PERANSIKAP PEMBAHASAN .1. PERAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN

melakukan atau tidak melakukan perilaku, dan faktor kendali yang dapat memfasilitasi atau menghalangi timbulnya perilaku Ajzen, 2005. Dari hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui intensi menggunakan jasa homeschooling dapat dilihat dengan megetahui bagaimana sikap mereka terhadap homeschooling, peran significant other yang ada disekitar calon konsumen apakah mendukung atau tidak mendukung dirinya untuk menggunakan jasa homeschooling, serta kekuatan kontrol konsumen terhadap faktor-faktor yang ada disekitar calon konsumen yang dapat mendukung atau menghambat keinginannya untuk menggunakan jasa homeschooling.

4.4.2 PERANSIKAP

TERHADAP INTENSI MENGGUNAKAN HOMESCHOOLING Pada penelitian ini, didapatkan hasil bahwa sikap tidak berperan secarasignifikan terhadap intensi menggunakan jasa homeschooling,ditunjukkan oleh nilai p = 0.183 0.05 sehingga hipotesis tambahan pertama yang menyatakan sikap berpengaruh secara signifikan terhadap intensi ditolak. Sikap merupakan respon positif atau negatif terhadap suatu objek sikap yang dapat mempengaruhi besar kecilnya intensi seseorang untuk melakukan perilaku Ajzen, 2005. Sikap didasarkan pada keyakinan individu terhadap konsekuensi yang dihasilkan oleh suatu perilaku. Kemudian individu juga akan mengevaluasi konsekuensi tersebut, apakah perilaku yang akan dilakukan berakibat positif atau berakibat negatif. Evaluasi positif maupun negatif terhadap suatu perilaku akan mempengaruhi intensi seseorang untuk menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tersebut. Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini, skala sikap lebih diarahkan kepada pengetahuan subjek mengenai manfaat menggunakan jasa homeschooling. Pengetahuan subjek tersebut didapatkan dari hasil elisitasi salient belief yang dilakukan sebelum merancang alat ukur dimana informasi mengenai homeschooling didapatkan dari teman, media cetak, dan media elektronik sehingga terbentuklah kesan-kesan tentang homeschooling. Untuk mengungkap secara jelas mengenai sikap yang dimiliki subjek untuk menggunakan homeschooling, peneliti melakukan wawancara kepada subjek guna melihat bagaimana sikap positif subjek terhadap intensi menggunakan jasa homeschooling. Subjek mengungkapkan bahwa ia ingin menggunakan homeschooling agar dia dan anaknya mempunyai cukup waktu, dan agar waktu luang dia dan anaknya dapat bertemu dan tidak bertabrakan, namun keinginan subjek ini terbentur dengan kemampuan diri subjek yang tidak memiliki biaya yang cukup untuk menggunakan homeschooling. “Kalau keinginan sih ada banget, soalnya saya kan event organizer kerjaannya, jadi saya rasa lebih gampang ketemu anak kalau dia homeschooling, kalau dia sekolah kan pagi sekolah trus malem pasti ngerjain pr, nah saya kadang malem ada event atau pergi nemenin klien, jadinya suka gak ketemu waktunya, karna waktu saya pagi masih belum ada kegiatan eh dianya sekolah. Tapi ya gimana ya, namanya kerja EO pasti event gak selalu ada dan besar uangnya, ini aja udah alhamdulillah bisa cukup. Makanya saya udah pesimis aja takut gak bisa bayar, gitu waktu baca-baca berita di internet kalau homeschooling itu biayanya mahal.” Komunikasi personal, 25 Februari 2015 Sikap konsumen terhadap homeschooling adalah baik. Fungsi manfaat dan pengetahuan mampu membentuk sikap positif responden terhadaphomeschooling. Lebih banyaknya waktu yang akan didapat orangtua bersama anak dan anak yang Universitas Sumatera Utara dapat diperhatikan lebih banyak adalah manfaat yang menonjol dari homeschooling. Pengetahuan akan manfaat dari penggunaan jasa sangat penting bagi konsumen karena dapat mempengaruhi keputusan penggunaan jasa tersebut