gimana saya mau masukin dia homeschooling, lha papanya sama neneknya aja gak ngizinin.
” Komunikasi personal, 24 Februari 2015
Dari hasil wawancara diatas, dapat dilihat bahwa orang-orang di sekitar subjek kurang mendukung subjek untuk menggunakan jasa homeschooling. Selain
itu subjek juga mengggunakan jasa homeschoolingkarena faktor personal yang ia miliki bukan karena dorongan orang lain, sehingga dapat dikatakan bahwa norma
subjektif kurang berperan dalam intensi menggunakan jasa homeschooling.
4.4.4 PERAN
PERCEIVED BEHAVIORAL
CONTROL TERHADAP
INTENSI MENGGUNAKAN HOMESCHOOLING
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, perceived behavioral control berperan positif terhadap intensi menggunakan jasa homeschooling yang
ditunjukkan oleh nilai p = 0.001 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa tambahan yang menyatakan bahwa perceived behavioral control
berperan secara signifikan terhadap intensi menggunakan jasa homeschooling diterima. Perceived behavioral control memiliki nilai r sebesar 0.617 sehingga r
2
= 0.381 yang menunjukkan bahwa perceived behavioral controlberperan sebesar 38,1 terhadap intensi menggunakan jasa homeschooling. Hal ini berarti
perceived behavioral control yang dimiliki subjek memiliki nilai positif dalam mempengaruhi intensi subjek menggunakan jasa homeschoolingatau subjek
memiliki kontrol kendali yang baik untuk menggunakan jasa homeschooling
sehingga intensinya juga semakin tinggi.
Perceived behavioral control merujuk pada suatu derajat dimana individu merasa bahwa perilaku akan muncul atau tidak muncul tergantung pada kendali
Universitas Sumatera Utara
yang ada pada dirinya Ajzen, 2005. Ketika individu mulai membentuk intensi terhadap suatu perilaku, ia mulai memperkirakan seberapa besar kontrol yang
dimilikinya untuk mewujudkan perilaku tersebut Sarwono, 1997. Individu tidak akan memiliki intensi yang kuat untuk menampilkan perilaku jika ia percaya
bahwa ia tidak memiliki sumber dan kesempatan untuk menampilkannya, walaupun ia memiliki sikap yang positif terhadap perilaku tersebut dan dukungan
yang kuat dari significant other. Dalam penelitian ini, skala perceived behavioral control mengacu pada
beberapa faktor yang bisa saja menjadi pendukung atau malah menjadi penghambat subjek untuk menggunakan jasa homeschooling. Faktor tersebut
didapatkan dari hasil elisitasi terhadap salient belief, yang berupa biaya homeschooling, kemauan anak mengikuti homeschooling, keamanan anak,
fasilitas homeschooling, serta informasi yang dimiliki subjek. Respon subjek juga berbeda terhadap faktor tersebut didasarkan pada background factor yang dimiliki
subjek gender, usia, jumlah anak, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. Misalnya pada subjek yang berprofesi sebagai guru ataupun memiliki usaha
sendiri tetapi belum memiliki penghasilan yang cukup untuk menggunakan jasa homeschooling, mereka terkendala pada biaya homeschooling dan juga jumlah
anak yang jarak umurnya berdekatan, sehingga mengeluarkan biaya sekaligus jika ingin sekolah ataupun homeschooling. Hal ini tampak dalam kutipan wawancara
berikut. “Saya sih lumayan tertarik kalau homeschooling soalnya dari
yang saya baca-baca, kita sebagai orangtua bisa lebih ikut serta dalam pendidikan anak kita sendiri, gak cuma bayar uang
sekolah trus tinggal terima bersih anak aja kan jadinya, yah
Universitas Sumatera Utara
pokoknya saya sih nganggepnya homeschooling itu gak buruk- buruk kali lah, tapi anak saya yang paling kecil jaraknya 2 tahun
sama abangnya, nanti satu saya masukkan homeschooling eh yang satunya mau ngikut juga, masih belum kuat biayanya kalau
dua-dua dimasukin homeschooling
.” Komunikasi personal, 23 Februari 2015
Sementara bagi subjek yang telah memiliki penghasilan yang cukup, mereka cenderung memiliki kendali untuk menggunakan jasa homeschooling. Hal
ini terlihat dalam wawancara berikut ini. “Gak ada masalah sih biaya homeschooling nya, cuma sekarang
tinggal anaknya aja gimana, mau ikutan homeschooling apa enggak, di medan pun udah ada Homeschooling Kak Seto juga
kan, kan udah bagus itu, Cuma ya balik lagi emang tergantung
anaknya sih kalau saya, karena kan yang jalanin nanti dia.” Komunikasi personal, 23 Februari 2015
Variabel perceived behavioral control memberikan kontribusi paling besar terhadap intensi menggunakan homeschooling dibandingkan variabel lain.
Kesempatan dan sumber daya harus ada, tanpa ini niat konsumen akan lemah Kit, 1998. Penambahan variabel perceived behavioral control dapat meningkatkan
signifikansi prediksi intensi perilaku Dharmmesta, 2003. Intensi sebuah perilaku tidak hanya tergantung dari sikapnya terhadap perilaku tersebut, ataupun tidak
hanya tergantung dari bagaimana tekanan sosial di sekitarnya, tetapi intensi perilaku tersebut harus berada dubawah kontrol keperilakuannya Dharmmesta,
1998. Sejalan dengan yang diungkapkan Dharmmesta, dari kutipan wawancara diatas, dapat dilihat bagaimana peran perceived behavioral control terhadap
intensi menggunakan jasa homeschooling. Subjek pertama mengemukakan bahwa ia tidak memiliki penghasilan yang memadai sehingga hal tersebut
menghalanginya untuk menggunakan jasa homeschooling, padahal ia memiliki
Universitas Sumatera Utara
intensi untuk menggunakan jasa homeschooling. Disini, perceived behavioral control menjadi penghalang intensi subjek untuk berperilaku. Sementara di subjek
kedua dengan adanya kemauan dan semangat anaknya untuk menggunakan homeschooling, hal tersebut menjadikan perceived behavioral control sebagai
pendorong subjek untuk menggunakan jasa homeschooling.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN