ini, disebabkan oleh keberadaan Golkar sejak zaman dahulu, sehingga memunculkan pemilih loyalis golkar yang secara turun temurun telah memilih GOLKAR. Eksistensi partai Golkar pun terpelihara dengan baik, karna dipengaruhi oleh dukungan luas para pemimpin adat ataupun tokoh masyarakat setempat, karena para tokoh masyarakat ini memiliki kedekatan dengan kekuasaan atau pun pemerintah saat itu. Mereka ini menjadi sangat berpengaruh di setiap desa, karena Raja-raja adat ini tentunya masih memiliki keterikatan budaya, dan ekonomi dengan masyarakat. Dilihat dari rivalitas politik, pesaing terberat partai Golkar pada setiap hajatan Pemilu, praktis hanya partai yang berbasis Islam ataupun PPP. Hal ini dikarenakan basis Islam tradisional yang begitu melekat kuat di daerah Mandailing, serta ditunjang keberadaan pondok pesantren yang membawa simbol-simbol tradisionalisme Islam. Sehingga di Madina sampai sekarang ini, selain Golkar yang memiliki masa pemelih tradisional, PPP juga tercatat tetap memiliki basis pemilih tradisional Universitas Sumatera Utara Selanjutnya kekuatan politik diluar itu atau PDI, yang membawa pandangan Marhaenisme, dan falsafah Nasionalisme, dengan memunculkan warna Soekarnoisme, kurang bisa diterima masyarakat, karna dianggap kurang melekat dengan budaya masyarakat Mandailing, yang menjungjung tinggi nilai-nilai budaya dan Keislaman yang begitu kental. Bahkan ada asumsi yang menjadi pembenaran bagi sebahagian masyarakat bahwa, PDI ataupun PDI-Perjuangan pada kondisi saat ini adalah basis kekuatan bagi masyarakat diluar Agama Islam, dikarenakan masyarakat melihat bahwa banyak fungsionaris PDI-Perjuangan yang berasal dari Tapanuli bagian Utara yang notabene beragama diluar Islam, sehingga ini mempengaruhi pencitraan PDI ataupun PDI-Perjuangan saat ini ditengah-tengah masyarakat Mandailing secara luas Kejatuhan rezim Orde Baru, pada 1998 dan dimulainya era Reformasi memberikan dampak besar terhadap eksistensi partai Golkar di Mandailing Natal, karna pada Pemilu 1999, untuk pertama kalinya Golkar sejak berakhirnya periode Orde Baru mengalami kekalahan dalam Pemilu. Yakni menjadi partai yang hanya memperoleh suara terbanyak kedua setelah PPP di Mandailing Natal , dan secara nasional juga dikalahkan oleh PDI-Perjuangan, dengan slogan khas partainya, yang mencitrakan diri sebagai partainya “wong cilik” atau yang mewakili rakyat kecil. Hal ini tentu saja di pengaruhi oleh arus bawah yang merubah konstelasi politik tanah air waktu itu, yang menghendaki perubahan secara fundamental terhadap keseluruhan sendi-sendi kehidupan ketatanegaraan Indonesia serta perwacanaan yang di bangun melalui publikasi media, yang seakan-akan menyatakan bahwa Golkar adalah penyebab krisis 1998, maka disitulah Golkar masa-masa kemunduran Golkar, bahkan banyak dijumpai masyarakat yang sengaja menghindari segala sesuatu yang melekat dengan symbol-simbol orde baru, termasuk partai Golkar yang dicitrakan sebagai bagian dan kekuatan politik Orde baru. Kondisi politik pasca Reformasi, disadari memang mengalami perubahan yang sangat signifikan terhadap proses pemenangan suatu partai politik, dimana pertarungan politik lebih terbuka dapat terjadi bagi setiap partai kontestan Pemilu. Dimana setiap partai memiliki peluang untuk memenangkan Pemilu, tergantung bagaimana mesin Partai berjuang untuk mendapatkan suara dari konstituen, hingga meraih kemenangan dalam Pemilu. Tidak ada lagi intervensi yang dilakukan untuk memaksakan pilihan politik tertentu dalam pemilu, ataupun pilihan partai yang sangat terbatas seperti yang terjadi semasa Orde Baru. Universitas Sumatera Utara Maka menyikapi hal itu, partai Golkar pun melakukan metamorfosa melalui program pembaharuan yang dilakukannya, dengan memunculkan wajah baru Golkar, dengan apa di sebut sebagai “paradigma golkar baru”. Penguatan Kader menjadi konsentrasi Partai Golkar, program kerja yang real bagi masyarakat menjadi karya nyata Golkar untuk memperoleh simpatik konstituen. Hal yang sama pun dilakukan oleh seluruh fungsionaris Partai Golkar di Mandailing Natal, yang bahu-membahu sebagai mesin politik partai golkar untuk memenangkan Pemilu di Mandailing Natal Selanjutnya sebagai Partai yang memiliki mesin politik yang cukup kuat, karena sudah sejak lama dibangun, dan pengaruhnya yang masih cukup sentral ditengah masyarakat. Maka dalam Pemilu 2004 Golkar kembali menjadi Partai pemenang Pemilu di Mandailing Natal, sekaligus menjawab kekalahan Golkar pada Pemilu 1999. Kemenangan Golkar pun berlanjut pada Pemilu 2009 Golkar, dimana secara keseluruhan Partai Golkar pun masih menjadi pilihan mayoritas masyarakat Mandailing Natal. walaupun suara yang di peroleh tidak sebesar Pemilu 2004. 33

