POPULASI, SAMPEL, DAN METODE PENGAMBILANSAMPEL DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN

2. Sikap Sikap adalah disposisi untuk merespon secara favorable atau unfavorable terhadap benda, orang, institusi atau kejadian. Sikap diukur dari skor hasil kali antara belief terhadap konsekuensi perilaku menggunakan homeschooling yang muncul dengan evaluasi terhadap konsekuensi tersebut. Beliefs dan evaluasi yang menyusun skala sikap tersebut didapatkan dari hasil elisitasi. 3. Norma Subjektif Norma subjektif adalah persepsi terhadap sejauh mana lingkungan sosial yang cukup berpengaruh akan mendukung atau tidak tingkah laku tersebut dilaksanakan. Norma subjektif diukur dari hasil kali dari normative belief tentang tingkah laku menggunakan homeschooling dengan motivasi untuk mengikutinya. Normative belief didapatkan dari hasil elisitasi. 4. Perceived Behavioral Control Perceived behavioral control adalah kesulitan atau kemudahan dalam melaksanakan tingkah laku, berdasarkan pada pengalaman sebelumnya dan hambatan yang diantisipasi dalam melaksanakan tingkah laku tertentu. Perceived behavioral controldiukur melalui hasil kali dari control belief tentang hadirtidaknya faktor dengan kekuatan faktor yang memfasilitasi atau menghambat tingkah laku. Semakin besar skor tersebut, maka semakin besar persepsi kontrol seseorang terhadap perilaku menggunakan homeschooling.

3.3 POPULASI, SAMPEL, DAN METODE PENGAMBILANSAMPEL

Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Populasi merupakan keseluruhan subjek yang menjadi fokus Universitas Sumatera Utara penelitian, seperti yang dijelaskan oleh A.J. Veal 2006; dalam Anggelina 2014 “the total category of subjects which is the focus of attention in a particular research project is known as the population ”. Berdasarkan tujuan penelitian maka populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah orangtua yang anaknya belum menggunakan homeschooling sebagai jalur pendidikan. Sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. Seperti yang dikatakan A.J. Veal 2006; dalam Anggelina, 2014 “A sample is selected from the population ”. Untuk itu penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling, yaitu sampel yang diambil yang sesuai dengan ketentuan atau persyaratan sampel dari populasi tertentu yang paling mudah dijangkau atau didapatkan. Teknik ini tergolong nonprobability sampling, merupakan teknik pengambilan sampel dimana kemungkinan atau peluang seseorang untuk terpilih menjadi anggota sampel tidak diketahui Soehartono, 2001. Y ang berarti tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi subjek penelitian. Berdasarkan tujuan penelitian, maka karakteristik subjek penelitian ini antara lain: a. Telah menikah dan telah memiliki anak usia TK-SMA b. Belum menggunakan homeschooling sebagai jalur pendidikan anak Universitas Sumatera Utara

3.4 METODE PENGUMPULAN DATA

3.4.1 INSTRUMEN PENELITIAN

Peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa skala dengan model likert yang terdiri atas sejumlah pernyataan yang semuanya menunjukkan sikap terhadap objek tertentu. Skala model likert dipilih sebagai instrumen untuk mengumpulkan data karena skala ini adalah skala yang sering digunakan untuk mengetahui data normatif mengenai sikap atau beliefAmaliah, 2008. Skala terdiri atas 4 bagian yang terdiri dari: a satu skala untuk mengukur sikap terhadap perilaku menggunakan homeschooling, b satu skala untuk mengukur norma subjektif, c satu skala untuk mengukur Perceived Behavioral Control PBC, dan d satu skala untuk mengukur intensi menggunakan homeschooling. Keempat bagian tersebut akan dijadikan satu menjadi sebuah kuesioner. Alat ukur sikap, norma subjektif dan dan PBC memiliki kesamaan dalam hal pembuatan itemnya, yaitu melalui proses elisitasi yang ditujukan untuk memunculkan belief beserta evaluasinya. Kemudian data yang didapat dari proses elisitasi inilah yang dijadikan dasar untuk menyusun alat ukur.

3.4.2 ALAT UKUR MENGGUNAKAN HOMESCHOOLING

Skala yang mengukurintensi menggunakan homeschooling mengandung 4 elemen, yaitu; tingkah laku, objek target, situasi, dan waktu Fishbein Ajzen, 1975. Terdiri dari 4 aitem yang menyatakan probabilitas subjek berintensi untuk menggunakan homeschooling. Intensi diukur dengan menggunakan 6 pilihan jawaban yang terdiri dari Sangat Tidak Mungkin STM, Tidak Mungkin TM, Agak Tidak Mungkin ATM, Agak Mungkin AM, Mungkin M, Sangat Universitas Sumatera Utara Mungkin SM pada 4 aitem skala intensi yang menyatakan probabilitas subjek untuk menggunakan homeschooling.Bobotpenilaian pada aitem favourableyaitu: STM=1, TM=2, ATM=3, AM=4,M = 5 , SM=6, dan sebaliknya pada aitem unfavourable. Aspek Indikator No Aitem Jumlah Bobot Intensi Tingkah laku 1, 2 2 25 Objek target 3, 4 2 25 Situasi 5, 6 2 25 Waktu 7, 8 2 25 Jumlah 4 100 Tabel 1. Blue Print Skala Intensi sebelum Uji Coba

3.4.3 ALAT UKUR SIKAP

Sikap diukur melalui 2 skala, yaitu skala behavioral belief subjek dan skala evaluasi terhadap behavioral belief subjek. Untuk skala pengukuran behavioral belief terdiri dari 5 aitem dengan 6 pilihan jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju STS, Tidak Setuju TS, Agak Tidak Setuju ATS, Agak Setuju AS, Setuju S, Sangat Setuju SS. Bobot penilaianuntukpernyataan favourableyaitu: STS=1,T S =2, ATS=3,A S =4,S = 5 , SS=6, dan sebaliknya pada aitem unfavourable.Sedangkan untuk skala pengukuran evaluasi terhadap behavioral belief terdiri dari 5 aitem dengan 6 pilihan jawaban yaitu Sangat Buruk SBu, Buruk Bu, Agak Buruk ABu, Agak BaikAB, Baik B, dan Sangat Baik SB. Bobotpenilaian pada aitem favourableyaitu: SBu=1,Bu=2, ABu=3, AB=4,B = 5 , SB=6, dan sebaliknya pada aitem unfavourable.Peneliti tidak menggunakan pilihan jawaban netral dengan pertimbangan kecenderungan Universitas Sumatera Utara partisipan untuk memilih respon tersebut apabila tersedia. Berikut blueprint dari skala sikap sebelum uji coba: Aspek Sikap Indikator No Aitem Jumlah Bobot Favorable Unfavorable Bagian 1 Keyakinan individu terhadap konsekuensi perilaku menggunakan homeschooling behavioral belief 1, 3, 5 2, 4 5 50 Bagian 2 Evaluasi dari keyakinan individu terhadap konsekuensi perilaku menggunakan homeschooling evaluasi terhadap behavioral belief 7, 8, 9 6, 10 5 50 Jumlah 6 4 10 100 Tabel 2 . Blue Print Skala Sikap Sebelum Uji Coba

3.4.4 ALAT UKUR NORMA SUBJEKTIF

Pengukuran untuk skala norma subjektif terdiri dari pengukuran normative beliefs dan pengukuran motivation to comply yang masing-masing terdiri dari 5 aitem dengan 6 pilihan jawaban yaitu Sangat Tidak Setuju STS, Tidak Setuju TS, Agak Tidak Setuju ATS, Agak Setuju AS, Setuju S, Sangat Setuju SS. Bobotpenilaiankedua bagian pada aitem favourableyaitu: STS=1, T S =2, ATS=3,A S =4,S = 5 , SS=6, dan sebaliknya pada aitem unfavourable.Peneliti tidak menggunakan pilihan jawaban netral dengan pertimbangan kecenderungan partisipan untuk memilih respon tersebut apabila tersedia. Berikut blueprint dari skala norma subjektif sebelum uji coba: Universitas Sumatera Utara Aspek Norma Subjektif Indikator No Aitem Jumlah Bobot Fav Unfav Bagian 1 Keyakinan individu sehubungan dengan harapan dan keyakinan orang lain yang dapat mempengaruhi individu terhadap perilaku menggunakan homeschooling normative belief 2, 4, 5 1, 3 5 50 Bagian 2 Motivasi untuk memenuhi normative belief tersebutmotivation to comply 6, 7, 9 8, 10 5 50 Jumlah 6 4 10 100 Tabel 3 . Blue Print Skala Norma Subjektif Sebelum Uji Coba