Sumarwan, 2003. Namun, diantara 3 variabel theory of planned behavior, sikap paling sedikit dapat memprediksi niat individu Weber dan Gillispie, 1998. Sikap tidak dapat memprediksi perilaku penggunaan homeschooling dengan keterlibatan rendah sebaik perilaku penggunaan homeschooling dengan keterlibatan tinggi Assael, 1995, seperti yang dapat dilihat dari wawancara diatas bahwa subjek memiliki sikap yang positif untuk menggunakan jasa homeschooling, tetapi kemampuan diri subjek yang tidak memiliki biaya yang cukup untuk menggunakan homeschooling sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan homeschooling, maka dapat dikatakan bahwa sikap kurang berperan dalam intensi menggunakan jasa homeschooling. 4.4.3. PERAN NORMA SUBJEKTIF TERHADAP INTENSI MENGGUNAKAN HOMESCHOOLING Dalam penelitian ini, norma subjektif tidak berperan signifikan terhadap intensi menggunakan jasa homeschooling, dapat dilihat dari nilai p = 0.086 0.05. Sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis tambahan kedua yang berbunyi norma subjektif berpengaruh terhadap intensi menggunakan jasa homeschooling ditolak. Norma subjektif merupakan persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk menampilkan atau tidak menampilkan perilaku Ajzen, 2005. Tekanan sosial tersebut didapatkan dari significant other berupa orangtua, keluarga, Universitas Sumatera Utara pasangan, teman, serta orang lain yang dianggap berpengaruh oleh individu. Norma subjektif merupakan dinamika dari persepsi individu akan harapan orang lain yang mendorongnya untuk berperilaku tertentu, serta motivasi individu untuk mengikuti harapan orang tersebut. Individu yang menganggap bahwa ia didorong oleh significant other untuk berperilaku tertentu dan ia memiliki motivasi yang tinggi untuk mematuhi apa yang diharapkan significant other tersebut, maka akan besarlah intensi individu untuk menampilkan perilaku. Dalam penelitian ini, skala norma subjektif diarahkan pada orang-orang yang berpengaruh bagi subjek untuk menggunakan jasa homeschooling. Pengetahuan mengenai orang-orang yang berpengaruh ini didapat berdasarkan hasil elisitasi terhadap salient belief yang dilakukan sebelum menyusun alat ukur. Adapun pengaruh yang didapatkan subjek berasal dari pasangan, keluarga, anak, teman, dan juga public figure. Untuk melihat bagaimana peranan norma subjektif tehadap intensi menggunakan jasa homeschooling, peneliti melakukan wawancara interpersonal kepada salah satu subjek. Berdasarkan hasil wawancara, dapat diketahui bahwa orang-orang di sekitar kurang mendukung subjek untuk menggunakan jasa homeschooling, sebaliknya individu justru berniat menggunakan jasa homeschoolingdikarenakan keinginan dari diri sendiri agar anaknya tidak terpengaruh pengaruh buruk teman di sekolah. “Saya sebenarnya pengen ngikutin anak saya homeschooling, saya gak suka pergaulannya di sekolah sama teman-temannya, anak-anak di sekolah itu perkataannya gak semua bagus-bagus dan pantas diucapkan, terakhirnya dibawa anak ke rumah, mungkin di sekolahnya gurunya gak bilang kalau itu gak boleh diucapkan, saya suka sebel sama guru yang pasif begitu, soalnya saya kan guru dek, saya tau gimana di sekolah. Tapi ya gitu dek, Universitas Sumatera Utara gimana saya mau masukin dia homeschooling, lha papanya sama neneknya aja gak ngizinin. ” Komunikasi personal, 24 Februari 2015 Dari hasil wawancara diatas, dapat dilihat bahwa orang-orang di sekitar subjek kurang mendukung subjek untuk menggunakan jasa homeschooling. Selain itu subjek juga mengggunakan jasa homeschoolingkarena faktor personal yang ia miliki bukan karena dorongan orang lain, sehingga dapat dikatakan bahwa norma subjektif kurang berperan dalam intensi menggunakan jasa homeschooling.

4.4.4 PERAN