3.2 Pertarungan Partai politik dalam Pemilu 2009 di Kabupaten Mandailing Natal

Sesuai dengan UU No 2 tahun 2002 tentang Partai Politik, setiap Partai politik kontestan Pemilu dapat mengajukan Calon Anggota Legislatif sebanyak 120 dari jumlah kursi yang ditetapkan oleh KPU di setiap daerah Pemilihan. 34 Maka pertarungan politik dengan dinamikayang cukup tinggi, dengan sendirinya terjadi di Kabupaten Mandailing Natal, dikarenakan setiap partai politik kontestan Pemilihan Umum ingin memenangkan suara terbanyak, dan menjadi partai pemenang Pemilu di Kabupaten Mandailing Natal. Sebagai usaha mewujudkan tujuan partai politiknya masing- masing, karena hanya melalui jalur parlemenlah Partai politik akan mampu mengakselerasi kehendak partainya, serta mengaregasi kepentingan konstituennya di Kabupaten Mandailing Natal. Hal ini tentu saja dimungkinkan, mengingat otoritas yang begitu besar yang dimiliki Institusi Parlemen lewat fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan kepada pemerintah. 33 Jawaban dari Wawancara penulis dengan As.Imran Khaitami di Kantor DPD II Partai Golkar, Panyabungan Mandailing Natal Tanggal 19 April 2011 ,jam 15:00 tentang keberadaan, dan perjalanan Golkar di Mandailing Natal 34 UU Partai politik No. 2 2002, Tentang susunan dan Komposisi Calon Anggota Legislatif dalam Pemilihan Umum Universitas Sumatera Utara Mengingat begitu pentingnya kemenangan dalam Pemilu bagi setiap partai politik kontestan Pemilu, maka dengan sendiri Partai Golkar Mandailing Natal sebagai objek kajian penulis, melakukan berbagai upaya untuk tetap menjadi partai pemenang Pemilu, dengan mencalonkan beberapa Calon Anggota Legislatif dari kader terbaiknya untuk bersaing memperebutkan suara terbanyak pada Pemilu 2009 di Mandailing Natal. Pencaleg kan pun dilakukan melalui serangkaian mekanisme politik, mulai dari proses pendaftaran Anggota Legislatif ke KPU oleh partai politik kontestan Pemilu, verifikasi data secara administratif di KPU dengan melampirkan seluruh persyaratan administratif termasuk ijasah terakhir, surat berkelakuan baik dari kepolisian, lulus tes kesehatan, dsb. Maka bagi Caleg yang memenuhi sarat administratif, baru dapat disahkan sebagai Calon Legislatif melalui surat pengesahan oleh KPUD Mandailing Natal, dan setiap Caleg pun akan memperoleh no Urut Caleg di partainya masing-msing. Pada pemilu 2009 ini sendiri, ada 605 orang Calon Anggota Legislatif yang akan bertarung dalam Pemilu 2009 di Kabupaten Mandailing Natal, yang disahkan oleh KPUD Mandailing Nata melalui surat keputusan No.26542SKKPU-MNX2008. 35 Dengan keluarnya surat Keputusan KPUD Mandailing Natal tersebut, Calon Anggota Legislatif yang berjumlah 605 dianggap sah untuk bertarung melalui kendaraan partainya masing-masing, untuk meraih suara di Pemilu 2009. Guna menduduki komposisi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Mandailing Natal, yang berjumlah sebanyak 40 Kursi. Dari 605 orang Calon Anggota Dewan yang telah disahkan oleh KPUD Mandailing Natal, 34 orang diantaranya adalah Calon Anggota Legislatif dari Partai Golkar. Selanjutnya dari 605 Calon Anggota Legislatif, yang ada ini di bagi ke dalam 5 Daerah Pemilihan DAPIL sesuai dengan pemetaan daerah pemilihan, yang telah dilakukan oleh KPUD Mandailing Natal, bersama dengan jumlah jatah kursi yang ada di setiap daerah pemilihan, dengan Surat Keputusan KPUD Mandailing Natal Adapun Komposisi sebaran Calon Anggota Legislatif dari Partai politik di masing- masing daerah Pemilihan adalah sbb: No.26742SKKPU-MNX2008. Tabel 11 35 Sumber data; KPUD Mandailing Natal Universitas Sumatera Utara No. Partai Politik Sebaran Caleg di setiap Daerah Pemilihan Jlh caleg DP I DP II DP III DP IV DP V 1. Partai Hati Nurani Rakyat HANURA 8 6 7 8 4 33 2 Partai Karya Peduli Bangsa PKPB 2 1 1 2 2 8 3 Partai Pengusaha dah Pekerja Indonesia PPDPI 3 3 4 4 2 16 4 Partai Peduli Rakyat Nasional PPRN 6 3 4 7 6 26 5 Partai Gerakan Indonesia Raya GERINDRA 3 2 4 4 4 17 6 Partai Barisan Nasional BARNAS 6 2 4 4 5 21 7 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia PKPI 3 2 1 4 3 13 8 Partai Keadilan Sejahtera PKS 7 6 10 6 5 34 9. Partai Amanat Nasional PAN 7 5 4 6 6 28 10. Partai Perjuangan Indonesia Baru PIB 3 1 3 2 9 11. Partai Kedaulatan 2 2 1 4 3 12 12. Partai Persatuan Daerah PPD 2 1 1 3 7 13. Partai Kebangkitan Bangsa PKB 6 4 7 6 7 30 14. Partai Pemuda Indonesia PPI 3 2 3 2 10 Universitas Sumatera Utara 15. Partai Nasional Indonesia Marhaenisme PNI-Marhaenisme 16. Partai Demokrasi Pembaharu PDP 1 2 1 2 6 17. Partai Karya Perjuangan 4 5 4 5 5 23 18. Partai Matahari Bangsa PMB 5 5 5 5 5 25 19. Partai Penegak Demokrasi Indonesia PPDI 20 PartaiDemokrasi Kebangsaan PDK 3 2 3 2 2 12 21 Partai Republik Nusantara Partai RepublikaN 5 5 5 4 3 22 22. Partai Pelopor 5 3 5 5 4 22 23. Partai Golongan Karya GOLKAR 6 7 7 8 6 34 24. Partai Persatuan Pembangunan PPP 6 6 7 4 7 30 25. Partai Damai Sejahtera PDS 2 1 3 26. Partai Nasional Banteng Kerakyatan PNBK 1 1 2 4 27. Partai Bulan Bintang PBB 2 1 2 2 2 9 28. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDI-P 3 4 4 5 5 21 29. Partai Bintang Reformasi PBR 4 5 4 4 3 20 30. Partai Patriot 2 2 4 3 2 13 Universitas Sumatera Utara 31. Partai Demokrat 9 9 9 9 9 45 32. Partai Kasih Demokrasi Indonesia PKDI 33. Partai Indonesia Sejahtera PIS 2 2 2 2 2 10 34. Partai Kebangkitan Nasional Ulama PKNU 6 5 5 6 6 28 41 Partai Merdeka 3 2 1 1 7 42 Partai Persatuan Nadhatul Ummah Indonesia PPNUI 3 1 1 2 7 43 Partai Sarikat Indonesia PSI 44 Partai Buruh Jumlah 130 107 119 133 116 605 36 Sumber Data : KPUD Mandailing Natal Selanjutnya, sesuai dengan Surat Keputusan Komisi pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal No.26742SKKPU-MNX2008. Tentang pembagian Daerah Pemilihan di Kabupaten Mandailing, maka sebaran daerah pemilihan di Kabupaten Mandailing Natal, yang dibagi kedalam 5 daerah Pemilihan. 37 Adapun daerah-daerah yang digolongkan ke dalam lima daerah Pemilihan tersebut bersama dengan jumlah desakelurahan Di setiap Kecamatan, jumlah TPS, Jumlah pemilih tetap, sesuai dengan Hasil Pemutakhiran Data yang dilakukan oleh KPUD Madina adalah sbb: Daerah Pemilihan Satu Dapem I, meliputi: 1. Kecamatan Panyabungan dengan 38 DesaKelurahan, 140 TPS, 46.701 pemilih, terdiri dari 22.202 pemilih laki-laki, dan 24.499 pemilih perempuan. 36 Sumber Data ; KPUD Mandailing Natal tentang sebaran Calon Anggota Legislatif dalam Pemilu 2009 37 Sumber Data; KPUD Mandailing Natal tetang pembagian daerah Pemilihan Dapem dalam Pemilihan Umum 2009 di Kabupaten Mandailing Universitas Sumatera Utara 2. Kecamatan Panyabungan Timur dengan 15 DesaKelurahan, 21 TPS, 6.922 pemilih, terdiri dari 3.279 pemilih laki-laki dan 3.713 pemilih perempuan. 3. Kecamatan Panyabungan Barat dengan 10 DesaKelurahan, 17 TPS, 5.546 pemilih, terdiri dari 2.578 pemilih laki-laki dan 2.968 pemilih perempuan. Maka di daerah pemilihan ini terdapat 63 Desa Kelurahan, 178 TPS, 59.239 pemilih, yang terdiri dari 29.059 pemilih laki-laki dan 31.180 pemilih perempuan. Ada 9 kursi yang diperebutkan, oleh 130 Calon Anggota Legislatif Daerah Pemilihan Dua Dapem II , meliputi: 1. Kecamatan Puncak Sorik Marapi dengan 11 DesaKelurahan, 16 TPS, 5.162 pemilih, terdiri dari 2.339 pemilih laki-laki dan 2.823 pemilih perempuan 2. Kecamatan Tambangan dengan 20 DesaKelurahan, 16 TPS, 7.275 pemilih, terdiri dari 3.165 pemilih laki-laki dan 4.110 pemilih perempuan 3. Kecamatan Kotanopan dengan 36 DesaKelurahan, 61 TPS, 16.617 pemilih, terdiri dari 7.694 pemilih laki-laki dan 8.923 pemilih perempuan 4. Kecamatan Ulu Pungkut dengan 13 DesaKelurahan, 14 TPS, 2.923 pemilih, terdiri dari 1.438 pemilih laki-laki dan 1.499 pemilih perempuan 5. Kecamatan Pakantan dengan 8 DesaKelurahan, 8 TPS, 1.398 pemilih, yang terdiri dari 646 pemilih laki-laki dan 752 pemilih perempuan 6. Kecamatan Muara Sipongi dengan 13 DesaKelurahan, 20 TPS, 5.683 pemilih, terdiri dari 2.760 laki-laki dan 2.923 pemilih perempuan Maka di daerah pemilihan ini terdapat 103 Desa Kelurahan, 146 TPS, dengan 39.072 pemilih, terdiri dari 18.042 pemilih laki-laki dan 21.030 pemilih perempuan. Ada 7 jatah Kursi, yang diprebutkan oleh 107 Calon Anggota Legislatif. Daerah Pemilihan 3 Dapem III, meliputi: Universitas Sumatera Utara 1. Kecamatan Batang Natal dengan 31 DesaKelurahan, 50 TPS, 13.318 pemilih, terdiri dari 6.543 pemilih laki-laki dan 6.805 pemilih perempuan 2. Kecamatan Lingga Bayu dengan 18 DesaKelurahan, 41 TPS, 12.600 pemilih, terdiri dari 6.264 pemilih laki-laki dan 6.336 pemilih perempuan 3. Kecamatan Ranto Baek dengan 16 DesaKelurahan, 23 TPS, 6.190 pemilih, terdiri dari 3.073 pemilih laki-laki dan 3.117 pemilih perempuan 4. Kecamatan Panyabungan Selatan dengan 11 DesaKelurahan, 22 TPS, 6.545 pemilih, terdiri dari 3.008 pemilih laki-laki dan 3.537 pemilih perempuan 5. Kecamatan Lembah Sorik Marapi dengan 9 DesaKelurahan, 29 TPS, dengan jumlah pemilih sebanyak 9.841 , terdiri dari 5.064 pemilih laki-laki dan 4.777 pemilih perempuan Maka di daerah pemilihan ini, terdapat 85 DesaKelurahan, 165 TPS, 48.524 pemilih, yang terdiri dari 23.952 pemilih laki-laki dan 24.572 pemilih perempuan. Ada 8 kursi, yang diperebutkan oleh 119 Calon Anggota Legislatif. Daerah Pemilihan IV, meliputi: 1. Kecamatan Siabu dengan 23 DesaKelurahan, 87 TPS, 29.174 pemilih , terdiri dari 13.611 pemilih laki-laki dan 15.563 pemilih perempuan 2. Kecamatan Bukit Malintang dengan11 DesaKelurahan, 20 TPS, 7.191 pemilih, terdiri dari 3.409 pemilih laki-laki dan 3.782 pemilih perempuan 3. Kecamatan Naga Juang dengan 7 DesaKelurahan, 8 TPS, 2.511 pemilih , terdiri dari 1.238 pemilih laki-laki dan 1.273 pemilih perempuan 4. Kecamatan Huta Bargot dengan 13 DesaKelurahan, 14 TPS , 3.710 pemilih, terdiri dari 1.708 pemilih laki-laki dan 2.002 pemilih perempuan 5. Kecamatan Panyabungan Utara dengan 12 DesaKelurahan, 39 TPS, 12.030 pemilih, terdiri dari 5.656 pemilih laki-laki dan 6.374 pemilih perempuan Maka di daerah pemilihan ini ada 66 DesaKelurahan, 168 TPS , 54.616 pemilih, terdiri dari 25.622 pemilih laki-laki dan 28.994 pemilih perempuan. Ada 9 kursi yang diperebutkan, oleh 133 Calon Anggota Legislatif Universitas Sumatera Utara Daerah Pemilihan 5 Dapil V , meliputi: 1. Kecamatan Natal dengan DesaKelurahan 29, 60 TPS, 17.817 pemilih, terdiri dari 9.054 pemilih laki-laki dan 8.763 pemilih perempuan 2. Kecamatan Batahan dengan 18 DesaKelurahan, 4 TPS, 10.738 pemilih , terdiri dari 5.383 Pemilih laki-laki dan 5.355 pemilih perempuan 3. Kecamatan Sinunukan dengan 13 DesaKelurahan, 27 TPS, 9.613 pemilih , terdiri dari 4.967 pemilih laki-laki dan 4.646 pemilih perempuan 4. Kecamatan Muara Batang Gadis dengan 14 DesaKelurahan, 32 TPS, 9.611 pemilih , terdiri dari 5.037 pemilih laki-laki dan 4.574 pemilih perempuan Maka di daerah pemilihan ini ada 74 DesaKelurahan , 158 TPS, 47.779 pemilih terdiri dari 24.441 pemilih laki-laki dan 23.338 pemilih perempuan. Ada 7 Kursi yang diperebutkan, oleh 116 Calon Anggota Legislatif Secara Umum Pemilihan Umum di Kabupaten Mandailing Natal, di ikuti oleh 605 Calon Anggota Legislatif, untuk memperebutkan 40 Kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Mandailing Natal. Ada 5 daerah pemilihan, yang tersebar ke dalam 23 Kabupaten, 391 Desa Kelurahan, dengan 810 TPS. Jumlah pemilih DPT sebanyak 240.230 pemilih, terdiri dari 120.116 pemilih Laki-laki dan 129.114 pemilih perempuan. 3.3 Strategi Politik Partai Golkar Mandailing Natal dalam Pemilu 2009 3.3.1 Defenisi Strategi Politik Dalam menghadapi pertarungan politik antar partai, di dalam Pemilu 2009 tentu saja partai golkar memiliki serangkaian strategi politik bagaimana meraih suara yang signifikan dari konstituen hingga meraih kemenangan di dalam Pemilu. Strategi sendiri adalah turunan dari kata dalambahasa Yunani, stratēgos. Adapun stratēgos dapat diterjemahkan sebagai komandan militer pada zaman demokrasi Athena. Didalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Universitas Sumatera Utara Berbagai program pemenangan, yang dilakukan Golkar dalam memenangkan Pemilu 2009, akan di uraikan serta dianalis penulis, merujuk kepada data-data yang di peroleh penuilis dalam proses penelitian dan merujuk kepada pendekatan teoritis.

3.3.2 Skenario Awal Pemenangan Partai Golkar

Adapun yang dimaksud dengan Skenario awal Pemenangan Partai Golkar, adalah langkah awal yang dilakukan partai Golkar, sebelum melaksanakan strategi politik nya dalam menghadapi pertarungan Pemilu 2009, baik pengkondisian mesin partai, konsolidasi, perencanaan pemenangan, proses komunikasi politik, dsb. Hal-hal yang termasuk skenario awal Partai adalah Penjaringan Bakal Calon Anggota Legislatif Partai Golkar, Penetapan Bakal Calon Anggota Legislatif Partai Golkar, dan proses pendaftaran Calon Anggota Legislatif Golkar ke KPU Mandailing Natal 38

3.3.2.1 Penjaringan Bakal Calon Legislatif partai Golkar

Dalam proses penjaringan ini, merupakan langkah awal yang dilakukan Partai Golkar untuk menentukan Calon Anggota Legislatif partai Golkar pada Pemilu 2009. Dimana partai golkar melakukan penjaringan beberapa kadernya atau pun maupun di luar kader partai Golkar, yang dianggap pantas dan layak untuk duduk mewakili masyarakat Mandailing Natal di parlemen DPRD Kab Mandailing Natal. Proses penjaringan dalam partai golkar didasarkan pada mekanisme dua pintu. Yang dikatakan mekanisme dua pintu, yakni ada dua akses untuk menjadi caleg partai golkar. Pertama caleg yang ditampilkan oleh Partai Golkar adalah kader yang berasal dari internal partai Golkar, dimana kader ini harus memiliki kriteria sebagai seorang pemimpin dan kemampuan untuk bertarung dalam Pemilu yakni sekitar 70 dari komposisi Caleg. Kedua, Caleg partai Golkar berasal dari luar partai Golkar yaitu sekitar 30 dari komposisi Caleg yang ada. Caleg di luar internal atau kader Golkar ini merupakan tokoh- 38 Data-data tentang strategi pemenangan golkar dalam pemilu 2009, terdapat di dalam rencana aksi Partai Golkar dalam pemenangan Pemilu 2009 Mandailing Natal Universitas Sumatera Utara tokoh masyarakat yang dianggap Partai memiliki pengaruh yang sangat kuat ditengah masyarakat sehingga berpeluang besar untuk mendapatkan kursi. Dengan proses ini, dengan sendirinya Golkar memperlihatkan bahwa partai ini sangat terbuka bagi masyarakat untuk berproses dalam kompetisi politik, dengan tampa meninggalkan sisi popularitas, integritas, dan elektabilitas seorang Calon Legislatif dari partai Golkar di tengah-tengah masyarakat.

3.3.2.2 Penetapan Bakal Calon Anggota Legislatif partai Golkar

Penetapan Bakal Calon Anggota Legislatif dari Partai Golkar kabupaten Mandailing Natal, meliputi:

1. Pendaftaran bakal Calon Legislatif

2. Verifikasi bakal Calon Legislatif

3. Penetapan Bakal Calon menjadi Calon Legislatif partai Golkar

4. Penentuan Daerah Pemilihan Calon Legislatif

5. Penetapan nomor Urut Calon Legislatif

Penentuan Daerah Pemilihan seorang calon legislatif dianggap begitu penting dalam proses ini, karena masing-masing caleg yang akan ditampilkan kepada masyarakat, tentu memiliki pengaruh yang berbeda di setiap daerah. Sehingga penempatan seorang Caleg harus memperhitungkan basis dukungan real kepada Caleg tersebut, agar seorang Caleg tidak sia-sia bertarung dalam Pemilu yang tentunya menguras begitu banyak energi, pemikiran, bahkan capital. Maka dengan ketepatan dalam menentukan derah pemilihan, Partai dan Caleg memiliki peluang besar untuk mendapatkan kursi dari pencalonan Caleg tersebut. Maka, oleh sebab itu seorang Caleg harus ditempatkan ke dalam daerah yang diyakini menjadi daerah potensi lumbung suaranya. Dalam hal ini, yang dilakukan Partai Golkar untuk menempatkan kadernya di satu daerah Pemilihan adalah dengan metode survei, yang dilakukan oleh Konsultan Politik Internal Partai Golkar, yang selama ini kredebilitasnya Universitas Sumatera Utara masih sangat diakui dengan perhitungan yang begitu cermat, untuk mengukur peluang partai Golkar. 39

3.3.2.3 Pendaftaran Caleg Partai Golkar ke KPUD Mandailing Natal

Proses pendaftaran Anggota Legislatif Partai Golkar ke KPU, tentunya setelah mendapat surat rekomendasi dari DPD II Partai Golkar Kab. Mandailing Natal, bahwa seorang Caleg adalah kandidat dari partai Golkar, kemudian partai golkarpun melayangkan surat kepada KPUD Kabupaten Mandailing Natal dengan surat keputusan nomor Kep- 09GK-MNIX2008 tertanggal 18 September 2008. 40 Maka 34 Calon Anggota Legislatif dari partai Golkar pun di daftarkan ke Komisi Pemilihan Umum Mandailing Natal, untuk maju, sebagai Caleg dari Partai Golkar dalam Pemilu April 2009.