3.4.5 ALAT UKUR PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL

Perceived behavioral control diukur melalui 2 skala, skala yang mengukur control beliefdan skala yang mengukur kekuatan belief. Untuk skala pengukuran control belief terdiri dari 5 aitem dengan 6 pilihan jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju STS, Tidak Setuju TS, Agak Tidak Setuju ATS, Agak Setuju AS, Setuju S, Sangat Setuju SS. Bobotpenilaian pada aitem favourableyaitu: STS=1,T S =2, ATS=3,A S =4,S = 5 , SS=6, dan sebaliknya pada aitem unfavourable.Sedangkan untuk skala pengukuran perceived power terdiri dari 5 aitem dengan 6 pilihan jawaban yaitu Sangat Kecil SK, Kecil K, Agak Kecil AK, Agak Besar AB, Besar B, Sangat Besar SB. Bobotpenilaian pada aitem favourableyaitu: SK=1,K =2, AK=3, AB=4,B = 5 , SB=6, dan sebaliknya pada aitem unfavourable. Peneliti tidak menggunakan pilihan jawaban netral dengan pertimbangan kecenderungan partisipan untuk memilih respon tersebut apabila Universitas Sumatera Utara tersedia. Berikut blueprint dari skala perceived behavioral control sebelum uji coba: Aspek PBC Indikator No Aitem Jumlah Bobot Fav Unfav Bagian 1 Keyakinan individu tentang kehadiran kontrol yang berfungsi sebagai pendukung atau penghambat individu dalam memunculkan perilaku menggunakan homeschooling control belief 2, 3, 5 1, 4 5 50 Bagian 2 Persepsi individu terhadap seberapa kuat kontrol tersebut untuk mempengaruhi dirinya dalam memunculkan perilaku menggunakan homeschooling perceived power 6, 9, 10 7, 8 5 50 Jumlah 6 4 10 100 Tabel 4 . Blue Print Skala Perceived Behavioral Control Sebelum Uji Coba

3.5 UJI VALIDITAS, UJI DAYA BEDA AITEM, DAN UJI

RELIABILITAS 3.5.1 UJI VALIDITAS Validitas menunjukkan pada sejauh mana suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang hendak diukur Azwar, 2004. Uji validitas dilakukan dengan content validation dan construct validation. Content validity bertujuan untuk melihat sejauh mana isi angket mewakili atribut yang hendak diukur. Pengujian content validity dilakukan dengan cara analisis rasional atau professional judgement dengan dosen pembimbing dan pihak-pihak yang ahli pada bidangnya. Universitas Sumatera Utara

3.5.2 UJI DAYA BEDA AITEM

Uji daya beda aitem digunakan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang hendak diukur Azwar, 2004. Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dapat dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment Azwar, 2004. Besarnya koefisien korelasi item total bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan nilai positif dan negatif. Semakin baik daya diskriminasi item maka koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1,00 yang artinya fungsi item cocok dengan fungsi alat ukur dan memiliki daya beda yang baik Azwar, 2004. Batasan nilai indeks daya beda item dalam penelitian ini adalah 0,3, sehingga setiap item yang memiliki harga kritik ≥ 0,3 saja yang akan digunakan dalam pengambilan data yang sebenarnya. Perhitungan koefisien korelasi item ini menggunakan komputasi SPSS versi 16.0 for windows. 3.5.3 UJI RELIABILITAS Reliabilitas dari suatu instrumen penelitian menggambarkan sejauh instrumen penelitian tersebut dapat dipercaya. Ketika digunakan dalam kaitannya dengan instrumen dan pengkuran, reliabilitas didasarkan terhadap konsistensi dari hasil pengukuran. Menurut Azwar 2004, reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek Universitas Sumatera Utara yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Definisi tersebut dapat diartikan bahwa reliabilitas adalah sejauh mana instrumen menghasilkan yang relatif sama meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda. Teknik uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik konsistensi internal dengan rumus Alpha Cronbach. Suatu alat ukur dinyatakan reliabel jik a koefisien α 0,6 Azwar, 2004. Alat ukur dalam penelitian ini diproses dengan menggunakan program softwareStatistical Program for Social Sciences SPSS versi 16.0 for windows.

