dilakukan dengan tujuan untuk pengobatan dan sebesar 60 sampai dengan 70 kepatuhan dilakukan untuk tindakan pencegahan.
E. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Persepsi
1. Hubungan Jenis kelamin dengan Persepsi
Hasil analisis menggunaka Chi square pada persepsi keseluruhan didapatkan nilai p value 1,000, sedangkan pada persepsi kerentanan didapatkan p
value 0,684, pada persepsi keseriusan didapatkan p value 0,959, pada persepsi manfaat didapatkan p value 0,819, dan pada persepsi hambatan p value 0,516
dapat dijelaskan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan persepsi masyarakat secara keseluruhan maupun persepsi masyarakat mengenai
kerentanan, keseriusan, manfaat dan hambatan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Green yang dikembangkan oleh Rosentstock 1974 dalam
Harari dan Legge 2001 yang dikenal dengan health belief model mengatakan bahwa faktor sosiodemografi salah satunya adalah jenis kelamin berpengaruh
terhadap persepsi masyarakat. Penelitian mengenai hubungan antara jenis kelamin dengan persepsi
pernah dilakukan oleh Suci 2011 di Makasar, dengan sampel yang diteliti berjumlah 60 orang didapatkan nilai p0,05, dapat dijelaskan bahwa tidak ada
hubungan antara jenis kelamin dengan persepsi sakit pada perawatan. Penelitian Suci didukung oleh Kaleta 2009 di Parague dengan sampel lebih banyak yaitu
1,056 orang menyatakan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan persepsi kesehatan.
Tidak adanya hubungan antara jenis kelamin dan persepsi dimungkinkan karena tidak seimbangnya jumlah responden antara laki-laki dan
perempuan yang dimana jumlah responden laki-laki lebih sedikit dibandingkan
perempuan sehingga laki-laki hanya mendapatkan gambaran yang sedikit mengenai gambaran persepsi sebanyak 40 dibandingkan dengan perempuan
60. Jenis kelamin tidak langsung mempengaruhi persepsi seseorang tetapi
jenis kelamin mempengaruhi salah satu komponen dalam persepsi yaitu komponen afektif atau emosi. Mulyana 2001 mengatakan bahwa emosi
seseorang akan mempengaruhi persepsi seseorang. Laki-laki cenderung bisa mengendalikan emosinya dibandingkan dengan wanita.
2. Hubungan Usia dengan Persepsi
Hasil analisis menggunaka Chi square pada persepsi secara keseluruhan didapatkan p value 1,000, sedangkan pada persepsi kerentanan
didapatkan p value 0,152, pada persepsi keseriusan didapatkan p value 0,409, pada persepsi manfaat didapatkan p tabel 0,792, dan pada persepsi hambatan p
tabel 0,558 yang menunjukkan bahwa Ho diterima atau dapat dijelaskan bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan persepsi masyarakat mengenai kerentanan,
keseriusan, manfaat dan hambatan. Hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Neiss, et all 2009 menyatakan bahwa orang dewasa tua memiliki
persepsi lebih positif dibandingkan dengan dewasa muda. Hasil penelitian mengenai hubungan usia dengan persepsi yang
dilakukan oleh Hayati, Sudiana dan Kristiawati tahun 2014 dengan 113 responden didapatkan bahwa faktor umur tidak berhubungan dengan persepsi
karena persepsi seseorang lebih ditentukan pada pengalaman hidup, observasi sehari-hari dan pengaruh orang disekitarnya. Penelitian tersebut didukung oleh
Suci 2011 di Makasar dengan 60 orang responden bahwa usia tidak berhubungan dengan persepsi sakit.