3.3.3 Pandangan Umum Partai Golkar Mandailing Natal dalam program Pemenangan Pemilu 2009

Dalam kurun waktu yang dianggap tidak terlalu lama dengan Pemilu, Partai Golkar telah melakukan desain program pemenagan dalam Pemilu 2009. Dimana program pemenangan Golkar Mulai dari tahapan penjaringan Calon Anggota Legislatif, konsolidasi Internal, penyusunan program kerja Tim pemenagan, sampai pada proses eksekusi pemilihan Umum yang bertujuan besar untuk memenangkan Calon Anggota Legislatif, yang diusung oleh Partai Golkar Mandailing Natal. Partai Golkar melakukan persiapan sekaligus pergerakan, pemenangan Calon yang melibatkan semua elemen Partai. Mulai dari pengurus DPD Partai Golkar Kabupaten Mandailing Natal, Pengurus Pimpinan Kecamatan, Pengurus DesaKelurahan dan POKKAR Kelompok Kader 39 Merupakan hasil wawancara penulis dengan AS Imran Khaitami , saat ditanya proses penjaringan dan penetapan Calon Anggota Legislatif Partai Golkar 40 Sumber data; Dari DPD II Golkar Madailing Natal dalam pembentukan Rencana Aksi Universitas Sumatera Utara Pengertian Pokkar dalam hal ini adalah upaya peningkatan kualitras kader, yang dilakukan partai golkar dalam menghadapi Pemilu. Proses pengkaderan Pokkar sendiri merupakan produk baru dalam proses strategi pemenangan partai Golkar dalam Pemilu, yang lahir setelah berakhirnya Orde Baru. Tepatnya Pasca Musyawarah Nasional Luar Biasa Golkar 1998, yang dituangkan dalam petujuk pelaksanaan DPP Golkar Nomor: JUTLAK- 4DPPGOLKAR1988, tentang penyelenggaran penyegaran Kader Golkar. Dalam Jutlak itu dinyataan bahwa proses penyegaran partai dari jenjang kader Golkar di tingkat pusat hingga desakelurahan. Dimana proses ini merupakan bagian penting dari proses konsolidasi organisasi dalam menjaga eksistensi Golkar di tengah-tengah situasi politik Indonesia yang dinamis dan kompetitif 41 POKKAR kemudian dalam praktek politiknya, menjadi basis massa real partai yang dibentuk di tengah masyarakat akar rumput, sebagai pemilih loyal partai Golkar di setiap TPS yang ada di masing-masing DesaKelurahan di seluruh Mandailing Natal.Kemudian dalam proses pengkaderan, dan pembinaan kelompok kader lebih dibebankan kepada Anggota Dewan Golkar yang berasal dari daerah pemilihan tertentu, dimana Anggota Dewan inilah yang berperan aktif untuk mengupayakan kebutuhan kelompok kader di masing-masing DesaKelurahan, kemudian pelaksanaan proses pengkaderan ini terus di monitor oleh DPD II Golkar Mandailing Natal, dan dilakukan evaluasi setiap tiga bulan sekali 42 Keberadaan Pengurus Pimpinan Kecamatan, Pengurus Pimpinan Desa ditambah jumlah keluarga yang mengikuti Pemilihan Umum, serta simpatisan Golkar dalam tubuh POKKAR merupakan hitungan modal awal kekuatan Partai Golkar dalam melakukan pengembangan gerakan lebih lanjut, sebagai upaya pemenangan Calon Legislatif yang didukung oleh Partai Golkar. Dalam proyeksi pemenangannya Partai Golkar yang juga melibatkan Organisasi sayap se Kabupaten Mandailing Natal ini, mencanangkan Rencana Aksi action plan, sebagai proyeksi pemenangan Partai Golkar dalam Pemilu 2009. Yang dimaksud dengan Recana Aksi partai golkar adalah program pemenangan yang diadakan secara simultan, berjenjang, dan di evaluasi secara berkala oleh partai Golkar Mandailing Natal. 41 Akbar Tanjung; The Golkar Way, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2007 Hal 116-117 42 Wawancara penulis dengan As Imran Khaitami tentang proses konsolidasi partai golkar dalam strategi pemenangan Partai Golkar dalam Pemilu 2009 Universitas Sumatera Utara Kemudian Rencana Aksi disusun, dan selanjutnya disosialisasikan kepada seluruh pengurus DPD Golkar mulai dari tingkat DPD II Kabupaten, Pimpinan Kecamatan, Pimpinan DesaKelurahan se-Kabupaten Mandailing, agar menjadi pedoman secara umum Natal dalam melaksanakan penggalangan fungsional. Khususnya dalam rangka meraih simpati konstituen, atau masyarakat yang memiliki hak suara dalam Pemilu, Dengan disusunnya rencana aksi partai golkar Kabupaten Mandailing Natal, diharapkan Partai Golkar dapat membangun opini atau pencitraan yang positif, bagi Partai golkar dengan Calon Anggota Legislatif yang diusungnya. Dengan memperlihatkan, serangkaian kegiatan konkrit Partai Golkar, yang menyentuh kebutuhan masyarakat dalam rangka mengantar Kabupaten Mandailing Natal, menuju masyarakat yang sejahtera adil dan makmur. Rencana aksi dalam pergerakan pemenangan Pemilu, dimulai dengan membuat perhitungan matematis terhadap kekuatan yang dimiliki Partai Golkar, yaitu akumulasi jumlah keseluruhan kepengurusan, mulai dari tingkat DPD sampai di tingkat paling bawah. Selanjutnya, Pengurus DPD Partai Golkar Mandailing Natal melakukan konsolidasi total dengan target mengembalikan dan menghimpun kekuatan Partai Golkar di Madina, sekaligus memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa partai Golkar merupakan partai politik yang Mandiri, demokratis, berakar, egaliter, solid, modern dan senantiasa beriorientasi kepada karya kekaryaan. Yang dimaksud dengan karya kekaryaan adalah, bahwa Partai Golkar merupakan Partai yang berorientasi kepada pemberdayaan masyarakat, dan Partai yang konsisten berbuat untuk kemajuan masyarakat Mandailing Natal. Adapun ruang ringkup Rencana aksi partai golkar madina, untuk pemenangan Pemilihan Umum 2009, meliputi seluruh kegiatan konkrit berbentuk aksi simpati, yang bertujuan meningkatkan simpati masyarakat pemilih, secara langsung kepada Partai Golkar dan Calon Anggota Legislatif yang diusungnya Partai Golkar. Aksi simpati yang dimaksud adalah pembinaan opini melalui forum diskusi, temu kader, publikasi intensif, komunikasi massa, serta yang berbentuk komunikasi langsung secara intensif dengan tokoh-tokoh masyarakat, sehingga pada akhirnya akan terbentuklah citra positif bagi Partai Golkar bersama dengan Caleg yang diusungnya. Universitas Sumatera Utara

3.3.4 Kajian Umum Partai Golkar dalam Pemilu 2009

Partai Golkar Mandailing Natal, sebagai salah satu kekuatan politik di Mandailing Natal sudah barang tentu berkepentingan terhadap dinamika politik di daerah ini, yang dalam hal ini berkaitan dengan akan dilangsungkannya Pemilihan Umum 2009. Maka sesuai surat keputusan Dewan Pimpinan daearah II Partai Golongan Karya No.Kep-11GK-MNIX2008 telah berketetapan dan berijtihat politik, untuk memenangkan calon anggota legislatif Partai Golongan Karya Mandailing Natal untuk menjadi anggota dewan perwakilan rakyat daerah DPRD mandailing natal, sekaligus menjadi Partai pemenang Pemilu 2009 Bahwa mencermati kondisi objektif Partai Golkar Mandailing Natal. Sesungguhnya upaya pemenangan calon dimaksud pada pemilu 2009, adalah beban politis dan psikologis partai, mengingat posisi partai golkar Madina sebagai pemenang dalam pemilu legislatif tahun 2004 dan Pemilukada 2005, dan memperhatikan tingkat elektabilitas Caleg partai golkar serta mempertimbangkan kekuatan para kompetitor yaitu, para Calon Anggota Legislatif yang diusung partai politik politik, maka merupakan keniscayaan akan sulitnya perjalanan kedepan. Sehingga dalam menapaki usaha-usaha partai golkar, harus dikelolah secara maksimal dengan memperhatikan segenap unsur-unsur yang mempengaruhi perubahan-perubahan peta kekuatan dari keseluruhan kompetitor pada Pemilihan Umum mandailing natal. Dalam mengemas segenap usaha pemenangan dimaksud, maka partai golkar senantiasa akan tetap konsisten untuk mengawali gerakan-gerakan pemenangan melalui peningkatan, pengamanan dan pemberdayaan segenap potensi kader partai, baik yang tergabung dalam ormas pendiri Trikarya, serta organisasi sayap partai ditambah organisasi kemasyarakatan yang menjalin hubungan khusus dengan partai golongan karya. Simpul inilah sebagai jaringan awal dan modal dasar bagi perjuangan partai golkar dalam memenangkan Pemilihan Umum di kabupaten Mandailing Natal.

3.3.5 Kebijakan Umum Partai Golkar

Universitas Sumatera Utara Kebijakan Umum Partai Golkar terdiri dari Satuan Tugas pokok, Target realitis, Pokok Strategi dan sasaran, serta tahapan dan Pokok Kegiatan

3.3.5.1 Tugas pokok

a Membulatkan dan menyamakan visi dan misi politik partai golkar, dalam upaya menyukseskan agenda konsolidasi partai, yang meliputi konsolidasi kelembagaan kaderisasi dan keanggotaan. b Mengembangangkan, serta mensosialisasikan sikap politik partai golkar, yang demokratis berbasis kebangsaan, religius dan merakyat melalui program penggalangan territorial, terutama didaerah basis untuk meraih simpati masyarakat pada setiap linkungan TPS, serta melalui program penggalangan fungsional untuk memperkuat basis partai di semua kelompok strategis. c Membangun opini yang lebih meningkatkan citra calon anggota legislatif dan partai golkar, melalui berbagai kegiatan dan pendekatan yang dapat menimbulkan simpati masyarakat secara luas, dengan dukungan media massa secara efektif. d Memperkuat peran calon Anggota Legislatif dan partai di kecamatan dan desa melalui kader, fungsionaris dan simpatisan partai, yang menjadi pimpinan maupun penggerak kegiatan di lingkungan supra dan infra struktur politik kabupaten Mandailing Natal, sehinga dapat memberi manfaat bagi masyarakat khususnya dikawasan basis suara partai

3.3.5.2 Target

a. Merebut kepercayaan masyarakat Madina dalam Pemilihan umum dengan dukungan perolehan suara sekurang-kurangnya 20 total suara sah dalam Pemilu. b. Meraih komposisi kursi terbesar dalam Kursi DPRD Kabupaten Mandailing, yang menjadi persyarat Golkar sebagai partai pemenang Pemilu di Mandailing Natal Universitas Sumatera Utara