3.6 HASIL UJI COBA ALAT UKUR

Uji coba alat ukur merupakan suatu hal yang penting dalam penelitian. Hal ini dilakukan untuk menguji mutu atau kualitas instrumen dimana dalam hal ini adalah skala penelitian Suryabrata, 2011. Dalam penelitian ini, uji coba dilakukan pada 62 orang sampel yang memiliki karakteristik yang sama serta instrumen yang sama dengan penelitian sesungguhnya.

3.6.1 HASIL UJI COBA ALAT UKUR INTENSI

Skala intensi yang diujicobakan berisi atas 8 aitem dimana semua aitem telah valid sehingga tidak ada aitem yang gugur. Hasil uji coba terhadap skala intensi menunjukkan koefisien α = 0.846 dengan daya diskriminasi aitem yang bergerak dari 0.428 hingga 0.765. 3.6.2 HASIL UJI COBA ALAT UKUR SIKAP Aitem yang diujicobakan pada skala sikap terdiri dari 10 aitem. Namun, pada skala ini terdapat 1 aitem yang gugur pada aspekbehavioral belief karena memiliki daya diskriminasi lebih kecil dari 0.3. Oleh karena itu, aitem tersebut Universitas Sumatera Utara tidak dapat digunakan, sehingga pasangan dari aitem tersebut dalam aspek outcome evaluationjuga harus gugur, maka aitem yang digunakan hanya 8 aitem. Skalasikap ini memiliki koefisien α = 0.859 dengan daya diskriminasiaitem yang bergerak mulai dari 0.443 hingga 0.850.

3.6.3 HASIL UJI COBA ALAT UKURNORMA SUBJEKTIF

Dalam skala ini terdapat 10 aitem yang diujicobakan.Namun, pada skala ini terdapat 1 aitem yang gugur pada aspekmotivation to complykarena memiliki daya diskriminasi lebih kecil dari 0.3. Oleh karena itu, aitem tersebut tidak dapat digunakan, sehingga pasangan dari aitem tersebut dalam aspeknormative belief juga harus gugur, maka aitem yang digunakan hanya 8 aitem. Adapun koefisien pada skala norma subjektif ini adalah α = 0.832 dengan daya diskriminasi aitem yang bergerak mulai dari 0.311 hingga 0.768.

3.6.4 HASIL UJI COBA ALAT UKURPERCEIVED BEHAVIORAL

CONTROL Pada skala perceived behavior control terdapat 10 aitem yang akan diujicobakan. Namun, pada skala ini terdapat 1 aitem yang gugur pada aspekperceived power karena memiliki daya diskriminasi lebih kecil dari 0.3. Oleh karena itu, aitem tersebut tidak dapat digunakan, sehingga pasangan dari aitem tersebut dalam aspek control beliefjuga harus gugur, maka aitem yang digunakan hanya 8 aitem. Hasil dari uji coba skala perceived behavioral control menunjukkan koefisien sebesar α = 0.912 dengan daya diskriminasi aitem yang bergerak mulai dari 0.342 hingga 0.877. Universitas Sumatera Utara

