Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Persepsi

Hasil yang berbanding terbalik ini bisa dikarenakan perbedaan jumlah sampel penelitian yang dimana pada penelitian ini lebih sedikit dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan aspek persepsi yang diteliti, pada penelitian ini meneliti mengenai suatu penyakit yaitu filariasis sedangkan pada penelitian Noviansyah, Kristiani, dan Dewi 2006 meneliti mengenai persepsi masyarakat terhadap suatu program jaminan kesehatan, dan juga perbedaan tempat penelitian. Krech 1962 dalam Rakhmat 2011 mengatakan bahwa pendidikan mempengaruhi faktor frame of reference yaitu pengetahuan yang dimiliki masyarakat.Pendidikan yang diambil bukan menjurus kepada jurusan kesehatan maka persepsi mengenai kesehatan akan kurang. Masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi belum tentu mengetahui mengenai penyakit filariasis, sehingga persepsi masyarakat masih kurang mengenai filariasis.

4. Hubungan Pengetahuan dengan Persepsi

Hasil analisis menggunaka Chi square pada persepsi masyarakat mengenai Filariasis didapatkan p value 0,018 yang menunjukkan Ho ditolak atau dapat dijelaskan ada hubungan antara pengetahuan dengan persepsi masyarakat mengenai Filariasis. Hal yang sama juga terdapat pada hubungan pengetahuan dengan persepsi masyarakat mengenai keseriusan penyakit Filariasis didapatkan p value 0,002 yang menunjukkan bahwa Ho ditolak atau dapat dijelaskan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan persepsi keseriusan. Adanya hubungan antara pengetahuan dengan persepsi keseriusan karena 72,2 responden sudah mengetahui bahwa filariasis bukan hanya berdampak pada pembengakan kaki tetapi juga pembengkakan pada alat kelamin dan sebesar 50 responden sudah mengetahui bahwa filariasis dapat menyebabkan kecacatan permanen, sehingga mereka berpersepsi bahwa filariasis termasuk penyakit yang serius. Hasil penelitian serupa dilakukan Sari tahun 2009 di Semarang dengan 84 responden, menghasilkan nilai p 0,001 bahwa pengetahuan berhubungan dengan persepsi. Penelitian Sari didukung oleh penelitian yang dilakukan Hayati, Sudiana dan Kristiawati tahun 2014 bahwa pengetahuan berhubungan dengan persepsi. Menurut Sekuler dan Blake 1997 dalam Trisnaniyanti, Prabandari, Citraningsih 2010, pengetahuan dapat membentuk pengalaman terhadap persepsi. Pengetahuan membantu mengenali berbagai stimulus yang muncul dan kemudian menjadi persepsi. Hubungan pengetahuan dengan persepsi kerentanan didapatkan p value 0,809, pada persepsi manfaat didapatkan p value 0,392, dan pada persepsi hambatan p value 0,061 yang menunjukkan bahwa Ho diterima atau dapat dijelaskan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan persepsi masyarakat mengenai kerentanan, manfaat dan hambatan.Hal tersebut bisa dikarenakan informasi yang kurang dipahami masyarakat mengenai manfaat dan efek samping dari obat pencegahan filariasis. Ketidakpuasan masyarakat mengenai informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan seperti informasi yang bersifat umum dan kurang dipahami oleh masyarakat dapat mempengaruhi persepsi masyarakat Filip, Bylina, dan Zagorski, 2006. Responden mengatakan bahawa mereka hanya mendapatkan pendidikan kesehatan mengenai filariasis pada saat dibagikan obat pencegahan filariasis, sehingga responden yang tidak mengambil obat tidak mendapatkan pendidikan kesehatan mengenai filariasis.