3.3.5.3 Pokok Strategi dan Sasaran

a Konsolidasi Untuk meningkatkan solidaritas Partai serta militansi kader, anggota dan simpatisan Partai segenap jajaran dan tingkatan partai se-Kabupaten mandailing Natal. Dimana konsolidasi lebih ditekankan pada penguatan struktur kelembagaan partai sampai ketingkat paling bawah. b Penggalangan Untuk menyentuh hati nurani rakyat sehingga bersimpati memilih calon anggota legislatif yang didukung Partai Golkar dalam Pemilu 2009. c Perkuat Basis Untuk memperluas basis dukungan terhadap calon di kecamatan, desa atau kelurahan. d Pembinaan Opini Untuk meningkatkan citra calon dikalangan masyarakat luas. Kesimpulan dari proses ini adalah bagaimana kemapuan Partai Golkar melakukan Kaderisasi, mulai dari tingat kabupaten, hingga ketingkat kelompok kader atau disingkat dengan pokkar, dengan kondisi demikian kekuatan partai bukan hanya terpusat pada pengurusan partai di tingga DPD tingkat II kabupaten, tetapi memiliki kekuatan ataupun mesin politik sampai kepada tingkatan yang bersinggungan langsung dengan grass rout masyarakat akar rumput. Selanjutnya dalam penunjukan pengurus PK dan PD Partai Golkar, selalu mengutamakan, orang yang menjadi tokoh masyarakat, atau dikenal luas oleh masyarakat di setiap desa. Keberadaan pengurus desa, ini selalu dimonitor oleh pengurus kecamatan, dengan melakukan evaluasi terhadap proses kaderisasi dan kesolidan pengurus pada saat rapat-rapat internal golkar di tingkat kecamatan. Kemudian hasil pembahasan di tingkat kecamatan akan di konsultasikan kembali dalam rapat harian pengurus Partai golkar di tingkat Kabupaten, yang ditujukan untuk megetahui permasalahan yang terjadi dan penangan yang akan dilakukan. Universitas Sumatera Utara Karena pada dasarnya desain pemenangan Golkar dalam Pemilu sangat bertumpu dari kekuatan konsolidasi dalam Internal Partai, dan militansi kader untuk mewujudkan cita-cita partainya. Selain keberadaan PK dan PD, golkar juga melakukan pengkaderan hingga ke tingkat TPS, atau yang biasa disebut dengan Pokkar Kelompok kader . Disetiap TPS, ada 15-20 orang kader Partai Golkar. Kemudian POKKAR ini dibuat data base oleh Partai golkar. Selanjutnya agar keberadaan POKKAR ini bersinergi dengan partai Golkar, maka diadakan pertemuan-pertemuan antara POKKAR, dengan pengurus DPD II Golkar, membahas kebutuhan POKKAR dalam kesehariaannya, dan pembangunan yang dapat diupayakan Golkar di setiap desa. Setiap pertemuan, Pokkar akan dijembatani oleh Pengurus Desa, dan Pengurus Kecamatan. Pola-pola pengkaderan yang dilakukan Pengurus Partai Golkar Kabupaten Mandailing Natal terhadap kelompok kadernya, adalah dengan mengupayakan adanya kegiatan rutin yang di adakan masing-masing pokkar dengan orientasi untuk mengkonsolidasikan mereka dalam kekeluargaan, dan kecintaannya terhadap Golkar. Selanjutnya kelompok kader ini di berikan pelatihan, dan pendidikan baik yang bersifat perikanan, perkebunan, dan pertanian yang menjadi dasar hidup masyarakat Madailing Natal. Agar mereka dapat diberdayakan, dan memiliki penghidupan yang layak. Dengan proses pengkaderan yang seperti ini, maka Anggota Dewan dari Partai Golkar, memiliki tanggung jawab untuk menyuarakan, dan menjembatani setiap aspirasi atau kebutuhan POKKAR, di daerah pemilihannya melalui lembaga legislatif kepada pemerintah sebagai eksekutor kebijakan. Seperti halnya PNPM Mandiri, pembudidayaan perkebunan, pendistribusian pupuk, pembangunan infrastruktur pertanian dsb. Pada saat rapat-rapat ditingkat Internal Golkar, akan dievaluasi sejauh mana keberhasilan anggota dewan, untuk memberdayakan kelompok kader yang ada, serta mentabulasi targetan-targetan kelompok kader yang sudah bisa diloloskan , agar bisa dilihat berapa banyak kelompok kader yang sudah bisa berjalan baik, dan berapa lagi yang belum bisa ditangani, dan ini menjadi tanggung jawab penuh anggota dewan yang terpilih, untuk merealisasikannya. Karena dengan hal inilah Partai Golkar meyakini, akan mampu bertahan dan tetap dipercaya oleh kadernya sebagai perwakilan mereka di parlemen Mandailing Natal, di Universitas Sumatera Utara tengah pertarungan politik yang begitu ketat dari seluruh partai politik kompetitor Partai Golkar pada saat Pemilihan Umum di langsungkan, atau dengan kata lain kunci kesuksesan Partai Golkar dalam memenangkan Pemilu, terletak pada mesin partai yang kuat, dengan di barengi kesolidan kader-kadernya. 43 3.3.5,4 Tahapan dan Pokok Kegiatan Partai Golkar Tahapan dan Pokok Kegiatan, adalah pembagian fokus kegiatan yang dilakukan partai Golkar dalam waktu tiga bulan dalam upaya memenangkan Pemilu 2009. Adapun tahapan yang dimaksud adalah tahap persiapan, pemantapan, dan pelaksanaan.

3.3.5.4.1 Tahap Persiapan : Oktober-Desember 2008

Berintikan kegiatan konsolidasi yang ditujukan untuk mempersiapkan kelembagaan partai dari tingkat kabupaten sampai ketingkat POKKAR dusunlingkungan, mengupayakan keberadaan kader yang militant dan loyal kepada partai Golkar, serta kegiatan penggalangan dengan dalam kegiatan fungsional, yang didukung perkuatan basis desakelurahan serta pembinaan opini yang memadai. Dalam tahapan ini diupayakan sosialisasi Calon Anggota Legislatif Partai Golkar dengan konstituen di setiap daerah pemilihan telah terlaksana, melalui pertemuan tertutup Caleg, atau acara-acara yang dilakukan partai, serta pemasangan baliho, spanduk, umbul-umbul dan alat peraga.

3.5.4.1.2 Tahap Pemantapan : Januari-Maret 2009

Berintikan kegiatan penggalangan teritorial,penggalangan fungsional yang diselenggarakan secara intensif untuk mendukung terciptanya perluasan basis konstituen 43 Kesimpulan dari wawancara penulis dengan Ir.Wildansyah saat ditanya tentang proses penggkaderan dalam internal Golkar Universitas Sumatera Utara partai, dalam rangka meraih simpati masyarakat pemilih, untuk memilih calon anggota legislatif dari partai Golkar. Dalam tahap pemantapan ini, program pemenangan pemilu dilaksanakan oleh seluruh jajaran partai Golkar, dan dalam tahapan ini seluruh proses strategi dioptimalkan semaksimal mungkin, evaluasi dan perbaikan terhadap setiap kelemahan yang masih dirasa kurang oleh Partai Golkar.Pada tahapan ini juga akan diadakan Kampanye partai secara terbuka dilakukan, pengangkatan saksi dari partai Golkar, serta perangpungan seluruh program pemenangan Partai Golkar

3.5.4.1.3 Tahap Pelaksanaan : April 2009

Berintikan kegiatan pelaksanaan Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal, perhitungan suara mulai dari tingkat PPS, PPK, sampai pada penetapan Anggota Defenitif DPRD Mandailing Natal, dilanjutkan pengambilan sumpah bupati dan wakil bupati kabupaten mandailing natal. Dalam tahapan inilah, dapat dilihat hasil peroleh suara yang di peroleh Partai Golkar serta seluruh partai kontestan Pemilu, peroleh kursi Partai Golkar di DPRD Kabupaten Mandailing, serta cerminan hasil dari seluruh runutan program yang dilakukan Partai Golkar, di dua tahapan sebelumnya. Sebagai bagian dari Strategi pemenangan Partai Golkar, dalam Pemilu 2009.

3.3.6 Pembentukan Tim pemenangan Pemilu Partai Golkar

Pembentukan tim pemenangan Partai Golkar adalah suatu program yang melibatkan secara langsung pengurus DPD II Partai Golkar Kabupaten Mandailing Natal sesuai dengan peranan dan fungsinya masng-masing. Dimana bidang-bidang yang dibentuk ini, kemudian di koordinir oleh Wakil Ketua Umum masing-masing bidang di DPD II Partai Golkar, dan selanjutnya sebagai ketua pelaksana dan wakil ketua pelaksana adalah ketua dan sekretaris bagian dalam pengurus DPD II Partai Golkar. Universitas Sumatera Utara Dalam perjalanannya, bidang-bidang pemenangan yang dibentuk ini ada yang dikoordinar oleh 2 bidang kepengurusan DPD II Golkar Mandailing Natal, dan ada juga bidang Kepengurusan DPD II Mandailing Natal yang memegang dua bidang pemenangan. Selanjutnya pelaksanaan kinerja bidang-bidang pemenangan ini, langsung di awasi oleh Ketua Umum DPD II Partai Golkar Mandailing Natal Bapak H. Amru Daulay, SH. Sekaligus sebagai penanggung jawab penuh, dalam pelaksanaan seluruh rangkaian program pemenangan yang dilakukan Partai Golkar. Organisasi yang menjadi underbow Partai Golkar di Kabupaten Mandailing Natal, juga memiliki berperan aktif dalam membantu atau berpastisipasi aktif dalam program pemenangan yang dilakukan Partai Golkar, khususnya dalam bidang-bidang tertentu yang bersinggungan langsung dengan organisasi sayap Partai Golkar tersebut. Adapun bidang-bidang pemenangan Pemilu yang dimaksud adalah:

3.3.6.1 Bidang Kaderisasi Keanggotaan

Meliputi berbagai kegiatan pemantapan konsolidasi kelembagaan horizontal maupun vertikal sampai ke tingkat POKKAR dusunlingkungan. penuntasan pembentukan kader melalui diklat dan temu kader, selanjutnya melakukan pemantapan militansi terhadap kader yang di bentuk, pembekalan serta orientasi ditingkatan masing-masing, yang diharapkan menjadi penguatan kepada kader untuk memperjuangkan suara partai Golkar dalam Pemilihan Umum 2009 Bidang Kaderisasi Keanggotaan, merupakan wewenang dan tanggung jawab dari pengurus Bidang Kaderisasi DPD II Partai Golkar. 44

3.3.6.2 Bidang Pemenangan PemiluLembaga Pemenang Pemilu

Meliputi berbagai kegiatan perencanaan, koordinasi, dan pengendalian pelaksanaan penggalangan, yang dilakukan di tingkat kabupaten, kecamatan, desa, dan POKKAR. Kegiatan Pemenangan Pemilu, dalam bentuk kongkret programnya membentuk dan mengelola, Badan Pemenangan Pemilu BAPPILU atau tim pemenangan pemuilu, di seluruh tingkatan. Mulai Kabupaten, Kecamatan, DesaKelurahan hingga kepada kelompok 44 Sumber data: Program Recana Aksi DPD II Partai Golkar Kabupaten Mandailing Natal, dalam Agenda Pemenangan Pemilu 2009 Universitas Sumatera Utara POKKAR. Bidang ini juga melakukan pemataan basis suara Partai, dan menganalisis peluang terbesar dimana basis suara terbesar Bagi setiap Calon Legislatif Partai Golkar. Selain itu pada akhir tahap pemantapan menuju tahap pelaksanaan Maret 2009, ada 2 hal terpenting yang dilakukan oleh bidang ini, yakni pertama melaksanakan serangkaian agenda kampanye umum Partai Golkar, secara terbuka di seluruh daerah di Kabupaten Mandailing Natal, serta menghadirkan massa kader partai Golkar dari seluruh wilayah Kabupaten Mandailing Natal, dengan berkoordinasi bersama Pengurus Kecamatan, dan Pengurus Desa yang ada. Yang kedua mengangkat, dan memberikan pemahaman kepada saksi partai Golkar yang kemudian akan di tempatkan di seluruh Tempat Pemungutan Suara TPS. Bidang Pemengan PemiluLembaga Pemenang Pemilu, merupakan wewenang dan tanggung jawab pengurus Bidang Pemenangan Pemilu DPD II Golkar Mandailing Natal.