3.7 PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian,dan tahap pengolahan data.

3.7.1 TAHAP PERSIAPANPENELITIAN

Penelitian dimulai dengan menyempurnakan landasan teori yang akan menjadi dasar penyusunan alat ukur. Proses penyusunan alat ukur dimulai dengan proses elisitasi untuk mendapatkan belief-belief utama yang akan dijadikan item dalam kuesioner. Tahap elisitasi adalah tahap pengumpulan sebanyak mungkin keyakinan-keyakinan yang berperan penting salient beliefs dalam diri seseorang mengenai perilaku menggunakan homeschooling. Elisitasi ini dilakukan pada 8 orang dengan karakteristik yang sama dengan populasi, sejalan dengan apa yang dikatakan Ajzen 1991 bahwa salient belief itu harus diperoleh dari subjek yang dapat mewakili populasi penelitian. Tahap elisitasi ini dilakukan pada tanggal 4- 10 Januari 2015, tahap elisitasi ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner dengan pernyataan terbuka. Pertanyaan elisitasi terdiri dari 9 item yang bertujuan memunculkan behavioral belief, normative belief, dan control belief. Berikut pertanyaan elisitasi: a. Sebutkan hal-hal yang terlintas dalam pikiran anda ketika mendengar kalimat “menggunakan homeschooling sebagai jalur pendidikan anak”? b. Menurut anda, apa saja keuntungankonsekuensi positif yang anda peroleh jika menggunakan homeschooling sebagai jalur pendidikan untuk anak anda? c. Menurut anda, apa saja kerugiankonsekuensi negatifyang anda peroleh jika menggunakan homeschooling sebagai jalur pendidikan untuk anak anda? Universitas Sumatera Utara d. Menurut anda, siapa saja yang akanmendukung anda untuk menggunakan homeschooling sebagai jalur pendidikan untuk anak anda? e. Menurut anda, siapa saja yang tidak mendukung anda untuk menggunakan homeschooling sebagai jalur pendidikan untuk anak anda? f.Siapa sajakah yang akan anda ikuti pendapatnya untuk menggunakanhomeschooling sebagai jalur pendidikan untuk anak anda? g.Siapa sajakah yang akan anda ikuti pendapatnya untuk tidak menggunakanhomeschooling sebagai jalur pendidikan untuk anak anda? h. Hal apa saja yang dapat menyulitkan anda dan kondisi apa yang menghalangi anda untuk menggunakan homeschooling sebagai jalur pendidikan untuk anak anda? i. Hal apa saja yang mempermudah anda dan kondisi apa yang mendorong anda untuk menggunakan homeschooling sebagai jalur pendidikan untuk anak anda? Item a, b, dan c ditujukan untuk menggali behavioral belief, item d, e, f, dan g ditujukan untuk menggali normative belief, sedangkan item h, dan i ditujukan untuk menggali controlbelief. Berdasarkan hasil elisitasi pada 8 sampel tersbeut, didapatkan belief-belief utama salient belief sebagai berikut: a. Behavioral Belief Tabel 5 . behavioral belief Aitem Konsekuensi Positif Jumlah Aitem Konsekuensi Negatif Jumlah 1 Anak lebih mendapat perhatian 8 4 Anak menjadi penyendiri 5 2 Banyak waktu dengan anak 8 4 Anak menjadi kikuk 6 5 Anak menggunakan jalur pendidikan modern 1 3 Anak tidak memiliki teman sebaya 8 Universitas Sumatera Utara b. Normative Belief Tabel 6 . normative belief Aitem Pihak yang berpengaruh Jumlah 1 Pasangan 7 2 Keluarga orangtua, kakak, abang, adik 8 3 Anak 5 4 Teman 6 5 Para ahli public figure 2 c. Control Belief Tabel 7 . control belief Aitem Faktor Pendukung Jumlah Aitem Faktor Penghambat Jumlah 5 Keamanan anak yang terjamin 2 3 Belum banyak homeschooling di Medan 5 2 Adanya kemauan anak untuk belajar dengan homeschooling 8 4 Kurang memiliki informasi mengenai homeschooling 6 2 Adanya semangat anak untuk belajar dengan homeschooling 8 1 Harus mengeluarkan biaya yang lebih mahal 6 Dengan belief-belief yang telah didapatkan dari hasil elisitasi, peneliti memulai penyusunan skala dengan membuat blueprint skala dan kemudian mengoperasionalkannya ke dalam bentuk aitem pernyataan. Untuk skalaintensiterdiri dari 8 aitem, skala sikap terdiri dari 10 aitem, skala norma subjektif terdiri dari 10 aitem, dan skala perceived behavior control yang terdiri dari 10 aitem. Skala intensi, sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral Universitas Sumatera Utara control tersebut dibuat dalam kertas HVS ukuran A4 dan setiap pernyataan pada skala memiliki 6 pilihan jawaban mulai dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju dan tidak ada pilihan jawaban netral. Setelah keempat skala selesai disusun, maka aitem-aitem tersebut ditelaah dengan analisis rasional dari professional judgement. Setelah kuesioner selesai, peneliti kemudian melakukan uji coba alat ukur yang dilakukan pada tanggal 1-14 Februari 2015 pada 62 orang sampel yang memiliki karakteristik yang sama dengan kriteria subjek penelitian.Setelah melakukan uji coba alat ukur, peneliti melakukan uji validitas, uji daya beda aitem, dan uji reliabilitas keempat skala dengan menggunakan bantuan aplikasi komputer SPSS versi16.0 for windows.Setelah hasil uji coba alat ukur keluar, peneliti memilih aitem-aitem yang sesuai untuk dijadikan aitem pada skala.

