Hubungan Usia dengan Persepsi

Tidak adanya hubungan antara usia dengan persepsi dimungkinkan karena faktor Frame of Experience yaitu pengalaman yang telah dialami oleh individu Krech, 1962 dalam Rakhmat, 2011. Jika orang yang sudah familiar dengan suatu penyakit maka mereka akan memiliki persepsi yang baik terhadap penyakit tersebut, karena seringnya terpapar pengetahuan atau informasi mengenai penyakit tersebut. Hal ini dibuktikan dengan walaupun responden dengan usia remaja, namun mereka sudah terpapar dengan informasi mengenai filariasis sehingga memiliki persepsi positif terhadap kerentanan sebesar 81,0, keseriusan 85,7, manfaat 71,4, dan hambatan 47,6.

3. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Persepsi

Hasil analisis menggunaka Chi square pada persepsi kerentanan didapatkan p value 0,678, pada persepsi keseriusan didapatkan p value 0,861, pada persepsi manfaat didapatkan p value 0,472, dan pada persepsi hambatan p value 0,751 yang menunjukkan bahwa Ho diterima atau dapat dijelaskan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi masyarakat mengenai kerentanan, keseriusan, manfaat dan hambatan. Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan Kaleta et all, 2009 di Parague dengan sampel 1.056 tingkat pendidikan mempengaruhi persepsi kesehatan, karena dengan pendidikan formal yang tinggi memberikan kemampuan untuk memahami sesuatu dengan lebih baik, sehingga membentuk persepsi yang lebih positif. Penelitian Kaleta et all didukung oleh penelitian yang dilakukan Noviansyah, Kristiani, dan Dewi 2006 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkaat pendidikan dengan persepsi seseorang dan terdapat perbedaan persepsi antara keempat jenjang pendidikan: tidak tamat SD, SD, SLTP maupun SLTA sederajat. Hasil yang berbanding terbalik ini bisa dikarenakan perbedaan jumlah sampel penelitian yang dimana pada penelitian ini lebih sedikit dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan aspek persepsi yang diteliti, pada penelitian ini meneliti mengenai suatu penyakit yaitu filariasis sedangkan pada penelitian Noviansyah, Kristiani, dan Dewi 2006 meneliti mengenai persepsi masyarakat terhadap suatu program jaminan kesehatan, dan juga perbedaan tempat penelitian. Krech 1962 dalam Rakhmat 2011 mengatakan bahwa pendidikan mempengaruhi faktor frame of reference yaitu pengetahuan yang dimiliki masyarakat.Pendidikan yang diambil bukan menjurus kepada jurusan kesehatan maka persepsi mengenai kesehatan akan kurang. Masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi belum tentu mengetahui mengenai penyakit filariasis, sehingga persepsi masyarakat masih kurang mengenai filariasis.

4. Hubungan Pengetahuan dengan Persepsi

Hasil analisis menggunaka Chi square pada persepsi masyarakat mengenai Filariasis didapatkan p value 0,018 yang menunjukkan Ho ditolak atau dapat dijelaskan ada hubungan antara pengetahuan dengan persepsi masyarakat mengenai Filariasis. Hal yang sama juga terdapat pada hubungan pengetahuan dengan persepsi masyarakat mengenai keseriusan penyakit Filariasis didapatkan p value 0,002 yang menunjukkan bahwa Ho ditolak atau dapat dijelaskan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan persepsi keseriusan. Adanya hubungan antara pengetahuan dengan persepsi keseriusan karena 72,2 responden sudah mengetahui bahwa filariasis bukan hanya berdampak pada pembengakan kaki tetapi juga pembengkakan pada alat kelamin dan sebesar 50 responden sudah mengetahui bahwa filariasis dapat menyebabkan kecacatan permanen, sehingga mereka berpersepsi bahwa filariasis termasuk penyakit yang serius.