3.3.6.3 Bidang Politik dan Hukum

Meliputi berbagai kegiatan komunikasi intensif dan dialog para kader partai, baik dalam wilayah ekskutif, tokoh-tokoh masyarakat sebagai perpanjangan tangan partai Golkar dalam menggalang suara konstituen, dan kader-kader yang terhimpun dalam ormas pendukung partai serta para kaum intelektual kader-kader Golkar. Hasil kegiatan ini diharapkan, dapat menghimpun suara signifikan dari masyarakat, maupun kekuatan Golkar di birokrasi atau kalangan PNS bersama keluarganya, sehubungan dengan agenda pemenangan Pemilihan Umum. Bidang Politik dan Hukum, merupakan badan yang menangani secara langsung komunikasi politik partai Golkar dengan masyarakat di tingkat grass rout atau akar rumput, sehingga banyak bidang dalam pengurusan yang dilibatkan dalam bidang ini. Adapun bidang-bidang pengurus yang bewewenang dan bertanggung jawab dalam bidang pemenangan ini adalah, pengurus Bidang Organisasi, Bidang Hukum dan HAM, serta Bidang Hubungan Masyarakat DPD II Golkar Madina. Universitas Sumatera Utara Dalam pelaksanaan kinerja bidang ini, Bidang ini juga bekerja sama dengan Lembaga bantuan hukum yang menjadi rekanan partai Golkar dalam mengantisipasi seluruh permasalahan hukum yang terjadi di dalam proses Pemilu. Beberapa hal yang secara sfesifik dilakukan oleh tim kerja ini: 1. Perlindungan hukum kepada Calon Anggota Legislatif, mulai dari proses pendaftaran pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum. 2. Menyurati kepolisian, untuk memberikan izin keramaian, dan pengaman terhadap seluruh kegiatan yang dilangsungkan Partai Golkar di tengah masyarakat 3. Menyurati KPU, serta melakukan gugatan hukum apabila di dapati kecurangan sepertipencaplokan suara partai atau Caleg Partai Golkar dari partai atau caleg dari partai lain. 4. Mengawasi proses Pemilu , sesuai dengan aturan hukum pelaksaan Pemilihan Umum. 5. Memediasi Caleg bermasalah dalam internal Partai Golkar apabila ada sengketa tengtang putusan Komisi Pemilu Umum , caleg Partai Golkar mana yang menang di daerah pemilihan tertentu. Hal ini dimungkinkan terjadi karena mekanisme keputusan penunjukkan anggota dewan dari Pemilu menggunakan proporsi suara terbanyak, dengan terlebih dahulu menggunakan ambang batas suara yang disebut dengan Bilangan Pembagi Pemilih. 6. Menghadapi tuntutan hukum yang ditujukan kepada Partai Golkar, baik dari Panitia Pengawas Pemilu PANWASLU, Caleg atau partai politik lainnya kontestan Pemilu.

3.3.6.4 Bidang Ekonomi, Koperasi, dan UKM

Meliputi berbagai kegiatan pemantapan kelembagaan komunikasi intensif, dan dialog dengan para pelaku usaha dan tenaga kerja serta masyarakat ekonomi kecil sehubungan dengan agenda pemenangan Pemilu, dimana program pokok dari bidang ini adalah penjabaran dari visi-misi pemerintah ,da lam kebijakan pokok, sehubungan dengan program peningkatan perekomomian Kabupaten Mandailing Natal. Universitas Sumatera Utara Bidang Ekonomi, Koperasi dan UKM dikoordnir oleh bidang Naker Koperasi danUMKM. dari pengurus DPD I Golkar Madina

3.3.6.5 Bidang Kehutanan, Pertanian dan kelautan

Meliputi berbagai kegiatan pemantapan kelembagaan komunikasi intensif, dan dialog dengan para petani, Nelayan pemilik lahan perkebunan, sehubungan dengan agenda pemenangan Pemilu, dimana program pokok dari bidang ini adalah penjabaran dari visi-misi partai Golkar, dan kebijakan pokok pemerintah dalam program peningkatan hasil pangan, perikanan, serta komoditas perkebunan seperti Karet, Coklat, kelapa dsb di Kabupaten Mandailing Natal. Sehingga masyarakat yang bergerak di bidang pertanian, kelautan maupun perkebunan masa depan usahanya akan lebih baik apabila Golkar menjadi pemenangan Pemilu 2009, sebagai partai pemerintah di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Mandailing Natal Bidang Kehutanan, Pertaniankelautan menjadi wewenang dan tanggung jawab pengurus Bidang Tani dan Nelayan DPD II Golkar Madina.

3.3.6.6 Bidang Pendidikan dan Iptek.

Program bidang ini dilakukan dengan fokus pada berbaga kegiatan intensif, sarasehan dan pelatihan khususnya kepada masyarakat pendidikan, Kelompok intelektual yang direkrut, merupakan kelompok yang memiliki pola pikir lebih maju dan cukup diyakini oleh masyarakat. Maka dengan hal itu diharapkan ada konsesus kesepakatan bersama dalam perwacaan masyarakat bahwa kemajuan Kabupaten Mandailing Natal,sangat bergantung kepada kemenangan Partai Golkar dalam Pemilu April 2009 Bidang Pendidikan dan Iptek, menjadi wewenang dan tanggung jawab pengurus Bidang Pendidikan dan Pelatihan DPD II Partai Golkar Mandailing Natal

3.3.6.7 Bidang Olahraga Seni Budaya

Universitas Sumatera Utara Meliputi program dalam serangkaian kegiatan aksi sosial, perlombaan- perlombaan olahraga, memfasilitasi dan mengupayakan kemajuan kelompok-kelompok kesenian daerah yang ada di seluruh wilayah Kabupaten Mandailing Natal, sekaligus mengadakan pertunjukan hiburan rakyat untuk masyarakat pemilih dalam setiap agenda Temu kader atau sarasehan Partai Golkar, dengan Masyarakat. Bidang Seni Budaya Pariwisata menjadi wewenang dan tanggung jawab pengurus Bagian Pemuda, Olahraga dan Seni DPD II Golkar Mandailing Natal.

3.3.6.8 Bidang Keagamaan

Program yang dilakukan dalam bidang ini meliputi, kegiatan Tablig akbar, yang melibatkan ummat secara missal serta sarasehan antar pemuka agama. Berbagai program yang dilakukan ditujukan untuk menggalang kekuatan pendukung.Masyarakat Mandailing Natal yang mayoritas adalah warga muslim, menjadikan Partai Golkar menjadi begitu dekat dengan Identitas Islam. Bidang Keagamaan dikoordinir oleh Bidang Keagamaan dalam kepengurus DPD II Golkar Kabupaten Mandailing Natal.

3.3.6.9 Bidang Sosial dan Pemberdayaan Perempuan KPPG

Kesataraan Gender sebagai tuntutan Kaum perempuan adalah tema pokok dalam program penggalangan dari basis suara kaum perempuan. Partai Golkar sebagai partai yang dinamis memiliki wadah yang menampung Aspirasi kaum perempuan. Kesatuan ini akan turun ketengah masyarakat dengan serangkaian kegiatan seperti komunikasi intensif, dialog serta aksi sosial yang melibatkan kader-kader partai Golkar se Mandailing Natal. Kegiatan ini merupakan bagian dari program penggalangan kekuatan pemilih perempuan untuk mendukung Calon Anggota Legislatif, dan Partai Golkar secara umum dalam Pemilihan Umum April 2009. Partai Golkar sendiri dari 34 Calon Anggota Legislatif yang diusungnya, 7 di antaranya adalah Perempuan. Selanjutnya serangkaian kegiatan dalam bidang ini menjadi wewenang dan tanggung jawab pengurus Bidang Perempuan DPD II Partai Golkar Universitas Sumatera Utara Mandailing Natal, dan dibantu sepenuhnya oleh KPPG, sebagai organisasi sayap Partai Golkar yang dikhusus sebagai lembaga kaum perempuan

3.3.6.10 Bidang kepemudaan

Program kerja bidang ini meliputi berbagai upaya kongkret dalam menghimpun dan memperdayakan pemuda di Kabupaten Mandailing Natal, melalui kegiatan konsolidasi vertikal, koordinasi dan komunikasi intensif dengan pemuda di berbagai bidang aktifitas profesi, serta kegiatan bakti sosial yang menyentuh. Mengkoordinir kelompok Pemuda menjadi begitu penting dalam rangkaian program strategi pemenangan pemilu, karena kelompok pemuda adalah pemilik suara terbanyak dalam Pemilu 2009 di Kabupaten Mandailing Natal, sehingga diperlukan perhatian serius dalam penggalangan kekuatan dari kelompok ini. Selanjutnya bidang pemenangan menjadi wewenang dan tanggung jawab pengurus Bidang Kepemudaan DPD II Mandailing Natal, serta dibantu dan dikelola bersama dengan AMPG, sebagai organisasi sayap Partai Golkar yang berhubungan dengan Pemuda secara langsung. AMPG Angkatan Muda Pembaharuan Golkar, pada prinsipnya sesuai dengan dasar pembentukannya, merupakan lembaga atau organisasi sayap Partai Golkar yang melakukan penghimpunan dan pemberdayaan kader-kader muda Partai Golkar, sehingga menjadi kader-kader militan dan berdedikasi tinggi, serta sebagai garda terdepan dalam menjaga martabat dan kewibawaan Partai Golkar, dalam setiap hal yang terjadi. Adapun KPPG Kesatuan Perempuan Partai Golkar, adalah organisasi sayap partai yang bertujuan melakukan penghimpunan dan pemberdayaan kader-kader perempuan Partai Golkar, sehingga menjadi kader-kader yang mandiri, berdedikasi tinggi, dan mampu melakukan serangkaian aktifitas sosial yang berkaitan dengan masalah-masalah keperempuan dan kemasyarakatan. 45 45 opcit the golkar way , hal 116 Universitas Sumatera Utara