3.7.2 TAHAP PELAKSANAANPENELITIAN

Peneliti mengambil data penelitian pada penduduk Kota Medan, khususnya pada orangtua yang anaknya belum menggunakan homeschooling. Peneliti akan melakukan penyebaran kuesioner di tempat-tempat yang ramai dikunjungi. Proses pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 1-28 Maret 2015. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan menggunakan teknik convenience sampling. Untuk pengambilan data dalam pelaksaan penelitian, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Angket kuesioner Merupakan metode pengambilan data dengan menggunakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari Universitas Sumatera Utara responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui Arikunto, 2006. Sebelum memberikan angket kepada subjek penelitian, maka peneliti menanyakan terlebih dahulu apakah subjek sesuai dengan karakteristik sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Kemudian setelah semua kuesioner yang telah diisi terkumpul, peneliti melakukan pendataan dan skoring untuk digunakan pada tahap pengolahan data selanjutnya. 2. Wawancara Wawancara adalah teknik penelitian yang paling sosiologiskarena bentuknya yang berasal dari interaksi verbal antara peneliti danresponden Black. 2009. Dalam wawancara ini peneliti menggunakan wawancaratersruktur yaitu wawancara yang terdiri dari suatu daftar pertanyaanyang telah direncanakan dan telah disusun sebelumnya. Semuaresponden mendapat pertanyaan yang sama. Adapun yang menjadi informandalam penelitian ini adalah orangtua yang anaknya belum menggunakan homeschooling sebagai jalur pendidikan. Dalam wawancara inipeneliti mewawancarai 15 informan. Yang dipilih berdasarkan metodeacak dari responden yang sudah ada. Wawancara dilakukan untukmelengkapi data yang didapatkan dari hasil angket dan untukmemperjelas hasil yang diinginkan.

3.7.3 TAHAP PENGOLAHAN DATA

Untuk data berupa angka, peneliti mengolah data tersebut menggunakan metode statistik. Berdasarkan hipotesis yang akan diukur maka peneliti menggunakan teknik analisis multiple regression atau analisis regresi berganda Pedhazur, 1982. Seluruh perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS Universitas Sumatera Utara versi 16.0 for windows.Sedangkan data hasil wawancara yang diperoleh dari responden dikumpulkan agar dapatdigunakan untuk mendukung hasil statistik yang diperoleh.

3.8 METODE ANALISADATA

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian korelasional. Analisa data statistik dalam penelitian ini menggunakan analisaregresi linear berganda. Analisa regresi linear berganda berfungsi untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel tergantung. Sehingga dalam penelitian ini, analisa regresi linear berganda diharapkan dapat menunjukkan seberapa besar pengaruh sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap intensi penggunaan jasa homeschooling. Sedangkan pada data hasil wawancara, setelah terkumpul hasil yang diperoleh dari responden, maka data dianalisis dan dipergunakan untuk mendukung hasil statistik yang diperoleh.Sebelum dilakukan analisis statistik, terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi untuk mengetahui apakah hasil analisi regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, linearitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

3.8.1 UJI NORMALITAS

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data telah secara normal agar dapat digeneralisasikan pada populasi.Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data pada variabel yang diteliti mengikuti bentuk distribusi normal atau tidak. Untuk melihat apakah data telah terdistribusi secara Universitas Sumatera Utara normal, penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan skewness dan kurtosis. Skewness mengukur kemencengan dari data sementara kurtosis mengukur puncak dari distribusi data. Data berdistribusi normal jika memiliki nilai Skewness dan Kurtosis yang mendekati nol atau diantara -2 sampai 2 Sujarweni, 2014. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 16.0 for windows.