3.3.6.11 Bidang Informasi dan Komunikasi

Program yang dilakukan bidang ini, meliputi kegiatan pencitraan partai Golkar secara umum, dan Calon Anggota Legislatif Partai Golkar secara khusus, melalui kegiatan informasi dan komunikasi yang intensif pada masyarakat, media baik cetak ataupun elektronik, dalam rangka membangun opini positif bagi partai golkar, hingga mengupayakan nya agar menjadi konsesus bersama dikalangan konstituen. Selanjutnya, bidang ini juga mendesain seluruh atribut, logo, poster, baliho, maupun alat peraga, serta merangkai kalimat yang menjadi jargon-jargon partai Golkar dalam upaya pemenangan di Pemilu 2009. Bidang Informasi dan komunikasi merupakan wewenang dan tanggung jawab pengurus Bidang Informasi dan Komunikasi DPD II Golkar Mandailing Natal, dimana dalam pelaksanaan kegiatannya bagian dari rencana Aksi strategi pemenangan Partai Golkar ini, bekerja sama dengan media massa lokal yang ada di Kabupaten Mandailing Natal. Dalam menerbitkan seluruh artikel berita, yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan Partai Golkar, sekaligus tulisan karya ilmiah yang dibuat oleh fungsionaris Partai Golkar, lalu kemudian diterbtkan melalui media massa yang telah bekerja sama dengan Partai Golkar tersebut, sebagai upaya pencitraan Partai Golkar dan Calon Anggota Legislatif nya guna meraih suara yang signifikan dalam Pemilu Adapun berita yang berasal dari kegiatan, ataupun pandangan partai golkar yang kemudian di terbitkan di media, adalah sbb: 1. Mekanisme pelaksanaan Pemilu sesuai dengan hukum dan ketetapan yang berlaku 2. Kampanye terbuka politik Partai Golkar yang menghadirkan Surya paloh sebagai pembicara 3. Serangkaian kegiatan di daerah baik musyawarah kecamatan, pelantikan pengurus, mulai dari Kabupaten, Kecamatan, DesaKelurahan di seluruh Kabupaten Mandailing Natal, Kegiatan bersama Golkar dan Pokkar, sarasehan Golkar dengan warga masyarakat 4. Berbagai kegiatan-kegiatan fungsionaris dan Partai Golkar, yang bersifat Keagamaan seperti tablig akbar, dan acara perayaan Hari-hari besar Islam oleh Partai Golkar. Universitas Sumatera Utara 5. Kegiatan-kegiatan Fungsionaris dan Partai Golkar yang bersifat sosial budaya, seperti acara pagelaran Kesenian Mandailing, dan hiburan rakyat yang dilaksanakan Partai Golkar, 6. Kegiatan AMPG-KPPG sebagai ormas Partai Golkar, pertemuan dan penggalangan kader, program kerja Ormas Golkar, 7. Pembinaan petani di Kabupaten Mandailing Natal, oleh Partai Golkar 8. Pembinaan Nelayan, di daerah Pesisir Pantai Barat Kecamatan Batang Natal 9. Pandangan Partai Golkar tentang kearifan Lokal Masyarakat Mandailing Natal, 10. Indeks kemajuan perekonomian Mandailing Natal 11. Identitas Golkar, sebagai Partai Nasionalis yang religius 12. Hasil Karya Partai Golkar dalam Pembangunan Madailing Natal 13. Profil sosok Calon Anggota Legislatif dari Partai Golkar 46 . 3,4 Kampanye Politik Partai Golkar 3.4.1 Pelaksanaan Kampanye Politik Kampanye politik sesungguhnya merupakan suatu ajang manuver politik, untuk menarik sebanyak mungkin pemilih dalam pemilu, sehingga bisa meraih dukungan suara pemilih. Melalui interaksi intensif, dari partai politik kepada publik dalam kurun waktu tertentu menjelang pemilihan umum Pemilu Selanjutnya dalam pelaksanaan agenda kampanye politik, setiap partai memaparkan program-program kerja partai politiknya masing-masing, dengan tujuan mempengaruhi opini publik sekaligus memobilisasi masyarakat agar memberikan suara pada waktu pencoblosan. 47 46 Hasil wawancara Penulis dengan As Imran Khaitami, dengan pertanyaan penulis “bagaimana Partai golkar melakukan komunikasi politik dan proses pencitraan politik terhadap konstituen, dalam upaya meraih simpati atau kepercayaan publik, sebagai bagian dari skenario pemenangan Partai Golkar dalam Pemilu 2009 di Kabupaten Mandailing Natal” 47 Prof.Dr. Hafied Cangara: Komunikasi politik Konsep teori dan strategi, Rajawali Press,Jakarta, 2009, hal 275- 276 Universitas Sumatera Utara Dalam pelaksanaan kampanye politik Partai Golkar di Mandailing, mengadakan berbagai acara pertemuan dengan warga masyarakat di berbagai kecamatan yang ada, dengan penyampaian visi-misi partai Golkar. Beberapa hal inti yang disampaikan golkar dalam setiap kampanye politiknya tentu saja pembuktian atas pencampaian Golkar dalam memajukan kesejahteraan rakyat selama ini, telah berhasil mencanangkan 4 skala prioritas pembangunan, yaitu sektor pertanian, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Hal ini dikatakan dapat terjadi karena kolaborasi, antara Partai Golkar sebagai Partai pemenang Pemilu 2004, dan buah dari kemenangan Partai Golkar dalam Pemilihan Kepala Daerah Mandailing Natal 2005, yang menempatkan H.Amru Daulay,SH sebagai Bupati Mandailing Natal. Sehingga masyarakat Mandailing Natal telah telah berhasil dihantarkan kearah yang lebih baik dan lebih modern. Agar hal itu dapat dilakukan dengan berkesinambungan dan lebih baik lagi, maka Partai Golkar mengharapkan masyarakat tetap menempatkan pilihannya kepada Partai Golkar, pada Pemilu 9 April 2009. 48 Adapun kampanye politik terbesar yang dilakukan oleh Partai Golkar Mandailing Natal, adalah Kampanye umum, dan temu kader pada tanggal 16 Maret 2009, di lapangan Aek Godang yang dihadiri ribuan simpatisan pendukung Partai berlambang pohon beringin ini. Berbagai elemen masyarakat hadir pada kesempatan itu, mulai dari kepengurusan Partai Golkar Mandailing Natal, baik dari tingkat Kabupaten, Kecamatan, hingga pengurus desa, serta ormas pendukung serta kader Partai Golkar dari seluruh Mandailing Natal, tidak ketinggalan acara ini juga di hadiri oleh para kaum Ibu, bahkan anak sekolah tumpah ruah dalam kesempatan itu. Puncak acara dari kampanye terbuka ini terjadi saat secara rombongan Surya Paloh Ketua Dewan Penasehat Pusat Partai Golongan Karya, bersama sejumlah politisi dan fungsionaris Partai Golkar hadir ditempat acara berlangsung. Surya Paloh hadir di Kabupaten Mandailing Natal, untuk mengawali kampanye terbuka Partai Golkar secara nasional, dengan mengunjungi Sumatra Utara. Mandailing Natal dipilih sebagai tempat pertama kampanye Partai Golkar, karena menurut penyampaian Surya Paloh dalam Orasi politiknya Kabupaten Mandailing Natal 48 Hasil wawancara penulis, dengan As.Imran Khaitami, saat ditanyakan tentang “ apa pesan khusus yang disampaikan Golkar dalam kampanye politiknya “ Universitas Sumatera Utara adalah basis kekuatan Partai Golkar di Sumatera Utara. Surya paloh yang didampingi Ketua Umum DPD Partai Golkar Madailing Natal, Amrul Daulay, mengatakan kampanye awal ini momentum berharga bagi Partai Golkar, dan ia secara khusus merasa sangat senang berada di tengah-tengah masyarakat Mandailing Natal. Surya Paloh pun mengharapkan, dengan dukungan dari seluruh kader dan elemen yang menjadi bagian dari keluarga besar Partai Golkar di Kabupaten Mandailing Natal. Partai Golkar kembali menjadi pemenang pemilu 2009, menggingat sejarah manis dalam perjalanan Partai Golkar di Kabupaten Mandailing Natal. 49

3.5 Analisis strategi pemenangan Pemilu Partai Golkar di Kecamatan Lembah Sorik Marapi

Kecamatan Sorik Marapi merupakan studi kasus penelitian skripsi ini. Maka penulis akan meninjau lebih dalam, bagaimana Partai Golkar melakukan strategi politik untuk memenangkan pemilu 2009 di Kecamatan Lembah Sorik Marapi. Kecamatan Lembah Sorik Marapi sendiri masuk kedalam daerah pemilihan III sesuai dengan hasil keputusan komisi pemilihan Umum Daerah Kabupaten Mandailing Natal bersama Kecamatan Panyabungan Selatan, Kecamatan Batang Natal, Kecamatan Lingga Bayu, Kecamatan Rato Baek. Hal pertama yang dilakukan Golkar untuk menyikapi pertarungan politik di Kecamatan Lembah Sorik Marapi secara khusus, dan daerah pemilihan III secara umum adalah membentuk kordinator daerah KORDA di daerah pemilihan III. Struktur KORDA Madinah III terdiri dari: 1. Ir. Wildan Nasution, sebagai Ketua 2. Ihwal akbar, sebagai wakil ketua 3. Elida arwani chaniago, sebagai sekretaris 4. Saipul gojali lubis – anggota 5. Suhaimi – anggota 6. Rahmat hidayat – anggota 49 Headline News , Nusantara ,Selasa, 17 Maret 2009 20:02 WIB Metrotvnews.com Universitas Sumatera Utara 7. Rahmat saleh – anggota 8. Nuraini lubis – anggota 9. Bahri syahputra rangkuti – anggota 10. Fajar gunawan matondang – anggota 11. Endang bayu – anggota 12. Hendra lubis – anggota 13. Awaluddin nasution – anggota 14. Syaripah hasibuan – anggota 15. Syarmin harahap – anggota 50 Lima belas orang inilah yang kemudian bahu-membahu, dan senantiasa berkoordinasi aktif untuk memenangkan partai golkar di daerah pemilihan III. Adapun program-program pemenangan partai Golkar di daerah ini, dimonitor dan dievaluasi oleh para anggota koordinator daerah KORDA III. Selanjutnya dalam pelaksanaannya kegiatan, di delegasikan kepada para pengurus Kecamatan dan pengurus desa. Adapun calon anggota legislatif yang bertarung di daerah pemilihan III adalah: 1. Hj. Syariful lubis, SE 2. Ir. Wildan nasution 3. Elide arwani 4. Ir. Irwansyah nasution 5. Syaiful ghazali lubis 6. Heliana lubis 7. Ikhwanul akbar Caleg dari golkar ini kemudian akan bertarung dengan caleg dari partai lain untuk meraih suara konstituen, khususnya di Kecamtan Lembah Sorik Marapi. Adapun Komposisi suara yang diperebutkan oleh Partai Politik, kontestan Pemilihan Umum di Kecamatan Lembah Sorik Marapi adalah sebagai berikut: Tabel XII 50 Sumber: Laporan Kegiatan DPD Partai Golkar, Kabupaten Mandailing natal Universitas Sumatera Utara No. DesaKelurahan Pemilih tetap Jumlah TPS Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 Aek Marian 289 361 650 2 2 Bangun Purba 373 420 793 2 3 Pangkat 172 163 650 1 4 Pasar Maga 494 534 1.028 3 5 Purba Lama 95 110 205 1 6 Siantona 162 209 371 1 7 Maga Dolok 201 198 399 2 8 Maga Lombang 436 488 924 3 9 Purba Baru 2.824 2.294 5.136 1 Jumlah 5.064 4.777 9.841 29 Sumber Data : Panitia Perhitungan Kecamatan Lembah Sorik Marapi

3.5.1 Analisis SWOT Partai Golkar di Kecamatan Lembah Sorik Marapi

Dalam pelaksanaan strategi pemenagan Partai Golkar, partai golkar melakukan analisis SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats atau lebih sering disebut dengan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk menganalisi gejolak politik yang terjadi di Kecamatan Lembah Sorik Marapi. Guna melihat sejauhmana peluang keberahasilan partai Golkar dalam meraih suara, dan langkah antisipasi terhadap seluruh permasalahan atau pun ancaman yang akan dialami partai Golkar, yang tentu saja berpengaruh besar bagi upaya pemenangan partai Golkar di Pemilu April 2009 khususnya di Kecamatan Lembah Sorik Marapi.

3.5.1.1 Kekuatan partai Golkar

Analisis kekuatan Partai Golkar dilihat dari keberadaan Partai Golkar yang sudah puluhan tahun berkembang, dan tetap eksis dalam kacah perpolitikan tanah air Universitas Sumatera Utara sehingga tidak terlalu bag konstituen untuk mengenal partai Golkar di banding Partai politik lainnya yang bahkan baru pertama kali ikut serta sebagai sebagai Partai kontestan Pemilu Kondisi seperti ini, juga di alami Partai Golkar di Kecamatan Lembah Sorik Marapi. Basis suara pengurus dan masih dijumpainya pemilih loyalis partai Golkar di Kecamatan Lembah Sorik Marapi menjadi keuntungan sendiri bagi partai Golkar, serta menjadi modal dasar dalam mengarungi pertarungan politik dalam Pemilu 2009 51 Selain dari data di itu, menurut Informasi yang dimiliki penulis saat mewawancarai Ketua Pimipinan Kecamatan Partai Golkar Lembah Sorik Marapi yakni Bapak Ramali Rangkuti. Beliau menyebutkan kekuatan Golkar di Sorik Marapi terletak kepada koordinasi yang baik, dan komunikasi yang efektif antara seluruh jajaran pengurus, serta pembinaan Kader yang bersinergi dalam upaya mencapai tujuan Partai Golkar. . Untuk mempermudah koordinasi antar pengurus, setiap pengurus kecamatan juga merupakan pimpinan di setiap pengurusan desaelurahan yang ada kecuali ketua, sekretaris, dan bendahara pengurus Kecamatan. Hal ini dilakukan agar setiap informasi, targetan, maupun kegiatan dari partai Golkar dapat tersosialisasi dengan bagi seluruh kader maupun pengurus partai Golkar. Selanjutnya, menurut catatannya di Kecamatan Lembah Sorik Marapi sendiri, partai Golkar memiliki 129 orang Kelompok kader POKKAR yang tersebar di 9 desakelurahan yang ada di Kecamatan Lembah Sorik Marapi, di luar dari pengurus kecamatan, pengurus desa dan keluarga dari pengurus. Jadi secara kesuluruhan ada 571 orang pemilih 52 , sebagai modal pemilih Golkar yang terbagi kedalam, 219 pengurus kecamatan dan desa, 133 keluarga pengurus kecamatan dan desa, serta 129 orang Kelompok kader. 571 adalah 5,8 dari total pemilih di kecamatan Lembah Sorik Marapi 53 51 Hasil wawancara penulis dengan ir. Wildan Nasution saat ditanyakan “Bagaimana gambaran umum partai Golkar dalam pertarungan politik pada pemilu 2009 di Kecamatan Lembah Sorik Marapi” data terlampir. 52 Hasil wawancara penulis dengan Pimpinan Kecamatan Lembah Sorik Marapi, saat ditanyakan tentang ‘kekuatan golkar di kecamatan lembah sorik marapi’. Desa Pangkat Kec Lembah Sorik Marapi 23 April 2011 53 Sumber Data: Perhitungan Perkiraan kekuatan partai Golkar KIRKA di Kecamatan Lembah Sorik Marapi oleh DPD II Partai Golkar Mandailing Natal Universitas Sumatera Utara Keberadaan Pengurus Kecamatan Desa di Kecamatan Lembah Sorik Marapi, selain sebagai modal awal suara bagi Partai Golkar juga berperan aktif dan mensukseskan Caleg dari Partai Golkar dalam meraih suara konstituen. Hal yang menjadi tugas pengurus Kecamatan dan Desa di kecamatan Lembah Sorik Marapi mulai dari tahap persiapan, tahap pemantapan, dan tahap pelaksanaan, adalah: 1. Konsolidasi internal dari seluruh komponen pengurus Kecamatan, maupun pengurus Desa serta kader Partai Golkar sebagai upaya kongkret memenangkan Partai Golkar di Kecamatan Lembah Sorik Marapi 2. Mengawasi gerakan yang dilakukan oleh Partai lain, pemetaan suara, serta mengcounter wacana yang coba mendiskreditkan partai Golkar 3. Mensosialisasikan Calon Legislatif dari Partai Golkar secara luas kepada masyarakat, dan menyuarakan visi-misi Partai Golkar 4. Memasang atribut kampanye, baliho, spanduk, yang berhubungan dengan Golkar dan Caleg dari partai Golkar di setiap desa. 5. Mengupayakan serangkaian pertemuan antara Caleg dan masyarakat, khususnya pertemuan secara khusus dengan tokoh-tokoh masyarakat d masing-masing desa, dan menjadi pelaksana dan peserta aktif dalam setiap kegiatan Partai Golkar di tengah masyarakat, baik berupa kegiatan keagamaan, ataupun yang berhubungan dengan kegiatan sosial 6. Menyiapkan saksi di setiap TPS, dengan catatan bahwa setiap saksi hadir pada saat hari pemilihan, dan memastikan setiap saksi tidak mengalami intervensi pada saat perhitungan suara, serta tidak adanya kertas suara kosong yang di contreng oleh pihak tertentu 7. Menetralisir berbagai isu yang mencoba mendiskreditkan Partai Golkar di Kecamatan Lembah Sorik Marapi, karena biasa terjadi dalam pemelu dengan apa yang disebut dengan Black Campaign Kampanye Hitam , yang mencoba menjatuhkan lawan politik dengan menghembuskan isu-isu tertentu Universitas Sumatera Utara 8. Mengawal suara yang diperoleh partai, dan Caleg Partai Golkar mulai dari perhitungan suara di masing-masing TPS, Perhitungan di tingkat kecamatan, sampai kepada KPUD Mandailing Natal.

3.5.1.2 Kelemahan Partai Golkar

Beberapa hal yang tercatatan sebagai Kelemahan paling mendasar Partai Golkar untuk memenangkan Pemilu 2009 khususnya di Kecamatan Lembah Sorik Marapi adalah sebagai berikut : 1. Tidak dapatnya Pimpinan Kecamatan, Pimpinan Desa, serta seluruh kader untuk dapat fokus memenangkan salah satu caleg Partai, karna di Kecamatan Lembah Sorik Marapi sendiri yang masuk ke daerah pemilihan 3 ada 7 orang Calon Anggota Legislatif Partai Golkar 2. Secara umum mesin partai belum dapat bergerak secara maksimal, lebih disebabkan banyaknya para tokoh Golkar Mandailing Natal sebagai motor pergerakan yang akan dilakukan oleh parta Golkar, maju sebagai Calon Anggota Legislatif. 3. Dengan peraturan Pemilu yang berdasarkan suara terbanyak, mengakibatkan seorang figur Caleg terkesan lebih bekerja, dan mengupayakan sendiri strategi politik guna meraih suara nya masing-masing. Hal ini tentu dapat merusak koordinasi baik antar lembaga, maupun tim pemanangan yang telah dibentuk dalam proses strategi pemenangan Partai Golkar dalam Pemilu 2009. 4. Selain itu, hal lain yang dianggap mengurangi efektifitas pergerakan mesin politik golkar adalah kurangnya dukungan finasial yang di miliki parta dalam medukung gerak mesin politik partai

3.5.1.3 Peluang Partai Golkar

Universitas Sumatera Utara Beberapa yang tercatat menjadi peluang terbesar partai Golkar, dalam memenangkan suara di Pemilu 2009 khusnya di Kecamatan Lembah Sorik Marapi adalah sebagai berikut; 1 Keberadaan Partai Golkar sebagai partai yang sudah lama ada, dan berkembang pesat di Mandailng Natal secara umum. khususnya di daerah pedesaan mengingat kekuatan Partai Golkar sejak era Orde Baru. Sehingga konstituen sudah sangat mengenal Partai Golkar, sebagaimana telah di paparkan penulis sebelumnya dalam sejarah partai Golkar dimana selama orde baru, partai Golkar dapat menancapkan kekuatan politik hingga di daerah pelosok sekalipun. Hal yang sama berlaku juga berlaku bagi Partai, dan Caleg Partai Golkar. Dimana mereka merupakan figur yang sudah dikenal masyarakat. Hal ini dapat terjadi, karena implikasi dasi metode yang digunakan Partai Golkar, dalam penempatan Caleg di daerah pemilih tertentu, yang berdasarkan popularitas dan perhitungan kemungkinan kemenangan seorang caleg di daerah tertentu, sesuai dengan hasil survey partai Golkar 2 Tokoh masyarakat baik alim ulama, tokoh adat masih banyak yang menjadi bagian dari kekuatan Golkar, dan dekat secara emosional dengan Partai Golkar. Sehingga keberadaan tokoh masyarakat sebagai figur panutan masyarakat sesuai dengan yang telah di bahas penulis sebelumnya, mampu menggerakkan masyarakat untuk memberikan pilihannya kepada Partai Golkar. Selain itu sudah dapat dipastikan bahwa di Kecamatan Lembah Sorik Marapi ada puluhan bahkan ratusan orang menjadi pemilih loyalis partai Golkar, karna kecintaan kepada Partai Golkar khususnya mereka para pemilih dari golongan orang tua atau sering juga di sebut pemilih tradisional. 3 Kemajuan pembangunan oleh pemerintah Kabupaten Mandailing Natal dalam kepemimpinan Bapak Amru Daulay, sekaligus sebagai Pemimpin Partai Golkar di Mandailing Natal memberikan keuntungan tersendiri bagi Partai Golkar, yang tentunya tidak dimiliki oleh Partai lain kontestan Pemilu 2009. Karena Partai Golkar dapat mengklaim keberhasilan pembangunan di Mandailing Natal atau khusunya di Kecamatan Lembah Sorik Marapi merupakan andil dari pemerintah, dan perjuangan partai Golkar Universitas Sumatera Utara 4 Selain itu dengan akses kekuasaan yang dimiliki partai Golkar di pemerintahanan, Partai Golkar dapat mengarahkan fokus perkembangan pembangunan ke daerah mana yang lebih dikehendaki. Maka tentunya, daerah yang lebih diprioritaskan adalah daerah yang menjadi lumbung suara Partai Golkar dalam Pemilu. Maka variabel percepatan pembangunan menjadi posisi tawar tersendiri bagi Partai Golkar, khususnya untuk meraih suara yang signifikan di Kecamatan Lembah Sorik Marapi. 54

3.5.1.4 Ancaman Partai Golkar

Beberapa hal yang tercatat sebagai Ancaman Bagi Partai Golkar, dalam memenangkan suara di Kecamatan Lembah Sorik Marapi, dalam hal ini di bagi ke dalam dua hal terbesar yakni yang berasal dari faktor internal dan eksternal. Adapun beberapa hal yang menjadi ancaman yang dimaksud adalah: 1. Faktor Internal a Tidak solidnya seluruh kader, bahkan Pengurus Desa, maupun kecamatan di kecamatan Lembah Sorik Marapi untuk memilih Partai Golkar atau Caleg dari Partai Golkar. Dikarenakan banyaknya Caleg yang ada, dan menjadi alternatif pilihan bagi kader maupun pengurus partai Golkar, baik karena faktor hubungan emosional seperti hubungan kekeluargaan yang begitu dekat, persekawanan, hubungan dalam bentuk pekerjaan, atau karena seorang Caleg tertentu dari partai diluar Partai Golkar adalah jiran tetangga dari pengurus ataupun kader Golkar. Sehingga suara pengurus maupaun kader Partai Golkar dapat beralih kepada Caleg dari partai lain. b Peraturan Pemilu yang menyatakan bahwa, Caleg dengan suara terbanyaklah yang duduk sebagai anggota Legislatif, maka di khawatir adanya faksi kekuatan, ketegangan, dan konfilik kepentingan dari para Caleg Golkar karena perebutan suara yang terjadi 2. Faktor Eksternal 54 Hasil wawancara penulis dengan Widan Nasution, saat ditanyakan “ Sejauh mana keuntungan yang di dapatkan Golkar, di saat pemegang kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan di Kabupaten Mandailing Natal adalah ketua Umum Gokar sendiri yakni Bapak Amru Daulay” Universitas Sumatera Utara a Adanya politik transaksional, atau pemberian uang kepada konstituen menjelang partai Pemilihan Umum dari Caleg tertentu sehingga dikhawatirkan dapat merubah rasionalitas pemilih, yang lebih berorientasi memberikan suara karna mendapatkan keuntungan tersendiri dari Caleg tertentu. b Keberadaan partai berbasis Islam yang selalu menjadi kompetitor Partai Golkar, tentu tetap menjadi ancaman serius bagi pencapaian suara yang signifikan bagi Partai Golkar c Keberadaan pondok pesantren di Lembah Sorik Marapi, seperti Pesantren Royhanul Jannah di Pasar Maga, dan secara khusunya pondok pesantren Musthafawiyah di desa Purba baru yang memiliki pemilih ribuan orang, dari santrinya yang masuk ke dalam Daftar Pemilih Tetap Kecamatan Lembah Sorik Marapi. Tetapi disisi lain Partai Golkar, amat sulit dalam menjangkau akses ke dalam Pesantren Musthafawiyah, guna menggalang suara dan dukungan langsung dari pondok pesantren ini. Hal ini dikarenakan pondok pesantren adalah institusi pendidikan, dengan kultur agama yang melekat di dalamnya, dan sangat jauh dari hiruk pikuk kegiatan politik. Kemudian hal ini pun ditambah lagi dengan adanya beberapa Guru di Pesantren ini, yang menjadi Caleg dari Partai lain dan bertarung dalam Pemilu 2009, kemudian secara eksplisit adanya kedekatan pondok pesantren dengan partai berbasis Islam seperti PPP sejak zaman Orde Baru, ditambah PKS dan PKB sejak bergulirnya reformasi

3.5.2. Langkah-langkah strategis dalam mengatasi Kelemahan dan Ancaman Partai Golkar

Menurut uraian diatas Analisa SWOT Partai Golkar , telah ditabulasi secara jelas faktor-faktor mana yang dapat memberikan keuntungan, serta tantangan bagi Partai Golkar. Secara umum dapat dikatakan, kekuatan dan peluang menjadi faktor yang akan tetap di pertahankan, dan terus coba di kembangkan Partai Golkar. Maka yang menjadi hal serius untuk dilihat, adalah segala aspek yang menjadi penghalang bagi tujuan Partai Golkar untuk dapat meraih kemenangan dalam Pemilu 2009, khususnya di kecamatan Lembah Sorik Marapi. Universitas Sumatera Utara Kemudian langkah-langkah kongkret yang dilakukan oleh Partai Golkar untuk mengatasi keseluruhan kelemahan dan ancaman bagi tujuannya untuk memenangkan Pemilu 2099, adalah:

3.5.2.1 Pembagian wilayah bagi Caleg Partai Golkar

Dalam hal ini yang dilakukan, adalah pembagian wilayah yang menjadi prioritas wilayah garapan bagi Caleg tertentu. Artinya dari beberapa kecamatan yang masuk ke dalam wilayah daerah pemilihan, masing-masing Caleg di arahkan untuk lebih fokus ke daerah tertentu, sesuai dengan faktor kedekatan seorang Caleg Partai Golkar dengan daerah yang dianggap menjadi basis pendulang suara bagi Caleg tersebut. Sedangkan bagi caleg yang tidak difokuskan di daerah tersebut, hanya menjadikannya sebagai daerah penyumbang suara tambahan, dari daerah basis suaranya. Hal ini dilakukan tentu dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan konflik yang terjadi antar Caleg Partai Golkar, yang ada di dalam satu daerah pemilih, serta meringankan coast politic atau ongkos politik yang dikeluarkan oleh seorang Caleg. Karena ruang lingkup yang hendak di garapnya akan lebih kecil, dan dapat menjangkau daerah itu dengan lebih mudah. Maka dalam hal ini, fungsi Koordinator daerah begitu berperan aktif. Sesuai dengan hasil koordinasi Koordinator Daerah III, bersama dengan Caleg Partai Golkar, bersama Ketua Pimpinan Desa Keluarahan di daearah pemilih III. Maka di putuskan bahwa: 1. H. Syariful Lubis, SE., difokuskan di daerah Kecamatan Panyabungan Selatan, dan Kecamatan Batang Natal 2. Ir. Wildan Nasution, difokuskan di daerah Kecamatan Lingga Bayu, dan Kecamatan Ranto Baek 3. Elyda Arwani, difokuskan difokuskan di daearah Kecamatan Lingga Bayu, dan Lembah Sorik Marapi 4. Ir. Irwansyah Nasution, difokuskan di daearah Kecamatan Batang Natal, dan Kecamatan Lembah Sorik Marapi. Universitas Sumatera Utara 5. Syaiful Gozali Lubis, difokuskan di daerah Kecamatan Panyabungan Selatan dan Kecamatan Ranto Baek 6. Helyana Lubis, difokuskan di daerah Kecamatan Ranto Baek, dan Kecamatan Lingga Bayu 7. Ikhwanul Akbar, difokuskan di dearah Kecamatan Lembah Sorik Marapi, dan Kecamatan Panyabungan Selatan. 55 Selanjutnya, yang menjadi tumpuan suara ataupun yang dijagokan oleh Partai golkar untuk meraih suara terbesar dari Parta Golkar di Kecamatan Lembah Sorik Marapi adalah Bapak Ikhwanul Akbar, sebagai putra asli Lembah Sorik Marapi, yang berdomisili di desa Pangkat , Kecamatan Lembah Sorik Marapi. Dengan basic seorang pengusaha, beliau tentunya menjadi sosok yang cukup dikenal luas oleh masyarakat sekitar, melalui interaksi yang sudah lama di jalin dan tentunya sudah sangat memahami kondisi serta kebutuhan masyarakat Kecamatan Lembah Sorik Marapi. Maka faktor ini tentunya akan mempermudahnya dalam memperoleh suara di Kecamatan Lembah Sorik Marapi