3.8.2 UJI LINEARITAS

Uji linearitas yaitu pengujian untuk mengetahui apakah sifat hubungan antar variabel yang diteliti bersifat linear atau tidak. Data penelitian dalam model regresi harus linier Gudono, 2011. Untuk melihat suatu data linier dapat dilakukan dengan mengamati pada tabel linearitas, dimanajikap ≤0.05 untuk linearity dan jikap 0.05 untuk deviation forlinearity maka dikatakan kedua variable memiliki hubungan yang linear.

3.8.3 UJI MULTIKOLINIERITAS

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi yang tinggi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak multikolinier, tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Multikolinearitas dapat dilihat dari: a nilai tolerance, dan lawannya; bvariance inflation factor VIF Ghozali, 2005. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen Universitas Sumatera Utara menjadi variabel dependen terikat dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerancemengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10.

3.8.4 UJI AUTOKORELASI

Metode uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t, dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya, atau untuk mengetahui apakah ada hubungan linier antara error serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu.Jika terjadi korelasi, berarti ditemukanmasalah autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilihat dengan mengggunakan Uji Durbin-Watson Uji DW, dengan cara melihat besarnya nilai DW Santoso, 2004. Dimana kaidah yang digunakan yaitu jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari 4-dL maka hipotesis nol diterima, yang berarti terdapat autokorelasi. Dan jika d terletak antara dU dan 4-dU, maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi. Namun jika d terletak antara dL dan dU atau diantara 4-dU dan 4- dL, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

3.8.5 UJI HETEROKEDASTISITAS

Metode ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan variansdari residualpada satu pengamatan ke pengamatan Universitas Sumatera Utara yang lain, jika terdapat perbedaan varians, maka dijumpai gejala heteroskedastisitas Santoso, 2004. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SPRED, sumbu X dan Y yang telah diprediksi dan sumbu Y adalah residual Y prediksi-Y sesungguhnya. Jika ada pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengindikasikan gejala heterokedastisitas Ghozali, 2005. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan akan meliputi analisis deskriptif, hasil uji asumsi, dan pengujian hipotesis penelitian.

4.1 DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN

Dalam sub bab ini akan dipaparkan gambaran umum mengenai latar belakang subjek penelitian. Gambaran subjek yang akan dibahas berupa jenis kelamin, tingkat usia, pendidikan, serta pendapatan subjek. Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah orang tua yang tinggal di Kota Medan. Peneliti mengambil subjek sebanyak 100 orang tua yang merupakan masyarakat Kota Medan yang belum pernah menggunakan jasa homeschooling. Dari Tabel 8 dibawah ini, dapat dilihat bahwa variabel intensi memiliki rata-rata skor sebesar 29.88, skor terendah sebesar 10, dan skor tertinggi sebesar 47. Kemudian variabel sikap memiliki skor rata-rata sebesar 58.35, skor terendah sebesar 9, dan skor tertinggi sebesar 144. Kemudian, variabel norma subjektif memiliki skor rata-rata sebesar 55.07, skor paling rendah sebesar 10, dan skor paling tinggi sebesar 126. Terakhir, variabel perceived behavioral control memiliki skor rata-rata sebesar 55.65, skor terendah sebesar 5, dan skor paling tinggi sebesar 121. 59 Universitas Sumatera Utara TABEL 8. Deskripsi Hasil Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation SIKAP 100 9 144 58,35 30,657 NORMA 100 10 126 55,07 24,444 PBC 100 5 121 55,65 28,526 INTENSI 100 10 47 29,88 7,564 Valid N listwise 100 Pada tabel ini digambarkan banyaknya subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin. TABEL 9. Karekteristik Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase Pria 37 37 Wanita 63 63 Total 100 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden berjumlah 100 orang dengan rincian pria sebanyak 37 orang 37 dan wanita sebanyak 63 orang 63. Kemudian peneliti mendeskripsikan subjek berdasarkan jenjang usia. Kategori jenjang usia subjek didasari oleh tahap perkembangan manusia yang dikemukakan oleh Havighurst Papalia, Olds, Feldman, 2008 yang meliputi masa kanak-kanak, remaja awal, remaja akhir, dewasa awal, dewasa madya, dan lansia. Usia subjek dikelompokkan ke dalam 2 kelompok, dewasa awal usia 25 - 40 tahun, dan dewasa madya 41 tahun - 55 tahun. Adapun kategorisasi berdasarkan jenjang usia dapat dilihat dalam tabel berikut: TABEL 10. Karekteristik Subjek Berdasarkan Jenjang Usia Tahap Perkembangan Jenjang Usia Jumlah Persentase Dewasa Awal 25 – 40 tahun 59 59 Dewasa Madya 41 – 55 tahun 41 41 Total 100 100 Universitas Sumatera Utara Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dewasa awal memiliki jumlah yang paling banyak dalam penelitian ini yaitu sebesar 59, kemudian disusul oleh dewasa madya dengan persentase sebesar 41. Selanjutnya peneliti mendeskripsikan subjek penelitian berdasarkan berapa anak yang saat ini menjadi tanggungan orang tua, seperti dalam tabel berikut. TABEL 11. Karekteristik Subjek Berdasarkan Jumlah Tanggungan Anak Jumlah Tanggungan Jumlah Persentase 1 anak 21 21 2 anak 35 35 3 anak 28 28 4 anak 7 7 5 anak 7 7 6 anak 1 1 7 anak 1 1 Total 100 100 Berdasarkan tabel diatas, sebagian besar responden memiliki 1-3 anak yang menjadi tanggungan. Yang tertinggi adalah 35, yaitu responden yang memiliki jumlah tanggungan 2 anak, setelah itu 28 pada responden yang memiliki tanggungan 3 anak, menyusul selanjutnya responden yang memiliki 1 anak sebanyak 21 responden, selanjutnya, sama besar antara responden yang memiliki jumlah tanggungan 4 anak dan 5 anak, yaitu masing-masing 7, dan persentase terkecil terletak pada responden yang memiliki jumlah tanggungan anak 6-7 orang, masing-masing berjumlah 1. Kemudian, peneliti mendeskripsikan subjek berdasarkan pekerjaannya. Deskripsi subjek berdasarkan pekerjaan dapat dilihat dalam tabel berikut. Universitas Sumatera Utara TABEL 12. Karekteristik Subjek Berdasarkan Pekerjaan Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase Guru 15 15 Ibu Rumah Tangga 25 25 Kontraktor 1 1 Pegawai BUMN 10 10 Pegawai Swasta 15 15 Pengusaha 1 1 PNS 12 12 Wiraswasta 21 21 Total 100 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ibu rumah tangga merupakan subjek yang paling banyak dengan jumlah 25 orang, diikuti oleh wiraswasta sebanyak 21 orang, lalu guru dan pegawai swasta masing-masing sebesar 15 orang, menyusul setelahnya PNS sebanyak 12 orang, selanjutnya pegawai BUMN 10 orang, dan yang terakhir adalah kontraktor dan pengusaha dnegan jumlah masing-masing 1 orang. Selanjutnya, peneliti akan mendeskripsikan subjek berdasarkan tingkat penghasilan per bulan. Adapun gambaran tingkat penghasilan subjek dapat dilihat dalam tabel berikut ini. TABEL 13. Karakteristik Subjek Berdasarkan Penghasilan Penghasilanbulan Jumlah Persentase Rp. 1.000.000 21 21 Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000 38 38 Rp. 3.000.000 – Rp. 5.000.000 31 31 Rp. 5.000.000 10 10 Total 100 100 Berdasarkan tabel diatas, subjek terbesar memiliki penghasilan sekitar Rp. 1.000.000 hingga Rp. 3.000.000 dengan persentase sebanyak 38. Kemudian diikuti oleh subjek yang memiliki penghasilan sekitar Rp. 3.000.000 hingga Rp. 5.000.000 dengan persentase sebesar 31. Lalu disusul oleh subjek yang Universitas Sumatera Utara memiliki penghasilan kurang dari Rp. 1.000.000 dengan persentase sebesar 21, dan yang terakhir adalah subjek yang memiliki penghasilan lebih besar dari Rp. 5.000.000 sebesar 10.

4.2. HASIL UJI ASUMSI