3.5.2.2 Konsolidasi dan pemantapan pengurus dan kader Partai Golkar di Kecamatan Mandailing Natal

Dalam hal ini, dilakukan berbagai upaya dalam mengkonsolidasikan kader dan pengurus Partai Golkar. Dimana sudah di katakan diatas bahwa ada kecenderungan pecahnya suara pengurus dan kader, akibat dari banyaknya Caleg yang bertarung dalam Pemilu 2009. Maka secara simultan diadakan temu kader, khususnya Caleg yang diunggulkan Partai Golkar di Kecamatan Lembah Sorik, kemudian secara bertahap kelompok kader sesuai dengan data base yang ada, dikumpulkan di desanya masing-masing. Lalu diberikan motivasi lebih, dengan memberi keyakinan bahwa kemenangan dan kemajuan Partai Golkar tidak akan terjadi tanpa dukungan, serta peran aktif dari seluruh pengurus dan kelompok kader Partai Golkar. 55 Adanya mekanisme pembagian wilayah sebagai potensi suara bagai Caleg didapatkan penulis dari gambaran yang di berikan Ir Wildan Nasution, saat ditanyakan bagaimana Golkar melakukan langkah-langkah pemenangan dan mengatasi permasalahan dalam Internal Partai Glkar Universitas Sumatera Utara Selanjutnya ada pengawasan yang dilakukan, bagi pengurus Kecamatan, dan desa serta kader yang terindikasi lebih mendukung kepada Caleg dari partai lain, maka apabila itu diketahui akan diadakan pertemuan secara khusus. Apabila dirasakan masih sulit, maka pengurus ataupun kader tersebut akan dibatasi aksesnya dalam setiap kegatan pemenangan partai Golkar, karena dikhawartikan keberadaannya akan menjadikan kontra produktif dengan program pemenangan yang akan dilakukan partai Golkar. 56 3.5.2.3 Pencitraan partai Golkar di tengah masyarakat Lembah Sorik Marapi sebagai Partai Nasionalis religius Konteks Golkar, sebagai Partai Nasionalis yang religius diartikan sebagai ideologi yang dimiliki oleh Partai Golkar 57 Maka untuk mencitrakan Golkar yang Islami, maka dalam setiap kegitaan sehari-harinya Golkar begitu selalu mencar dengan budaya Ke-Islaman, yang ditandai dengan selalu di awali kegiatan golkar dengan kaidah keislaman, serta banyaknya kader-kader golkar tersebar di seluruh aspek dan lini kehidupan masyarakat, sebagai alim ulama, tuan kadi, pengurus mesjid,dsb. , disisi lain hal ini merupakan suatu upaya Golkar untuk meredam kekuatan partai Islam, yang selalu mencitrakan partainya dekat secara identitas dengan umat Islam. Maka dengan sendirinya, keberadaan Golkar sebagai Partai Nasionalis hanya ada pada tataran pelaku politik, tetapi menjadi berbeda di mata masyarakat yang lebih condong melihat partai golkar dekat dengan nilai-nilai keislaman, lewat kebiasaan Partai Golkar melaksanakan acara yang bernafaskan ke islaman, seperti perayaan hari-hari besar Islam, festival Nasyid, atau MTQ. Selain pemberian sumbangan pembangunan mesjid, di setiap desakelurahan di seluruh Kabupaten Mandailing Natal, sehingga dengan hal itu Golkar menjadi begitu menyatu dengan nilai keislaman itu sendiri. 58 56 Merupakan hasil wawancara penulis dengan ketua kecamatan Partai Golkar saat ditanyakan; Bagaimana Golkar melakukan konsolidasi dengan seluruh pengurus, dan kader di kecamatan Lembah Sorik Marapi 57 Falsafah yang dimiliki partai Golkar, dan menjadi ideologi partai Golkar 58 Proses pencitraan yang dilakukan partai Golkar untuk menyimbolkan bahwa partai ini merupakan partai yang konses dengan kultur keislaman. Hal ini seseuai dengan jawaban Ir Wildan Nasution, saat ditanya kan bagaimana partai Golkar membangun image ditengah masyarakat. Universitas Sumatera Utara Hal terbesar yang dilakukan golkar bagi masyarakat Madina bagi kemajuan Islam, adalah pembangunan Mesjid Raya Masid Agung Nur Ala Nur di Panyabungan sebagai simbol kebesaran Islam di Mandailing Natal, dimana realisasi pembangunan mesjid ini adalah berkat usaha keras Partai Golkar untuk menunjukkan bahwa Islam begitu besar, dan berkembang di tanah Mandailing. 59

3.5.2.4 Partai Golkar menajadikan kadernya sebagai Kepala Desa

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayah yang berwenang untuk mengatur, dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-asul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia 60 Selanjutnya dalam pola interaksinya, masyarakat desa merupakan suatu lapisan masyarakat dengan Kehidupan komunal desa, dan merupakan watak dasar desa yang mengacu pada tipikal paguyuban dalam konteks politik sosial desa. Paguyuban dimaksudkan adalah pada tata hubungan penduduk sebagai keluarga besar , dimana selalu di liputi kehendak alamiah , seperti tradisi, dan ikatan umum yang mengatur basis hidup dan sumber hidup komunal. . Tradisi yang dimaksud merupakan tata cara yang berlaku dalam desa. yang berbeda dengan yang lain sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat, seperti hukum waris, perkawinan, pembagian tanah, dsb. Tetapi satu hal yang menjadi keniscayaan dimana sosok pemimpin desa, selalu menjadi figur yang berpengaruh di tengah masyarakat, sebagai pengayom bagi masyarakat desa, pengendali konflik, bahkan dapat mempengaruhi suatu keputusan yang diambil masyarakat secara umum. 61 Di dalam masyarakat desa yang ada di Kecamatan Lembah Sorik Marapi atau Huta penyebutan Kampung dalam bahasa Mandailing , keberadaan Kepala desa menjadi tokoh yang menempati posisi yang strategis ditengah masyarakat, dimana perkataannya dapat mempengaruhi cara pandang masyarakat di setiap kampung, karena posisi kepala desa 59 Klaim dari Ketua Umum Golkar, As Imran Khaitami bahwa pembangunan mesjid tersebut adalah upaya dan kerja keras dari partai Golkar 60 ketentuan umum butir 12, UU Otonomi daearah No.32 tahun 2004 61 Madekhan Ali, Orang Desa anak tiri perubahan ,PT Rajawali Press, 2008, Jakarta: hal 99-104. Universitas Sumatera Utara merupakan akses masyarakat untuk berhubungan dengan pemerintah, baik dalam hal pembangunan desa maupun urusan kependudukan lainnya. 62 Maka dalam hal ini partai Golkar memiliki kepentingan yang sangat besar, terhadap sosok kepala desa atau kepala kampung dalam istilah Mandaling. Karena dengan memenangkan pemilihan kepala kampung, Partai Golkar dapat dengan mudah menunjukkan eksistensinya di tengah masyarakat desa. Pemilihan kepala desa sendiri di kecamatan Lembah Sorik Marapi khususnya ataupun Mandailing Natal, menjadi hal yang menarik untuk disimak, karna dapat dihubungkan dengan eksistensi margaclan yang menjadi penguasa kampung itu. Karena seluruh penduduk desa pastinya sudah saling mengenal satu dengan yang lainnya dalam satu pertalian saudara, atau dalam istilah Mandailng disebut Koum, Mar Koum.

3.5.2.5 Pemetaan Politik Partai Golkar di Kecamatan Lembah Sorik Marapi

Dalam menguatkan strategi pemenangan partai Golkar, dan analisis lebih mendalam terhadap kekuatan, kelemahan, peluang, dan Ancaman. Partai Golkar di kecamatan Lembah Sorik Marapi, melakukan pemetaan politik di setiap wilayah . Baik terhadap peluang Caleg Partai Golkar yang diunggulkan, serta memantau pesaing terberat dari Caleg Partai lain, tentunya tanpa bermaksud menafikan peluang dari Caleg Partai lainnya. Caleg yang sudah dipetakan menjadi rival terberat, Caleg yang diunggulkan Partai Golkar akan lebih diawasi setiap pergerakan. Dalam upayanya melakukan penggalangan suara, di seluruh wilayah Kecamatan Lembah Sorik Marapi.

3.5.2.5.1 Caleg Partai Golkar yang diunggulkan

Ikhwanul Akbar Caleg Partai Golkar No Urut 7. Kekuatan. Beliau merupakan warga asli Lembah Sorik Marapi tepatnya Desa Pangkat, sehingga dapat dipastikan beliau cukup mampu mengenalkan diri dengan masyarakat, dan paham kondisi yang terjadi di tengah masyarakat. 62 Merupakan kesimpulan yang dinyatakan As Imran Khaitami saat ditanyakan Bagaimana partai Golkar menggunakan kekuatan yang ada dalam masyarakat desa, termasuk keberadaan Kepala desa di alamnaya Universitas Sumatera Utara Dengan Basic sebagai seorang pengusaha, beliau berurusan banyak dengan masyarakat khusunya dengan warga Lembah Sorik Marapi. Sehingga dengan jaringan yang dimilkinya menjadi modal yang cukup kuat dalam pencalonannya sebagai anggota dewan Legislatif Secara umum dalam tiga bulan sebelum pemelihan telah membentuk Tim Sukses di seluruh desakelurahan, yang ada di Kecamatan Lembah Sorik Marapi Kelemahan Caleg tersebut baru pertama kali menjadi Calon Legislatif, sehingga ditakutkan secara pengalaman beliau masih kurang dalam proses strategi pemenangan politik Peluang Mesin Politik Golkar yang sampai ditingkat pemilih desakelurahan, di seluruh Kecamatan Lembah Sorik Marapi, serta keberadaan pemilih tradisional Partai Golkar dapat memberikan dampak yang cukup besar kepada peroleh suara yang diperoleh. Ancaman Kurangnya kemampuan dana, dalam mendanai seluruh kebutuhan dalam proses penggalangan suara yang dilakukan. Ketidakmapuan akses beliau untuk mampu menjangkau pemilih di pesantren Musthafawiyah, sehingga di khawatirkan daerah yang menjadi lumbung suara di Kecamatan Lembah Sorik Marapi itu, tidak dapat memberikan dampak yang positif bagi beliau. Karna di pesantren Musthafawiyah sendiri, ada Guru dari Pesantren ini yang menjadi Caleg, dan sudah barang tentu lebih populer di mata para santri di Musthafawiyah.

3.5.2.5.2 Caleg yang menjadi lawan terberat Partai Golkar

1. H.Sabirin Rangkuti, LC Caleg Partai Keadilan Sejahtera No urut 1. Kekuatan. Pengaruhnya yang cukup kuat di pesantren Musthafawiyah, sebagai salah satu guru di pesantren itu. Serta pengalaman beliau sebagai Anggota dewan pada periode sebelumnya memberikan pengaruh positif bagi proses strategi pemenangannya. Kelemahan. Universitas Sumatera Utara Pada dasarnya domisili beliau, tidak di Kecamatan Lembah Sorik Marapi. Melainkan diPanyabungan, sehingga kedekatan emosional dengan keseluruhan masyarakat Kecamatan Lembah Sorik Marapi dianggap nsangat kurang sekali. Peluang Pencitraan partai pendukungnya sebagai partai dakwah, di nilai cukup baik dimata masyarakat. Karena dianggap sebagai partai Islam yang tetap memperjuangkan prinsip- prinsip ke-Islaman, dan jauh dari tindak penyelewengan. Ancaman Belum terbentuknya Tim sukses di seluruh Kecamatan Lembah Sorik Marapi ,dan Kemungkinan Potensi suara hanya di daerah Purba baru. Tidak menyebar di seluruh wilayah Kecamatan Lembah Sorik Marapi.Karna keaktifan Caleg hadir ditengah warga sangat minim.

2. Ali Sutan Nasution, SE